Anda di halaman 1dari 5

Masa pendudukan Jepang pada 1942 sampai 1945 menjadi catatan sejarah kelam dalam perjuangan

bangsa Indonesia.

Jutaan rakyat Indonesia kala itu hidup tersiksa dan kelaparan. Mereka dipaksa bekerja dan tak punya
kebebasan.

Ironinya, di awal kedatangannya, Jepang disambut gembira oleh rakyat Indonesia. Sebelum sampai ke
cerita itu, mari simak dulu latar belakang Jepang datang ke Indonesia.

Negara imperialis

Dikutip dari Masa Pendudukan Jepang (2018), sebelum abad ke-18, Jepang adalah negara yang
terbelakang.

Jepang hanya mampu mengekor tetangganya, China dalam berbagai hal. Namun ini semua berubah
ketika Amerika datang ke Jepang memaksa Jepang membuka pelabuhannya.

Bangsa Jepang menyadari ketertinggalan mereka jika dibanding dengan negara-negara barat. Mereka
pun melakukan revolusi besar-besaran dengan belajar ke barat.

Revolusi ini dikenal dengan Restorasi Meiji yang dimulai pada 1868. Hasilnya, Jepang semakin kuat dan
modern.

Bersamaan dengan ilmu dan teknologi, Jepang juga membawa ajaran imperialisme dari barat.

Imperialisme adalah upaya mendominasi dan memperkuat negara dengan menjajah atau menguasai
wilayah lain.

Jepang membawa ideologi fasisme. Fasisme biasanya dicirikan dengan nasionalisme yang berlebihan
(ultranasionalisme), mengutamakan kekuatan militer, dan otorite

Heiho dan PETA, Organisasi Militer Bentukan Jepang

Maka pada 24 April 1943, Jepang mengumumkan pemuda Indonesia disertakan dalam organisasi militer.
Kedua organisasi militer yang dibentuk Jepang yakni Heiho dan PETA.

Berikut penjelasannya seperti disadur dari buku Masa Pendudukan Jepang di Indonesia (2019):

Heiho

Heiho adalah barisan prajurit yang langsung ditempatkan dalam struktur militer Jepang

Anggotanya disertakan di Angkatan Darat dan Angkatan Laut Jepang. Ada juga Kempeitai yang
merupakan kepolisian.

Jepang memang melihat potensi dan kemampuan para pemuda. Namun Jepang masih meragukan
kesetiaan rakyat Indonesia terhadap kepentingan Jepang
Heiho dibentuk sebagai pekerja kasar di satuan militer. Oleh karena itu di Heiho tidak ada perwira yang
diangkat dari anggota. Perwiranya orang Jepang.

Anggota Heiho membangun kubu pertahanan, menjaga kamp tahanan, dan membantu tentara di
medan perang. Banyak anggotanya yang ikut perang melawan Amerika Serikat di Kalimantan, Irian,
hingga Birma (Myanmar).

Sejak didirikan pada 1943 hingga perginya Jepang pada 1943, jumlah anggota Heiho mencapai 42.000
orang

Kedatangan Jepang ke Indonesia

Indonesia memiliki masa kelam atas penjajahan Hindia Belanda dalam 3,5 abad lamanya. Pendudukan
Hindia Belanda di Indonesia berakhir di tangan Jepang paska kekalahan dalam Perang Dunia II di laut
pasifik. Kedatangan Jepang ke Indonesia usai memenangkan perang atas Hindia Belanda sekaligus
mengukuhkan diri atas kekuasaanya di Indonesia dan membentuk pemerintahan baru.

Kedatangan Jepang ke Indonesia ditandai dengan pengeboman di Pearl Harbour pada 8 Desember 1941
yang terjadi di pangkalan angkatan laut tepatnya di pulau Oahu, Hawaii Amerika Serikat. Serangan yang
dilancarkan terus menerus oleh Jepang mampu menghancurkan basis-basis militer AS, sehingga
memerlukan sumber daya yang melimpah untuk kembali menggempur AS.

Negara Indonesia menjadi sasaran empuk karena sumber daya yang dimiliki sangat melimpah, baik
untuk bahan industri perang dan cadangan logistik seperti aluminium, minyak bumi, dan timah. Maka
sesuai doktrin Hakko Ichiu untuk menguasai Asia Timur maka Jepang mulai masuk ke Kepulauan
Indonesia tahun 1942 dengan penguasaan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Penguasaan Kepulauan Indonesia

Pendudukan Jepang di Indonesia diawali di kota Tarakan pada 10 Januari 1942, selanjutnya meluas ke
kota Minahasa, Balikpapan, Ambon, Pontianak, Makasar, Banjarmasin, Palembang, dan Bali. Pada 1
Maret 1942 pasukan Jepang lainnya berhasil mendarat di pulau Jawa, sehingga memberikan dampak
yang besar dalam peranannya untuk mengontrol wilayah tertentu.
Tidak sampai disitu, Batavia (saat ini Jakarta) berhasil ditaklukan oleh pasukan Jepang pada 5 Maret
1942, sehingga pada akhirmya pada 8 Maret 1942 pasukan sekutu (Belanda)menyatakan kekalahannya
dengan menandatangani penyerahan yang bersyarat kepada Jepang. Sejak saat itu, Indonesia berada di
bawah kedudukan Jepang.

Pada awalnya kedatangan pihak Jepang ini disambut baik oleh masyarakat Indonesia, karena adanya
iming-iming beberapa ajaran seperti Shintoisme yang mempunyai tujuan baik bagi semua manusia.
Kesempatan emas tersebut tentu saja tidak disia-siakan oleh Jepang untuk mengambil simpati Rakyat
Indonesia dengan membuat beberapa propaganda.

Adapun propaganda yang dilakukan Jepang diantaranya bendera merah putih dan bendera Jepang
dikibarkan bersamaan. Selain itu, Jepang memproduksi barang-barang yang unik dengan harga jual yang
rendah, dan program Pan-Asia Jepang yang membentuk gerakan tiga A yang berarti Jepang adalah
pemimpin Asia, Jepang adalah pelindung Asia, dan Jepang adalah cahaya Asia.

Pembentukan Pemerintahan Militer

Pada tahun 1942 Markas besar Tentara Jepang mempunyai ide bahwa segala penduduk perlu dilibatkan
ke dalam suatu kegiatan militer dan pertahanan. Atas dasar itu maka Jepang mengeluarkan aturan untuk
membentuk suatu pemerintahan yang berbasis militer.

Saat itu, Jepang membagi 3 daerah atau wilayah untuk dijadikan suatu area pertahanan dan militer di
Indonesia, yaitu tentara ke-25 untuk wilayah Sumatera dan berpusat di Bukittinggi, tentara ke-16 untuk
wilayah Jawa dan Madura dan berpusat di Jakarta, Armada selatan kedua untuk wilayah Kalimantan,
Sulawesi, dan Maluku yang berpusat di Makasar.

Untuk mendukung suatu pemerintahan militer, maka Jepang membuat suatu pemerintahan sipil di
tahun 1942. Guna meningkatkan sistem pemerintahan, maka dikeluarkanlah Undang-undang (UU)
No.27 tentang aturan Pemerintahan Daerah, dan UU No.28 tentang pemerintahan shu (keresidenan)
serta tokubetsushi (kota istimewa).

Dalam UU tersebut telah ditetapkan bahwa shu merupakan suatu pemerintahan daerah yang tertinggi.
Adapun, pulau Jawa dan pulau Madura telah dibagi menjadi daerah-daerah kecil menjadi 17 daerah shu,
shi (kota praja), ken (kabupaten), gun (kawedanan), son (kecamatan), dan ku (desa/kelurahan kota an).
Adanya pembagian tersebut tidak melibatkan suatu Kochi Yogyakarta dan Kochi Surakarta..

Sejarah Jepang Masuk Indonesia

Pada tanggal 11 Januari 1942, tentara dan angkatan lautnya yang kurang lebih Jepang 20.000 orang
mendarat di pantai timur wilayah Tarakan, Kalimantan Timur. Begitu tiba di Tarakan, tentara Jepang
disambut oleh tentara Belanda yang sudah wilayah wilayah itu. Belanda yang tidak terima tentu
menyerang tentara Jepang, sehingga terjadilah pertempuran sengit.
Pada tahun yang sama, faksi dari Sumatera menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi
terhadap pemerintahan Belanda di Indonesia. Singkatnya, pada bulan Maret 1942 pasukan Belanda
akhirnya dapat dikalahkan Jepang.

Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia

Walaupun bertujuan menjajah, Jepang berhasil mengelabui rakyat Indonesia dengan kedok menjadi
penyelamat Asia lho Pahamifren. Kedatangan Jepang juga dampak positif bagi Indonesia.

Dampak Positif Kedatangan Jepang ke Indonesia

1. Jepang mendukung gerakan anti-Belanda yang menjalankan semangat nasionalisme bangsa


Indonesia.
2. Jepang membolehkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi nasional.
3. Jepang menginisiasi pesanan, strata masyarakat hingga paling bawah yaitu RT (Rukun Tetangga),
atau yang dalam bahasa Jepang disebut tonarigumi.
4. Jepang pemimpin nasional Ir. Soekarno untuk memobilisasi dukungan rakyat Indonesia.
5. Jepang ikut menggugah rakyat membentuk BPUPKI dan PPKI sebagai Persiapan Kemerdekaan
Indonesia.
6. Jepang juga menginisiasi pendirian koperasi dan sekolah untuk kepentingan rakyat Indonesia.
7. Budaya Jepang yang disiplin diajarkan dalam kegiatan bendera di sekolah.
8. Tentara Jepang bersedia melatih dan mempersenjatai pemuda Indonesia, awalnya untuk
kepentingan Jepang, tapi akhirnya dipergunakan pemuda untuk melawan Jepang sendiri

Dampak Negatif Kedatangan Jepang Ke Indonesia

Selain dampak positif, kedatangan Jepang juga kerugian kerugian besar Indonesia, antara lain:

1. Jepang menguasai daerah strategis yang penting. Sehingga Jepang melakukan kesewenang-
wenangan kepada rakyat.
2. Banyak rakyat Indonesia yang mengalami siksaan fisik, penahanan tanpa alasan, perbudakan
seks menembak mati.
3. Jepang menerapkan sistem kerja paksa Romusha. Sistem ini sangat tidak manusiawi dan
menyebabkan banyak korban meninggal dunia.
4. Jepang menyebabkan rakyat menderita kelaparan, karena perampasan hasil bumi dan sumber
pangan rakyat.
5. Suara rakyat dibungkam, pers dasar sehingga tidak ada yang berani mengungkap kejahatan
Jepang.
6. Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi keamanan yang parah, seperti maraknya perampokan,
pemerkosaan dan kejahatan lain di tengah masyarakat.
7. Standar pendidikan Indonesia menurun drastis, kesalahan Jepang guru-guru pribumi sebagai
pejabat yang mudah diperalat.

Perlawanan Rakyat Pada Masa Pendudukan Jepang


Dampak negatif dari dampak negatif yang merugikan, rakyat Indonesia akhirnya terjadi pemberontakan
yang menyusun-besaran kepada Jepang. Perlawanan rakyat ini terjadi secara masif di berbagai daerah
seperti Indramayu, Singaparna, Tasikmalaya, Aceh, Papua, Blitar, Cilacap hingga Kalimantan.

Perlawanan rakyat tidak dilakukan secara fisik, gerakan bawah tanah pun dilancarkan untuk
memperoleh informasi dengan menyusup ke basis pertahanan Jepang di Indonesia. Singkat cerita, di
masa itu Jepang juga digempur habis-habisan oleh Amerika Serikat dan sekutunya, puncaknya pada
peristiwa bom nuklir Hiroshima dan Nagasaki. Amerika Serikat pada saat itu juga sedang berperang
melawan Jerman dalam peristiwa Perang Pasifik.

Perang tersebut juga berpengaruh pada gerakan kemerdekaan negara-negara di Asia Timur, termasuk
Indonesia . Pada akhirnya Jepang menyerah pada tanggal 15 Agustus 1945 yang menandai berakhirnya
Perang Dunia ke-2.

Anda mungkin juga menyukai