Anda di halaman 1dari 3

MASA PENDUDUKAN JEPANG

No Indonesia Masa Pendudukan Jepang (8 Maret 1942 – 17 Agustus 1945)


1 Kedatangan & Propaganda Jepang
 Jepang pertama kali mendarat di Tarakan – Pontianak - Kaltim (daerah ini kaya akan minyak)
 Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang dalam Perjanjian Kalijati (Penyerahan
dilakukan oleh Jenderal Ter Poorten kepada Jenderal Itoshi Imamura)
 Kedatangan Jepang diterima dan disambut baik oleh bangsa Indonesia. Berikut alasannya:
a. Jepang menyatakan bahwa kedatangannya di Indonesia tidak untuk menjajah, bahkan
bermaksud untuk membebaskan rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda
b. Jepang melakukan propaganda melalui Gerakan 3A (Jepang cahaya Asia, Jepang
pelindung Asia, dan Jepang pemimpin Asia)
c. Jepang mengaku sebagai saudara tua bangsa Indonesia yang datang dengan maksud hendak
membebaskan rakyat Indonesia
d. Adanya semboyan Hakoo Ichiu, yakni dunia dalam satu keluarga dan Jepang adalah
pemimpin keluarga tersebut yang berusaha menciptakan kemakmuran bersama
e. Jepang pada awalnya memperbolehkan rakyat menyanyikan lagu Indonesia Raya &
pengibaran bendera merah putih berdampingan dengan bendera jepang (Hinomaru)
2 Kebijakan Politik Jepang
 Berbeda dengan Belanda yang membatasi ruang gerak para tokoh pergerakan, Jepang justru
merekrut & memanfaatkan para tokoh pergerakan dalam sistem pemerintahannya
 Jepang melarang & membubarkan seluruh organisasi pergerakan, kecuali MIAI (Majelis Islam
A’la Indonesia) karena dianggap anti Belanda
 Sebagai gantinya, Jepang membentuk Organisasi2 politik yang dijalankan oleh tokoh-tokoh
pergerakan yang pro-Jepang. Organisasi2 tersebut antara lain:
1. Gerakan Tiga A (Diketuai Mr. Sjamsuddin): tujuannya untuk menarik simpati rakyat
(dibubarkan karena dianggap kurang efektif)
2. Pusat Tenaga Rakyat/Putera (Dipimpin 4 serangkai: Sukarno, Hatta, Ki Hajar
Dewantara, Kyai Haji Mas Mansyur): tujuannya untuk memusatkan segala potensi rakyat
dalam rangka membantu perang Jepang (dibubarkan karena dianggap lebih
menguntungkan Indonesia)
3. Jawa Hokokai: tujuannya memobilisasi & mengerahkan segala potensi ekonomi-sosial
masyarakat untuk kepentingan perang Jepang
4. Keimin Bunka Shidoso, lembaga pusat kebudayaan Jepang yang didirikan di Indonesia.
 Pendudukan Jepang di Indonesia dibagi dalam tiga wilayah militer, yakni:
1. Pemerintahan Militer Angkatan Darat ke-25 (Tentara Keduapuluhlima), wilayah
kekuasaannya meliputi Sumatra dengan pusat pemerintahan di Bukittinggi
2. Pemerintahan Militer Angkatan Darat ke-16 (Tentara Keenambelas), wilayah
kekuasaannya meliputi Jawa dan Madura dengan pusat pemerintahan di Jakarta
3. Pemerintahan Militer Angkatan Laut II (Armada Selatan Kedua), wilayah kekuasaannya
meliputi Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku dengan pusat pemerintahan di Makassar
 Menurut Undang-Undang No. 27, seluruh Pulau Jawa dan Madura (kecuali kedua koci,
Surakarta dan Yogyakarta) dibagi atas enam wilayah pemerintahan, yaitu:
1. Syu (karesidenan), dipimpin oleh seorang syuco
2. Syi (kotapraja), dipimpin oleh seorang syico.
3. Ken (kabupaten), dipimpin oleh seorang kenco
4. Gun (kawedanan atau distrik), dipimpin oleh seorang gunco.
5. Son (kecamatan), dipimpin oleh seorang sonco.
6. Ku (kelurahan atau desa), dipimpin oleh seorang kuco
3 Kebijakan Jepang dalam bidang ekonomi dan sosial
 Dalam bidang ekonomi, Jepang membuat kebijakan-kebijakan yang pada intinya terpusat pada
tujuan mengumpulkan bahan mentah untuk industri perang. Kebijakan-kebijakan tersebut
adalah:
1. Sistem autarki, yakni rakyat dan pemerintah daerah wajib memenuhi kebutuhan sendiri
untuk menunjang kepentingan perang Jepang
2. Sistem tonarigumi, yakni dibentuk organisasi rukun tetangga (RT) yang terdiri atas 10 - 20
KK untuk mengumpulkan setoran kepada Jepang
3. Jepang memonopoli hasil perkebunan berdasarkan UU No. 22 Tahun 1942 yang
dikeluarkan oleh gunseikan
4. Adanya pengerahan tenaga untuk kebutuhan perang
5. Pengerahan Romusha (pekerja paksa)
6. Perekrutan Jugun Ianfu (budak seks Jepang)
4 Organisasi Militer Bentukan Jepang
 Untuk membangun mentalitas, ditanamkan seiskin atau semangat serta bhusido atau jalan
ksatria yang berani mati, rela berkorban, siap menghadapi bahaya, dan menjunjung tinggi
keperwiraan.
Bentuk-bentuk organisasi kemiliteran yang dibentuk Jepang sebagai berikut:
a) Seinendan, yaitu barisan pemuda yang berumur 14 – 22 tahun
b) Iosyi Seinendan, yaitu barisan cadangan atau seinendan putri.
c) Bakutai, yaitu pasukan berani mati.
d) Keibodan, yaitu barisan bantu polisi yang anggotanya berusia 23 – 35 tahun. Barisan ini di
Sumatra disebut Bogodan dan di Kalimantan disebut Borneo Konon Hokokudan.
e) Hisbullah, yaitu barisan semi militer untuk orang Islam dalam mempertahankan tanah air.
f) Heiho, yaitu pembantu prajurit Jepang yang anggotanya berusia 18– 25 tahun.
g) Jawa Sentotai, yaitu barisan benteng perjuangan Jawa.
h) Suisyintai, yaitu barisan pelopor.
i) Peta (Pembela Tanah Air), yaitu tentara daerah yang dibentuk oleh Kumakichi Harada
berdasarkan Osamu Serei No. 44 tanggal 23 Oktober 1943
j) Gokutokai, yaitu korps pelajar yang dibentuk pada bulan Desember 1944.
k) Fujinkai, yaitu himpunan wanita yang dibentuk pada tanggal 23 Agustus 1943.
5 Dampak Pendudukan Jepang
 Dampak positif:
1. Kemajuan bahasa Indonesia (Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda &
mengintensifkan pemakaian bahasa Indonesia
2. Rakyat Indonesia mendapat latihan militer & penguatan mental
3. Kemajuan di bidang pertanian
4. Bangsa Indonesia telah terbiasa dalam urusan administrasi pemerintahan
 Dampak negatif:
1. Kemiskinan & penderitaan rakyat
2. Banyaknya korban jiwa
3. Kemuduran di bidang perkebunan
4. Kejahatan kemanusiaan (terutama menyangkut wanita & pekerja paksa)
Sumber: www.exposure-magz.com

Anda mungkin juga menyukai