Gerakan 3A
Gerakan ini didirikan untuk mengembangkan propaganda Jepang yang berisi
Jepang sebagai pelindung Asia dari kolonialisme Bangsa Barat, Jepang
pemimpin Asia yang akan membuat Asia mencapai puncak kejayaan dan
Jepang sebagai Cahaya Asia yang akan membuat Asia berjaya di mata dunia.
Untuk meyakinkan bangsa Indonesia maka ditunjuklah Mr. Samsudin sebagai
ketuanya
Pusat Tenaga Rakyat
Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Mas Mansyur, Soekarno, Suwardi
Suryaningrat dan Moh. Hatta. Tujuan dari organisasi ini adalah untuk
membangun dan menghidupkan kembali segala sesuatu yang telah
dihancurkan oleh Belanda.
Jawa Hokokai
Organisasi ini didirikan untuk memacu semangat rakyat Indonesia guna
memberikan baktinya demi kemenangan Jepang dalam Perang Pasifik.
2) Kewajiban merayakan Hari Raya Tencosetsu, yaitu hari lahirnya Kaisar Hirohito.
3) Kewajiban melaksanakan Sekrei, upacara menghormati matahari setiap pagi.
4) Diizinkannya proses Indonesianisasi, seperti penggunaan bahasa Indonesia,
pengibaran bendera merah putih, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
5) Penggunaan tarikh Sumera (tarikh Jepang) menggantikan tarikh Masehi. Waktu itu
tarikh Masehi 1942 sama dengan tahun 2602 Sumera.
a. Perlawanan Kooperatif
Perlawanan jenis ini umumnya dilakukan melalui organisasi-organisasi yang
didirikan oleh Jepang, seperti Gerakan 3A, PUTERA, dan Jawa Hokokai. Para tokoh
Indonesia yang memilih berjuang dengan jalan ini menilai bahwa pemerintahan
Jepang lebih sadis ketimbang pemerintahan sebelumnya.
b. Perlawanan Nonkooperatif
1) Perlawanan ulama
Teungku Hamid dan Teungku Abdul Jalil memimpin perlawanan di Aceh.
K.H. Madriyas memimpin perlawanan di Indramayu.
K.H. Zaenal Mustofa memimpin perlawanan di Singaparna, Tasikmalaya.
2) Perlawanan PETA
Syudanco Supiyadi memimpin perlawanan di Blitar.
Budanco Khusaeri memimpin perlawanan di Cilacap
3) Gerakan bawah tanah
Golongan Amir Sjarifudin yang sangat anti terhadap Fasisme.
Golongan Sutan Sjahrir yang berisi golongan terpelajar.
Golongan Sukarni yang peranannya sangat besar ketika persiapan
proklamasi.
Golongan Ahmad Subardjo yang mendirikan Asrama Muda Indonesia
bergerak dalam bidang pendidikan.
4. Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia
a. Dampak Positif
Berkembangnya proses Indonesianisasi.
Para pemuda Indonesia mendapat pendidikan militer.
Banyak tokoh Indonesia yang diangkat sebagai pejabat tinggi dalam
pemerintahan.
Kesempatan untuk mempersiapkan kemerdekaan.
b. Dampak Negatif
Kelaparan dan kemiskinan
Kerusakan alam
Penderitaan akibat Romusha
MATERI 10
PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
Badan ini dibentuk untuk memberikan saran-saran pada Saiko Shikikan (Kumaikici
Harada) mengenai masalah-masalah pengembangan pemerintahan militer, pendidikan
dan penerangan, industri dan ekonomi, kemakmuran dan bantuan sosial, serta
kesehatan.
b. Pembentukan BPUPKI
Pada 17 Juli 1944, karena kondisi Jepang yang semakin terdesak oleh sekutu
di Perang pasifik, Perdana Menteri Tojo harus rela digantikan oleh Kaiso. Kaiso sadar
bahwa Jepang butuh banyak dukungan dari Indonesia. Untuk itu pada 7 September
1944, dikeluarkan sebuah janji bahwa Indonesia akan diberi kemerdekaan suatu saat.
Janji tersebut kemudian dikenal sebagai Janji Kaiso.
Menindaklanjuti Janji Kaiso tersebut, pada 1 Maret 1945, Kumaikici Harada
membentuk sebuah badan yang diberi nama Dokuritsu Junbi Cosakai atau dikenal
sebagai Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Badan yang diketuai oleh Dr. K.R.T. Radjiman Widyoningrat ini bertugas untuk
menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. Dalam pelaksanaan
tugasnya, BPUPKI tercatat telah mengalami dua kali persidangan.
Sidang pertama dilaksanakan pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 bertempat di
Gedung Chou Shangi In, Jakarta, yang sekarang dikenal sebagai Gedung Pancasila.
Sidang ini mengagendakan tentang usulan dasar negara. Sebanyak 46 orang anggota
BPUPKI yang mengusulkan tentang konsep dasar negara, namun hanya ada tiga
orang saja yang dianggap memenuhi syarat. Ketiga oranf tersebut, yaitu Mr. Muh.
Yamin, Dr. Mr. Supomo, dan Ir. Soekarno. Pada 29 Mei 1945, M. Yamin
mengusulkan tentang lima hal sebagai Asas Dasar Negara Republik Indonesia, yakni:
1) Peri kebangsaan
2) Peri kemanusiaan
3) Peri ketuhanan
4) Peri kerakyatan
5) Kesejahteraan rakyat
Pada 31 Mei 1945, Mr. Supomo mengajukan usulan tentang Dasar Negara Indonesia
Merdeka:
1) Persatuan
2) Kekeluargaan
3) Keseimbangan lahir dan batin
4) Musyawarah
5) Keadilan Rakyat
Keesokan harinya, pada 1 Juni 1945, Ir. Soekarno membacakan pidato
dengan judul Lahirnya Pancasila yang terdiri atas:
1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme dan peri kemanusiaan
3) Mufakat dan demokrasi
4) Kesejahteraan sosial
5) Ketuhanan Yang Maha Esa
Sampai sidang berakhir, BPUPKI belum menentukan mengenai konsep dasar
negara mana yang cocok dan relevan dengan kepribadian Indonesia. Menanggapi
masalah tersebut, akhirnya Dr. Radjiman memutuskan membentuk panitia kecil yang
berjumlah 9 orang dikenal sebagai Panitia Sembilan. Pada 22 Juni 1945, Panitia
Sembilan yang diketuai oleh Soekarno berhasil merumuskan tentang konsep dasar
negara yang dikenal dengan nama Piagam Jakarta. Sidang BPUPKI yang kedua
diselenggarakan pada 10-16 Juli 1945 dengan agenda membahas:
c. Pembentukan PPKI
a. Peristiwa Rengasdengklok
Tanggal 17 Agustus 1945, hari yang ditunggu oleh rakyat Indonesia karena
hari itu bangsa Indonesia telah mencapai puncak perjuangannya melawan penjajahan
bangsa asing. Jalan Pegangsaan Timur No. 56 dijadikan lokasi pembacaan teks
proklamasi dengan pertimbangan keamanan yang lebih terjamin ketimbang dilakukan
di Lapangan Ikada. Tepat pukul 10:00 WIB Soekarno yang didampingi Hatta mulai
membacakan teks proklamasi. Acara berikutnya, pengibaran bendera Merah Putih
yang dilakukan oleh Latief Hendraningrat dan S. Suhud. Bersamaan dengan naiknya
bendera Merah Putih, para hadirin secara spontan menyanyikan lagu Indonesia Raya
tanpa ada yang memimpin. Setelah itu, Suwiryo memberikan sambutan kemudian
disusul sambutan Dr. Muwardi. Sekitar pukul 11.00 WIB, upacara telah selesai.
Setelah itu, Dr. Muwardi menunjuk beberapa anggota Barisan Pelopor untuk menjaga
keselamatan Sukarno dan Moh. Hatta.
Mengenai pembentukan alat kelengkapan negara, PPKI baru bisa membahasnya pada
18-22 Agustus 1945 di Pejambon (sekarang dikenal sebagai Gedung Pancasila). Hasil
rapat PPKI tersebut, antara lain:
Tugas dan kewajiban komite ini tertuang dalam Maklumat Wakil Presiden No.
X tanggal 16 Oktober 1945, yakni sebagai pengganti MPR sementara,
membantu presiden dalam melaksanakan tugas kenegaraannya juga sebagai
penyusun GarisGaris Besar Haluan Negara (GBHN).
Organisasi ini sering dianggap sebagai cikal bakal tentara Indonesia. Awal
didirikannya justru organisasi ini dimasukan menjadi bagian Badan Penolong
Keluarga Korban Perang (BKKP) dengan tugas utamanya memelihara keselamatan
rakyat. Oerip Sumohardjo memprotes keras kebijakan ini. Alasan yang diutarakan
beliau, Indonesia butuh tentara untuk menghadapi sekutu yang akan datang. Atas
berbagai pertimbangan, akhirnya pemerintah mengeluarkan Maklumat No. X tanggal
5 Oktober 1946 tentang pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
MATERI 11
Awalnya, rakyat Indonesia tidak berfikir negatif ketika pasukan AFNEI datang. Akan
tetapi, kondisi berubah setalah diketahui AFNEI membawa serta orang-orang NICA
(Netherlands Indies Civil Administration). Tujuan kedatangan Belanda untuk menjajah
kembali Indonesia membuat rakyat Indonesia menentang dengan perjuangan senjata dan
diplomasi yang melibatkan dunia internasional.
2. Perjuangan Bersenjata
Dalam upaya mempertahankan kemerdekaanya tersebut, salah satu cara yang dilakukan
oleh rakyat Indonesia dengan cara berperang melawan Belanda. Soekarno, selaku
Presiden Indonesia pada saat itu, sebenarnya, tidak menyukai cara ini karena akan
memakan korban jiwa yang banyak dari pihak Indonesia. Adapun beberapa pertempuran
yang dilakukan oleh rakyat Indonesia, antara lain:
3. Perjuangan Diplomasi
Cara kedua yang ditembuh bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya
melalui jalur diplomasi atau berunding. Inilah cara terbaik menurut Soekarno karena
kemungkinan jatuhnya korban jiwa akan lebih sedikit dibanding dengan jalur bersenjata.
Adapun beberapa perundingan yang dilakukan oleh pihak Indonesia dengan Belanda:
A) Perundingan Linggarjati
i. Tokoh yang Terlibat
Sutan Sjahrir (Indonesia)
Schermerhorn (Belanda)
Lord Killearn (penengah dari pihak sekutu)
ii. Hasilnya:
Belanda mengakui secara de facto Negara Indonesia Serikat (NIS)
Wilayah NIS meliputi Sumatera, Jawa dan Madura
Dibentuknya Uni Indonesia Belanda
iii. Dampak:
Sutan Sjahrir dipecat dari Perdana Menteri Indonesia karena dianggap telah
membuat wilayah Indonesia menjadi sempit. Posisi beliau kemudian
digantikan oleh Amir Sjarifuddin.
Peristiwa 3 Juli 1947, Tan Malaka melalui organisasi Persatuan Perjuangan
berhasil menculik Sutan Sjahrir karena dianggap terlalu lemah ketika
menghadapi Belanda.
Agresi Militer Belanda I (AMB I) Setelah mendapatkan sebagian besar
wilayah Indonesia, Belanda masih belum puas. Terbukti pada 21 Juli 1947,
Belanda melakukan serangan ke beberapa kota Indonesia, khususnya Jakarta.
Untuk menghadapi masalah tersebut, pemerintah Indonesia memindahkan ibu
kota ke Yogyakarta.
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) membentuk Komisi Tiga Negara (KTN)
untuk mengatasi konflik Indonesia Belanda. Tugas organisasi ini
mendamaikan konflik Indonesia dan Belanda. Adapun negara yang ditunjuk
PBB untuk menjadi anggota KTN:
- Australia: Richard Kirby
- Belgia: Paul van Zeeland
- Amerika Serikat: Frank Graham.
B) Perundingan Renville
i. Tokoh yang Terlibat
҈ Amir Sjarifuddin, Ali Sastroamidjoyo, H. Agus Salim, J. Leimena, Coa Tik
Ien, dan Nasrun S.H. (Indonesia)
҈ R. Abdulkadir Wijoyoatmojo, Van Vredenbur, P.J. Koets, dan Dr. Soumokil
(Belanda)
҈ Richard Kirby (Australia), Paul van Zeeland (Belgia), dan Frank Graham
(Amerika Serikat) sebagai perwakilan dari KTN
ii. Hasilnya:
҈ Penarikan garis demarkasi IndonesiaBelanda. Wilayah Indonesia hanya
terdiri atas sebagian Sumatera, Banten, dan Yogyakarta.
҈ Pasukan RI yang berada di wilayah pendudukan Belanda harus ditarik.
҈ Diadakan plebisit (pemungutan suara umum di suatu daerah) bagi rakyat di
wilayah pendudukan Belanda
iii. Dampak:
CONTOH SOAL
LATIHAN SOAL
5. Pada malam tanggal 16, sepulang dari Rengasdengklok, rencananya akan diadakan rapat
PPKI, tetapi tidak diperoleh izin dari pemerintah pendudukan Jepang di Jawa.
SEBAB
Pasca kekalahan Jepang dari sekutu dalam Perang Asia Timur Raya, Jepang telah
menjadi alat sekutu.
6. Tanaman yang wajib ditanam oleh masyarakat Indonesia terutama di Jawa pada masa
pendudukan Jepang adalah ....
1. Jarak
2. Tembakau
3. Kapas
4. Nila
7. Dalam sengketa Indonesia-Belanda, Australia mewakili Indonesia dalam Komisi Tiga
Negara karena ...
9. Pada pertengahan November 1945 Kabinet Presidensil pimpinan Sukarno diganti dengan
Kabinet Parlementer di bawah pimpinan Sutan Syahrir dengan alasan agar ....
a. Presiden Sukarno berkonsentrasi dalam tugasnya sebagai kepala Negara.
b. Sutan Syahrir dapat menempatkan kelompok pemuda dalam jajaran kabinet.
c. Pemerintah Belanda mau berunding dengan pemerintah Republik Indonesia untuk
menyelesaikan konflik Indonesia-Belanda.
d. Indonesia tidak dituduh oleh Belanda sebagai negara buatan Jepang.
e. Golongan muda tidak selalu menekan Golongan tua.
10. Setiap penerapan kebijakan pemerinahan pendudukan Jepang terhadap gerakan
kebangsaan Indonesia, diprioritaskan untuk ....
4. Memperoleh simpati