Anda di halaman 1dari 6

PTS SEMESTER GENAP SEJARAH

NAMA : CECILIA NATALIE TANDYO


KELAS : XI – MIPA

1. Pada tanggal 8 Desember 1941 secara tiba-tiba Jepang menyerbu ke Asia Tenggara dan
membom Pearl Harbour, yaitu pangkalan terbesar angkatan laut Amerika di Pasifik. Setelah
penyerangan atas Peearl Harbour itu, Jepang dengan cepat melakukan serbuan ke selatan,
termasuk ke Indonesia. Jepang pertama kali tiba di Indonesia mendarat di Tarakan,
Kalimantan Timur sekarang kalimantan Utara pada tanggal 11 januari 1942. Selanjutnya,
Jepang berhasil menguasai Kota Balikpapan (24 Januari 1942), Pontianak (29 Januari 1942),
Samarinda (3 Februari 1942), dan Banjarmasin (10 Februari 1942).
Pada tanggal 4 Februari 1942, Ambon berhasil diduduki Jepang, kemudian dilanjutkan pada
tanggal 16 Februari 1942 menguasai Palembang dan sekitarnya. Setelah berhasil menguasai
wilayah luar Jawa, Jepang kemudian memusatkan serangannya ke Pulau Jawa. Pada tanggal
28 Februari 1942, Jepang berhasil mendarat di tiga tempat sekaligus, yaitu di Teluk Banten,
di Eretan Wetan (Jawa Barat) dan Kragen (Jawa Tengah).
Serbuan tentara Jepang ke Indonesia yang demikan besar dan cepat membuat tentara
Belanda tidak mampu bertahan. Akhirnya, pada tanggal 18 Maret 1942 Gubernur Jenderal
A.W.L.Tjarda van Starkenborgh Stachouwer dan beberapa petinggi militer Belanda datang ke
Kalijati, Subang, Jawa Barat bertemu dengan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura. Belanda
menyatakan menyerah tanpa syarat terhadap Jepang. Dalam penyerahan kekuasaan atas
Indonesia tersebut, Belanda diwakili oleh Letnan Jendral Ter Poorten dan Jepang diwakili
oleh Letnan Jenderal Immamura. Sejak saat itu, Indonesia dikuasai oleh Jepang.

2. Masa pendudukan Jepang di Indonesia adalah masa yang sangat berpengaruh bagi
perkembangan kehidupan bangsa Indonesia. Masa pendudukan Jepang yang sangat singkat
yaitu 3,5tahun, telah menorehkan masa-masa kelam dalam perjalanan sejarah bangsa
Indonesia karena kekejamannya yang tidak mengenal perikemanusiaan.
Secara garis besar kehidupan bangsa Indonesia pada masa pendudukan Jepang adalah
sebagai berikut:
1. Merampas Hasil Pertanian Rakyat Jepang merampas seluruh hasil pertanian rakyat.
Seperti beras, jagung, teh, rempah-rempah, dll. Akibatnya, banyak rakyat yang mati
kelaparan.
2. Romusha Romusha adalah sebutan bagi orang-orang di Indonesia yang diperintah untuk
kerja paksa tanpa dibayar. Kebanyakan romusha adalah golongan petani.
3. Tanam Paksa Saat Jepang menjajah Indonesia, Jepang memberlakukan sistem tanam
paksa. Dalam sistem tanam paksa, rakyat Indonesia harus mengolah pertanian lalu diberikan
kepada Jepang.
4. Pajak Walaupun petani diperintah untuk tanam paksa, namun mereka tetap harus
membayar pajak kepada Jepang. Rakyat Indonesia harus membayar pajak ketika melewati
jembatan, jalan raya, dan fasilitas umum lainnya. Hal ini membuat rakyat Indonesia semakin
menderita.
5. Pembatasan Pers Jepang sangat mengawasi dan membatasi pers di Indonesia. Bahkan
semua media massa pun disegel. Jika seandainya Sutan Syahrir tidak mendengar berita lewat
radio internasional bahwa Jepang telah menyerah kepada sekutu, maka bisa jadi Indonesia
tidak akan merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945.

3. Kebijakan pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia.


1. Bidang politik
 Jepang menyebarkan propaganda:
- mengizinkan bendera Merah Putih dikibarkan di samping bendera Jepang,
- melarang penggunaan bahasa Belanda,
- mengizinkan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, dan
- mengizinkan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

2. Bidang Ekonomi
 Semua kegiatan ekonomi diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang. Misalnya
dengan membangun pabrik senjata dan mewajibkan rakyat menanam pohon jarak.
Jepang menerapkan sistem autarki. Sistem autarki adalah tiap-tiap daerah
diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.
Untuk membangun fasilitas perang, Tenaga kasar yang digunakan untuk kerja paksa
dinamakan romusha.
Jepang juga mengeksploitasi sumber daya alam terutama batu bara dan minyak
bumi.
3. Bidang Sosial
 Pada masa Jepang banyak rakyat Indonesia yang dipaksa menjadi
romusha.Akibatnya banyak romusha yang meninggal dan terjangkit wabah penyakit.
4. Bidang Militer
 Dalam rangka memperkuat kedudukan dalam Perang Pasifik, Jepang membentuk
organisasiorganisasi semimiliter dan organisasi militer.
5. Bidang Budaya
 Pada masa pendudukan Jepang, bahasa Indonesia diizinkan digunakan dalam
komunikasi.Papan nama dalam toko, rumah makan, atau perusahaan yang
berbahasa Belanda diganti dengan bahasa Indonesia atau bahasa Jepang. Surat
kabar dan film yang berbahasa Belanda dilarang beredar.

4. Kehidupan social bangsa Indonesia pada saat Jepang menjajah Indonesia


 Pemerintahan Jepang saat itu mencetuskan kebijakan tenaga kerja romusha.
Mungkin kamu sudah sering dengar kalau romusha adalah sistem kerja yang paling
kejam selama bangsa Indonesia ini dijajah. Tetapi, pada awalnya pembentukan
romusha ini mendapat sambutan baik lho dari rakyat Indonesia, justru banyak yang
bersedia untuk jadi sukarelawan. Namun semua itu berubah ketika kebutuhan
Jepang untuk berperang meningkat.
Pengerahan romusha menjadi sebuah keharusan, bahkan paksaan. Hal tersebut
membuat rakyat kita menjadi sengsara. Kamu bayangin aja, rakyat kita dipaksa
membangun semua sarana perang yang ada di Indonesia. Selain di Indonesia, rakyat
kita juga dikerjapaksakan sampai ke luar negeri. Ada yang dikirim ke Vietnam, Burma
(sekarang Myanmar), Muangthai (Thailand), dan Malaysia. Semua dipaksa bekerja
sepanjang hari, tanpa diimbangi upah dan fasilitas hidup yang layak. Akibatnya,
banyak dari mereka yang tidak kembali lagi ke kampung halaman karena sudah
meninggal dunia.
Selain romusha, Jepang juga membentuk Jugun Ianfu. Jugun Ianfu adalah tenaga
kerja perempuan yang direkrut dari berbagai Negara Asia seperti Indonesia, Cina,
dan korea. Perempuan-perempuan ini dijadikan perempuan penghibur bagi tentara
Jepang. Sekitar 200.000 perempuan Asia dipaksa menjadi Jugun Ianfu.

Kehidupan Sosial
1) Pelaksanaan Romusha, yaitu kerja paksa untuk membangun sarana dan
prasarana militer Jepang dalam rangka memenangkan Perang Asia Timur
Raya, mengakibatkan kehidupan bangsa Indonesia jauh lebih buruk dari
budak belian
2) Pelaksanaan Kinrohosi, yaitu pemerahanbahan makanan rakyat secara
besar-besaran untuk kepentingan militer Jepang. Akibatnya beras dan
berbagai bahan pangan petani dirampas Jepang untuk kepentingan
militernya, sehingga banyak rakyat yang mendierita kelaparan dan terjadi
kematian dimana-mana
3) Pelaksanaan JugunIanfu, yaitu mempekerjakan para gadis dan perempuan
Indonesia sebagai wanita penghibur untuk pemuas nafsu militer Jepang.
Banyak gadis dan perempuan Indonesia yang ditipu oleh Jepang dengan
dalih untuk bekerja sebagai perawat atau di sekolahkan, tetapi ternyata
hanya dipaksa untu kmelayani para kompetai. Para gadis dan perempuan
tersebut di sekap dalam kamp-kamp yang tertutup sebagai wanita
penghibur. Kamp-kamp tersebut dapat ditemukan di Solo, Semarang,
Jakarta, dan Sumatera Barat

5. Kehidupan politik bangsa Indonesia pada saat Jepang menjajah Indonesia


 1) Jepang melarang semua aktivitas politik rakyat Indonesia dengan cara melarang
semua organisasi pergerakan nasional yang sudah ada sejak zaman penjajahan
Belanda
2) Bangsa Indonesia hanya boleh aktif dalam kegiatan politik melalui organisasi-
organisasi yang didirikan Jepang
3)  Pembentukan Kempetai (Pilisi Militer) yang berfungsi sebagai politik kusus dan
badan intelijen Jepang yang bertugas mengawasi aktivitas politik bangsa Indonesia,
telah mengakibatkan terjadinya pelanggaran hak asasi manusia. Hal ini disebutkan
karena dalam melaksanakan tugasnya, Kempetai memiliki hak melakukan interogasi,
menangkap dan menyiksa, bahkan mengukum mati siapa saja yang dicurigai atau
dituduh sebagai mata-mata atau anti-Jepang tanpa proses pengadilan
 Pada masa pendudukan Jepang, pemerintah Jepang selalu mengajak bekerja sama
golongan-golongan nasionalis. Hal ini jelas berbeda dibandingkan pada masa
pemerintahan Hindia-Belanda. Saat itu golongan nasionalis selalu dicurigai.
Golongan nasionalis mau bekerja sama dengan pemerintahan Jepang karena Jepang
banyak membebaskan pemimpin nasional Indonesia dari penjara, seperti Soekarno,
Hatta, dan juga Sjahrir.
Kenapa Jepang mengajak kerja sama golongan nasionalis Indonesia? Karena Jepang
menganggap bahwa golongan nasionalis ini memiliki pengaruh besar terhadap
masyarakat Indonesia. Saat itu, Wakil Kepala Staf Tentara Keenam Belas, Jenderal
Harada Yosyikazu, bertemu dengan Hatta untuk menyatakan bahwa Jepang tidak
ingin menjajah Indonesia, melainkan ingin membebaskan bangsa Asia. Karena itulah
Hatta mererima ajakan kerja sama Jepang. Akan tetapi, Sjahrir dan dr. Tjipto
Mangunkusumo tidak mererima tawaran kerja sama Jepang.
6. Bentuk perlawanan bangsa Indonesia terhadap Jepang terjadi di berbagai daerah, yaitu:
1. Perlawanan di Aceh
 Pada tanggal 10 Nopember 1942, terjadi penyerangan terhadap Jepang di Cot
Plieng. Penyerangan dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil yang merupakan seorang
guru ngaji di Cot Plieng. Penyerangan Jepang dilakukan sebanyak 2 (dua) kali,
akan tetapi Jepang mengalami kekalahan. Serangan ketiga dari Jepang berhasil
menaklukkan daerah Cot Plieng ditandai dengan gugurnya Tengku Abdul Jalil di
tempat saat sedang beribadah.
2. Perlawanan di Singaparna (Tasikmalaya)
 Pada bulan Februari tahun 1944, perlawanan terhadap Jepang dilakukan di
bawah kepemimpinan Kiai Zainal Mustofa. Perlawanan ini diakibatkan
masyarakat Singaparna merasa dipermalukan di lecehkan dari upacara
penghormatan kepada Kaisar Jepang dengan cara membungkuk ke arah matahari
terbit. Selain itu, perlakukan Jepang terhadap masyarakat Singaparna yang kasar
dan semena-mena. Pada tanggal 25 Februari 1944 dan tanggal 25 Oktober 1944,
Kiai Zainal memberhentikan perjuangan dan beliau di hukum mati.
3. Perlawanan di Indramayu
 Pada bulan April 1944, terjadi perlawanan masyarakat Indramayu terhadap
Jepang di desa Kaplongan. Pada tanggal 30 Juli 1944, pemberontakan terjadi lagi
di Desa Cidempet, Kecamatan Loh Bener. Penyebab terjadinya pemberontakan
adalah masyarakat Indramayu diperlakukan semena-mena dan diterapkannya
romusha yang bekerja di bawah tekanan.
4. Perlawanan di Blitar
 Pada tanggal 14 Februari 1945, terjaid pemberontakan oleh tentara PETA
(Pembela Tanah Air) dibawah kepemimpinan Supriyadi. Pemberontakan ini
merupakan pemberontakan terbesar yang pernah terjadi.

7. Alasan Shohgun Tokugawa menerapkan politik sakoku


 Pada awalnya, Jepang merupakan negara yang menggunakan politik sakoku atau
politik isolasi. Politik yang dijalankan oleh pemerintahan Shogun Tokugawa sejak
tahun 1639 itu disebabkan kekhawatiran kemunculan orang-orang asing, terutama
bangsa Spanyol dan Portugis, yang menyebarkan agama Nasrani akan
mengintervensi pemerintahan Jepang.
Selain itu, persaingan antara shogun dengan daimyo (tuan tanah) yang semakin
ketat. Secara ekonomis, daimyo mampu mengalahkan shogun karena lebih pandai
berdagang dan telah menjalin hubungan dagang dengan negara-negara asing.
Shogun khawatir jika kekuatan daimyo yang semakin besar dapat mengalahkannya.

8. Latar Belakang Restorasi Meiji


 Ketika terjadi Restorasi Meiji, Jepang diperintah oleh Kesyogunan Tokugawa.
Tokugawamerupakan kesyogunan ketiga yang memerintah secara diktator setelah
berturut-turut Kesyogunan Kamakura dan Kesyogunan Muromachi. Ketika
Kesyogunan Tokugawamemerintah, Jepang menerapkan politik isolasi dunia luar
(politik Sakoku). Politik inidimaksudkan agar Jepang menutup diri dari pengaruh
dunia luar, agama asing dan pengaruhasing. Orang-orang Jepang dilarang keluar dari
wilayah Jepang sedangkan orang non Jepang diusir keluar Jepang.Selama politik
isolasi pada masa pemerintahan Kesyogunan Tokugawa, Jepang dalam
kondisitentram. Namun, pertambahan penduduk menciptakan permasalahan baru
pada bidangekonomi. Pada tanggal 30 Maret 1854, Jepang terpaksa meninggalkan
politik isolasi yangditandai dengan Perjanjian Shimoda. Perjanjian ini berisi bahwa
pelabuhan Suimoda danHakodate dibuka untuk perdagangan asing. Pembukaan dua
pelabuhan ini merupakan awal darimasuknya pengaruh luar ke wilayah Jepang.
Selanjutnya pada tahun 1858 dibuka lagipembukaan pelabuhan pada tahap kedua
yang ditandai dalam Townsend Harris Agrement yangberisi :Jepang menyetujui
pengangkatan duta Amerika di Yedo dan konsul-konsul di kota-kota pelabuhan yang
dibuka untuk perdagangan asingJumlah pelabuhan yang dibuka ditambahDiadakan
perdagangan bebas dan warga negara Amerika Serikat dibolehkan diam di
Yedo,Osaka, dan kota lainnya yang telah dibuka untuk perdagangan asingPenetapan
peraturan bea impor,Pertukaran mata uang dengan bebasAkibat diadakannya
perjanjian ini, Jepang menjadi negara yang terbuka dan politik isolasi punberakhir.
Hal ini menjadi latar belakang diberlakukannya Restorasi Meiji. Masyarakat
Jepangkecewa dengan pemerintahan Syogun Tokugawa yang melepaskan politik
isolasi dan memilihterbuka pada pengaruh luar. Syogun dianggap lemah dan inilah
awal dari gerakan RestorasiMeiji.

9. Isi Perjajian Kanagawa


 Pada 31 Maret 1854, Komodor Matthew C. Perry datang dan berhasil memaksa
Jepang menandatangani Perjanjian Kanagawa (1854) yang berisi:
a. Jepang membuka diri terhadap bangsa Barat dengan membuka pelabuhan-
pelabuhannya untuk kapal asing yang ingin berdagang.
b. Jepang menjamin keselamatan kapal Amerika yang karam (tenggelan ke dasar
laut).
c. Jepang mendirikan Kedutaan Amerika yang permanen.

10. Motif utama pendudukan Jepang di Indoensia adalah untuk menguasai sumber-daya
manusia dan sumber daya alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang
Jepang serta mendukung industrinya.

Anda mungkin juga menyukai