Anda di halaman 1dari 4

Penyebab Kedatangan Jepang ke Indonesia

Penyebab Kedatangan Jepang ke Indonesia Sebenarnya, orang-orang Jepang


memasuki Indonesia sebelum menyerahnya Belanda tahun 1942. Tahun 1937
sedang terjadi krisis ekonomi yang melanda dunia. Jepang ternyata berhasil
mengantisipasi dampak buruk yang diakibatkan oleh resesi global tersebut.
Onghokham dalam Runtuhnya Hindia Belanda (1987:30) menyebutkan bahwa
Jepang termasuk salah satu negara yang mampu selamat dari krisis moneter
dunia. Hal ini berbeda dengan Hindia Belanda (Indonesia di bawah penjajah
kolonial Belanda). Maka, ketika krisis ekonomi melanda dunia, Jepang mampu
bertahan berkat strategi perekonomian mereka. Sebaliknya, perekonomian
Hindia Belanda kian terpuruk. Inilah yang menjadi jalan masuk awal Jepang ke
wilayah Indonesia. Pada 1938-1939, orang-orang Jepang masuk ke Indonesia
untuk berinvestasi kepada pemerintah Hindia Belanda. Selain itu, Jepang juga
menjadi salah satu negara utama tujuan ekspor komoditas dari Hindia Belanda
yang didapat dari kekayaan alam Nusantara. Jepang pada waktu itu menjadi
pesaing negara-negara Eropa dalam perebutan pasar ekonomi. Situasi demikian,
membuat mereka mampu masuk ke Indonesia pada tahun 1938-1939 untuk
berinvestasi kepada pemerintah Hindia Belanda. Baca juga: Sejarah Perang
Dunia II: Penyebab dan Negara yang Terlibat Dampak Perang Dunia I: Sejarah,
Kronologi, Akhir, Siapa Menang? Sejarah Perjanjian Versailles 1919: Latar
Belakang, Isi, & Dampak Tujuan Jepang Ingin Menguasai Indonesia Pada 1
September 1939, Perang Dunia II dimulai. Jepang dan Belanda berada di kubu
yang saling berhadapan: Jepang di blok fasisme bersama Jerman dan Italia,
sedangkan Belanda menjadi bagian dari Sekutu yang dimotori Amerika Serikat
dan Inggris. Situasi ini tentunya merugikan Jepang yang telah menanamkan
investasi di Indonesia serta mengimpor berbagai komoditas hasil alam dari
Hindia Belanda. Atas hal itulah Jepang kemudian mengincar Indonesia. Dengan
demikian, tujuan awal Jepang atas penguasaan terhadap Hindia Belanda adalah
ingin menguasai kekayaan alam Nusantara untuk kebutuhan perang dan
industri. Jepang menjadi salah satu kekuatan penting dalam Perang Dunia II.
Bahkan, pada 7 Desember 1941, Jepang menyerang pangkalan militer Amerika
Serikat di Pearl Harbour, Hawaii. Dikutip dari Sejarah Nasional Indonesia VI
(1984) karya Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto,
pemerintah kolonial Hindia Belanda melalui Gubernur Jenderal Tjarda van
Starkenborgh Stachouwer menyatakan perang terhadap Jepang. Jepang
merespons tantangan tersebut dengan mengirimkan pasukannya ke wilayah
Tarakan, Kalimantan Timur, pada 11 Januari 1942. Keesokan harinya, wilayah
Tarakan berhasil diduduki Jepang yang segera merembet ke wilayah-wilayah
Indonesia lainnya, termasuk Maluku di kawasan timur.
Dampak Positif Kedatangan Jepang ke Indonesia

 Jepang mendukung gerakan anti-Belanda yang membakar semangat


nasionalisme bangsa Indonesia.
 Jepang membolehkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi
nasional.
 Jepang menginisiasi pembentukan strata masyarakat hingga paling
bawah yaitu RT (Rukun Tetangga), atau yang dalam bahasa Jepang
disebut tonarigumi.
 Jepang mendekati pemimpin nasional Ir. Soekarno untuk memobilisasi
dukungan rakyat Indonesia.
 Jepang ikut menggugah rakyat membentuk BPUPKI dan PPKI sebagai
Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
 Jepang juga menginisiasi pendirian koperasi dan sekolah untuk
kepentingan rakyat Indonesia.
 Budaya Jepang yang disiplin diperkenalkan dalam kegiatan upacara
bendera di sekolah.
 Tentara Jepang bersedia melatih dan mempersenjatai pemuda
Indonesia, awalnya untuk kepentingan Jepang, tapi akhirnya
dipergunakan pemuda bangsa ini untuk melawan Jepang sendiri

Dampak negative kedatangan Jepang ke Indonesia

Selain dampak positif, kedatangan Jepang juga membawa kerugian besar bagi
Indonesia, antara lain:

 Jepang menguasai daerah strategis yang dianggap penting. Sehingga


Jepang melakukan kesewenang-wenangan kepada rakyat.
 Banyak rakyat Indonesia yang mengalami siksaan fisik, penahanan
tanpa alasan, perbudakan seks hingga hukuman mati.
 Jepang menerapkan sistem kerja paksa Romusha. Sistem ini sangat
tidak manusiawi dan menyebabkan banyak korban meninggal dunia.
 Jepang menyebabkan rakyat menderita kelaparan, karena perampasan
hasil bumi dan sumber pangan rakyat.
 Suara rakyat dibungkam, pers dibatasi sehingga tidak ada yang berani
mengungkap kejahatan Jepang.
 Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi keamanan yang parah,
seperti maraknya perampokan, pemerkosaan dan kejahatan lain di
tengah masyarakat.
 Standar pendidikan Indonesia menurun drastis, akibat Jepang
mempekerjakan guru-guru pribumi sebagai pejabat yang mudah
diperalat.
Pendududkan Jepang di Indonesia menimbulkan banyak dampak negatif yang
merugikan, rakyat Indonesia akhirnya menyusun perlawanan besar-besaran
kepada Jepang. Perlawanan rakyat ini terjadi secara masif di berbagai daerah
seperti Indramayu, Singaparna, Tasikmalaya, Aceh, Papua, Blitar, Cilacap
hingga Kalimantan.
Maka, di awal kedatangannya Jepang bisa dengan cepat mengerti budaya lokal dan
menghubungkan segala peristiwa sebagai dampak dari hal-hal yang bersifat
metafisis. Contohnya, Jepang menggunakan ramalan Jayabaya tentang datangnya
bangsa kulit kuning yang akan mengusir bangsa kulit putih.

Propaganda lainnya adalah, Jepang menyebut diri mereka sebagai saudara tua bagi
Indonesia. Setelah itu lahir gerakan 3A, yaitu Jepang Cahaya Asia, Jepang
Pelindung Asia, dan Jepang Pemimpin Asia
1. Indonesia-Nippon berada di kedudukan yang sederajat.
2. Jepang adalah saudara tua bangsa Indonesia.
3. Jepang akan memimpin Asia untuk membangun Asia Timur Raya.
4. Bendera Merah Putih boleh dikibarkan berdampingan dengan bendera Hinomaru.
Selain itu, lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan bersama .
Itulah sederet alasan mengapa pada awal kedatangan Jepang ke Indonesia, rakyat
sempat menyambut mereka dengan gembira. Akan tetapi, tipu muslihat kolonial
Jepang juga segera diketahui bangsa Indonesia. Perlawanan rakyat nggak cuma
dilakukan secara fisik, gerakan bawah tanah pun dilancarkan untuk memperoleh
informasi dengan menyusup ke basis pertahanan Jepang di Indonesia. Singkat
cerita, di masa itu Jepang juga digempur habis-habisan oleh Amerika Serikat
dan sekutunya, puncaknya pada peristiwa bom nuklir Hiroshima dan Nagasaki.
Amerika Serikat pada saat itu juga sedang berperang melawan Jerman dalam
peristiwa Perang Pasifik.
Perang tersebut juga berpengaruh pada gerakan kemerdekaan negara-negara di
Asia Timur, termasuk Indonesia. Pada akhirnya Jepang menyerah pada tanggal
15 Agustus 1945 yang menandai berakhirnya Perang Dunia ke-2.
Maka, di awal kedatangannya Jepang bisa dengan cepat mengerti budaya lokal dan
menghubungkan segala peristiwa sebagai dampak dari hal-hal yang bersifat
metafisis. Contohnya, Jepang menggunakan ramalan Jayabaya tentang datangnya
bangsa kulit kuning yang akan mengusir bangsa kulit putih.
Propaganda lainnya adalah, Jepang menyebut diri mereka sebagai saudara tua bagi
Indonesia. Setelah itu lahir gerakan 3A, yaitu Jepang Cahaya Asia, Jepang
Pelindung Asia, dan Jepang Pemimpin Asia
1. Indonesia-Nippon berada di kedudukan yang sederajat.
2. Jepang adalah saudara tua bangsa Indonesia.
3. Jepang akan memimpin Asia untuk membangun Asia Timur Raya.
4. Bendera Merah Putih boleh dikibarkan berdampingan dengan bendera Hinomaru.
Selain itu, lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan bersama .
Itulah sederet alasan mengapa pada awal kedatangan Jepang ke Indonesia, rakyat
sempat menyambut mereka dengan gembira. Akan tetapi, tipu muslihat kolonial
Jepang juga segera diketahui bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai