Anda di halaman 1dari 53

SEJARAH INDONESIA

SUB TEMA
Kedatangan Jepang di Indonesia
Tujuan Jepang ke Indonesia
Propaganda Kebijakan Jepang di Indonesia
Organisasi Buatan Jepang di Indonesia
Menjelang Kemerdekaan Indonesia
KEDATANGAN JEPANG
DI INDONESIA
LATAR BELAKANG JEPANG
DATANG KE INDONESIA
1. Restorasi Meiji  “Negara Kuat, Militer Kuat”
2. Ambisi membentuk Asia Timur Raya di bawah pimpinan Jepang
3. Penyerangan Jerman terhadap Belanda di Eropa membuat krisis di daerah koloni
Kedatangan
“Saudara Tua”
• Adanya hubungan antara M. Hatta dan juga Gatot
Mangkupraja dengan Jepang setelah tahun 1933
• Dukungan keduanya terhadap ide PAN ASIA yang dicetuskan
oleh Jepang
• Ide mengenai kemerdekaan bangsa Asia dari penjajahan sesuai
dengan cita-cita para Tokoh Pergerakan
• Ir. Soekarno bahkan setuju dengan pendapat bahwa saat itu
Jepang dalam posisi lebih kuat dibanding dengan bangsa
Eropa yang ada di Asia
• Tidak adanya respon positif dari Pemerintah Belanda terhadap
Petisi Soetardjo
Kedatangan
“Saudara Tua”
• Setelah Peristiwa Pearl Harbour tahun 1941 Jepang dianggap
sudah tidak terbendung lagi dalam hal kekuatan
• Januari 1942, Tentara Jepang sudah berhasil memasuki daerah
Maluku, mereka datang setealah menghancurkan markas
militer Amerika di Filipina
• Setelah itu mereka langsung menuju Balikpapan
• Februari 1942, Jepang melakukan serangan ke daerah Jawa
• Maret 1942, kemenangan Jepang dalam Perang Pasifik
menunjukan kemampuan Jepang dalam mengontrol wilayah
kekuasaanya
Kedatangan
“Saudara Tua”

• Maret 1942, Jepang berhasil memukul mundur pasukan


Belanda pada pertempuran di Laut Jawa
• 5 Maret, Jepang berhasil menguasai Batavia dan meluas
hingga ke Buitenzorg
• 8 Maret 1942 Jenderal Ter Porten akhirnya menandatangani
penyerahan tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati, Subang
• Belanda akhirnya dapat terusir dan kemudian memindahkan
pemerintahannya ke Australia
8 Maret 1942  Penyerahan kekuasaan kepada Jepang oleh Sekutu di Kalijati,
Subang Jawa Barat (Perjanjian Kalijati)
Tjarda van Starkenborgh Starchouwer (Gubernur Jendral Hindia-Belanda) dan
Jendral Hitoshi Imamura (Koman Gurita Barat) dari Jepang serta Letnan Jendral
Heindrik Ter Poorten (Pnglima Tentara Belanda)
Isi Perjanjian :
1. Belanda menyerahkan seluruh wilayah Indonesia tanpa syarat ke Jepang dan
gencatan senjata natara Belanda dan Jepang Berakhir
2. Jepang akan membentuk pemerintahan militer dengan banyak divisi di Indonesia
KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
JEPANG DI INDONESIA
Bidang Politik
1. Mengizinkan bendera Merah Putih dikibarkan di samping bendera Jepang,
2. Melarang penggunaan bahasa Belanda,
3. Mengizinkan penggunaan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, dan
4. Mengizinkan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Bidang Sosial Budaya
1. Mewajibkan Seikerei
2. Membentuk Keimin Bunka Shidoso
3. Menggunakan Bahasa Indonesia dalam pembelajaran
Bidang Militer
1. Wilayah I, meliputi Pulau Jawa dan Madura diperintah oleh Tentara ke-16 dengan
pusatnya di Batavia (Jakarta).
2. Wilayah II meliputi daerah Pulau Sumatra, diperintah oleh tentara ke-25 dengan
pusatnya di Bukittinggi.
3. Wilayah III meliputi Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Timor, Maluku
diperintah oleh Armada Selatan Kedua dan berkedudukan di Makassar
(Ujungpandang).
Menghibur Para
“Terjajah”
Dengan Penggabungan Filosofi Hakko Ichiu dan Pan Asiatisme,
Jepang mampu untuk mengambil hati para tokoh-tokoh
pergerakan di Asia.

2 Cara yang dilakukan Jepang demi memuluskan jalan mereka


untuk dapat masuk ke wilayah-wilayah di Asia

1. 3 A
1. Jepang Cahaya Asia
2. Jepang Pelindung Asia
3. Jepang Pemimpin Asia

2. Melibatkan Negara “terjajah” dalam Pemerintahan Bentukan


Jepang
TUJUAN JEPANG KE
INDONESIA

1.Menjadikan Indonesia Sebagai Pemasok Bahan Mentah


2.Menjadkan Rakyat Indonesia Sebagai Tambahan Tenaga
Dalam Perang Yang Diikuti Jepang
PEMASOK
BAHAN
MENTAH
▪ Penguasaan
▪ Penyusunan Kembali Perekonomian
▪ Pengawasan terhadap perkebunan kina, karet dan teh
▪ Banyak perkebunan yang dimusnahkan, terutama yang tidak
berhubungan dengan perbekalan perang
▪ Kampanye pengerahan barang dan peningkatan produksi
pangan
EKSPLOIT
ASI SDM
1.Dilatih sebagai prajurit
2.Diambil sebagai romusha dan jugunyanfu
ORGANISASI-
ORGANISASI
BENTUKAN JEPANG
ORGANISASI
KEMASYAR
AKATAN

Gerakan 3A PUTERA MIAI/ Masyumi Jawa Hokokai


GERAKAN 3A
Gerakan Tiga A didirikan pada tanggal 29 April 1942, tepat dengan
Hari Nasional Jepang yakni kelahiran (Tencosetsu) Kaisar Hirohito.
Gerakan ini dipelopori oleh Kepala Departemen Propaganda
(Sendenbu) Jepang, Hitoshi Shimizu. Hitoshi Shimizu menunjuk
tokoh pergerakan nasional, Mr Syamsudin (Raden Sjamsoeddin)
sebagai Ketua.
Gerakan ini meliputi berbagai bidang pendidikan. Bidang
pendidikan dapat memenuhi sasaran untuk menampung pemuda-
pemuda dalam jumlah besar.
PUTERA
Pusat Tenaga Rakyat (disingkat Putera) adalah organisasi yang dibentuk pemerintah
Jepang di Indonesia pada 16 April 1943 dan dipimpin oleh Empat Serangkai, yaitu
Ir. Soekarno, M. Hatta, Ki Hajar Dewantoro, dan K.H. Mas Mansyur. Tujuan Putera
adalah untuk membujuk kaum Nasionalis dan kaum Intelektual untuk mengabdikan
pikiran dan tenaganya untuk kepentingan perang melawan Sekutu dan diharapkan
dengan adanya pemimpin orang Indonesia
Dalam tempo singkat Putera dapat berkembang sampai ke daerah dengan
anggotanya adalah kumpulan organisasi profesi seperti:
Persatuan Guru Indonesia, Perkumpulan Pegawai Pos, Radio, dan Telegraf,
Perkumpulan Istri Indonesia, Barisan Banteng dan Badan Perantara Pelajar
Indonesia, serta Ikatan Sport Indonesia.
MIAI/MASYUMI

Majelis Islam A’la Indonesia merupakan organisasi bentukan Jepang untuk


membendung umat islam agar tidak ikut dalam politik. Pengorganisiran islam oleh
Jepang bertujuan agar lebih mudah dalam memantau pergerakan dari umat islam
Adapun tugas MIAI saat itu yakni:
1. Menempatkan umat Islam pada kedudukan yang layak dalam masyarakat
Indonesia.
2. Mengharmoniskan Islam dengan tuntutan perkembangan zaman.
3. Ikut membantu Jepang dalam Perang Asia Timur Raya.
JAWA HOKOKAI

Himpunan Kebaktian Masyarakat Jawa merupakan perkumpulan yang dibentuk oleh


Jepang pada 8 Januari 1944 sebagai pengganti Pusat Tenaga Rakyat.
Jawa Hokokai merupakan organisasi resmi pemerintah dan berada langsung di
bawah pengawasan pejabat Jepang.
Tujuan pendirian organisasi ini adalah untuk penghimpunan tenaga rakyat, baik
secara lahir ataupun batin sesuai dengan hokosishin (semangat kebaktian).
Adapun yang termasuk semangat kebaktian itu di antaranya mengorbankan diri,
mempertebal persaudaraan, dan melaksanakan sesuatu dengan bukti.
ORGANISASI
SEMI-
MILITER

Barisan
Seinendan Fujinkai Keibodan Hizbullah
Pelopor
SEINENDAN/KORPS PEMUDA
Seinendan dibentuk Jepang dengan tujuan agar pemuda di Indonesia mampu
melindungi tanah airnya sendiri. Meski organisasi ini hanya semimiliter, latihan yang
diberikan juga cukup berat. Di masa lalu, anggota Seinendan sangatlah banyak.
Bahkan mencapai sekitar 500.000 jiwa yang tersebar di Jawa, Sumatra, dan
Kalimantan.
Meski fungsi awal dari Seinendan adalah untuk menjaga tanah air. Jepang punya
misi lain yang tentu saja dirahasiakan. Misi itu adalah menggunakan pemuda yang
berusia 17-24 tahun ini sebagai cadangan untuk peperangan. Saat sekutu masuk
dengan kekuatan yang sangat tinggi, para Seinendan ini bisa berjaga di belakang
agar kekuatan semakin besar.
FUJINKAI/PASUKAN WANITA
Wanita juga berperan besar bagi pertahanan Jepang di Indonesia saat perang dunia
ke-II. Jepang membuat sebuah organisasi bernama Fujinkai yang berisi wanita-
wanita berusia minimal 15 tahun. Mereka akan dilatih oleh Jepang untuk
membangun kesejahteraan masyarakat serta memberikan kursus-kursus bermanfaat
meski dalam lingkup terbatas
KEIBODAN/KORPS
KEWASPADAAN
Berbeda dengan Seinendan, Keibodan lebih banyak berisi pria dewasa dengan umur
sekitar 25-35 tahun. Mereka dilatih militer untuk menjaga desa-desa yang
menjadi base pertahanan Jepang. Mereka dipersiapkan sebagai pasukan yang akan
selalu waspada dengan ancaman dari luar atau pun dalam Indonesia. Setiap ada hal-
hal aneh, Jepang meminta mereka untuk melapor.
Fungsi lain dari Seinendan adalah membantu tugas dari Polisi Jepang. Mereka akan
berpatroli dan melakukan aksi-aksi kombatan yang sangat hebat. Keibodan dibentuk
Jepang di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Selain di Indonesia, Jepang juga membuat
pasukan semimiliter ini Tiongkok dengan nama Kakyou Keibotai.
BARISAN
PELOPOR/SHUISINTEI
Barisan Pelopor berada di bawah naungan Jawa Hokokai. Barisan ini dipimpin
langsung oleh Soekarno. Soekarno juga dibantu oleh RP Suroso, Otto
Iskandardinata, dan Buntaran Martoatmojo. Anggotanya direkrut dari berbagai
kelompok dan latar belakang. Ada yang berpendidikan dan ada yang tak pernah
mengenyam pendidikan. Organisasi ini mengadakan pelatuhan militer. Senjata yang
disediakan sederhana, seperti senapan kayu dan bambu runcing.
HIZZBULLAH
Lasykar Rakyat yang dibentuk karena permintaan dari MIAI/Masyumi untuk
pelatihan kepada santri2 di pondok
Bentuk pelatihan yang di berikan mirip dengan Barisan Pelopor yang membedakan
adalah siapa yg dilatihnya
ORGANISASI
SEMI-
MILITER

PETA Heiho
PETA, PEMBELA TANAH AIR

Pembentukan Heiho dipandang masih kurang memadai oleh pemerintah Jepang kala
itu. Akhirnya berdasarkan instruksi dari Letnan Jendral Kumakichi Harada,
Dibentuklah PETA yang beranggotakan pemuda-pemuda di Indonesia. Berbeda
dengan Heiho yang anggotanya susah naik pangkat dan tidak mungkin memiliki
jabatan tinggi, PETA mengizinkan anggotanya mendapatkan jabatan tinggi hingga
setingkat perwira.
Kebebasan ini membuat PETA menjadi sangat diminati hingga anggotanya meledak
mencapai 57.000 orang. Tentara PETA juga dilatih secara maksimal oleh Jepang
untuk berperang.
HEIHO/PASUKAN PEMBANTU
PRAJURIT JEPANG
Heiho adalah pasukan yang sengaja dibentuk Jepang untuk membantu pasukan
Angkatan Laut, Darat dan Kepolisian ketika sekutu datang. Pemuda berusia 17-25
tahun yang sehat secara jasmani dan rohani dilatih dan dididik ala militer Jepang
agar bisa berperang. Mereka dimasukkan ke kamp militer dan ditekan hingga
mencapai batas tertinggi dai kekuatan fisik dan mentalnya.
Setelah menjalani latihan yang sangat ketat. Pasukan ini akan dipekerjakan seperti
layaknya pasukan Jepang, Mereka akan berpatroli, dan berperang karena sudah
diajarkan menggunakan senjata dengan benar. Anggota Heiho yang berhasil direkrut
oleh Jepang kala itu sebanyak 42.000 orang.
MENJELANG
KEMERDEKAAN
INDONESIA
JANJI KEMERDEKAAN
KEPADA INDONESIA
Pada tanggal 7 September 1944, Perdana Menteri Jepang, Koiso, dalam sidang
parlemen mengatakan bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada
Indonesia
Tahun 1944 dengan jatuhnya Saipan dan dipukul mundurnya angkatan perang Jepang
oleh angkatan perang Serikat dari Papua Nugini, Kepulauan Salomon dan Kepulauan
Marshall, maka seluruh garis pertahanan di Pasifik mulai bobol dan kekalahan Jepang
semakin nyata
BADAN PENYELIDIK USAHA-
USAHA KEMERDEKAAN
INDONESIA
1 Maret 1945 Letnan Jendral Kumakici Harada mengemumkan pembentukan Badan
penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dalam
bahasa Jepangnya Dokoritsu Dzunbi Cosakai
Tujuan dari pembentukan BPUPKI ialah memikirkan dan merancangkan segala
sesuatu menyangkut kemerdekaan Indonesia dikemudian hari. Pembentukan
BPUPKI yang dilakukan oleh Jepang, Jepang juga mempunyai tujuan untuk
mendapat simpati dan mengambil hati rakyat Indonesia untuk membantu angkatan
perang Jepang di perang Asia Pasifik dengan Sekutu.
1. Pada tanggal 29 April 1945, BPUPKI resmi dibentuk bertepatan pada hari ulang
tahun Temo Hika atau hari raya Tentyoo Setsu.
2. BPUPKI beranggotakan 67 orang yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden
Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat dengan wakil ketua Ichibangase
Yosio (orang Jepang) dan Raden Pandji Soeroso.
3. Pada tanggal 28 Mei 1945, dilangsungkan upacara persemian BPUPKI bertempat
di Gedung Chuo Sang In, jalan Pejambon Jakarta (sekarang Gedung Departemen
Luar Negeri).
SIDANG PERTAMA BPUPKI 29
MEI 1945- 1 JUNI 1945
Guna mendapatkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-benar
tepat, maka agenda acara dalam masa persidangan BPUPKI yang pertama ini adalah
mendengarkan pidato dari tiga orang tokoh utama pergerakan nasional Indonesia,
yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara Republik Indonesia itu adalah
sebagai berikut:
Moh. Yamin Supomo Soekarno
 
No 29 Mei 1945 31 Mei 1945 1 Juni 1945
1 Peri kebangsaan Persatuan Kebangsaan
Internasionalisme atau
2 Peri Kemanusiaan Kekeluargaan
perikemanusiaan

3 Peri Ketuhanan Keseimbangan lahir dan batin Mufakat dan Demokrasi

4 Peri Kerakyatan Musyawarah Kesejahteraan sosial


5 Kesejahteraan Rakyat Keadilan Rakyat Ketuhanan
Tanggal 1 Juni 1945 merupakan rapat terahir dalam sidang BPUPKI yang pertama. Pada kesempatan itulah
Sukarno mengucapakn pidatonya yang kemudian dikenal dengan nama “Lahirnya Pancasila”. Dengan
berahirnya rapat tanggal 1 Juni, maka selesailah seluruh persidangan pertama BPUPKI. Selama itu tidak
menghasilkan suatu kesimpulan perumusan. Sidang berlangsung hanya mendengar pandangan umum
dari pembicara-pembicara yang mengusulkan rumusan dasar negara bagi Indonesia merdeka. Setelah
persidangan itu selesai diadakanlah masa rsese satu bulan lebih.
Sebelum memasuki masa reses, BPUPKI telah membentuk suatu panitia kecil yang anggotanya antara lain:
1. Ir .Sukarno (Ketua)
2. Drs. Mohammad Hatta
3. Sutardjo Hadikusomo
4. Wachid Hasyim
5. Ki Bagus Hadikusomo
6. Otto Iskandardinata
7. M.Yamin
8. A.A Maramis
LAHIRNYA PIAGAM JAKARTA
Panitia Sembilan
1. Ir. Sukarno
2. Drs. Mohammad Hatta
3. A.A Maramis
4. Abikusno Tjokro Soejoso
5. Abdul Kahar Muzakir
6. H. Agus Salim
7. Ahmad Surbadjo
8. Wahid Hasyim
9. Mohammad Yamin
Rumusan Panitia Sembilan kemudian diberi nama Jakarta Charter atau Piagam
jakarta. Rumusan dasar negara Indonesia Merdeka berbunyi:
1. Ketuhanan degan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijkasanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
SIDANG KEDUA BPUPKI 10
JULI-17 JULI 1945
Hasil Rapat 10 Juli 1945
Panitia Perancang Undang Undang Dasar
Diketuai oleh Ir. Soekarno dengan 18 anggotanya
Tim Pembela Tanah Air
Diketuai oleh Abikusono Tjokrosoejoso dengan 22 anggotanya
Badan Keuangan dan Perekonomian
Diketuai oleh Drs.Mohammad Hatta dengan 22 anggotanya
Panitia Penghalus Bahasa
Terdiri dari Husein Djajaningrat, H.Agus salim, dan Supomo
Hasil Sidang 11 Juli 1945
Panitia Perancang Undang-Undang Dasar secara bulat menyetujui isi Prembule yang diambil dari Piagam
Jakarta
Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar
1. Supomo (Ketua)
2. Wongsonegoro
3. Ahmad Subarjo
4. A.A Maramis
5. R.P Singgih
6. Agus Salim
7. Sukiman
Hasil perumusan panitia kecil disempurnakan bahasanya oleh “Panitia Penghalus
Bahasa” yang terdiri Husein Djajaningrat, H. Agus salim, dan Supomo. Hasil sidang
BPUPKI kedua pada tanggal 14 Juli 1945 yaitu”
1. Pernyataan Indonesia Merdeka
2. Pembukaan Undang-Undang Dasar
3. Batang Tubuh UUD

Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan Jepang.


9 AGUSTUS 1945
SOEKARNO, HATTA, RADJIMAN  HO CHI MINH, VIETNAM  JENDERAL TERAUCHI 
JANJI MERDEKA 24 AGUSTUS 1945

PERISTIWA LAIN :
6 AGUSTUS 1945 : BOM ATOM HIROSHIMA (LITTLE BOY)
9 AGUSTUS 1945 : BOM ATOM NAGASAKI (FAT MAN)
14/15 AGUSTUS 1945 : JEPANG MENYERAH KEPADA SEKUTU

RENGKASDEGKLOK
TANGGAL : 16 AGUSTUS 03.00 WIB
KEJADIAN : PENCULIKAN OLEH GOL. MUDA
TUJUAN : UNTUK MEMPERCEPAT KEMERDEKAAN AGAR TAK TERPENGARUH JEPANG
PERISTIWA
RENGASDENGKLOK
Peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda antara lain Soekarni,
Wikana, Aidit dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng 31" terhadap Soekarno
dan Hatta
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00. WIB, Soekarno dan
Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar
mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,sampai dengan
terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta
Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan
dilaksanakan terutama setelah Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Pasifik.
Shodancho Singgih (perwira PETA dari Daidan I Jakarta) yang memimpin
penculikan dwitunggal Soekarno-Hatta menuju Rengasdengklok
PERISTIWA PROKLAMASI
Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari.
Teks proklamasi ditulis di ruang makan laksamana Tadashi Maeda Jalan Imam
Bonjol No 1.
Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan
Achmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri.
Di ruang depan, hadir B. M. Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan Soediro.
Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik atas saran dari B.M. Diah
Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56
telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti.
Acara dimulai pada pukul 10.00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan
disambung pidato singkat tanpa teks.
Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan,
disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil wali kota Jakarta saat itu dan
Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed bertugas untuk
mengibarkan bendera Merah Putih
Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.
PANITIA PERSIAPAN
KEMERDEKAAN INDONESIA
Untuk menindaklanjuti hasil kerja BPUPKI, Jepang membentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 9 Agustus 1945.

PPKI pada awalnya beranggotakan 21 orang yang mewakili seluruh lapisan


masyarakat Indonesia. Mereka terdiri atas 12 orang wakil dari Jawa, 3 orang wakil
dari Sumatera, 2 orang wakil dari Sulawesi, dan seorang wakil dari Sunda Kecil,
Maluku serta penduduk Cina.
SIDANG PERTAMA 18
AGUSTUS 1945
Sidang 18 Agustus 1945
1. Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Memilih dan mengangkat Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Mohammad Hatta
sebagai Wakil Presiden.
3. Tugas Presiden sementara dibantu oleh Komite Nasional Indonesia Pusat sebelum
dibentuknya MPR dan DPR.
SIDANG KEDUA 19 AGUSTUS
1945
PPKI mengadakan sidang kedua pada tanggal 19 Agustus 1945.
1. Membentuk 12 Kementerian dan 4 Menteri Negara
2. Membentuk Pemerintahan Daerah. Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi yang
dipimpin oleh seorang gubernur.
KABINET PRESIDENSIAL PERTAMA
NO NAMA JABATAN
1 Achmad Soebardjo Menteri Luar Negeri
2 Wiranatakoesoema V Menteri Dalam Negeri
3 Soeprijadi Menteri Keamanan Rakyat
4 Soepomo Menteri Kehakiman
5 Amir Sjarifuddin Menteri Penerangan
6 Samsi Sastrawidagda Menteri Keuangan
7 Soerachman Tjokroadisoerjo Menteri Kemakmuran
8 Abikoesno Tjokrosoejoso Menteri Perhubungan-Pekerjaan Umum
9 Iwa Koesoemasoemantri Menteri Sosial
10 Ki Hadjar Dewantara Menteri Pengajaran
11 Boentaran Martoatmodjo Menteri Kesehatan
12 Otto Iskandardinata, Sartono, A.A. Maramis, Menteri Negara
Wahid Hasjim, Mohammad Amir
13 Koesoema Atmadja Ketua Mahkamah Agung
14 Gatot Tarunamihardja Jaksa Agung
15 Abdoel Gaffar Pringgodigdo Menteri Sekretaris Negara
16 Sukarjo Wiryopranoto Juru Bicara Negara
PEMBENTUKAN 8 PROVINSI
NO PROVINSI GUBERNUR
1 SUMATERA TEUKU MUHAMMAD HASAN
2 JAWA BARAT MAS SUTARDJO KERTOHADIKUSUMO
3 JAWA TENGAH RADEN PANDJI SOEROSO
4 JAWA TIMUR RMT ARIO SOERJO
5 SUNDA KECIL I GUSTI KETUT PUDJA
6 KALIMANTAN MUHAMMAD NOOR
7 SULAWESI GSSJ RATULANGI
8 MALUKU JOHANNES LATUHARHARY
SIDANG KETIGA 22 AGUSTUS
1945
Hasil Sidang PPKI 22 Agustus 1945
1. Pembentukan Komite Nasional
2. Pembentukan Partai Nasional Indonesia
3. Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR)

Anda mungkin juga menyukai