0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
80 tayangan2 halaman
Buku ini menjelaskan penemuan struktur DNA oleh Francis Crick dan James Watson pada tahun 1953. Mereka bertemu di Laboratorium Cavendish di Cambridge dan bekerja sama untuk menemukan struktur DNA. Setelah melakukan serangkaian penelitian dan percobaan, mereka akhirnya menemukan bahwa DNA terdiri atas dua rantai heliks yang saling terjalin dan basa-basa pada DNA terletak di dalam rantai. Penemuan ini sangat berpengaruh k
Buku ini menjelaskan penemuan struktur DNA oleh Francis Crick dan James Watson pada tahun 1953. Mereka bertemu di Laboratorium Cavendish di Cambridge dan bekerja sama untuk menemukan struktur DNA. Setelah melakukan serangkaian penelitian dan percobaan, mereka akhirnya menemukan bahwa DNA terdiri atas dua rantai heliks yang saling terjalin dan basa-basa pada DNA terletak di dalam rantai. Penemuan ini sangat berpengaruh k
Buku ini menjelaskan penemuan struktur DNA oleh Francis Crick dan James Watson pada tahun 1953. Mereka bertemu di Laboratorium Cavendish di Cambridge dan bekerja sama untuk menemukan struktur DNA. Setelah melakukan serangkaian penelitian dan percobaan, mereka akhirnya menemukan bahwa DNA terdiri atas dua rantai heliks yang saling terjalin dan basa-basa pada DNA terletak di dalam rantai. Penemuan ini sangat berpengaruh k
Penulis :Paul Strathern Penerjemah :Fransisca Petrajani,S.Psi. Penerbit :Erlangga Tanggal Terbit :25 April 2002 Ukuran :13 x 19 cm Tebal Halaman :108 halaman
Paul Strathern lahir di London. Ia mengajar filsafat dan matematika di Universitas
Kingston. Pada Awal mulanya, ia bekerja sebgai wartawan lepas untuk The Observer, Daily Telegraph, dan Irish Times. Selain itu, ia menulis buku, noel ,dan menjadi penulis perjalanan. Buku serial sukses yang telah ia tulis adalah The Philosoper in 90 Minutes (Edisi Bahasa Indonesia berjudul 90 Menit Bersama Filsuf, direbitkan oleh Penerbit Erlangga,Jakarta). Satu dari lima novel hasil karyanya yang berjudul A Season in Abyssinia, telah memenangkan Somerset Maugham Award. Kini Paul Strathern tinggal di London dan memiliki seorang anak perempuan. Buku ini menceritakan dan memberikan penjelasan tentang sejarah ditemukannya struktur DNA.Penemuan struktur DNA di pertengahan abad ke-20 memunculkan satu bidang sains baru,yaitu biologi molekuler. Struktur DNA diemukan oleh dua orang pemuda yang bernama Francis Crick dan James Dewey Watson.Francis Crick lahir di Northampton pada tahun1916. Ia adalah putra dari pemilik pabrik sepatu setempat yang berhasil memenangkan beasiswa ke Mill Hill,sebuah sekolah di pinggir kota London. Crick mulai melaukan penelitian yang sesungguhnya ketika dia dibawa oleh Unit Dewan Penelitian Medis Cambridge (Chambrige Medical Research Council Unit) ke laboratorium fisika Cavendish yang terkenal di dunia dan meraih hadiah Nobel pada usia 25 tahun. Sedangkan Watson memiliki nama lengkap James Dewey Watson,lahir di Chicago tahun 1928. Dia adalah seorang anak ajaib yang ditemukan oleh seorang produser tv lokal dalam acara Chicago Quiz Kid Show. Pada usia 15 tahun dia mendaftar di Universitas Chicago untuk mempelajari zoologi tetapi kurang tertarik kemudian dia melanjutkan ke Universitas Indiana di Bloomingdale.Crick dan Watson beretmu di Laboratorium Cavendish di Cambridge. Mereka memiliki tujuan yang sama yaitu mereka ingin menemukan struktur DNA. Pada awal pembuatan model struktur DNA, Crick dan Watson berpedoman pada penelitian yang dilakukan Franklin dan Watson tentang kristalografi sinar X serta buku karya Pauling “The Nature of the Chemical Bond”. Namun model struktur yang disusun tersebut mengalami kesulitan yaitu mereka tidak dapat menjelaskan dimana letak basa, diluar ataukah didalam masih belum terjawab. Selain kesulitan tersebut, penelitian mereka juga sempat terhenti hingga menyebabkan Watson untuk menjadi peneliti yang berkaitan tentang struktur virus mosaik tembakau (TMV).Sementara Crick tetap melanjutkan penelitiannya tentang DNA. Berkat saran saran dan penjelasan dari John Griffiths Crick mulai menumukan kunci menuju replikasi DNA. Saat itu Griffiths menjelaskan tentang perhitungannya mengenai basa- Adenin (A),guanin (G), thymine (T) dan cytosine ( C ) bahwa G berpasangan dengan C, dan A berpasangan dengan T. Crick kemudian juga menyatakan bahwa apabila untaian heliks dipisahkan, heliks tersebut dapat menjadi cetakan bagi pembentukan untaian komplementer (pelengkap),yang persis sama dengan untaian awal sebelum dipisahkan. Watson yang kini bekerja penuh pada TMV, mulai menemukan bukti bahwa struktur DNA adalah heliks. Akibat belajar dari kesalahan yang dilakukan oleh Pauling,seorang ahli kimia mengenai ikatan kimiawi DNA serta hasil kerja dari Franklin dengn sinar-X yang terakhir, menyebabkan Watson dengan mudah menemukan berapa banyak rantai heliks yang ada. Watson menyimpulkan bahwa DNA terdiri dari dua untaian heliks yang saling terjalin. Semakin banyak bukti yang dapat Crick dan Watson temukan, meyebabkan penelitian mereka kembali diizinkn lagi untuk membuat model baru DNA di Cavendish. Setelah dilakukan pemikiran dan penelitian yang panjang, mereka menemukan dua fakta baru mengani struktur DNA. Yang pertama yaitu basa-basa pada DNA terletak di dalam. Yang kedua yaitu basa bentuk-keto menyatu dengan kombinasi A-T dan G-C seperti yang disarankan Griffiths, bentuk tersebut ternyata cocok didalam mata rantai. Setelah melakukan serangkaian penyesuaian dan beberapa perubahan, model tersebut barulah lengkap. Pada tanggal 7 Maret 1953, lima minggu setelah mereka membangun model tersebut, Crick dan Witson menyebarkan model DNA kepada rekan-rekannya di Cavendish. Mereka juga menerbitkan karya tulis di Nature yang berjudul Struktur Molekul Asam Nukleat pada tanggal 25 April 1953. Pada tahun 1962, hadiah Nobel dalam bidang pengobatan dihadiahkan secara kolektif kepada Crick,Watson dan Wilkins. Kelebihan dari buku ini adalah buku ini menceritakan dan menjelaskan sejarah terbentuknya struktur DNA secara detail dan sangat lengkap, sehingga pembaca dapat dengan pasti mengetahui setiap proses ditemukannya struktur DNA tersebut. Buku ini juga sudah dicetak dengan menggunakan kertas HVS sehingga saat dibaca enak untuk dilihat dan dibuka lembar tiap lembar halaman. Selain itu juga buku ini memiliki ukuran yang cukup kecil yaitu 13 x 19 cm, sehingga praktik dan mudah untuk dibawa kemana-mana. Kekurangan dari buku ini terletak pada covernya,hal ini dapat dilihat pada gambar pada cover yang tidak menarik serta perpaduan warna pada cover buku yang tidak sesuai. Selain itu gambar yang dapat digunakan sebagai penjelas sangat sedikit sekali. Meskipun begitu buku karya Paul Strathern tersebut sangat cocok sebagai bahan bacaan yang ditujukan bagi para ilmuwan maupun non ilmuwan, sebab penjelasan pada buku ini tidak terlalu banyak menggunakan bahasa ilmia. Jikalau ada bahasa atau istilah yang sulit dipahami maka disediakan pejelasan yang dapat dilihat pada catatan kaki yang terletak di halaman terakhir.