Disusun oleh:
Nama Peneliti:
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya-lah kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang
berjudul “Keharmonisan Keluarga terhadap Kenakalan Remaja (Studi Kasus
Kelas X Agama)”.
Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir kami dan
sebagai salah satu syarat kelulusan. Karya tulis ilmiah ini tentunya tidak lepas dari
bimbingan, masukan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Ade Kurnia S.Ag.MM selaku Kepala Madrasah Aliyah Negeri 5 Jakarta Utara
2. Nurmala, S.Pd, M.Pd selaku Guru Pembimbing penulisan karya tulis ilmiah
3. Orang tua kami
4. Seluruh pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Kami menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami menerima saran dan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat, bagi penulis dan para pembaca
untuk menambah wawasan atau pengetahuan baru.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Kajian Teori 3
B. Tinjauan Pustaka 7
C. Penelitian yang Relevan 11
A. Metode Penelitian 15
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling/Subjek Penelitian (Informan)
15
C. Teknik dan Alat Pengumpul Data 15
D. Analisis Data 16
A. Hasil Penelitian 17
B. Pembahasan 22
BAB V PENUTUP 23
A. Kesimpulan 23
B. Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24
LAMPIRAN 25
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, berikut beberapa rumusan masalah yang
akan kita bahas pada karya ilmiah ini:
1. Bagaimana pengaruh keharmonisan keluarga terhadap kenakalan remaja?
1
2. Bagaimana tingkat kenakalan remaja dan bagaimana pula tingkat
keharmonisan keluarga?
3. Apa dampak terbesar kenakalan remaja karena ketidakharmonisan
keluarga?
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui keharmonisan keluarga dari para remaja di kelas
X Agama.
2. Untuk mengetahui tingkat kenakalan remaja pada siswa di kelas X Agama.
3. Untuk mengetahui dampak terbesar dari perilaku remaja yang nakal.
D. Manfaat penelitian
1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai penambah wawasan bagi pembaca,
2. Memberikan informasi terhadap remaja terkait dengan pengaruh
keharmonisan keluarga terhadap kenakalan remaja.
3. Penelitian ini bisa menjadi bahan pertimbangan dan masukan informasi
terhadap instansi terkait keharmonisan keluarga terhadap kenakalan remaja
2
BAB II
KAJIAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kenakalan remaja
Kenakalan remaja menurut Ahmad Fawaid (2017), adalah masalah
yang tidak jarang terjadi. Sebab di usia pubertas ini, rasa keingintahuan
yang besar dan pencarian jati diri yang tidak terarah dapat membuat anak
remaja menjadi terlibat dalam kenakalan. Pengertian kenakalan remaja
adalah segala perbuatan melanggar aturan dalam masyarakat yang dilakukan
remaja. Fenomena sosial ini sering ditemukan di kalangan pelajar, terutama
pada rentang usia 14-19 tahun.
a) Berikut adalah jenis jenis kenakalan remaja menurut para ahli (Ahmad
fawaid);
Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain
Kenakalan yang menimbulkan korban materi
Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak lain
Kenakalan yang melawan status.
Di Indonesia angka kenakalan remaja pada tahun 2015 mencapai 7762
kasus. Masalah ini tentunya perlu diperhatikan para orangtua yang memiliki
anak remaja
b.) Penyebab kenakalan remaja;
Setelah membahas contoh kenakalan remaja, orang tua juga harus
memahami penyebab perilaku kenakalan remaja bisa disebabkan faktor
dari dalam diri (faktor internal) maupun faktor dari luar (faktor eksternal)
c.) Contoh kenakalan remaja dari faktor internal yaitu sebagai berikut:
Krisis identitas
Kontrol diri yang lemah
Kemalasan
Coba-coba
3
Kurangnya motivasi diri
d.) Contoh kenakalan remaja dari faktor eksternal yaitu sebagai berikut:
Perceraian orang tua
Teman sebaya yang kurang baik
Lingkungan tempat tinggal yang kurang baik
Media sosial
Kurangnya pengawasan dari guru dan orang tua
2. Keharmonisan keluarga
Keharmonisan keluarga adalah suatu keadaan dimana di
dalam keluarga terdapat sikap saling menghormati dan menghargai
anggota keluarga yang lain. Dimana anggota keluarga penuh dengan
ketenangan, ketenteraman, terjalin kasih sayang, saling pengertian, dialog,
dan kerja sama yang baik antara anggota keluarga. Keluarga yang
harmonis adalah keluarga yang dapat menemani seseorang hidup lebih
bahagia, lebih layak, dan lebih tenteram.
a.) Faktor yang memengaruhi keharmonisan keluarga
Menurut Gunarsa (1994), terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi keharmonisan keluarga, yaitu sebagai berikut:
1. Suasana rumah. Suasana rumah adalah keserasian antar pribadi
(antara orang tua dengan anak). Suasana rumah menyenangkan
bagi anak apabila anak melihat ayah dan ibu pengertian. Anak
merasakan orang tua mengerti diri anak, merasakan saudara-
saudara menghargai dan memahami diri anak, serta merasakan
kasih sayang yang diberikan saudara-saudara anak.
2. Kehadiran anak dari hasil perkawinan. Kehadiran seorang anak
akan lebih memperkokoh dan memperkuat ikatan dalam suatu
keluarga, karena anak sering disebut sebagai tali yang
menyambung kasih sayang antara kedua orang tua.
4
3. Kondisi ekonomi. Kondisi ekonomi diperkirakan berpengaruh
terhadap keharmonisan suatu keluarga. Tingkat sosial ekonomi
yang rendah sering kali menyebabkan terjadi suatu permasalahan
dalam keluarga dikarenakan banyak permasalahan yang dihadapi
dan kondisi keuangan keluarga yang kurang memadai.
5
4. Ukuran keluarga. Keluarga yang memiliki ukuran keluarga lebih
kecil atau dalam arti memiliki jumlah anggota keluarga yang lebih
sedikit, mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk
memperlakukan anak secara adil dan lebih baik dalam kedekatan
antara anak dengan orang tua.
6
4. Sikap menerima
Langkah lanjutan dari sikap pengenalan adalah sikap
menerima, yang berarti dengan segala kekurangan dan
kelebihannya, ia seharusnya tetap mendapatkan tempat dalam
keluarga. Sikap ini akan menghasilkan suasana positif dan
berkembangnya kehangatan yang melandasi tumbuh suburnya
potensi dan minat dari anggota keluarga.
5. Peningkatan usaha
Setelah menerima keluarga apa adanya maka perlu
meningkatkan usaha. Yaitu dengan mengembangkan setiap dari
aspek keluarganya secara optimal, hal ini disesuaikan dengan
setiap kemampuan masing-masing, tujuannya yaitu agar tercipta
perubahan-perubahan dan menghilangkan keadaan bosan.
Penyesuaian harus perlu mengikuti setiap perubahan baik dari fisik
orang tua maupun anak.
B. Tinjauan Pustaka
1. Kenakalan Remaja
a) Pengertian kenakalan remaja
Menurut Kartono (2003), kenakalan remaja (juvenile deliquency) ialah
perilaku kejahatan atau kenakalan anak-anak muda yang merupakan gejala
sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan
oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan
bentuk tingkah laku yang menyimpang. Anak-anak muda yang nakal atau
jahat itu disebut pula sebagai anak cacat secara sosial. Mereka menderita
cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada di tengah
masyarakat.
Menurut Willis (2014), kenakalan remaja merupakan suatu perbuatan
yang dilakukan oleh remaja yang melanggar hukum, agama, dan norma-
norma yang berlaku dimasyarakat sehingga dapat menyebabkan kerugian
7
bagi orang lain, mengganggu ketentraman masyarakat umum, termasuk
dirinya sendiri.
b) Aspek-aspek Kenakalan Remaja
Aspek-aspek kenakalan menurut Jensen (dalam Sarwono, 2010), adalah :
a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain, contohnya:
perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain-lain.
b. Kenakalan yang menimbulkan korban materi, misalnya: perusakan,
pencurian, pencopetan, pemerasan dan lain-lain.
c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang
lain,misalnya: pelacuran, penyalahgunaan obat, hubungan seks bebas.
d. Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak
sebagai pelajar dengan cara membolos, minggat dari rumah,
membantah perintah.
8
2. Keberfungsian Keluarga
b) Aspek-Aspek Keberfungsian
Menurut Stinnet (Lestari, 2012) mendefinisikan enam aspek-aspek dari
keberfungsian keluarga, yaitu:
1. Memiliki komitmen, yaitu dalam hal ini keberadaan setiap anggota
keluarga diakui dan dihargai. Setiap anggota keluarga memiliki komitmen
untuk saling membantu meraih keberhasilan, sehingga semangatnya
adalah “satu untuk semua, semua untuk satu
2. Terdapat kesediaan untuk mengungkapkan apresiasi, yaitu setiap orang
menginginkan apa yang dilakukannya diakui dan dihargai, karena
penghargaan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.
3. Terdapat waktu untuk berkumpul bersama, yaitu sebagian orang
beranggapan bahwa dalam hubungan orang tua-anak yang penting terdapat
waktu yang berkualitas, walaupun tidak sering. Namun kuantitas interaksi
orang tua-anak dimasa kanak-kanak menjadi pondasi penting untuk
membentuk hubungan yang berkualitas dimasa perkembangan anak
selanjutnya.
9
4. Mengembangkan spiritualitas, yaitu bagi sebagian keluarga, komunitas
keagamaan menjadi keluarga kedua yang menjadi sumber dukungan selain
keluarganya. Ikatan spiritual memberikan arahan, tujuan, dan perspektif.
Ibarat ungkapan, keluarga-keluarga yang sering berdo’a bersama akan
memiliki rasa kebersamaan.
5. Menyelesaikan konflik serta menghadapi tekanan dan krisis dengan
efektif, yaitu setiap keluarga pasti mengalami konflik, namun keluarga
yang kukuh akan bersama-sama menghadapi masalah yang muncul,
bukannya bertahan untuk saling berhadapan sehingga masalah tidak
terselesaikan. Konflik yang muncul diselesaikan dengan cara menghargai
sudut pandang masing-masing terhadap permasalahan.
6. Memiliki ritme, yaitu keluarga yang kukuh memiliki rutinitas, kebiasaan
dan tradisi yang memberikan arahan, makna, dan struktur terhadap
mengalirnya kehidupan sehari-hari. Mereka memiliki aturan, prinsip yang
dijadikan pedoman. Ritme atau pola-pola dalam keluarga ini akan
memantapkan dan memperjelas peran keluarga dan harapan-harapan
yang dibangunnya.
10
C. Penelitian yang Relevan
11
sebaliknya semakin
rendah keharmonisan
keluarga maka
semakin tinggi tingkat
kenakalan remaja.
12
keluarga terhadap
kesalahan 5% dengan
variabel kenakalan
perhitungan sebagai
remaja sebesar 26,7%
berikut:
sedangkan 73,3%
dipengaruhi oleh
faktor lainnya.
Sebagian besar
keharmonisan
keluarga dan
kenakalan remaja
pada siswa SMK
Nasional Mojosari
berada pada kategori
sedang.
13
kenakalan remaja
maka dan memiliki
korelasi positif hal
tersebut berarti,
semakin tinggi
keharmonisan
keluarga semakin
rendah kenakalan
remaja. Sebaliknya
semakin rendah
keharmonisan
keluarga maka
semakin tinggi
kenakalan remaja.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
15
kami bisa mengamati secara langsung apakah mereka mengisi dengan
benar atau tidak.
2. Teknik pengumpulan data yang kami gunakan adalah penyebaran
kuesioner atau angket. Kuesioner merupakan salah satu teknik
pengumpulan data berupa daftar pertanyaan yang diajukan kepada
sumber data (responden), baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan sumber data. Metode penelitian kuantitatif dapat memberikan
gambaran tentang populasi secara umum. dalam penelitian kuantitatif,
yang disoroti adalah hubungan antar variabel penelitian dan menguji
hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Walaupun uraiannya
juga mengandung narasi atau bersifat deskriptif, sebagai penelitian
korelasional (hubungan), fokusnya terletak pada pejelasan hubungan-
hubungan antarvariabel. Uraian dalam buku ini memberikan
pencerahan intelektual bahwa penelitian akan menambah pengetahuan
manusia, dan dengan penelitian, realitas dapat diungkap dan dimaknai
secara fenomenologis, empiris dan ilmiah.
D. Analisis Data
Analisis data ialah salah satu proses penelitian yang dilakukan
setelah semua data yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan
yang diteliti sudah diperoleh secara lengkap. Tujuan kami melakukan
analisis data adalah untuk mengolah kembali suatu data agar lebih mudah
dipahami, dan untuk mencari sebuah kesimpulan.
16
BAB IV
A. Hasil penelitian
Pada bab kali ini kami akan memberikan hasil dari apa yang kami
teliti tentang pembahasan Pengaruh Keharmonisan Keluarga terhadap
Kenakalan Remaja. Pembahasan hasil penelitian kami dijelaskan melalui
hasil data pertanyaan yang telah dijawab oleh responden. Keharmonisan
keluarga yang baik akan membentuk kepribadian baik, kreatif, mandiri,
serta berprestasi. Sebaliknya keharmonisan keluarga yang buruk atau
rendah dapat mendorong anak ke dalam kenakalan remaja. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui: besar pengaruh keharmonisan keluarga
terhadap kenakalan remaja pada siswa kelas X AGAMA MAN 5
JAKARTA. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang
menjelaskan bahwa kenakalan siswa (remaja) lebih didasarkan pada
pengamatan empiris dari sudut kesehatan mental (remaja) dia.
17
Gambar 1. Screenshot pie chart responden pertanyaan 1
18
Gambar 3. Screenshot pie chart responden pertanyaan 3
19
Gambar 5. Screenshot pie chart responden pertanyaan 5
20
Gambar 7. Screenshot pie chart responden pertanyaan 7
21
Gambar 9. Screenshot pie chart responden pertanyaan 9
B. Pembahasan
22
menjalankan hak dan kewajiban masing-masing, terjalin kasih sayang,
saling pengertian, komunikasi dan kerja sama yang baik antara anggota
keluarga. Keluarga harmonis merupakan tempat yang menyenangkan dan
positif untuk hidup, karena anggota keluarga telah belajar beberapa cara
untuk saling memperlakukan satu sama lain dengan baik. Anggota
keluarga dapat saling mendukung, memberikan kasih sayang dan memiliki
sikap loyalitas, berkomunikasi secara terbuka antara anggota keluarga,
saling menghargai dan menikmati kebersamaan.
BAB V
A. Kesimpulan
23
keberfungsian sosial keluarga dengan kenakalan remaja, artinya bahwa
semakin tinggi keberfungsian social keluarga akan semakin rendah
kenakalan yang dilakukan oleh remaja.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Amaro Dos Santos, Siti Dina Zakiroh. Hubungan antara keharmonisan keluarga
dengan kenakalan remaja di Yayasan Krisis Senter Cahaya Mentari.
Surabaya : Universitas 45. 2016.
24
pada Siswa SMA Utama 2. Bandar Lampung : Universitas Sebelas Maret.
2010.
LAMPIRAN
25
26