Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA


ZAMAN PENDUDUKAN JEPANG

DISUSUN OLEH
DINDA PUTRI NAMIROH (13)

SMA N 1 UNGARAN

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai Dan harapan kami semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk
ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Ungaran , Mei 2019

2
Daftar Isi
HALAMAN
JUDUL………………………………………………………………...….……1
KATA PENGANTAR ……………………………………………...……..…..2
DAFTAR ISI ……………………………………………..……………….…...3

BAB I PENDAHULUAN ……………………………..……………….……..4


 A. Latar Belakang ……………………………………………….……..4
 B. Rumusan Masalah …………………………………...……………...4
 C. Tujuan Penulisan …………………………………..……………….4
 D. Manfaat Penulisan …………………………..…..………………….4

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………......…………5


 A. Kehidupan di Bidang Sosial………………….…….. ………..……..5
 B. Kehidupan di Bidang Ekonomi……………….…………..…………5
 C. Kehidupan di Bidang Budaya…………………….……………….....6
 D. Kehidupan Di Bidang Militer………………………...……………...7
 E. Kehidupan di Bidang Pendidikan…………………………………....8

BAB III PENUTUP …………………………………………...…….……....10


 A. Kesimpulan ………………………………...…….………..………10
 B. Saran ……………………………………..…………………..…....10

DAFTAR PUSTAKA …………………………………….…………………11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada 1 Maret 1942 Jepang mulai mendaratkan pasukannya di Indonesia.
Jederal Imamura memimpin pendaratan di tiga tempat, yaitu Banten, Indramayu,
dan Bojonegoro. Pendaratan ini tidak diduga oleh Belanda yang saat itu berkuasa
atas Indonesia. Tentara Belanda tidak memberikan perlawanan yang berarti
terhadap pasukan gerak cepat Jepang. Pada 8 Maret 1942 Belanda menyerah
kepadapihak Jepang. Penyerahan tanpa syarat pihak Belanda kepada Jepang
dilaksankan di kalijati Subang. Pihak belanda diwakili Panglima Tentara Belanda,
Jenderal Ter Poorten, sedangkan Jepang diwakili Letnan Jenderal Imamura. Sejak
saat itu kekuasaan pemerintah Hindia Belanda berpindah tangan kepada
pemerintahan pendudukan Jepang. Penguasa baru atas wilayah Indonesia ini
segera mengeluarkan bermacam kebijakan untuk mengatur kekuasaannya di
Indonesia, juga dalam rangka pemenangan perang melawan puhak Sekutu di
kawasan Asia Pasifik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kehidupan Bangsa Indonesia pada zaman pendudukan
Jepang di berbagai bidang?
2. Apa saja organisasi bentukan Jepang di Indonesia?

C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana kehidupan Bangsa Indonesia pada zaman
pendudukan Jepang diberbagai bidang.
2. Mengetahui organisasi bentukan Jepang di Indonesia.

D. Manfaat
1. Agar dapat mengetahui bagaimana kehidupan Bangsa Indonesia
pada zaman pendudukan Jepang diberbagai bidang.
2. Agar mengetahui organisasi bentukan Jepang di Indonesia.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kehidupan di Bidang Sosial


Pemerintahan Jepang saat itu mencetuskan kebijakan tenaga kerja
romusha. Mungkin kamu sudah sering dengar kalau romusha adalah sistem
kerja yang paling kejam selama bangsa Indonesia ini dijajah. Tetapi, pada
awalnya pembentukan romusha ini mendapat sambutan baik lho dari rakyat
Indonesia, justru banyak yang bersedia untuk jadi sukarelawan. Namun semua
itu berubah ketika kebutuhan Jepang untuk berperang meningkat.
Pengerahan
romusha menjadi sebuah keharusan, bahkan paksaan. Hal tersebut membuat
rakyat kita menjadi sengsara. Kamu bayangin aja, rakyat kita dipaksa
membangun semua sarana perang yang ada di Indonesia. Selain di Indonesia,
rakyat kita juga dikerjapaksakan sampai ke luar negeri. Ada yang dikirim ke
Vietnam, Burma (sekarang Myanmar), Muangthai (Thailand), dan Malaysia.
Semua dipaksa bekerja sepanjang hari, tanpa diimbangi upah dan fasilitas
hidup yang layak. Akibatnya, banyak dari mereka yang tidak kembali lagi ke
kampung halaman karena sudah meninggal dunia.

Selain romusha, Jepang juga membentuk Jugun Ianfu. Jugun Ianfu


adalah tenaga kerja perempuan yang direkrut dari berbagai Negara Asia
seperti Indonesia, Cina, dan korea. Perempuan-perempuan ini dijadikan
perempuan penghibur bagi tentara Jepang. Sekitar 200.000 perempuan Asia
dipaksa menjadi Jugun Ianfu.

B. Kehidupan di Bidang Ekonomi


 Pengambilalihan asset-aset pemerintah Hindia Belanda
Aset-aset yang ditinggalkan oleh pemerintah colonial belanda disita dan menjadi
milik pemerintah pendudukan jepanh, seperti perkebunan-perkebunan, bank-bank,
pabrik-pabrik, pertambangan, sarana telekomunikasi, dan perusahaan transportasi.

 Kontrol terhadap perkebunan dan pertanian rakyat


Tidak semua teneman perkebunan dan pertanian sesuai dengan kepentingan perang.
Hanya beberapa tanaman saja yang mendapat perhatian pemerintah pendudukan
Jepanh, seperti karet dan kina. Kopi , teh, dan tembakau dikategorikan sebagai
tanaman kenikmatan dan kurang berguna bagi keperluan perang sehingga perkebunan

5
ketiga jenis tanaman itu digantikan dengan tanaman penghasil bahan makanan dan
tenaman jarak yang berguna sebagai pelumas.
 Kebijakan moneter dan perdagangan
Pemerintah pendudukan jepang menetapkan bahwa mata uang yang berlaku adalah
gulden atau rupiah hindia belanda. Tujuannya adalah agar harga barang-barang dapat
dipertahankan seperti sebelum perang. Perdagangan pada umumnya lumpuh karena
menipisnya persediaan. Barang-barang yang dibutuhkan oleh rakyat didistribusikan
melalui penyalur yang ditunjuk agar dapat dilakukan pengendalian harga.
 System ekonomi perang
Dalam situasi perang, setiap daerah harus menerapkan system ekonomi autarki, yaitu
system ekonomi yang mengharuska setiap daerah berupaya memenuhi kebutuhannya
sendiri. Setiap daerah autarki mempunyak tugas pokok memenuhi kebutuhan sendiri
untuk tetap bertahan dan mengusahakan memproduksi barang-barang untuk
keperluan perang.

C. Kehidupan di Bidang Budaya


Pada masa Jepang, bidang pendidikan dan kebudayaan diperhatikan dan
bahasa Indonesia mulai di pergunakan. Bahasa Indonesia dijadikan sebagai
pelajaran utama, sedangkan bahasa Jepang dijadikan sebagai bahasa wajib.
Dengan semakin meluasnya penggunaan bahasa Indonesia, komunikasi antarsuku
di Indonesia semakin intensif yang pada akhirnya semakin merekatkan keinginan
untuk merdeka. Pada tanggal 1 April 1943 dibangun pusat kebudayaan di Jakarta,
yang bernama "Keimin Bunka Shidoso’’.
Pemerintahan Jepang pernah mencoba menerapkan kebudayaan memberi
hormat ke arah matahari terbit kepada rakyat Indonesia lho! Dalam masyarakat
Jepang, kaisar memiliki tempat tertinggi, karena diyakini sebagai keturunan Dewa
Matahari. Nah, Jepang berusaha menerapkan nilai-nilai kebudayaannya kepada
bangsa Indonesia. Tetapi langsung mendapat pertentangan dan perlawanan dari
masyarakat di Indonesia. Bangsa kita ini hanya menyembah Sang Pencipta, yaitu
Tuhan Yang Maha Esa mana mungkin setuju memberi hormat dengan
membungkukkan punggung dalam-dalam (seikerei) ke arah matahari terbit.

Potongan gambar pada film Sang Kiyai, menggambarkan kondisi saat tentara
Jepangmenangkap

Dahulu, para seniman dan media pers kita tidak sebebas sekarang. Pemerintahan
Jepang mendirikan pusat kebudayaan yang diberi nama Keimin Bunkei Shidoso.

6
Lembaga ini yang kemudian digunakan Jepang untuk mengawasi dan mengarahkan
kegiatan para seniman agar karya-karyanya tidak menyimpang dari kepentingan
Jepang. Bahkan media pers pun berada di bawah pengawasan pemerintahan Jepang.

D. Kehidupan di Bidang Militer


Organisasi semi militer yang dibentuk Jepang adalah Seinendan, Keibodan,
Fujinkai, Barisan Pelopor, Heiho, dan PETA.

a. Seinendan

Pada tanggal 9 Maret 1943 didirikan gerakan Seinendan (Barisan Pemuda).


Pelantikan anggota Seinendan dilakukan pada tanggal 29 April 1943 dengan
anggota berjumlah 3500 pemuda. Tujuan Seinendan adalah untuk melatih dan
mendidik para pemuda agar mampu menjaga dan mempertahankan tanah air
dengan kekuatan sendiri. Persyaratan untuk menjadi Seinendan adalah pemuda
berusia 14-23 tahun.

b. Keibodan
Pembentukan Barisan bantu Polisi (Keibodan) dilakukan dengan syarat yang lebih
ringan dari Seinendan, yaitu pemuda yang berusia 23-25 tahun. Oleh karena itu,
setiap desa (ku) yang memiliki pemuda dengan usia tersebut dan berbadan sehat
wajib mengirimkan warganya menjadi Keibodan. Sistem pengawasan Keibodan ini
diserahkan pada Polisi Jepang. Terdapat beberapa istilah Keibodan sesuai dengan
wilayah atau daerahnya seperti di Sumatra Keibodan disebut dengan Bogodan,
sedangkan di daerah pemerintahan Angkatan Laut di Kalimantan Keibodan disebut
dengan Borneo Konon Hokokudan dengan jumlah anggota 28.000 orang.

c. Jawa Hokokai (Perhimpunan Kebaktian Rakyat Jawa)


Perhimpunan ini dibentuk untuk mengerahkan rakyat guna membantu Jepang
memenangkan Perang Pasifik. Jawa Hokokai merupakan organisasi resmi pemerintah
dan langsung di bawah pengawasan pejabat Jepang. Organisasi ini diresmikan pada
tanggal 1 Maret 1944 dengan dipimpin Panglima Tentara Jepang dan Ir. Soekarno
sebagai penasihat. Anggota Jawa Hokokai adalah para pemuda berusia di atas 14
tahun yang bertugas mengerahkan rakyat agar mengumpulkan padi, permata, besi-
besi tua, dan barang berharga lainnya demi kepentingan perang Jepang.

d. Fujinkai (Barisan Wanita)


Fujinkai dibentuk pada bulan Agustus 1943. Anggotanya adalah kaum wanita
berusia 15 tahun ke atas. Tujuan Fujinkai adalah membantu Jepang dalam perang
menghadapi Sekutu. terutama dalam kepentingan pertolongan pada prajurit yang sakit
atau kepentingan pada dapur.

e. Suishintai atau Barisan Pelopor

Organisasi Suishintai dibentuk pada tanggal 14 September 1944 dan diresmikan


pada tanggal 25 September 1944. Pemimpin organisasi tersebut adalah Ir.
Soekarno dibantu Otto Iskandardinata, R. P. Suroso, dan Dr. Buntaran

7
Martoatmojo. Barisan Pelopor adalah organisasi pemuda pertama yang dibimbing
langsung oleh tokoh nasionalis Indonesia seperti Ir. Soekarno.

f. PETA (Pembela Tanah Air)

PETA dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943 oleh Letjen Kumakici Harada
melalui keputusan Osamu Seiri No. 44 yang mengatur tentang pembentukan
PETA. Pembentukan PETA dilakukan untuk mencontoh Prancis yang
memanfaatkan pemuda Maroko sebagai tentara Prancis. Anggota Peta terdiri atas
orang Indonesia yang mendapat pendidikan militer Jepang.

Peta mempunyai tugas mempertahankan tanah air Indonesia. Sampai akhir


pendudukan Jepang anggota PETA di Jawa berjumlah 37.000 orang dan di
Sumatra tercatat berjumlah 20.000 orang. Tokoh Peta yang terkenal adalah
Supriyadi, Jenderal Sudirman, Jenderal Gatot Subroto, Jenderal Ahmad Yani, dan
Jenderal Soeharto. Peranan anggota PETA sangat besar dalam upaya
memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan karena pada masa
selanjutnya PETA menjadi inti kekuatan TNI.

g. Heiho

Heiho dibentuk pada bulan April 1943. Syarat untuk menjadi anggota Heiho
adalah pemuda berusia 18-25 tahun dengan pendidikan terendah SD. Anggota
Heiho ditempatkan langsung pada angkatan perang Jepang (AL-AD). Walaupun
berstatus sebagai pembantu prajurit jepang, akan tetapi anggota Heiho dilatih
untuk mampu menggunakan senjata dan mengoperasikan meriam-meriam
pertahanan udara Jepang. Bahkan saat perang semakin hebat anggota Heiho
diikutsertakan bertempur di Kepulauan Solomon. Sampai akhir pendudukan
Jepang anggota Heiho tercatat berjumlah 42.000 orang.

jangan lupa tambahkan komentar dan berikanlah like atau share pengetahuan anda
dan sebarkan apa yang anda baca hari ini, karena barang siapa membantu
mendapatkan informasi bagi orang lain , maka dia adalah orang yang berguna ,
selamat beraktifitas kawan, semoga pelajaran dan artikel diatas dapat membantu
menambah wawasan anda, barangkali ada informasi yang kurang atau salah,
silahkan komenter dan beri masukan.

E. Kehidupan di Bidang Pendidikan

Sistem pendidikan Indonesia pada masa pendudukan Jepang berbeda dengan


masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda. Pada masa pendudukan Jepang,
semua kalangan dapat mengakses pendidikan, sedangkan masa Hindia-
Belanda, hanya kalangan atas (bangsawan) saja yang dapat mengakses. Akan
tetapi, sistem pendidikan yang dibangun oleh Jepang itu memfokuskan pada
kebutuhan perang. Meskipun akhirnya pendidikan dapat diakses oleh semua
kalangan, tetapi secara jumlah sekolahnya menurun sangat drastis, dari
semulanya 21.500 menjadi 13.500.

8
1. Mengadakan latihan kepada guru-guri di Jakarta

2. Manghapus diskriminasi dalam system persekolahan, karena struktur


sekolah diseragamkan jenisnya menjadi Sekolah Umum (terdiri dari
sekolah rakyat 6 tahun, sekolah menengah 3 tahun, dan sekolah
menengah tinggi 3 tahun, dan sekolah guru (terdiri dari sekolah guru 2
tahun. Sekolah guru 4 tahun, dan sekolah guru 6 tahun))

BAB III

9
PENUTUP

A.Kesimpulan
Pada masa pendudukan militer Jepang di Indonesia berbagai
organisasi pergerakan nasional yang telah ada pada masa colonial belanda
dibubarkan. Sebaliknya pemerintah pendudukan jepang menyediakan
berbagai wadah atau organisasi yang mudah diawasi. Beberapa organisasipun
dibentuk yang sebenarnya dibentuk untuk kepentingan Jepang. Organisasi-
organnisasi bentukan Jepang tersebut bertujuan untuk propaganda Jepang
untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar mendukung kepentingan
perangnya.
Namun, tokoh-tokoh bangsa indonesia dapat memanfaatkan dengan
baik organisasi bentukan jepang untuk mempersiapkan mental bangsa
indonesia dalam mencapai kemerdekaan. Tokoh-tokoh seperti Ir. Soekarno,
Moh.Hatta, Ki Hadjar Dewantara, dan K.H. Mansur dapat menggunakan
Poetera untuk hal tersebut. Media komunikasi massa milik jepang
dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh tersebut untuk berkomunikasi dengan rakyat
secara luas.
Ditengah keterbatasan gerak organisasi pergerakan, para tokoh bangsa
indonesia masih mampu memanfaatkan keadaan untuk tetap menanamkan
semangat nasionalisme indonesia. Dari sini kita dapat belajar bahwa di dalam
kesulitan masih ada peluang yang dapat diciptakan untuk mencapai tujuan.

B.Saran
Kita sebagai pemuda Indonesia wajib menghormati jasa para pahlawan
yang lebih dulu meninggalkan kita. Hargailah mereka yang telah
mengorbankan jiwa dan raganya serta berjuang mati-matian demi meraih
kemerdekaan yang dapat kita rasakan pada masa kini. Walaupun sekarang
Indonesia sudah merdeka, sebagai penerus bangsa kita masih harus berjuang
demi kemajuan negeri ini. Kita harus berterima kasih kepada para pahlawan
cukup dengan cara belajar dengan sungguh-sungguh demi kejayaan tanah air
tercinta ini.

DAFTAR PUSTAKA
https://prezi.com/fdrbq_2o_bx3/kebijakan-militer-sosial-budaya-jepang-di-indonesia/

10
http://portalgkr.blogspot.com/2014/12/kebijakan-pemerintah-jepang-di-bidang_2.html
http://wartasejarah.blogspot.com/2014/06/kebijakan-jepang-dalam-bidang.html
https://www.academia.edu/15505306/Pendudukan_Militer_Jepang_Di_Indonesia

11

Anda mungkin juga menyukai