Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PENDUDUKAN JEPANG,PROKLAMASI
KEMERDEKAAN,DAN TERBENTUKNYA PEMERINTAHAN
INDONESIA

GURU MATA PELAJARAN


Susi Susanti
DISUSUN OLEH
Abel Timothy Joshua.S
Adilla Putri Seri Maharani
Jeriko Geraldo Batubara
Anica Riani Indah Putri
Kelas X TKJ 4

SMK NEGERI 7 BATAM


Komp. Koperasi Pemko, Batam Centre, Belian, Kec. Batam Kota, Kota
Batam, Riau
A Pendudukan Jepang di Indonesia (Hindia Belanda)

1. Jepang menyerang Hindia Belanda pada 11 Januari 1942. Belanda menyerah tanpa syarat
di Kalijati, Subang, Jawa Barat, pada 8 Maret 1942. Sejak saat itu, Indonesia menjadi daerah
kekuasaan Jepang.
2. Tujuan Jepang menduduki Hindia Belanda; menguasai sumber daya alam, seperti minyak
bumi, guna mendukung industri dan kampanye perang Jepang.

3. Kedatangan Jepang pada awalnya disambut baik karena diyakini membuka jalan bagi
kemerdekaan. Hal itu didukung beberapa hal sebagai berikut.
•Jepang memperkenalkan diri sebagai saudara tua bangsa-bangsa Asia serta
mempropagandakan gerakan tiga A, yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan
Nippon Pemimpin Asia.
•Jepang berjanji, jika Perang Pasifik dimenangi, bangsa-bangsa di Asia akan mendapat
kemerdekaan.
•Jepang telah membicarakan tentang kemerdekaan secara bertahap kepada bangsa-bangsa
Asia.
• membebaskan para tokoh yang ditahan dan dibuang oleh pemerintah Hindia-Belanda.
• Jepang menjamin kebebasan melakukan ibadah, mengibarkan bendera merah putih
berdampingan dengan bendera Jepang, menggunakan bahasa Indonesia, serta menyanyikan
lagu kebangsaan "Indonesia Raya" bersama lagubkebangsaan Jepang "Kimigayo”
4. Jepang membagi Indonesia menjadi 3 daerah militer, masing-masing dikendalikan oleh
Angkatan Darat (Rikugun) dan Angkatan Laut (Kaigun). Ketiganya berada di bawah
komando panglima besar tentara Jepang untuk wilayah Asia Tenggara yang berkedudukan di
Saigon (Vietnam). Jepang juga mengangkat beberapa tokoh politik Indonesia masuk ke
dalam struktur pemerintahan Jepang, seperti Hussein Djajadiningrat, Sutardjo
Kartohadikusumo, R.M. Soerjo, dan Prof. Soepomo. Dalam sistem pemerintahan,
diperkenalkan sistem baru yang disebut Tonarigumi (sekarang: Rukun Tetangga).
5. Dibentuk juga sepuluh keresidenan yang disebut dengan syu. Setiap keresidenan terdiri
atas kotapraja atau syi, kabupaten atau ken, kawedanan atau gun, kecamatan atau son dan
kelurahan atau ku.
6. Jepang membentuk Romukyokal yang bertugas mencari romusha/tenaga kerja untuk
dipekerjakan di proyek-proyek infrastruktur Semula, romusha mendapatkan upah, tetapi
dalam perkembangannya tidak lagi mendapat upah atau makanan yang dibutuhkan.
7. Dalam sistem pertahanan, dibentuk. lembaga-lembaga semimiliter, seperti Kelbodan
(Barisan Pembantu Polisi), Seinendan (Barisan Pemuda), Fujinkai (Barisan Perempuan),
Heiho (Barisan Cadangan Prajurit), Peta (Pembela Tanah Air), Putera (Pusat Tenaga Rakyat),
Jawa Hokokai, libakutal (Pasukan Berani Mati), Kempetal (Barisan Polisi Rahasia), dan
Gakukotai (Laskar Pelajar). Tujuannya: memenuhi kebutuhan tenaga perang Jepang yang
terlatih demi memenangi Perang Asia Timur Raya. Selain itu, dibentuk pula Barisan Pelopor
(Suishintai).
B. Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia
1. Bidang politik.
Semua organisasi politik. organisasi sosial, dan organisasi keagamaan dibubarkan, diganti
dengan organisasi organisasi bentukan Jepang. Gerak-gerik tokoh pergerakan diawasi secara
ketat melalui. polisi rahasia (Kempitan). Pada 1 Agustus 1943, dibentuk Badan Pertimbangan
Pusat (Chuo Sangi In), yang bertugas memberi masukan terkait masalah politik. Badan ini
dipimpin oleh Sukarno dengan 43 anggota yang semuanya orang Indonesia. Dibentuk juga
Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa) pada 1944 yang bertugas mengumpulkan dana,
beras, ternak, logam mulia, kayu jati.
2. Bidang ekonomi.
Jepang mengendalikan sepenuhnya seluruh aktivitas perekonomian. Contoh: menyita aset-
aset ekonomi yang penting, melakukan pengawasan yang ketat dalam bidang ekonomi,
menerapkan kebijakan self-sufficiency (wilayah-wilayah harus dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri), adanya kebijakan setoran wajib, romusha, merosotnya produksi
pangan, dan kelaparan.
3. Bidang sosial.
Romusha direkrut untuk membangun infrastruktur di Indonesia dan di luar negeri. Banyak
yang meninggal dunia. Selain romusha, direkrut pula para perempuan dari berbagai negara
Asia, termasuk Indonesia, untuk dijadikan perempuan penghibur (jogun lanfu) bagi tentara
Jepang. Sebelumnya, mereka dijanjikan pekerjaan sebagai guru, perawat, atau disekolahkan
ke luar negeri. Kondisi pendidikan lebih buruk. Jumlah sekolah menurun drastis. Meskipun
demikian, Jepang mengharuskan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dan
mata pelajaran wajib. Selain itu, golongan bumiputera berada di atas golongan Eropa dan
golongan Timur Asing, kecuali Jepang.
4. Bidang kebudayaan. Kaisar diyakini sebagai keturunan Dewa Matahari. Memberi hormat
ke arah matahari terbit dengan cara membungkukkan punggung dalam-dalam, atau Seikerei,
adalah simbol penghormatan terhadap kaisar, Lagu, film, drama, buku, karya sastra dipakai
untuk propaganda. Didirikan juga pusat kebudayaan Keimin Bunkel Shidoso, yang digunakan
untuk mengarahkan kegiatan para seniman tidak menyimpang dari kepentingan Jepang. Pers
dikendalikan sepenuhnya.
C. Perjuangan Meraih Kemerdekaan Pada Masa Pendudukan Jepang
1. Perjuangan dengan cara kooperatif Perjuangan secara kooperatif dilakukan oleh tokoh-
tokoh nasionalis yang duduk di lembaga-lembaga penting bentukan Jepang. Melalui
lembaga-lembaga ini, mereka menggalang persatuan untuk meraih kemerdekaan.
2. Perjuangan melalui gerakan bawah tanah. Umumnya dilakukan oleh bangsa Indonesia
yang bekerja pada instansi instansi pemerintahan Jepang. Tokoh-tokoh yang melakukan
gerakan bawah tanah di antaranya kelompok Soekarni, kelompok Achmad Soebardjo, dan
kelompok Sutan Syahrir.
3. Perlawanan Bersenjata. Contoh: perlawanan rakyat Desa Sukamanah di Tasikmalaya pada
1944, yang dipicu penolakan para santri Pondok Pesantren Sukamanah Singaparna pimpinan
K.H. Zaenal Mustafa untuk melakukan seikerei; perlawanan rakyat Indramayu pada 1944,
yang disebabkan kewajiban menyetorkan sebagian hasil padi dan pelaksanaan kerja rodi kerja
paksa (romusha): perlawanan rakyat Aceh pada 1942, di bawah pimpinan Tengku Abdul Jalil
dan Teuku Hamid, yang berawal dari tindakan yang sewenang-wenang Jepang: serta
perlawanan Peta di Blitar di bawah pimpinan Supriyadi pada November 1944, karena
persoalan pengumpulan padi, romusha, dan Heiho secara paksa dan di luar batas
perikemanusiaan. Alasan lainnya, para pelatih militer Jepang merendahkan prajurit-prajurit
Indonesia.
D. Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
1. Sekitar akhir 1944, setelah kedudukannya dalam Perang Pasifik mulai terdesak, Jepang
mengulangi kembali janjinya memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Pada 1
Maret 1945, Jepang mengumumkan dibentuknya Dokuritsu Junbi Coosakai (Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia/BPUPKI). Tugasnya:
menyelidiki berbagai hal terkait aspek politik, ekonomi, pemerintahan, dan hal-hal lain yang
diperlukan bagi pembentukan sebuah negara merdeka. Badan ini diketuai oleh dr. Radjiman
Wedyodiningrat dengan wakil RP. Soeroso dengan anggota berjumlah 60 orang.
2. BPUPKI melakukan sidang pertama dari 29 Mei-1 Juni 1945. Pada hari terakhir, Sukarno
mengemukakan 5 rumusan dasar negara, yaitu:
(1) Kebangsaan Indonesia;
(2) Internasionalisme atau perikemanusiaan;
(3) Mufakat atau demokrasi;
(4) Kesejahteraan sosial;
(5) Ketuhanan Yang Maha Esa
Rumusan ini kemudian diberi nama Pancasila. Oleh Sukarno, Pancasila diringkas menjadi
Trisila, yang terdiri dari sosial nasionalisme, sosial demokrasi, dan ketuhanan. Trisila dapat
diringkas lagi menjadi satu sila atau ekasila, yaitu gotong royong. Menurut Sukarno, dasar
berdirinya sebuah negara adalah dukungan seluruh rakyat secara bergotong royong. Karena
belum sepakat menjadikan Pancasila sebagai dasar negara, BPUPKI membentuk panitia
kecil, yang kemudian disebut Panitial Sembilan, dengan tugas menyelesaikan rumusan dasar
negara serta tujuan dan asas negara Indonesia merdeka.
3.Pada 22 Juni 1945, Panitia Sembilan. Berhasil menyusun dasar Negara, yang kemudian
disebut Piagam Jakarta, yaitu:
(1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya;
(2) Kemanusian yang adil dan beradab;
(3) Persatuan Indonesia;
(4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakdan;
(5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kelak karena tokoh-tokoh dan Indonesia keberatan, sila pertama diubah menjadi:
Ketuhanan yang MahaEsa. Setelah menyelesaikan tugasnya, BPUPKI dibubarkan pada 7
Agustus 1945 dan digantikan dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPK) atau
Dokuritsu Junbi Inkai (ditetapkan pada 9 Agustus 1945). Tugasnya: mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia. 4. Jepang akhirnya tidak berdaya ketika Sekutu menjatuhkan bom
atom atas Kota Hirosima (pada 6 Agustus 1945) dan Kota Nagasaki (pada 9 Agustus 1945).
Secara de facto, dua serangan bom atom tersebut mengakhiri Perang Pasifik (7 Desember
1941-2 September 1945). Namun, penjanjian penyerahan Jepang kepada Sekutu baru
ditandatangani secara resmi (de yure) pada 2 September 1945 di atas kapal USS Missouri, 5.
Pada 9 Agustus 1945, Sukamno dan Moh. Hatta selaku pimpinan PPKI serta Radjiman
Wedyodiningrat terbang ke Dalat, Vietnam atas permintaan Marsekal Terauchi. Seiring
dengan keberangkatan Sukarno dan Hatta, para aktivis pergerakan di tanah air mulai
membicarakan rencana proklamasi. Namun, golongan tua dan golongan muda berbeda
pendapat bagaimana proklamasi itu dilaksanakan: Apakah dengan campur tangan Jepang
ataukah tanpa campur tangan Jepang? 6. Golongan tua memilih yang pertama, golongan
muda memilih yang kedua. Menurut mem golongan tua, belum ada kepastian Jepang sudah
menyerah kepada Sekutu. Sela Selain itu. Jepang toh berjanji akan memberikan kemerdekaan
kepada Indonesia, yaitu tanggal 24 Agustus 1945. Oleh karena itu waktu yang tepat untuk
memproklamasikan mempro kemerdekaan menunggu keputusan PPKI, lembaga bentukan
Jepang. Adapun menurut golongan muda, proklamasi kemerdekaan harus dilaksanakan sesuai
keinginan rakyat Indonesia sendiri, bukan atas usul ataupun persetujuan Jepang. Mereka
menuntut agar proklamasi dilaksanakan tanpa melalui PPKI.
7. Perbedaan pendapat tersebut terjadinya mengakibatkan Peristiwa Rengasdengklok pada 16
Agustus 1945 sekitar pukul 04.00, sejumlah pemuda antara lain Soekarni, Wikana, dan
Chaerul Saleh memaksa membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Karena itu
disebut Peristiwa Rengasdengklok Tujuan mereka adalah untuk memaksa Sukarno da Hatta
melaksanakan proklamasi, sekaligus menghindarkan mereka dari pengaruh Jepang

8. Pada hari yang sama. Jakarta, terjadi kesepakatan antara Wikana yang mewakili golongan
muda dan Achmad Soebardjo yang mewakili golongan tua. Isi kesepakatan adalah bahwa
proklamasi akan dilaksanakan paling lambat tanggal 17 Agustus. Atas kesepakatan tersebut.
Achmad Soebardja bergegas ke Rengasdengklok dan membawa Sukarno dan Hatta kembali
ke Jakarta.

9. Pada malam hari tanggal 16 Agustus, Sukarno dan Moh. Hatta menuju rumah Laksamana
Maeda Tadashi guna melakukan rapat menyiapkan teks proklamasi. Turut bersama mereka
Achmad Soebardjo, Soekami Burhanudin Muhammad Diah (BM. Diah), Sudiro, dan Sayuti
Melik. Sukamo menuliskan naskah proklamasi, Moh. Hatta dan Achmad Soebardjo
menyumbangkan ide, dan Sayuti Melik mengetik ditemani BM. Diah. Setelah diketik, naskah
ditandatangani oleh Sukamo dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Selanjutnya, mereka
merundingkan lokasi pelaksanaan proklamasi. Semula disepakati di lapangan IKADA.
Namun, karena khawatir memicu bentrokan dengan tentara Jepang akhirnya disepakati
dilaksanakan di halaman rumah Sukarno, yaitu di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.

E. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


1. Tanggung jawab keamanan lokasi diserahkan kepada anak buah Cudanco Latief
Hendraningrat. Tiang bendera yang terbuat dari sebatang bambu yang telah disiapkan
oleh Cudanco Suhud ditancapkan di halaman, rumah Sukarno itu. Di tiang sederhana
inilah bendera merah putih yang dijahit oleh ibu Fatmawati akan dikibarkani. Pada
pukul 10.00 WIB, pembacaan naskah proklamasi dimulai Setelah memberikan
pidato pengantar, Sukarno membacakan teks proklamasi, sebagai berikut:
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang
mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan
dalam tempo yang sesingkat-singkatnya
Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun 05 Atas nama bangsa Indonesia Sukarno Hatta
2. Setelah pembacaan teks Proklamasi selesal Sudanco Suhud dan Latief Hendraningrat
didaulat mengibarkan bendera merah putih. Pada saat bendera dikibarkan, semua yang
hadir secara spontan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
3. Makna proklamasi kemerdekaan adalah sebagai berikut.
 Merupakan titik puncak perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan.
 Indonesia terlepas dari belenggu penjajahan.
 Negara Republik Indonesia lahir.
F. Pembentukan Pemerintahan dalam Sidang PPKI (18-22 Agustus 1945)
1. Setelah proklamasi kemerdekaan, PPKImenggelar sidang yang berlangsung dari 18-22
Agustus A. Hari Pertama (18 Agustus: Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 serta
memilih presiden dan wakil presiden Indonesia secara resmi
menganut sistem pemerintahan presidensial. Selain itu, mengesahkan perubahan terhadap
UUD 1945.
b. Hari Kedua (19 Agustus): Pembentukan Kementerian dan Pembagian Wilayah
c. Hari Ketiga (20 Agustus): Membahas tentang Badan Penolong Keluarga Korban Perang
(BPKKP), Juga menghasilkan delapan pasal ketentuan, salah satunya berisi tentang
pembentukan Badan Keamanan Rakyat (8KR).
d. Hari Keempat (22 Agustus): Membentuk Tiga Badan Baru (KNI, PNI, dan BKR).
2. Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) merupakan badan pembantu dan penasehat
Presiden, yang keanggotaannya terdiri dari pemuka pemuka masyarakat dari berbagai
golongan dan daerah termasuk mantan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI), Secara resmi dibentuk pada 29 Agustus 1945, sehingga diresmikan sebagai hari jadi
DPR-RI

Anda mungkin juga menyukai