Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

CARA JEPANG MENARIK SIMPATI BANGSA INDONESIA

Disusun Oleh :

 DERA DWI HANI


 DEWITA NUR WULANDARI
 GILANG RAMADHAN
 SAFIRA FATIMA ZAHRA
 SARAH FIRDA SUBRATA

X IPA 1

SMA MUHAMMADIYAH 1 DENPASAR


TAHUN PEMBELAJARAN 2018/2019

i
LATAR BELAKANG
Masa kependudukan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17
Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta
atas nama bangsa Indonesia.

Kedatangan Jepang di Indonesia untuk menarik simpati Indonesia tidak sesulit ketika Belanda
datang ke Indonesia dan Ingin menduduki wilayah Indonesia. Banyak hal yang dilakukan oleh
Jepang untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Salah satu cara yang dilakukan Jepang adalah
dengan menerapkan suatu gerakan atau Propaganda.

Propaganda Jepang di Indonesia menganggap Jepang sebagai saudara tua bangsa Asia.
Melancarkan semboyan 3A (Jepang pemimpin, Jepang cahaya dan Jepang pelindung Asia)
Melancarkan simpati lewat pendidikan berbentuk beasiswa pelajar, berbentuk menarik simpati
umat Islam untuk pergi Haji, Menarik simpati organisasi Islam, Melancarkan politik dumping,
Mengajak untuk bergabung tokoh-tokoh perjuangan Nasional Dengan cara membebaskan tokoh
tersebut dari penahanan Belanda.

Propaganda jepang ini melancarkan simpati lewat pendidikan berbentuk beasiswa pelajar,
berbentuk menarik simpati umat Islam untuk pergi Haji, Menarik simpati organisasi Islam,
Melancarkan politik dumping, Mengajak untuk bergabung tokoh-tokoh perjuangan Nasional
Dengan cara membebaskan tokoh tersebut dari penahanan Belanda.

Kedatangan pasukan Jepang dengan segala propagandanya merupakan mimpi buruk bagi bangsa
Indonesia yang mengharapkan terbebas dari belenggu penjajahan. Berbagai tindakan
pemerintahan bala tentara Jepang sangat menyengsarakan bangsa Indonesia, hal ini karena
bangsa Jepang sangat bertindak sewenang-wenangnya dan Jepang melakukan pemerasan pada
sumber daya alam dan sumber daya manusia masyarakat Indonesia.

PEMBAHASAN
Kedudukan Jepang Di Indonesia

Pada tahun 1868 Jepang mulai tumbuh dan berkembang menjadi negara modern. Masa
pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus
1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Sebelum meletusnya Perang Asia Timur Raya, Jepang memetakan wilayah Asia Tenggara
menjadi 2 bagian, yaitu:

1. Wilayah A, yaitu beberapa koloni Inggris, Belanda dan Amerika Serikat yang meliputi wilayah
: Semenanjung Melayu, Kalimantan Utrara, Philipina dan Indonesia.

i
2. Wilayah B, yaitu koloni Perancis yang meliputi : Vietnam, Laos dan kamboja.

Jepang menguasai kawasan Asia Tenggara, khususnya wilayah A dengan tujuan : menjadikan
kawasan Asia Tenggara sebagai sumber bahan mentah bagi industri perang dan pertahanannya.
Jepang juga berusaha memotong garis perbekalan musuh yang berada di wilayah ini.

Jepang memperoleh kemenangan mudah untuk menduduki Indonesia yang dikuasai Belanda
pada bulan Januari 1942. Dimulai dari wilayah Tarakan (Kalimantan Timur) sebagai penghasil
minyak bumi terbesar di Indonesia, berturut-turut kemudian wilayah Balikpapan, Ambon,
Kendari, Pontianak dapat dikuasai pada bulan yang sama. Pada bulan februari 1942 Jepang
berhasil menguasai Palembang. Untuk menguasai Indonesia, Jepang menggunakan 2 jalur, yaitu:

1. Lewat Philipina ; Tarakan, Balikpapan, Bali, Rembang, Indramayu

2. Lewat Semenanjung Melayu ; Palembang, Pontianak, Tanjung Priok

Pada tanggal 5 Maret 1942 tentara Jepang berhasil menguasai Batavia. Karena semakin terdesak
serta tidak adanya bantuan dari Amerika Serikat akhirnya Belanda terpaksa harus menyerah
tanpa syarat kepada Jepang melalui Perjanjian Kalijati (Subang Jawa barat) pada tanggal 8 Maret
1942. Perjanjian ini ditandatangani oleh Jenderal Teerporten selaku wakil Gubernur Jenderal
Hindia Belanda di Indonesia (Tjarda Van Stackenborg Stackhouwer) dengan Jenderal Immamura
sebagai Pimpinan bala tentara Jepang di Indonesia.

Setelah berhasil menguasai Indonesia, pemerintah bala tentara Jepang membagi Indonesia
menjadi 3 bagian yaitu:

 Wilayah I: terdiri atas Jawa dan Madura serta diperintah oleh Tentara Ke-enam belas
Rikugun (Angkatan Darat) yang berpusat di Jakarta

 Wilayah II: terdiri atas Sumatera dan diperintah oleh Tentara Ke-dua puluh lima Rikugun
dengan markas di Bukit Tinggi (Sumatera Barat)

 Wilayah III: terdiri atas Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali dan Nusa Tenggara, diperintah
oleh Armada Selatan kedua Kaigun (Angkatan Laut) yang berpusat di Makasar.

Sadar bahwa posisinya dalam menghadapi Perang Asia Timur Raya, pemerintah Bala Tentara
Jepang berusaha untuk menarik simpati bangsa Indonesia dengan berbagai cara, yaitu:

1. Mengklaim dirinya sebagai saudara tua bangsa Indonesia yang datang untuk melepaskan
bangsa Indonesia dari cengkeraman penjajahan Belanda.

2. Memperdengarkan lagu Indonesia Raya dengan intensitas yang sering pada siaran radio
Tokyo.

i
3. Membebaskan para tokoh pemimpin bangsa Indonesia yang diasingkan oleh Belanda,
seperti ; Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta.

4. Melakukan propaganda Gerakan Tiga A, yang meliputi:

a. Jepang/Nipon Cahaya Asia

b. Jepang/Nipon Pelindung Asia

c. Jepang/Nipon Pemimpin Asia

5. Melarang penggunaan bahasa Belanda dan mengizinkan penggunaan bahasa Indonesia


dalam percakapan resmi.

Berbagai bentuk cara pemerintah bala tentara Jepang untuk menarik simpati bangsa Indonesia
pada masa awal kedatangannya di Indonesia, cukup mendapat sambutan yang baik dari bangsa
Indonesia. Apalagi bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Jawa sangat percaya pada Ramalan
Joyoboyo yang menyebutkan akan datangnya “Jago wiring kuning cebol kepalang soko wetan”
yang akan berkuasa di Jawa seumur jagung. Namun kedatangan pasukan Jepang dengan segala
propagandanya tersebut merupakan mimpi buruk bangsa Indonesia yang mengharapkan terbebas
dari belenggu penjajahan.

PROPAGANDA GERAKAN 3A JEPANG di INDONESIA


Propaganda Jepang di Indonesia menganggap Jepang sebagai saudara tua bangsa Asia.
Melancarkan semboyan 3A (Jepang pemimpin, Jepang cahaya dan Jepang pelindung Asia).
Melancarkan simpati lewat pendidikan berbentuk beasiswa pelajar, berbentuk menarik simpati
umat Islam untuk pergi Haji, Menarik simpati organisasi Islam, Melancarkan politik dumping,
Mengajak untuk bergabung tokoh-tokoh perjuangan Nasional Dengan cara membebaskan tokoh
tersebut dari penahanan Belanda.

Selain propaganda, Jepang juga melakukan berbagai tindakan nyata berupa pembentukan badan-
badan kerjasama seperti:

1. Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tujuan membujuk kaum Nasionalis sekuler dan
intelektual agar menyerahkan tenaga dan pikirannya untuk mengabdi kepada Jepang.

Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa) merupakan organisasi sentral dan terdiri dari berbagai
macam profesi (dokter, pendidik, kebaktian wanita pusat dan perusahaan).

Sebagai kedok mencari dukungan penduduk, Jepang medirikan gerakan Tiga A pada tanggal 29
April 1942, bertepatan dengan Hari Nasional Jepang yakni kelahiran (Tencosetsu) Kaisar
Hirohito. Pendiri gerakan ini ialah Hitoshi Simizu, Kepala Sandenbu- Departemen Propaganda
Pemerintahan Militer Jepang. Semboyan dan semangat Gerakan Tiga A itu adalah “Nippon

i
cahaya Asia, Nippon pelindung Asia, Nippon pemimpin Asia”. Dengan melalui surat kabar,
selebaran, dan siaran radio, sehingga dengan cepat terdengar di kalangan rakyat.

Tujuan dari Gerakan Tiga A adalah untuk meyakinkan rakyat Indonesia atas keputusan tentara
Jepang yang tidak terkalahkan, dan meyakinkan pula atas jasa-jasa Jepang kepada rakyat
Indonesia yang telah berhasil membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Selain
itu, dukungan penduduk adalah untuk kepentingan perang yang nantinya menjadi kepentingan
Jepang.

Untuk memimpin Gerakan Tiga A ini diangkat Mr. Samsudin, seorang Parindrist dari Jawa Barat.
Barisan pemudanya di percayakan kepada Sukarjo Wirjopranoto, juga seorang Parisndrist.

Organisasi ini merupakan organisasi pertama yang didirikan oleh Jepang. Organisasi ini
dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh kaum pergerakan untuk menempa diri, mempertebal
semangat. Sukardjo Wirjopranoto, pemimpin barisan pemuda Gerakan Tiga A, menggunakan
kesempatan ini untuk menggembleng pemuda dengan semangat kebangsaan.

Gerakan 3A meliputi berbagai bidang pendidikan. Karena secara formal bidang inilah yang
dalam waktu singkat dapat memenuhi sasaran untuk menampung pemuda-pemuda dalam jumlah
yang cukup besar.

Sekolah-sekolah berjalan menurut sistem pendidikan Jepang. Pada bulan Mei 1942, Gerakan
Tiga A mendirikan Sasan A aeinen Kunrensyo (Pendidikan pemuda Tiga) di Jatinegara.
Pemimpin dari pendidikan ini terdiri dari seorang Jepang dan Seorang Indonesia, yang keduanya
adalah anggota Gerakan Tiga A. Pendidikan Gerakan Tiga A ini merupakan kursus kilat yang
lamanya hanya setengah bulan, dan para pemuda kursus terdiri dari kaum remaja berusia 14-18
tahun.

Cara-cara pendidikan yang diberikan oleh Jepang cukup unik. Mulai pagi-pagi sekali harus
sudah bangun tidur, lalu dilatih olahraga bersama-sama. Setelah itu baru bekerja sebagai tukang
masak di dapur, tukang kebun, tukang sapu, dan sebagainya. Jadi tidak ada yang duduk ataupun
menganggur. Dan ketika hari sudah mulai siang, maka mereka akan mulai melakukan pendidikan
olahraga yang terdiri dari gerak badan bermain Sumo, Jujitsu, adu perang, dan lain sebagainya.
Terkadang para pemuda itu juga harus bekerja menggali tanah. Dalam segala hal sangat
dipentingkan soal disiplin, sopan santun dan tata tertib dalam pekerjaan. Pada malam hari para
pemuda belajar bahasa Jepang. Dengan jalan inilah orang berharap dapat membentuk pemuda
yang bersemangat dan berjasa untuk masyarakat.

Tetapi pada kenyataannya Gerakan Tiga A kurang begitu populer dikalangan rakyat, karena
sangat berbau Jepang. Mohammad Hatta dalam Memoir menyatakan bahwa Gerakan Tiga A itu
umum dibenci orang, lebih banyak menggolong daripada menolong dan untuk kaum intelektual
yang telah bergerak dalam bidang politik Gerakan Tiga A dianggap kurang menarik karena tidak

i
ada manfaatnya dalam perjuangan mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia, maka pada akhir
tahun 1942 Gerakan Tiga A dibubarkan.

PENGARUH PROPAGANDA GERAKAN 3A di INDONESIA


Kedatangan pasukan Jepang dengan segala propagandanya merupakan mimpi buruk bagi bangsa
Indonesia yang mengharapkan terbebas dari belenggu penjajahan. Berbagai tindakan
pemerintahan bala tentara Jepang sangat menyengsarakan bangsa Indonesia:

a. Pemerasan Sumber Daya Alam

Cara-cara Jepang untuk mengeruk kekayaan alam atau bahan mentah guna kepentingan industri
perang diantaranya:

 Semua harta peninggalan Belanda di Indonesia di sita

 Melakukan monopoli penjualan hasil perkebunan

 Melancarkan kampanye pengerahan barang-barang dan menambah bahan pangan secara


besar besaran

 Tanaman perkebunan yang tidak berguna dimusnahkan dan diganti dengan tanaman pangan

 Takyat hanya boleh memiliki 40 % dari hasil panen, sedangkan yang 60 % harus diserahkan
kepada Jepang

 Rakyat dibebani tambahan untuk menanam pohon jarak sebagai bahan minyak pelumas
senjata dan mesin perang.

b. Pemerasan Sumbar Daya Manusia

Untuk memanfaatkan tenaga bangsa Indonesia dalam membantu kepentingan Jepang dalam
Perang Asia Timur Raya, pemerintah bala tentara Jepang melaksanakan:

· Romusha

Bentuk kerja paksa seperti halnya pada masa pemerintahan Hindia Belanda (Kerja Rodi) juga
terjadi pada masa pendudukan bala tentara Jepang, yang disebut dengan Romusha. Para tenaga
kerja paksa ini dipaksa sebagai tenaga pengangkut bahan tambang (batu bara), pembuatan rel
kereta api serta mengangkut hasil hasil perkebunan.Tidak terhitung berapa ratus ribu bahkan
jutaan rakyat Indonesia yang menjadi korban romusha. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia
terhadap Romusha, Jepang menyebut romusha sebagai “Pahlawan Pekerja/Prajurit Ekonomi”.

Upaya Jepang untuk mempertahankan Indonesia sebagai wilayah kekuasaannya serta menarik
simpati rakyat Indonesia menimbulkan beberapa pengaruh terhadap bangsa Indonesia meliputi
bidang:

i
1. Bidang Politik

Dalam usaha menarik simpati bangsa Indonesia dengan tujuan agar rakyat mau membantu
Jepang dalam Perang Asia Timur Raya, Jepang mengumandangkan semboyan 3A yakni: “Jepang
Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia”. Hal ini menyatakan bahwa
kehadiran Jepang di Asia, termasuk Indonesia adalah untuk membebaskan Asia dari penjajahan
bangsa Barat, Jepang menyebut dirinya sebagai saudara tua bangsa Indonesia yang akan
membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Namun kenyataannya yang dikatakan
Jepang tidak sesuai dengan kenyataannya. Jepang memperlakukan bangsa Indonesia dengan
tidak adil, sangat kejam, mereka memeras dan menindas rakyat diluar batas peri kemanusiaan.

2. Bidang pemerintahan

Jepang membagi Indonesia menjadi 3 wilayah pemerintahan militer, yaitu :

1. Jawa dan Madura

2. Sumatra

3. Indonesia bagian timur

Jepang membutuhkan Indonesia untuk memenangkan perang di Pasifik, karena Jepang


membutuhkan sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia.

3. Bidang Ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan perang Jepang dan industrinya, maka Jepang melakukan eksploitasi
terhadap sumber kekayaan alam Indonesia. Hal ini berupa eksploitasi dibidang hasil pertanian,
perkebunan, hutan, bahan Tambang, dan lain-lain (Kartodirdjo, 1993: 54).

Kekayaan alam yang diambil Jepang dari hasil menguras kekayaan alam Indonesia ini hanya
untuk kepentingan perang Jepang tanpa memperhatikan kesejahteraan rakyat. Sebagai dampak
dari eksploitasi besar-besaran sumber kekayaan alam Indonesia adalah kesengsaraan rakyat
Indonesia berupa kekurangan sandang, pangan serta menderita kemiskinan. Rakyat hidup serba
kekurangan, kelaparan karena sumber makanan diangkut Jepang untuk konsumsi tentaranya.
Untuk pakaianpun rakyat menggunakan bahan yang tidak layak pakai seperti goni yang keras
dan kasar. Hal in terjadi karena kapas yang seharusnya dijadikan kain atau pakaian ternyata
dibawa ke Jepang untuk diolah demi kepentingan Jepang itu sendiri.

4. Bidang Sosial Budaya

Dibidang sosial kehadiran Jepang selain membuat rakyat menderita kemiskinan karena
kekurangan sumber daya alam, hal lain juga terjadi yang berupa pemanfaatan sumber daya
manusia. Pengerahan tenaga manusia untuk melakukan kerja paksa (Romusha) serta
dilibatkannya para pemuda untuk masuk dalam organisasi militer maupun semi militer.

i
Dibidang budaya terjadi keharusan menggunakan bahasa Jepang di samping bahasa Indonesia.
Rakyat juga diharuskan membungkukan badan kearah timur sebagai tanda hormat kepada kaisar
di Jepang pada setiap pagi hari (Seikerei). Hal ini tentu saja sangat menyinggung rakyat
Indonesia yang mayoritas muslim, karena dianggap menyembah kepada kaisar Jepang yang
dianggap sebagai keturunan dewa matahari, padahal orang muslim hanya melakukan
penghormatan kepada Allah SWT.

5. Bidang Pergerakan Nasional

Mengetahui kondisi Jepang yang sudah mulai terdesak oleh Sekutu di berbagai tempat dalam
Perang Asia Timur Raya, timbul usaha-usaha pergerakan kebangsaan dari rakyat Indonesia
terhadap Jepang (Cahyo Budi, 1995: 180).

a. Gerakan Politik Bawah Tanah

Sutan Syahrir, tokoh pejuang gerakan bawah tanah Setelah semua partai politik dibubarkan oleh
Jepang, sebagian tokoh mengadakan gerakan bawah tanah yakni gerakan perlawanan yang
dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi dan cenderung tidak mau berkompromi dengan
Jepang. Tokoh yang terkenal diantaranya adalah Sutan Syahrir, Ahmad Subarjo, Sukarni, Chaerul
Saleh, Wikana, dan Amir Syarifuddin. Mereka berjuang dengan cara menanamkan semangat
Persatuan dan kesatuan nasional di kalangan rakyat, meningkatkan kesadaran untuk merdeka
melalui diskusi, selebaran-selebaran dan lain-lain, serta selalu memantau perkembangan Perang
Pasifik melalui siaran radio luar negeri. Para pemimpin juga menanamkan semangat nasional di
kalangan rakyat, seperti:

a. Menjalin komunikasi untuk memelihara semangat nasionalisme.

b. Mempersiapkan kekuatan untuk menyambut kemerdekaan Indonesia.

c. Mempropaganda semangat dan kesiapan untuk merdeka.

d. Memantau perkembangan perang Asia Timur Raya melalui siaran radio luar negeri.

Waktu Jepang mau masuk ke Indonesia dengan propaganda ingin menciptakan kemakmuran Asia
Timur Raya tapi kenyataannya justru menindas bangsa Indonesia. Akibatnya di beberapa tempat
muncul perlawanan terhadap pendudukan Jepang seperti:

1. Perlawanan dengan kooperatif

Yaitu perlawanan lewat organisasi buatan Jepang . Perlawanan ini di lakukan karena Jepang
melarang berdirinya organisasi pergerakan nasional. Jepang hanya mengakui organisasi bentukan
Jepang yang di tujukan bagi kemenangan perang Asia Timur Raya .Tokoh pejuang nasionalis
kemudian memannfaatkan organisasi bentukan Jepang sebagai sarana menggembleng kaum
muda agar berusaha memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Perjuangan dengan kooperatif
dilakukan melalui organisasi seperti berikut:

i
 PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat)

 Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa)

 Chuo Sangi In, di bentuk tanggal 5 september 1943 , di ketuai Ir Soekarno dengan anggota
23 orang Jepang dan 20 orang Indonesia . Dengan tugas memberi nasehat kepada Seiko
Sikikan. Badan ini dimanfaatkan untuk menggembleng kedisiplinan menuju persatuan
seluruh penduduk Indonesia untuk mencapai kemerdekaan.

 Memanfaatkan Masyumi dan MIAI, merupakan partai politik yang di izinkan oleh
pendudukan Jepang, namun pada tanggal 24 oktober 1943 MIAI dibubarkan dan diganti
dengan Masyumi. Tujuan yang di kembangkan MIAI antara lain:

a. Membangun umat islam yang mampu menciptakan perdamaian dan kesejahteraan rakyat .

b. Membantu Jepang dan bekerja untuk Asia Raya

2. Mengadakan gerakan bawah tanah

yaitu secara sembunyi para pemimpin menanamkan semangat nasional di kalangan rakyat,
seperti:

a. Menjalin komunikasi untuk memelihara semangat nasionalisme.

b. Mempersiapkan kekuatan untuk menyambut kemerdekaan Indonesia.

c. Mempropaganda semangat dan kesiapan untuk merdeka.

d. Memantau perkembangan perang Asia Timur Raya melalui siaran radio luar negeri.

b. Gerakan Politik Pintu Terbuka

Yakni gerakan perlawanan yang dilakukan dengan cara mau bekerjasama dengan pihak Jepang
(kompromi). Gerakan ini menganggap bahwa selain melakukan perlawanan melalui gerakan
bawah tanah, maka mereka juga dapat berjuang untuk kepentingan rakyat Indonesia dengan cara
menjalin kerjasama dengan pihak Jepang. Mereka seolah bekerja untuk kepentingan Jepang
padahal tujuannya untuk mencapai Indonesia merdeka.

Anda mungkin juga menyukai