Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TRI KOMANDO RAKYAT (TRIKORA)


DAN DWI KOMANDO RAKYAT (DWIKORA)
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sejarah Indonesia Masa Awal Kemerdekaan Sampai Demokrasi Terpimpin

Dosen Pengampu :
Miftahul Habib Fachrurozi., S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 5
212171012 | Hilma Shalsabila
212171026 | Dhimas ardiansyah
212171065 | Umu Mahlatusifah
212171081 | Muhammad Faizal
212171084 | Irhamna Fauzulazhim Ruhimat

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2023
KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, Penulis berhasil menyelesaikan


makalah ini berkat pertolongan-Nya dan kerjasama antara anggota kelompok.
Dalam makalah ini, Penulis mengulas mengenai Tri Komando Rakyat (Trikora)
serta Dwi Komando Rakyat (Dwikora), dengan harapan dapat memberikan
kontribusi positif dalam dunia pendidikan. Penulis berupaya menyajikan informasi
baru yang bermanfaat bagi pembaca di bidang pendidikan.

Penulis menyadari adanya kelemahan dalam penulisan makalah ini,


terutama terkait dengan kendala yang Penulis hadapi dalam mencari sumber dan
dalam proses penulisan itu sendiri. Oleh karena itu, Penulis sangat menghargai
kritik dan saran yang membangun guna meningkatkan kualitas penyusunan
makalah di masa yang akan datang. Makalah ini Penulis susun dengan harapan
dapat memberikan manfaat dalam proses pembelajaran, baik bagi pembaca maupun
bagi perkembangan pengetahuan

Tasikmalaya, 04 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB. I ..................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1


2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
3. Tujuan Masalah ...................................................................................................... 2
BAB. II ................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

1. Definisi, Konsep, dan Tujuan ................................................................................. 3


2. Latar Belakang terjadinya .......................................................................................... 9
3. Implementasi dan Dampak Operasi Trikora dan Dwikora.................................. 11
BAB. III ................................................................................................................ 13

PENUTUP ............................................................................................................ 13

1. Kesimpulan ........................................................................................................... 13
2. Saran ..................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

iii
BAB. I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu landasan utama dalam proses
pembangunan suatu bangsa. Dengan berjalannya waktu, pendidikan telah
menjadi pilar esensial yang menggerakkan kemajuan sebuah negara, menggali
potensi manusia, dan memajukan sektor ilmu pengetahuan serta teknologi. Di
dalam konteks sejarah Indonesia, perjalanan panjang pendidikan juga turut serta
dalam perjuangan meraih kemerdekaan dan kedaulatan negara.
Dalam upaya mendalami peran penting pendidikan dalam sejarah
perjuangan kemerdekaan Indonesia, terdapat dua istilah kunci yang memegang
peranan sentral, yaitu Trikora dan Dwikora. Sejarah Indonesia penuh dengan
beragam peristiwa yang menentukan arah perjuangan dan kemerdekaan negara.
Dua peristiwa penting Trikora dan Dwikora, akan menjadi fokus dalam kajian
makalah ini.
Trikora, singkatan dari "Tri Komando Rakyat," yang diperkenalkan pertama
kali oleh Presiden Soekarno pada tahun 1961, adalah sebuah inisiatif untuk
mempertahankan dan merebut Irian Barat (saat ini dikenal sebagai Papua Barat)
dari pemerintahan kolonial Belanda. sedangkan Dwikora merupakan “Dwi
Komando Rakyat” yang merupakan aksi konfrontasi antara Indonesia dengan
malaysia pada tahun 1963 hingga 1966, yang melibatkan berbagai konflik dan
peperangan yang terjadi pada masa itu.
Kedua peristiwa ini memainkan peran kunci dalam membentuk identitas
nasional Indonesia dan berkontribusi besar dalam upaya memperjuangkan serta
mempertahankan kedaulatan negara. Dalam makalah ini, kami akan mengulas
lebih mendalam mengenai Definisi, Konsep, Tujuan latar belakang, serta
dampak sosial, politik, dan pendidikan dari Trikora dan Dwikora. Melalui
pemahaman yang lebih mendalam tentang peran keduanya dalam sejarah
Indonesia, kita akan dapat menghargai perjuangan bangsa dan memberikan
pandangan yang lebih terperinci terhadap proses pembangunan yang lebih cerah
di masa depan.

1
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan kajian Latar Belakang masalah diatas, Penulis Merumuskan
berbagai Rumusan masalah, yaitu sebagai berikut :
1. Apa Definisi, Konsep, dan Tujuan Trikora?
2. Apa Definisi, Konsep, dan Tujuan Dwikora?
3. Bagaimana Latar belakang terjadinya Trikora?
4. Bagaimana Latar Belakang Terjadinya Dwikora?
5. Bagaimana Dampak dan Implementasi dari Trikora dan Dwikora?

3. Tujuan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah dan Rumusan masalah yang telah
dikaji, dapat ditentukan Tujuan dari permasalahan yang dikaji, yaitu sebagai
berikut :
1. Mengetahui dan Memahami Definisi, Konsep, dan Tujuan Trikora
2. Mengetahui dan Memahami Definisi, Konsep, dan Tujuan Dwikora
3. Mengetahui Latar belakang terjadinya Operasi Trikora
4. Mengetahui Latar belakang terjadinya Operasi Dwikora
5. Mengetahui Implementasi dan memahami dampak dari Operasi Trikora
dan Dwikora.

2
BAB. II
PEMBAHASAN
1. Definisi, Konsep, dan Tujuan
1.1. Trikora
Trikora atau Tri Komando rakyat merupakan suatu pristiwa
perjuangan untuk mengambil alih daerah Irian Barat yang sudah direbut
atau di klaim pihak Belanda paska kemerdekaan Republik Indonesia yang
dirancang langsung oleh Soekarno pada tanggal 19 Desember 1961 di
Alun-alun Utara Yogyakarta yang mana Soekarno pada kesempatan ini
sekaligus merealisasikan tahap pertama dari Trikora yakni pembentukan
Komando Operasi yang diberi nama Komando Pembebasan Irian Barat.
Soekarno juga mambentuk Komando Mandala ini dengan mengangkat
langsung Mayor Jendral Soeharto sebagai panglima. Tugas Komando ialah
merumuskan, merencanakan dan menyelenggarakan operasi militer untuk
menggabungkan Papua bagian Barat dengan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Atau juga dapat diartikan sebuah operesi yang dilakukan
disebuah Pantai di Irian Barat yang masih diduduk oleh Belanda
Negosiasi antara Indonesia dan Belanda berlangsung tegang.
Belanda berusaha mengulur waktu dan memberikan tekanan kepada
Indonesia yang saat itu masih lemah, baik secara ekonomi maupun
pertahanan. Belanda berusaha menginternasionalkan isu Irlandia Barat
dengan memanfaatkan pendapat dunia internasional.
Untuk menghadapi taktik Belanda tersebut, Indonesia meningkatkan
berbagai upaya diplomasi untuk menghindari menarik perhatian
masyarakat internasional terhadap usulan internasionalisasi Belanda.
Maka ketika mendapat kesempatan untuk membahas HARM SPADA di
hadapan Sidang Umum PBB XV pada bulan September 1960, Presiden
Soekarno menolak segala upaya Belanda untuk mengatasi masalah Irlandia
Barat tanpa partisipasi Indonesia. Sejak Indonesia berhasil
menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955, posisi
Indonesia di mata dunia internasional semakin diperhitungkan. Kebijakan
luar negeri diperbaiki dan semua personel militer mulai dipasok.

3
Departemen diplomasi akan semakin diperkuat, dan pada saat yang sama
persiapan operasi militer akan direncanakan.
Dengan embargo peralatan militer Amerika, kami mulai melirik ke
Rusia, yang siap membantu kami dengan peralatan militer yang diperlukan.
Diplomasi membutuhkan dukungan dari kekuatan militer di belakangnya
dan merupakan: “Gunboat Diplomacy”. Pada tanggal 17 Januari 1958,
pemerintah memutuskan untuk membentuk Front Pembebasan Irlandia
Barat. Pidato Presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1958 bertajuk
“Tahun Tantangan” dan dengan tegas menyatakan: Jika Belanda harus
menangani persoalan Irlandia Barat, maka berakhirlah seluruh sejarah ibu
kota Belanda dan mitra-mitranya. Imperialisme tentu saja marah dan kaget
dengan keputusan kita, dan kita juga harus mendapatkan kegembiraan
mereka di dunia internasional. Konflik juga merambah ke kehidupan
ekonomi. Pada tanggal 8 Maret 1959, pemerintah Indonesia mengambil
alih seluruh harta milik Belanda di Indonesia dan Hal ini diikuti dengan
nasionalisasi perusahaan swasta Belanda. Pada tanggal 17 Agustus 1960,
Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda yang disusul
dengan penutupan perwakilan Belanda di Indonesia dan penarikan kembali
duta besar Indonesia.
Oleh karena itu Operasi Trikora atau Tri Komando Rakyat ini
memiliki tiga tahapan konsep. pertama ialah operasi Infiltrasi untuk
memasukkan putera daerah dengan bantuan sukarelawan untuk
membangkitkan semangat perjuangan di Irian Barat, tahap kedua ialah
Eksploitasi yang mana untuk mengadakan serangan terbuka terhadap induk
militer lawan dan menduduki semua pos-pos pertahanan musuh yang
penting dan tahap ketiga Konsolidasi yang mana untuk memperkuat
hubungan guna membentuk suatu entitas dalam upaya ini agar busa sama-
sama merebut kembali Irian Barat dan meleburkan klaiman oleh pihak
Belanda.
Tujuan Trikora adalah untuk mendukung penentuan nasib sendiri
rakyat Papua (sekarang Papua dan Papua Barat) dan merebut kembali

4
wilayah tersebut dari pemerintahan Belanda. Berikut penjelasan lebih
detail mengenai tujuan Trikora:
1. Melindungi Kemerdekaan Indonesia: Salah satu tujuan utama Trikora
adalah untuk melindungi dan menjamin kemerdekaan Indonesia yang
baru diperoleh dari penjajahan Belanda pada tahun 1949. Soekarno
menganggap Papua sebagai bagian integral dari wilayah Indonesia dan
ingin melindungi Papua. kedaulatan negara .
2. Memastikan hak untuk menentukan nasib sendiri:Salah satu poin utama
Trikora adalah menekankan hak masyarakat Papua untuk menentukan
nasibnya sendiri. Sukarno berpendapat, masyarakat Papua berhak
memilih apakah ingin tetap berada di bawah kekuasaan Belanda atau
bergabung dengan Indonesia. Inisiatif ini didasarkan pada prinsip
independensi dan hak asasi manusia.
3. Menaklukkan Irlandia Barat (Papua) dari Belanda: Trikora juga
menekankan perlunya merebut kembali wilayah Papua yang masih
berada di bawah kendali pemerintahan Belanda. Sukarno ingin
mengakhiri kehadiran kolonialisme di wilayah tersebut dan
mengintegrasikan Papua dengan wilayah Indonesia. Upaya ini
kemudian melibatkan perjuangan diplomatik, politik dan militer.
Meskipun Trikora menyoroti tujuan-tujuan ini, hal ini juga
merupakan sumber ketegangan internasional. Belanda yang tetap
menganggap Papua sebagai wilayah jajahannya tidak setuju dengan
pendekatan tersebut. Konflik politik dan diplomatik berkembang, dan
situasi menjadi lebih rumit ketika Indonesia mencoba mengambil alih
Papua secara militer pada tahun 1962, yang kemudian dikenal sebagai
Operasi Mandala. Terakhir, Papua secara resmi diserahkan kepada PBB
pada tahun 1962 berdasarkan Perjanjian New York, dan kemudian
ditempatkan di bawah kendali Indonesia pada tahun 1963.
1.2. Dwikora
Dwikora (Dwi Komando Rakyat) merupakan bentuk dukungan
Presiden RI terhadap perjuangan rakyat Kalimantan Utara untuk melawan

5
“neokolonialisme Inggris”. Dwikora dikeluarkan pada tanggal 3 Mei 1964
yang isinya adalah :
1. Tingkatkan ketahanan revolusi Indonesia, dan
2. Bantu perjuangan revolusi rakyat Malaya, Singapura, Brunai,
Sabah, dan Serawak untuk mendekatkan diri, serta gagalkan
Federasi Malaysia

Latar belakang terjadinya Dwikora disebabkan oleh pembentukan


Federasi Malaysia (persekutuan Tanah Melayu, Singapura, Sabah, dan
Serawak) pada tahun 1961. Federasi Malaysia berpotensi membahayakan
keutuhan RI, terutama wilayah-wilayah yang berbatasan langsung dengan
Malaysia. Bahkan, hingga sekarang, akibat dari federasi ini menyisakan
permasalahan teritorial laut antara Indonesia dan Malaysia setelah lepasnya
pulau Sipadan dan Ligitan dari Indonesia.
Operasi Dwikora adalah sebuah konsep peperangan antara
Indonesia dan Semenanjung Malaysia yang terjadi pada tahun 1964. Pada
operasi Dwikora, Indonesia mendapat dukungan dari berbagai negara
seperti Filipina, Tiongkok, Uni Soviet, dan Vietnam. Sedangkan Malaysia
didukung oleh Inggris, Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Amerika
Serikat.
QPada operasi Dwikora, Indonesia mengirimkan 12 batalyon
tempur dengan jumlah pasukan sekitar 4000-15000 orang. Perintah
Presiden Soekarno untuk menyerang Malaysia pun ditindaklanjuti oleh
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dengan menggelar
operasi-operasi militer di sepanjang perbatasan Kalimantan dengan Sabah
dan Sarawak pada tahun 1964. Perang yang terjadi adalah perang bayangan
dan proxy war dimana tidak ada pasukan yang secara resmi dikirim.
Melihat kondisi Kalimantan yang semakin genting, Inggris pun
mengirimkan tentara dari British Special Air Service dan Special Boat
Service yang sangat terkenal di dunia karena keterampilan dan
kemampuannya. Mereka juga mengirimkan pasukan Gurkha untuk
membantu mempertahankan posisi militer Malaysia.

6
Pada akhirnya, karena perang gerilya ini merugikan kedua negara
dan menghabiskan banyak biaya, Indonesia dan Malaysia mulai
memikirkan jalan perdamaian. Selain itu, perekonomian Indonesia saat itu
sedang tidak baik-baik saja. Kebijakan konfrontasi Operasi Dwikora tidak
berakhir hingga masa Orde Baru. Kebijakan luar negeri ini digantikan oleh
kebijakan bertetangga dan kehidupan damai. Soeharto menilai konfrontasi
ini tidak boleh dilanjutkan karena tidak baik bagi bangsa Indonesia. Tanda-
tanda perdamaian muncul setelah perundingan antara Adam Malik dan
Narciso Ramos di Bangkok pada 30 April hingga 1 Juni 1966. Tentunya
operasi Dwikora ini merugikan Indonesia baik dari segi ekonomi, korban
jiwa, maupun diplomasi.
Selama peperangan ini, Soekarno membentuk kabinet Dwikora.
Terhitung sejak tahun 1964-1966, kabinet Dwikora telah berganti formasi
selama tiga kali. Kabinet Dwikora I dibentuk pada tanggal 27 Agustus 1964
dan bertugas hingga 22 Februari 1966. Pada kabinet ini, Soekarno menjadi
panglima tertinggi atau setara dengan Perdana Menteri sementara Dr.
Subandrio menjabat menjadi wakil Perdana Menteri I. Kabinet Dwikora I
memiliki program kerja antara lain Sandang Pangan, Pengganyangan
Malaysia, dan Melanjutkan Pembangunan. Akan tetapi, Kabinet Dwikora I
dianggap gagal karena terlalu fokus pada masalah perebutan Irian Jaya dan
Konfrontasi Malaysia sehingga tidak dapat menstabilkan ekonomi, politik,
dan sosial. Hal ini tercantum dalam Tritura (Tri Tuntutan Rakyat) yang
diprakarsai oleh Gerakan Mahasiswa pada 10 Januari 1965. Pada tahun
yang sama, terjadi tragedi berdarah pada tanggal 30 September 1965 yang
semakin memperjelas bobroknya Kabinet Dwikora I.
Atas kejadian ini, Soekarno pun menanggapinya dengan
perombakan Kabinet Dwikora I menjadi Kabinet Dwikora II pada tanggal
24 Februari 1966. Kabinet Dwikora II juga disebut Kabinet 100 Menteri
karena terdiri dari 109 menteri. Secara struktural kemudian terbagi menjadi
4 (empat) yaitu Presidium/Perdana Menteri, Menteri Kompartimen,
Menteri Negara dan Pejabat lain setingkat menteri atau Pejabat Negara.
Kabinet ini diumumkan pada 21 Februari 1966 dan dilantik tanggal 24

7
Februari 1966. Program kerja kabinet ini bersifat melanjutkan program
kerja kabinet I. Kabinet Dwikora II juga masih mempertahankan menteri-
menteri lawas sembari menambah daftar panjang nama-nama dari kalangan
tentara. Hal ini pun mengundang amarah mahasiswa karena masih banyak
tokoh berhaluan kiri seperti Omar Dhani dan Subandrio menjabat dalam
Kabinet Dwikora II. Demonstrasi dan bentrokan antar mahasiswa pun tidak
dapat terelakkan lagi. Soekarno bahkan mengerahkan Komando Ganyang
Malaysia (Kogam) untuk membubarkan mahasiswa KAMI. Namun,
mahasiswa KAMI tidak gentar dan terus menuntut Soekarno untuk
menyerahkan kekuasaannya.
Di lain sisi, Letjen Soeharto mendesak Soekarno untuk mencopot
benerala menteri dari keseluruhan 132 Menteri yang menjabat dalam
Kabinet Dwikora II. Pada akhirnya, Soeharto berhasil mengantongi Surat
Perintah Sebelas Maret (Super Semar) dan kemudian mencopoti menteri-
menteri simpatisan Soekarno. Kabinet Dwikora II pun dirombak kembali
menjadi Kabinet Dwikora III pada 30 Maret 1966 yang bertugas hingga 25
Juli 1966. Kabinet Dwikora III atau kabinet yang disempurnakan berakhir
masanya selaras dengan berakhirnya pemerintahan Soekarno yang
digantikan oleh Soeharto. Pemerintahan Indonesia pun berubah menjadi
masa Orde Baru dan Kabinet Dwikora digantikan dengan Kabinet
Pembangunan
Dwi Komando Rakyat dibentuk dengan tujuan utama mencegah
munculnya negara boneka Inggris. Negara boneka yang bersangkutan
adalah Federasi Malaysia yang terdiri dari beberapa wilayah di Pulau
Kalimantan. Tujuan lain dibentuknya komando ini adalah untuk
melindungi kedaulatan NKRI. Pulau Kalimantan yang sebenarnya masih
menjadi bagian dari negara Indonesia ini memiliki beberapa negara.
Namun jika Federasi Malaysia terbentuk maka kedaulatan negara
Indonesia juga akan terganggu. Kedua tujuan inilah yang menjadi landasan
kepemimpinan Dwi Rakyat dan operasi militer selanjutnya.

8
2. Latar Belakang terjadinya
1.3. Trikora
Latar belakang pelaksanaan operasi Tri Komanda Rakyat diawali
karena terjadinya ketidakpuasan yang dirasakan oleh Indonesia terkhsusus
Soekarno terhadap hasil Konferensi Meja Bundar tahun 1949, yang dimana
Belanda mengingkari perjanjian KMB tersebut, di mana Irian Barat
seharusnya diserahkan kepada Indonesia. Pemerintah Indonesia yang
diwakili oleh Soekarno merasa bahwa Irian Barat adalah bagian integral
dari wilayah Indonesia dan oleh karena itu, Indonesia menuntut
pengembalian wilayah tersebut untuk kembali kedalam pangkuan ibu
pertiwi. Berbagai upaya-upaya diplomasi yang dilakukan melalui
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengalami berbagai mcaam
kegagalan, Maka dengan begitu Presiden Sukarno Mendeklarisikan sebuah
operasi bernama Tri Komando Rakyat (Trikora) pada tanggal 19 Desember
1961. Deklarasi Komando ini merupakan sebuah efek domino karena
Indonesiaa merasa dipermainkan oleh belanda dan bertekad untuk merebut
Irian barat Secara paksa dari belanda ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Membawakan sang saka merah putih ke tanah Irian.
Untuk melaksanakan dan menyukseskan Operasi Trikora ini,
Presiden Sukarno membentuk Komando Mandala yang terdiri dari
Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Angkatan Darat. Operasi Trikora
kemudian dimulai dengan penyerbuan angkatan bersenjata dengan
pendaratan pasukan Indonesia di pantai utara Irian Barat. Operasi Trikora
akhirnya berhasil mencapai tujuannya dan berakhir pada tanggal 1 Januari
1963 ketika Irian Barat diserahkan kembali oleh Belanda kepada Indonesia.
Keberhasilan operasi ini dianggap sebagai salah satu momen penting dalam
sejarah Indonesia karena berhasil merebut wilayah yang selama ini
dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari wilayah Indonesia.
1.4. Dwikora
Operasi Dwikora berawal dari kebijakan pemerintah Malaysia yang
ingin membentuk Federasi Malaysia (FM) atau lebih dikenal dengan
Persekutuan Tanah Melayu. Pada tahun 1961, Federasi Malaysia menyerap

9
Brueai, Sabah, dan Sarawak ke dalam wilayahnya. Keputusan secara
sepihak yang dilakukan oleh Federasi Malaysia (FM), tidak sesuai dengan
Persetujuan Manila (Persetujuan antara Filiphina, Indonesia, dan
Malaysia). Pada perjanjian tersebut, ketiga negara tersebut sepakat untuk
menggabungkan diri menjadi satu kesatuan yang disebut dengan
Maphilindo.
Gagasan tentang Maphilindo berawal pada saat patriot Philipina
Jose Rizal, membayangkan persatuan masyarakat berumpun asal Melayu.
Banyak kaum nasionalis termasuk orang Filipina menyadari bahwa
sebelum kedatangan orang Eropa, masyarakat Kepulauan Melayu yang
terdiri dari Filipina, Malaysia, Brunei, dan Indonesia saat ini bebas
berdagang satu sama lain dan para pemimpinnya terikat oleh ikatan
kekeluargaan dan hubungan ekonomi. Keluarga kerajaan Manila, misalnya,
menelusuri garis keturunannya hingga ke keluarga kerajaan Brunei. Hal ini
terhapus setelah Konspirasi Magat-Salamat ketika Spanyol mengeksekusi
para pemimpin utama dan mendeportasi yang lainnya ke wilayah yang jauh
seperti Meksiko. Bahkan selama penjajahan Eropa, hubungan antara pulau-
pulau di bawah penjajah Eropa yang berbeda masih berfungsi. Selama
kampanye Spanyol melawan Sultan Kudarat pada tahun 1640, para pejuang
dari Ternate di Maluku bergabung dalam pertempuran melawan Spanyol
(Norizan, 2017).
Presiden Soekarno memandang, bahwa pembentukan Federasi
Malaya (FM) yang sekarang dikenal dengan Malaysia sebagai boneka
Inggris yang membawa misi kolonialisme dan imperialisme dalam bentuk
baru. Presiden Soekarno juga beranggapan bahwa jika Indonesia
berkonsolidasi dengan Malaysia hanya akan menambah kontrol dan
kekuasaan Inggris di Asia Tenggara, lebih jauh posisi ini bisa mengancam
kemerdekaan Inggris. Disisi Filipina, pemerintahnya membuat klaim atas
wilayah Sabah yang juga di klaim Malaysia, dengan alasan Sabah memiliki
hubungan darah (Secara genetik dan sejarah) dengan Filiphina, melalui
Kesultanan Sulu (Kusmayadi, 2017).

10
Sebelumnya Filiphina gagal dalam perundingan dengan Malaysia,
yang intinya membahas tentang wilayah Sabah yang oleh kedua negara di
klaim sebagai tanah wilayahnya. Malaysia menganggap, bahwa Filiphina
mencoba menggunakan hubungan baiknya dengan Indonesia untuk
memberikan tekanan kepada Malaysia untuk kembali berunding, agar bisa
membujuk Malaysia untuk melepaskan wilayah Sabah dan memberikannya
kepada otoritas yang sah (Philipina). Malaysia beranggapan bahwa setiap
kebijakan Philipina yang sehubungannya dengan Malaysia, ada interfensi
Indonesia di belakang. Sebagai contoh, ketika Presiden Macapagai,
mempertimbangkan tindakan untuk mengiktiraf kedaultan Malaysia,
Presiden Macapagai disaat yang sama turut mengingatkan ahli legislatif
Philipina agar mengambil respon atau persetujuan Soekarno. Hal itu
dilakukan untuk menjaga hubungan baik dengan Soekarno (Norizan,
2017).
Merasa terancam akan adanya agresi yang datang dari Indonesia dan
Philipina. Malaysia mencoba meminta bantuan kepada Inggris dan
Amerika. Pihak Inggris menyetujui untuk membantu Malaysia
mempertahankan diri dari ancaman serangan dari Indonesia dan Philipina.
Hal ini dikarenakan Inggris terikat dengan komitmen mengikat di bawah
Perjanjian Pertahanan Anglo-Malayan tahun 1957. Perjanjian persekutuan
Inggris dan Malaysia diperpanjang di bulan November 1961, dimana dalam
perjanjian ini, Inggris berjanji akan melindungi dan mempertahankan
semua negara Melayu. Selain Inggris, Australia dan New Zealand terlibat
dalam perjanjian tahun 1961, yang juga bersedia melindungi Malaysia dari
agresi Indonesia dan Filiphina yang akan datang (Ismail, 2016).

3. Implementasi dan Dampak Operasi Trikora dan Dwikora


Trikora adalah singkatan dari Tri Komando Rakyat, yang merupakan
program tiga komando yang dicanangkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal
19 Desember 1961. Tiga komando tersebut adalah: (1) Menuntaskan Integrasi
Irian Barat; (2) Membubarkan Negara-Negara Boneka di Malaysia; dan (3)
Mengusir Belanda dari Nugini Belanda. Dwikora, singkatan dari Dwi Komando
Rakyat, diluncurkan pada tanggal 25 Juli 1964 oleh Presiden Soekarno sebagai

11
program untuk mempercepat integrasi Irian Barat dan menghadapi konfrontasi
dengan Malaysia.
Implementasi Trikora dan Dwikora sangat berpengaruh dalam sejarah
Indonesia. Trikora berhasil memobilisasi rakyat untuk mendukung integritas
wilayah Indonesia, khususnya Irian Barat. Pada akhirnya, Belanda
menyerahkan kedaulatan Irian Barat kepada Indonesia pada tahun 1963.
Namun, Trikora juga berdampak pada meningkatnya sentimen nasionalisme
dan anti-Barat yang berujung pada penerapan sistem ekonomi dan politik yang
lebih tertutup dan nasionalis.
Dwikora juga memiliki dampak yang signifikan. Program ini berhasil
mempercepat integrasi Irian Barat ke dalam wilayah Indonesia dan
menunjukkan kekuatan Indonesia dalam menghadapi konfrontasi dengan
Malaysia. Namun, Dwikora juga berdampak pada peningkatan pengeluaran
pemerintah untuk persenjataan dan militer, serta memperburuk hubungan antara
Indonesia dan Malaysia. Dalam jangka panjang, Dwikora juga berdampak pada
meningkatnya otoritarianisme di Indonesia dan berkontribusi pada kejatuhan
Soekarno dari kekuasaan pada tahun 1967. Secara keseluruhan, Trikora dan
Dwikora memainkan peran penting dalam sejarah Indonesia dan memiliki
dampak yang kompleks dan beragam pada pembangunan dan stabilitas negara
tersebut.

12
BAB. III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Operasi Trikora dan Dwikora merupakan sebuah bagian penting dalam
sejarah bangsa Indonesia yang memiliki dampak yang sangat besar dalam
perjalanan perjuangan dan pembangunan negara ini. Operasi Trikora, yang
dimulai pada tahun 1961 dengan tujuan utama merebut Irian Barat (Papua
Barat) dari pemerintahan kolonial Belanda, adalah simbol kuat dari tekad
Indonesia untuk menjaga integritas wilayahnya dan mengakhiri era penjajahan
Belanda. Namun perjuangan tidak begitu mulus banyak terjadi berbagai
tantangan pada bangsa Indonesia, yang kemudia keberhasilan datang kepada
Indonesia untuk merebut Irian Barat pada tahun 1963. Hal tersebut merupakan
prestasi luar biasa yang memperkaya sejarah perjuangan kemerdekaan
Indonesia.
Sementara itu, Operasi Dwikora adalah sebuah Konfrontasi dengan
Malaysia, yang berlangsung dari tahun 1963 hingga 1966, Merupakan sebuah
konflik bersenjata dan ketegangan politik antara Indonesia dengan Federasi
Malaysia yang baru terbentuk pada waktu itu oleh Inggris. Konflik ini
dilatarbelakangi dari berbagai perbedaan pandangan politik, ketidakpuasan
Indonesia terhadap pembentukan Malaysia yang dianggap soekarno adalah
sebagai campur tangan kolonial dan imperialis Inggris, serta klaim teritorial
yang melibatkan wilayah Wilayah di Pulau Kalimantan. Peperangan terjadi
antara Angkatan bersenjata Indonesia dengan Malaysia dan Sekutunya. Konflik
ini meruncing dan akhirnya berakhir dengan penandatanganan perjanjian pada
tahun 1966.
Dua operasi ini memberikan kontribusi besar dalam membentuk jati diri
nasional Indonesia dan memperkuat tekad kemerdekaannya. Kedua peristiwa
ini adalah bagian integral dari pembangunan modern Indonesia, dan oleh karena
itu, pemahaman mendalam tentang Operasi Trikora dan Dwikora sangatlah
penting dalam menjaga penghargaan terhadap sejarah perjuangan Indonesia
serta sebagai sumber inspirasi untuk membentuk masa depan yang lebih cerah.

13
2. Saran
Sejarah Indonesia yang sangat kaya dengan peristiwa-peristiwa seperti
Operasi Trikora dan Dwikora adalah cerminan perjuangan panjang dan tekad
luar biasa bangsa ini untuk mencapai kemerdekaan dan kedaulatan dalam
perjalanannnya. Melalui pemahaman mendalam terhadap Operasi Trikora dan
Dwikora, kita dapat memaknai perjalanan menuju masa depan yang lebih baik
untuk bangsa. Saran penulis untuk pembaca adalah untuk menghormati dan
merayakan warisan perjuangan para pahlawan kemerdekaan yang telah
mengorbankan banyak hal demi kemerdekaan Indonesia. Kemudian harus
mengambil inspirasi dari semangat persatuan dan nasionalisme yang tergambar
dalam peristiwa-peristiwa ini. Oleh karena itu, mari kita jaga warisan
perjuangan kita dengan baik, menghormati para pahlawan kita, dan bersatu
dalam mewujudkan visi Indonesia yang lebih maju, adil, dan sejahtera bagi
semua warganya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bupu, Theresia Ngilan. Sumarjiana, Ketut Laba. (2021). OPERASI TRIKORA SEBAGAI UPAYA
MENGEMBALIKAN IRIAN BARAT KE WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 11, Nomor 1, Maret 2021 ISSN 2087-9016, e-ISSN 2685-
4694

Herlambang, S.M. (2006). "Tri Komando Rakyat (Trikora) Perjuangan untuk membebaskan Irian
Barat. Jurnal CSICI. Vol. II

Irshanto, Andre Bagus (2019). DARI KONFRONTASI KE PERDAMAIAN (Hubungan Indonesia–


Malaysia 1963-1966). Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 8, No. 2, 2019

Ismail. (2016). AMERIKA SYARIKAT DAN KONFRONTASI INDONESIA-MALAYSIA 1963-1966. Jebat:


Malaysian Journal of History, Politics & Strategic Studie, 43(1), 3–5.

Kusmayadi, Y. (2017). Politik Luar Negeri Republik Indonesia Pada Masa Konfrontasi Indonesia-
Malaysia Tahun 1963-1966. Jurnal Artefak, 4(1), 23. https://doi.org/10.25157/ja.v4i1.732

Norizan, K. (2017). The Formation of Malysia and the Philippines’ Alternative Plan to Claim
Sabah After its Unsuccessful Irredentism Mission, 1963-1965. Malaysian Journal of
History, Politics and Strategic Studies, 44(July), 180–214.

Ustman AmrullohAl, H. (2015). PERANAN ANGKATAN LAUT MANDALA DAN ANGKATAN UDARA
MANDALA DALAM OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963.
Skripsi: Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

Prinada, Yuda (2021). "Sejarah Operasi Trikora: Latar Belakang, Isi, Tujuan, dan Tokoh". Artikel
Tirto.id from https://tirto.id/sejarah-operasi-trikora-latar-belakang-isi-tujuan-dan-tokoh-
gaV7 (diakses pada 4 September 2023)

15

Anda mungkin juga menyukai