Anda di halaman 1dari 12

Dampak positif pendudukan Jepang

1. Dampak militer
Mengingat Jepang kerap menjadikan rakyat Indonesia ‘pembantu’ dalam perang,
hal ini membuat Indonesia berkesempatan mempelajari hal-hal terkait militer. Salah
satunya, melalui pelatihan di Pembela Tanah Air (PETA). Bekal ilmu militer ini lantas
digunakan untuk melancarkan perlawanan terhadap Jepang.
 
2. Dampak kesenian dan kebudayaan
Tak cuma dari segi militer, bidang kesenian dan kebudayaan Indonesia juga
terdampak positif. Dunia perfilman Tanah Air semakin terorganisir, meskipun
fokusnya hanya diperbolehkan menunjukkan dukungan terhadap Jepang. Kebijakan
Nippon yang memperbolehkan penggunaan bahasa Indonesia juga berhasil
membangkitkan jiwa nasionalisme. Rasa nasionalisme ini juga dikembangkan
melalui upacara bendera.

Dampak negatif pendudukan Jepang


Selama masa pendudukan, Jepang banyak melaksanakan kegiatan-kegiatan yang pada
akhirnya malah merugikan dan menyengsarakan rakyat Indonesia. Hal ini dilakukan demi
memenuhi keperluan mereka, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, atau budaya.

1. Dampak politik
Di bidang politik, Jepang melakukan restrukturisasi pemerintahan, reorganisasi
administrasi, propaganda dan akomodasi tokoh penguasa melalui gerakan 3A,
Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA), Chuo Sangi In, atau Jawa Hokokai, serta
memobilisasi massa guna memperoleh dukungan politik dan militer dari rakyat
Indonesia.
 
2. Dampak ekonomi
Di bidang ekonomi, Nippon mengambil aset-aset yang semula dikuasai sekutu,
serta mengadakan setoran wajib dan koperasi bersama. Kebijakan tersebut
akhirnya malah merugikan rakyat Indonesia karena Jepang-lah yang menerima
setoran lebih banyak.
 
3. Dampak sosial
Di bidang sosial, Jepang mengeksploitasi rakyat Indonesia dengan membentuk
Romusha. Melalui kebijakan ini, laki-laki Indonesia melakukan kerja paksa.
Sedangkan, para perempuan dijadikan Jugun Ianfu atau tenaga penghibur untuk
memuaskan hasrat tentara Jepang.
 
4. Dampak budaya
Adapun di bidang budaya, Jepang ingin menanamkan kebiasaan Seikerei, yaitu
membungkukkan badan terhadap kaisar. Kebiasan tersebut jelas bertentangan
dengan cara ibadah rakyat Indonesia yang mayoritas umat muslim.
Kehidupan Bangsa Indonesia pada Masa
Pendudukan Jepang | Sejarah Kelas 11
Fahri Abdillah Feb 4, 2022 • 6 min read

Konsep Pelajaran SMA Kelas 11 Sejarah XI

Seperti apa kehidupan bangsa Indonesia pada masa pendudukan Jepang? Simak informasi
lengkapnya di artikel ini!

--

Kamu tahu berapa lama bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa Jepang? Ya! Selama 3,5 tahun
bangsa kita ini dijajah oleh bangsa Jepang. Kalau kamu sudah membaca artikel-artikel sejarah
lainnya di blog ini, pastinya sudah tahu kalau bangsa Jepang itu sangat licik dan sangat kejam
memperlakukan penduduk bangsa Indonesia. Kira-kira seperti apa ya kehidupan bangsa
Indonesia masa pendudukan Jepang?

Pada artikel ini, akan dibahas bagaimana situasi dan kondisi kehidupan bangsa Indonesia dalam
aspek sosial, ekonomi, budaya, politik, militer, dan juga pendidikan.

ASPEK SOSIAL
Pemerintahan Jepang saat itu mencetuskan kebijakan tenaga kerja romusha. Mungkin kamu
sudah sering dengar kalau romusha adalah sistem kerja yang paling kejam selama bangsa
Indonesia ini dijajah. Tetapi, pada awalnya pembentukan romusha ini mendapat sambutan
baik lho dari rakyat Indonesia, justru banyak yang bersedia untuk jadi sukarelawan. Namun
semua itu berubah ketika kebutuhan Jepang untuk berperang meningkat.

Pengerahan romusha menjadi sebuah keharusan, bahkan paksaan. Hal tersebut membuat rakyat
kita menjadi sengsara. Kamu bayangin aja, rakyat kita dipaksa membangun semua sarana perang
yang ada di Indonesia. Selain di Indonesia, rakyat kita juga dikerjapaksakan sampai ke luar
negeri. Ada yang dikirim ke Vietnam, Burma (sekarang Myanmar), Muangthai (Thailand), dan
Malaysia. Semua dipaksa bekerja sepanjang hari, tanpa diimbangi upah dan fasilitas hidup yang
layak. Akibatnya, banyak dari mereka yang tidak kembali lagi ke kampung halaman karena
sudah meninggal dunia.

Kerja paksa Romusha di Indonesia (Sumber: www.omucu.com)

Selain romusha, Jepang juga membentuk Jugun Ianfu. Jugun Ianfu adalah tenaga kerja
perempuan yang direkrut dari berbagai Negara Asia seperti Indonesia, Cina, dan
korea. Perempuan-perempuan ini dijadikan perempuan penghibur bagi tentara Jepang. Sekitar
200.000 perempuan Asia dipaksa menjadi Jugun Ianfu.

ASPEK BUDAYA

Pemerintahan Jepang pernah mencoba menerapkan kebudayaan memberi hormat ke arah


matahari terbit kepada rakyat Indonesia lho! Dalam masyarakat Jepang, kaisar memiliki tempat
tertinggi, karena diyakini sebagai keturunan Dewa Matahari. Nah, Jepang berusaha menerapkan
nilai-nilai kebudayaannya kepada bangsa Indonesia. Tetapi langsung mendapat pertentangan dan
perlawanan dari masyarakat di Indonesia. Bangsa kita ini hanya menyembah Sang Pencipta,
yaitu Tuhan Yang Maha Esa mana mungkin setuju memberi hormat dengan membungkukkan
punggung dalam-dalam (seikerei) ke arah matahari terbit.

Potongan gambar pada film Sang Kiyai, menggambarkan kondisi saat tentara Jepang
menangkap ulama-ulama yang menolak 'Seikerei' (Sumber: berdikarionline.com)

Dahulu, para seniman dan media pers kita tidak sebebas sekarang. Pemerintahan Jepang
mendirikan pusat kebudayaan yang diberi nama Keimin Bunkei Shidoso. Lembaga ini yang
kemudian digunakan Jepang untuk mengawasi dan mengarahkan kegiatan para seniman agar
karya-karyanya tidak menyimpang dari kepentingan Jepang. Bahkan media pers pun berada di
bawah pengawasan pemerintahan Jepang.

Baca Juga: Bentuk Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Jepang

ASPEK PENDIDIKAN

Sistem pendidikan Indonesia pada masa pendudukan Jepang berbeda dengan masa pemerintahan
kolonial Hindia-Belanda. Pada masa pendudukan Jepang, semua kalangan dapat mengakses
pendidikan, sedangkan masa Hindia-Belanda, hanya kalangan atas (bangsawan) saja yang dapat
mengakses. Akan tetapi, sistem pendidikan yang dibangun oleh Jepang itu memfokuskan pada
kebutuhan perang. Meskipun akhirnya pendidikan dapat diakses oleh semua kalangan, tetapi
secara jumlah sekolahnya menurun sangat drastis, dari semulanya 21.500 menjadi 13.500.

ASPEK EKONOMI

Sewaktu Indonesia masih di bawah penjajahan Jepang, sistem ekonomi yang diterapkan adalah
sistem ekonomi perang. Saat itu Jepang merasa penting untuk menguasai sumber-sumber bahan
mentah dari berbagai wilayah Indonesia. Tujuan Jepang melakukan itu, untuk menghadapi
Perang Asia Timur Raya, Squad. Nah, wilayah-wilayah ekonomi yang sanggup memenuhi
kebutuhannya sendiri atau yang diberi nama Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur
Raya, merupakan wilayah yang masuk ke dalam struktur ekonomi yang direncanakan oleh
Jepang.

Kalau di bidang moneter, pemerintah Jepang berusaha untuk mempertahankan nilai gulden
Belanda. Hal itu dilakukan agar harga barang-barang dapat dipertahankan sebelum perang.
 

ASPEK POLITIK dan MILITER

Pada masa pendudukan Jepang, pemerintah Jepang selalu mengajak bekerja sama golongan-
golongan nasionalis. Hal ini jelas berbeda dibandingkan pada masa pemerintahan Hindia-
Belanda. Saat itu golongan nasionalis selalu dicurigai. Golongan nasionalis mau bekerja sama
dengan pemerintahan Jepang karena Jepang banyak membebaskan pemimpin nasional Indonesia
dari penjara, seperti Soekarno, Hatta, dan juga Sjahrir.

Kenapa Jepang mengajak kerja sama golongan nasionalis Indonesia? Karena Jepang
menganggap bahwa golongan nasionalis ini memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat
Indonesia. Saat itu, Wakil Kepala Staf Tentara Keenam Belas, Jenderal Harada Yosyikazu,
bertemu dengan Hatta untuk menyatakan bahwa Jepang tidak ingin menjajah Indonesia,
melainkan ingin membebaskan bangsa Asia. Karena itulah Hatta mererima ajakan kerja sama
Jepang. Akan tetapi, Sjahrir dan dr. Tjipto Mangunkusumo tidak mererima tawaran kerja sama
Jepang.

Namun, kemudian Jepang mengeluarkan undang-undang yang terkait pada bidang politik yang
justru banyak merugikan bangsa Indonesia. Beberapa di antaranya:
 

Dampak Pendudukan Jepang di Bidang Politik

Pada awal pendudukannya, Jepang memiliki tujuan untuk menghapus


pengaruh barat di Indonesia dan menghimpun dukungan dari rakyat
Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Jepang adalah
dengan penghapusan penggunaan bahasa Belanda. 

Selain itu ada beberapa kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah


Jepang dalam bidang politik, antara lain:

 Restrukturisasi Pemerintahan
Elo pasti tahu kan kalau di Indonesia ada yang namanya angkatan darat
dan angkatan laut? Ternyata pembentukan angkatan darat dan
angkatan laut ini merupakan salah satu dampak politik pendudukan
Jepang di Indonesia lho. 

Pada saat Jepang berkuasa, Jepang melakukan restrukturisasi


pemerintahan. Yaitu pembagian pemerintahan menjadi dua yang terdiri
dari (Rikugun) angkatan darat yang menguasai Sumatera serta Malaya
dan (Kaigun) angkatan laut yang menguasai Jawa, Madura, Kalimantan,
Sulawesi, Nusa Tenggara dan Papua. 

 Reorganisasi Administrasi
Percaya nggak kalau gue bilang Rukun Tetangga (RT) dan Rukun
Warga (RW) merupakan warisan kehidupan politik pada masa
pendudukan Jepang? Yap, emang itu faktanya, guys. 

Pada saat Jepang menguasai Indonesia, mereka melakukan


reorganisasi administrasi. Jepang melakukan perombakan terhadap
struktur pemerintahan sesuai dengan kaidah Jepang. 

Daerah karesidenan berganti menjadi Syu, kabupaten berganti


menjadi Ken, kota praja berganti menjadi Syi, kawedanan berganti
menjadi Gun, kecamatan berganti menjadi So, desa berganti
menjadi Ku, RT dan RW menjadi Tonarigumi. 

Uniknya, Tonarigumi atau RT dan RW ini bertujuan untuk memata-matai


penduduk yang anti Jepang. 

 Propaganda dan Akomodasi Tokoh Penguasa


Strategi Jepang untuk menguasai Indonesia emang nggak main-main,
deh. Dalam usahanya menguasai Indonesia, Jepang melakukan
beberapa propaganda. 

Selain mengaku sebagai “saudara tua” dan meluncurkan gerakan 3A


demi mendapat simpati bangsa Indonesia.Jepang juga membentuk
organisasi-organisasi propaganda yang dipimpin oleh tokoh-tokoh
penguasa Indonesia. Tujuannya  agar para pengikut tokoh-tokoh
tersebut dapat mengajak rakyat Indonesia untuk mendukung Jepang. 

Organisasi-organisasi propaganda tersebut antara lain adalah Pusat


Tenaga Rakyat (PUTERA) yang dipimpin oleh Bung Karno dan Bung
Hatta, Badan Pertimbangan Pusat (CHUO SANGI IN) dipimpin oleh
Bung Karno, Himpunan Kebaktian Jawa (Jawa Hokokai) yang dipimpin
oleh Gunseikan dan penasihat utama Soekarno. 

Dampak Pendudukan Jepang di Bidang Ekonomi 

Seperti yang udah gue singgung di awal, tujuan Jepang datang ke


Indonesia adalah karena Indonesia memiliki sumber daya yang
berlimpah. Terutama, sumber daya minyak bumi yang dibutuhkan oleh
Jepang. 

Pada masa pendudukan Jepang, Indonesia memiliki sistem ekonomi


bercorak ekonomi perang. Ciri-ciri kehidupan ekonomi pada saat itu
ialah adanya pengaturan, pembatasan, dan penguasaan faktor-faktor
produksi oleh pemerintah militer. Seluruh kegiatan ekonomi yang
sebelumnya dikuasai Belanda diambil alih oleh Jepang. 

Dalam masa kekuasaannya Jepang juga melakukan beberapa


kebijakan dalam bidang ekonomi yang juga membawa dampak bagi
bangsa Indonesia, diantaranya adalah sebagai berikut: 

 Asimilasi Aset Ekonomi


Dalam asimilasi aset ekonomi, Jepang mengambil aset-aset sisa
Belanda, dari mulai perkebunan, perbankan, pabrik dan pertanian.
Akibatnya, rakyat yang hidup pada masa pendudukan Jepang sangat
menderita.

 Swasembada
Untuk mengekang hubungan Indonesia dengan dunia luar, Jepang
memunculkan kebijakan untuk melakukan swasembada. 

Rakyat Indonesia dipaksa untuk memenuhi kebutuhannya sendiri,


sehingga nggak perlu tu harus impor dari negara lain. Tujuan Jepang
pada saat itu adalah supaya Indonesia hanya memiliki ketergantungan
pada Jepang aja. 

Nah, menurut elo apakah kebijakan swasembada ini berdampak baik


untuk bangsa Indonesia? Coba deh, share pendapat elo di kolom
komentar ya! 

 Setoran Wajib
Setoran wajib ini dihimpun dalam lembaga Jawa Hokokai dan Nagyo
Kumiai (Koperasi Pertanian). 

Di mana pada saat itu rakyat diwajibkan untuk melakukan setoran


kepada pemerintah Jepang sebanyak 30% pendapatan yang mereka
peroleh, kemudian 20% ke lumbung desa, 40% untuk pribadi dan
sisanya untuk koperasi bersama. Rakyat Indonesia diminta untuk aktif
mendukung adanya koperasi bersama. 

Kalau dilihat-lihat sih kayaknya nggak terlalu merugikan ya? Tapi itu
semua hanya tipuan guys. Nyatanya bagian 40% yang harusnya bisa
dinikmati oleh rakyat Indonesia tetap diminta oleh pemerintah Jepang
secara paksa. 

Dampaknya, banyak rakyat Indonesia yang hidupnya menderita karena


nggak memiliki kehidupan yang layak. 
Dampak Pendudukan Jepang di Bidang Sosial 

Oke, next adalah dampak pendudukan Jepang dalam bidang sosial.


Dalam bidang sosial, Jepang juga mengeluarkan beberapa kebijakan
yang berdampak terhadap kehidupan bangsa Indonesia. Dampak
pendudukan Jepang dalam bidang sosial antara lain adalah: 

 Larangan Terhadap Seluruh Kebudayaan Barat


Jepang mengeluarkan kebijakan untuk melarang semua kebudayaan
Barat untuk masuk ke Indonesia. Salah satunya adalah larangan untuk
menggunakan bahasa Belanda.

Untuk mendapatkan simpati dari masyarakat Indonesia, Jepang


memerintahkan untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa
resmi dalam pengantar pendidikan. Selain itu, Jepang juga melakukan
penghapusan sistem pendidikan yang merupakan warisan Belanda. 

Tentu aja, sistem pendidikan ini kemudian diganti dengan sistem


pendidikan Jepang. 

Sama seperti sistem ekonominya, sistem pendidikan yang


diselenggarakan oleh Jepang juga bercirikan militerisme. 

Jadi nih, pas masa kependudukan Jepang di Indonesia, siswa itu


menyanyikan lagu kebangsaan Jepang (Kimigayo), disertai dengan
pengibaran bendera kebangsaan Jepang (Hinomaru), dan harus hormat
Kaisar Jepang (Seikirei). 

 Eksploitasi Rakyat
Masa Pendudukan Jepang merupakan masa yang bisa dibilang paling
kelam. Selain melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam,
Jepang juga melakukan eksploitasi terhadap rakyat Indonesia. 

Contohnya, mereka mengeluarkan kebijakan Romusha dan Jugun Ianfu.


Masih inget nggak sih apa itu Romusha dan Jugun lanfu?

Pada saat itu para laki-laki dipaksa untuk melakukan kerja paksa tanpa
imbalan untuk membangun jalan, bahkan mereka juga nggak punya
kesempatan buat sekadar istirahat. Akibatnya, banyak rakyat yang
meninggal saat melakukan kerja paksa karena kelelahan. Kejam banget
kan? 

Kalau para laki-laki dipaksa untuk melakukan kerja paksa, para


perempuan juga menjadi korban kekejaman Jepang. Mereka
dipekerjakan sebagai perempuan penghibur (Jugun Ianfu) dan dipaksa
untuk memuaskan nafsu para tentara Jepang. Bener-bener nggak
punya perikemanusiaan ya! 

Romusha (Dok,
Wikimedia Commons)
Gimana guys, udah paham belum nih? Tenang aja elo bisa juga
dengerin penjelasan materi ini dari tutor-tutor yang kece dengan klik
banner di bawah ini ya!

Kesimpulan

Dari materi yang udah gue sampaikan di atas, elo pasti udah bisa
ngeliat apa aja dampak yang diakibatkan dari adanya pendudukan
Jepang di Indonesia. 

Elo mungkin juga setuju sama gue. Jepang juga ngasih dampak positif
untuk kehidupan kita sekarang. Ya, meskipun, dampak positif tersebut
juga tidak menutup kerugian yang diakibatkan oleh Jepang pada saat
itu. 

Kalau dampak positifnya gue bisa bilang salah satunya adalah Jepang
membolehkan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi nasional.
Sedangkan dampak negatifnya, secara keseluruhan, elo bisa tau kalau
kehidupan masyarakat Indonesia pada saat itu sama sekali nggak
mudah. Bahkan kekejaman yang dilakukan Jepang bisa dibilang
melebihi Sekutu yang menguasai Indonesia selama 350 tahun.

Anda mungkin juga menyukai