JAS MERAH
(Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah)
Bahasa Latin mengatakan :
HISTORIA MAGISTRA
VITAE
(Sejarah adalah Guru Kehidupan)
Pendudukan Jepang
10 di Indonesia (1942-1945)
sumber: wikimedia.org
Bagian 1
Imperialisme
Jepang
R e s t o r a s i M e i j i : Aw a l M o d e r n i s a s i d i J e p a n g
Sumber: wikimedia.org
(tuan tanah) yang semakin ketat.
Pada 31 Maret 1854, Komodor Matthew C. Perry
datang dan berhasil memaksa Jepang
menandatangani Perjanjian Kanagawa (1854). Matthew C. Perry
R e s t o r a s i M e i j i : Aw a l M o d e r n i s a s i d i J e p a n g
Sumber: wikimedia.org
untuk menguasai negara-negara lain.
Jepang muncul menjadi negara imperialis baru di dunia.
Kedatangan Jepang
di Indonesia
Faktor Pendorong Jepang menjadi
negara Penjajah
1. Restorasi Meiji telah menjadikan Jepang menjadi negara industri maju dan
negara kuat di bidang militer
2. Mencari bahan baku / bahan mentah untuk industrinya
3. Mencari tempat tinggal bagi penduduknya (Lebensraum) karena pertumbuhan
penduduknya yang pesat
4. Adanya ajaran Hakko I Chiu yang mengatakan Jepang tercipta sebagai bangsa
pemimpin dunia
5. Adanya cita-cita membentuk persemakmuran Asia Timur Raya dan Jepang
sebagai pemimpinnya
Kronologi masuknya Jepang
ke Indonesia
Tanggal 11 Januari 1942 Jepang menyerbu Indonesia, mendarat dan menguasai Tarakan
(Kalimantan Utara) Balikpapan Pontianak Samarinda Banjarmasin
Palembang (Sumatera) Jawa masuk melalui tiga tempat yaitu Teluk Banten, Eretan
Wetan (Cirebon), dan Kragan (Jawa Tengah) Batavia (Jakarta) oleh Belanda dijadikan
Kota Terbuka (tidak dipertahankan) Bandung.
Belanda menyerah kepada Jepang di Kalijati, Subang, ditandatangani Perjanjian Kalijati /
Kapitulasi Kalijati (8 Maret 1942), Belanda diwakili oleh Jenderal Terpoorten sedangkan
Jepang diwakili oleh Jenderal H. Immamura.
Kapitulasi Kalijati merupakan tanda awal Pendudukan Jepang di Indonesia
B e l a n d a M e n y e r a h Ta n p a S y a r a t k e p a d a J e p a n g
Sumber: wikimedia.org
Pada 8 Maret 1942, Belanda menandatangani Perjanjian Kalijati yang berisi penyerahan seluruh
wilayah kekuasaan Belanda di Hindia Belanda tanpa syarat kepada Jepang.
Pendudukan Jepang di Indonesia
Upaya Jepang untuk menarik simpati agar
kedatangannya diterima bangsa Indonesia :
Jepang mengaku sebagai saudara tua bangsa
Indonesia
Jepang mengijinkan bangsa Indonesia untuk
menggunakan bahasa Indonesia, menyanyikan
lagu Indonesia Raya, dan mengibarkan bendera
Sumber: wikimedia.org
merah putih.
Jepang mengganti semua nama-nama jalan,
gedung dengan nama dalam bahasa Jepang.
Jepang membentuk Gerakan 3A
Bagian 3
Kebijakan-Kebijakan
Pemerintah Pendudukan
Jepang di Indonesia
Bidang Politik
Membagi wilayah Indonesia menjadi 3 wilayah pemerintahan militer
Wilayah Indonesia dibagi menjadi 10 keresidenan (syu).
Mengangkat tokoh politik Indonesia ke dalam struktur pemerintahan tetapi jabatan
tertinggi dalam sebuah lembaga tetap dipegang oleh orang Jepang.
Membentuk Badan Pertimbangan Pusat atau Chuo Sangi In pada 1 Agustus 1943.
Membentuk organisasi Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tokohnya yang dikenal
sebagai empat serangkai dengan tujuan memusatkan segala potensi rakyat Indonesia untuk
membantu Jepang melawan Sekutu.
Mengganti Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) menjadi Masyumi pada 1943.
Membentuk Jawa Hokokai atau Himpunan Kebaktian Jawa pada 1 Januari 1944.
Bidang Ekonomi
Sumber: wikimedia.org
Menugaskan polisi rahasia (kempetai) dalam masyarakat Indonesia untuk mengawasi
gerak gerik bangsa Indonesia.
Jepang membentuk berbagai organisasi militer dan semimiliter, di antaranya ada Peta,
Giguyun, Seinendan, Keibodan Barisan Pelopor, Fujinkai. Gakukotai, dan Heiho.
Pemerintahan Militer Jepang di Indonesia
1. Pemerintahan Militer Tentara ke-25 (AD) meliputi daerah
Sumatera berpusat di Bukit Tinggi dipimpin (Gunseikan) oleh
Jenderal Tanabe
2. Pemerintahan Militer Tentara ke-16 (AD) meliputi daerah Jawa
dan Madura berpusat di Batavia (Jakarta) dipimpin (Gunseikan)
oleh Jenderal H Immamura
3. Pemerintahan Militer Armada Selatan ke-2 (AL) meliputi daerah
Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku berpusat di Makassar dipimpin
(Gunseikan) oleh Laksamana Tadashi Maeda
Eksploitasi Jepang terhadap Indonesia
1. Eksploitasi Sumber Daya Alam (SDA)
Hasil pertanian, peternakan, perkebunan, perindustrian, pertambangan, dirampas
oleh Jepang.
Dilaksanakan kebijakan Self-Sufficiency / Sistem Ekonomi Etatisme artinya
setiap daerah harus mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
Penyerahan bahan pangan dan barang-barang berharga melalui : Jawa Hokokai
(Himpunan Kebaktian Jawa), Nagyo Kumiai (Koperasi Pertanian), Kumiai
(Semacam KUD), dll.
2. Eksploitasi Sumber Daya Manusia (SDM)
Romusha (Kerja Paksa)
Kinrohoshi (Kerja Bakti)
Jugun Ianfu (Eksploitasi perempuan sebagai wanita penghibur)
Pembentukan Organisasi Militer dan
Semi Militer
Perjuangan Meraih
Pendudukan Jepang
1. Cara Kooperatif (Bekerjasama dan
memanfaatkan organisasi-organisasi resmi
buatan Jepang)
Perjuangan secara kooperatif dilakukan oleh lembaga-lembaga penting bentukan Jepang
(Gerakan 3A, Putera, Jawa Hokokai, Cuo Sangi In/Badan Pertimbangan Pusat, dll).
Tokoh-tokoh Nasionalis yang duduk melalui lembaga-lembaga ini, mereka menggalang
persatuan untuk meraih kemerdekaan.
Melalui Putera (Poetera), misalnya, Sukarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H.
Mas Mansyur membangun dan membangkitkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia
yang sempat luntur karena tekanan yang kuat dari pemerintahan kolonial Hindia
Belanda.
2 . C a r a N o n - K o o p e r a t i f ( G e r a k a n B a w a h Ta n a h ) :
Perlawanan secara rahasia
Tokoh-tokoh yang melakukan gerakan bawah tanah di antaranya :
Kelompok Kelompok
Soekarni Achmad Soebardjo
Kelompok
Kelompok Pemuda
Sutan Syahrir
3. Perlawanan Bersenjata (Perang)
erbit
untuk melakukan seikerei
erbit
• Perlawanan Peta juga terjadi di berbagai
Indonesia
1. Bidang Politik
a. Organisasi-organisasi Pergerakan Nasional seperti Budi Utomo, PNI,
Parindra, GAPI, dll dilarang dan dibubarkan kecuali MIAI
(Masyumi)
b. Dibentuk organisasi-organisasi resmi untuk kepentingan Jepang
seperti, Gerakan 3A, Putera, Jawa Hokokai, Cuo Sangi In, Peta,
Heiho, dll
c. Para tokoh nasionalis yang dipenjara pada masa penjajahan Belanda
(tahanan politik) dibebaskan
d. Banyak tokoh nasionalis seperti Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta, Moh.
Yamin, Ki Hajar Dewantara, dll yang menggunakan strategi
perjuangan kooperatif (mau bekerjasama dengan Pemerintah
Pendudukan Jepang)
2. Bidang Birokrasi (Pemerintahan)
a. Dibentuk Pemerintahan Militer Jepang di Indonesia yang dibagi menjadi
tiga daerah pemerintahan dan dipimpin oleh Gunseikan (Kepala Daerah
Pemerintahan)
b. Dibentuk susunan pemerintahan daerah berdasarkan UU No. 27 Tahun 1942
dan UU No. 28 Tahun 1942 tentang Pemerintahan Syo (Karesidenan) dan
Syi (Kota Praja) sampai dengan Gumi (Rukun Tetangga/RT)
c. Banyak orang Indonesia yang menduduki jabatan-jabatan tinggi dalam
Pemerintahan seperti : Prof. Dr. Husein Djajadiningrat sebagai Kepala
Departemen Urusan Agama, Soetardjo Kartohadikusumo sebagai Syucokan
(Kepala Pemerintahan Karesidenan) di Jakarta, RMTA Surio sebagai
Syucokan di Banjarnegara, dll.
3. Bidang Militer
Indonesia
Usaha-usaha yang dilakukan Jepang untuk menarik
simpati Bangsa Indonesia agar mau membantu
memenangkan Perang Asia Timur Raya