Guru Pengawas:
M. Feri NH NW QH ABD
Di Susun Oleh
Riska Ramadina Putri
Pendudukan Jepang di Indonesia membawa dampak pada kehidupan masyarakat Indonesia, baik
di bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, pendidikan maupun di bidang birokrasi dan militer.
A. Bidang Politik
Dalam bidang politik, Jepang melakukan kebijakan dengan melarang penggunaan
bahasa Belanda dan mewajibkan penggunaan bahasa Jepang. Struktur pemerintahan
dibuat sesuai dengan keinginan Jepang, misalnya desa dengan Ku, kecamatan dengan So,
kawedanan dengan Gun, kotapraja dengan Syi, kabupaten dengan Ken, dan karesidenan
dengan Syu. Setiap upacara bendera dilakukan penghormatan kearah Tokyo dengan
membungkukkan badan 90 derajat yang ditujukan pada Kaisar Jepang Tenno Heika.
Jepang juga membentuk pemerintahan militer dengan angkatan darat dan
angkatan laut. Angkatan darat yang meliputi Jawa-Madura berpusat di Batavia.
Sementara itu di Sumatra berpusat di Bukittinggi, angkatan lautnya membawahi
Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian, sebagai pusatnya di
Ujungpandang. Pemerintahan itu berada dibawah pimpinan Panglima Tertinggi Jepang
untuk Asia Tenggara yang berkedudukan di Dalat (Vietnam).
Jepang juga membentuk organisasi-organisasi dengan maksud sebagai alat
propaganda, seperti Gerakan Tiga A dan Putera, tetapi gerakan tersebut gagal dan
dimanfaatkan oleh kaum pergerakan sebagai wadah untuk pergerakan nasional. Tujuan
utama pemerintah Jepang adalah menghapuskan pengaruh Barat dan menggalang
masyarakat agar memihak Jepang. Pemerintah Jepang juga menjanjikan kemerdekaan
bagi bangsa Indonesia yang diucapkan oleh Perdana Menteri Tojo dalam kunjungannya
ke Indonesia pada September 1943. Kebijakan politik Jepang yang sangat keras itu
membangkitkan semangat perjuangan rakyat Indonesia terutama kaum nasionalis untuk
segera mewujudkan cita-cita mereka, yaitu Indonesia merdeka.