Imperialisme Jepang
Beberapa usaha Jepang dalam membangun dan memperluas imperiumnya adalah sebagai
berikut.
1. Perang Sino-Jepang pertama (1894-1895).
2. Perang Rusia-Jepang (1904-1905).
3. Jepang menginvansi wilayah jajahan Prancis di Indocina (1941)
4. Jepang membentuk Pakta Tripartit bersama Jerman dan Italia pada September
1940.
Jepang menyerang Pearl Harbour, pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Hawai pada 7
Desember 1941.
Belanda Menyerah Tanpa Syarat kepada Jepang : Pada 8 Maret 1942, Belanda menandatangani
Perjanjian Kalijati yang berisi penyerahan seluruh wilayah kekuasaan Belanda di Hindia Belanda
tanpa syarat kepada Jepang.
Pendudukan Jepang di Indonesia:
Jepang mengaku sebagai saudara tua bangsa Indonesia
Jepang mengijinkan bangsa Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia,
menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan mengibarkan bendera merah putih.
Jepang mengganti semua nama-nama jalan, gedung dengan nama dalam bahasa Jepang.
Jepang membentuk Gerakan 3A
Bidang POLITIK
Mendorong penggunaan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa pengantar dan melarang
penggunaan Bahasa Belanda.
Membentuk kerja sama dengan parah tokoh nasionalis dengan membentuk Gerakan
Tiga A. Mr. Syamsuddin sebagai ketua. Tujuan nya untuk menraik simpati rakyat
Indonesia agar bersedia membantu perjuangan Jepang menghadapi Amerika
Membentuk Badan Pertimbangan Pusat atau Chuo Sangi In pada 1 Agustus 1943.
Membentuk organisasi Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tokohnya yang dikenal
sebagai empat serangkai dengan tujuan memusatkan segala potensi rakyat Indonesia
untuk membantu Jepang melawan Sekutu.
Mengganti Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) menjadi Masyumi pada 1943.
Membentuk Jawa Hokokai atau Himpunan Kebaktian Jawa pada 1 Januari 1944.
Bidang EKONOMI
Menyita asset-aset ekonomi yang penting.
Melakukan pengawasan yang ketat dalam bidang ekonomi
Kebijakan self-sufficiency, wilayah2 yang berada di bawah kekuasaannya harus dapat
memenuhi kebutuhan sendiri.
Setoran wajib,romusa,merosotnya produksi pangan dan kelaparan.
Bidang SOSIAL
Wanita dari Asia dipekerjakan sebagai Wanita penghibur (jugun ianfu).
Jepang menerapkan sistem romusa untuk kepentingan perang.
Bidang KEBUDAYAAN
Sikap disiplin Jepang yang tinggi diterapkan salah satunya dengan seikerei yaitu simbol
penghormatan terhadap kaisar Jepang dengan cara membungkukkan punggung kea rah
matahari.
Melalui Putera (Poetera), misalnya, Sukarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H.
Mas Mansyur membangun dan membangkitkan semangat nasionalisme bangsa
Indonesia yang sempat luntur karena tekanan yang kuat dari pemerintahan kolonial
Hindia Belanda.
Kelompok Pemuda
1. Kelompok pemuda mendapat perhatian khusus dari Jepang. Ada 2 Kelompok
aktif yaitu kelompok yang terhimpun dalam Asrama Ika Daikagu dan
2. Kelompok yang terhimpun dalam Badan Permusyawaratan Perwakilan pelajar
Indonesia.
Perlawanan Bersenjata
Penolakan santri-santri Pondok Pesantren Sukamanah, Singaparna, pimpinan K. H.
Zaenal Mustafa untuk melakukan seikerei.
Peristiwa Indramayu terjadi bulan April 1944 disebabkan adanya kewajiban
menyetorkan sebagian hasil padi dan pelaksanaan kerja rodi kerja paksa atau romusa
yang telah mengakibatkan penderitaan rakyat yang berkepanjangan.
Di bawah pimpinan seorang guru mengaji bernama Tengku Abdul Jalil, rakyat Aceh
melakukan perlawanan terhadap tentara Jepang di Cot Plieng.
Perlawanan Peta berlangsung di Kota Blitar pada 14 November 1944 di bawah pimpinan
seorang komandan peleton bernama Supriyadi.
Bidang Sastra: Hasil karya berkembang seperti contohnya: kami perempuan, djinak-djinak
merpati, Hantu Perempuan (1944),dll
Bidang Kesenian : pusat kebudayaan Keimin Bunka Shidosho (Pusat Kebudayaan) pada 1 April
1943 di Jakarta.
Grup musik yang menghasilkan lagu2: “Kalau padi menguning lagi”, “Majulah putra-putri
Indonesia”, dll.
Bidang Pendidikan: