Anda di halaman 1dari 4

NAMA: SYAHRUL FIRDAUS

KELAS:XI MIPA 1
NO:31

PENINDASAN JEPANG TERHADAP RAKYAT


INDONESIA

1. DI BIDANG POLITIK
Dalam bidang politik, Jepang menerapkan beberapa kebijakan
antara lain:
1. Melarang penggunaan bahasa Belanda dan mewajibkan
penggunaan bahasa Jepang
2. . Struktur pemerintahan sesuai keinginan Jepang.
3. Melakukan seikerei setiap upacara bendera, yaitu
penghormatan ke arah Tokyo dengan membungkukkan badan 90
derajat untuk Kaisar Jepang Tenno Heika.
4. Membentuk pemerintahan militer dengan angkatan darat dan
angkatan laut.
5. Membentuk organisasi-organisasi sebagai alat propaganda.

Struktur pemerintahan era pendudukan Jepang Struktur pemerintahan di


Indonesia diubah sesuai keinginan Jepang. Misalnya, desa disebut ku,
kecamatan disebut so, kawedanan disebut gun, kotapraja disebut shi (syi),
kabupaten disbeut ken dan karesidenan disebut shu (syu).

Pemerinahan militer era pendudukan Jepang di Indonesia terdiri dari


angkatan darat dan angkatan laut. Pemerintahan militer ini berada di
bawah pimpinan Panglima Tertinggi Jepang untuk Asia Tenggara yang
berkedudukan di Dalat (Vietnam). Angkatan darat berpusat di Batavia
dengan wilayah meliputi Jawa dan Madura. Angkatan darat di Sumatera
berpusat di Bukittinggi. Angkatan laut berpusat di Ujungpandang yang
membawahi wilayah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan
Irian. Baca juga: Sistem Pemerintahan Militer Jepang di Indonesia
Organisasi era pendudukan Jepang Jepang membentuk organisasi-
organisasi dengan maksud sebagai alat propaganda untuk kepentingan
Jepang. Terdapat 12 organisasi bentukan Jepang di Indonesia antara lain:
Gerakan Tiga A Peta (Pembela Tanah Air) Putera (Pusat Tenaga Rakyat)
Kenpetai (Barisan Polisi Rahasia) Heiho (Barisan Cadangan Prajurit)
Keibodan (Barisan Pembantu Polisi) Seinendan (Barisan Pemuda)
Shuishintai (Barisan Pelopor) Fujinkai (Barisan Wanita) Gakukotai
(Laskar Pelajar) Jawa Hokokai Masyumi Baca juga: Heiho dan PETA,
Organisasi Militer Bentukan Jepang Dari 12 organisasi bentukan Jepang
tersebut terdapat empat organisasi semi militer yaitu Gerakan 3A,
Seinendan, Keibodan, dan Shuishintai (Barisan Pelopor). Sedangkan
organisasi militer bentukan Jepang adalah Heiho dan Peta. Tetapi
organisasi tersebut gagal dan justru dimanfaatkan oleh kaum pergerakan
sebagai wadah untuk melakukan pergerakan nasional. Kebijakan Jepang
di bidang politik yang keras itu membangkitkan semangat perjuangan
rakyat Indonesia terutama kaum nasionalis untuk segera mewujudkan
cita-cita Indonesia merdeka.

2. DI BIDANG SOSIAL
Akibat pendudukan Jepang bidang sosial budaya Selama masa
pendudukan Jepang, kehidupan sosial dan budaya masyarakat Indonesia
sangat memprihatinkan. Penderitaan rakyat bertambah karena segala
kegiatan rakyat dicurahkan untuk memenuhi kebutuhan perang Jepang
dalam menghadapi musuh-musuhnya. Terlebih rakyat dijadikan pekerja
romusha (kerja paksa zaman Jepang) sehingga banyak jatuh korban
akibat kelaparan dan penyakit. Beberapa akibat pendudukan Jepang
bidang sosial budaya antara lain:
1. Kesulitan proses komunikasi antarpulau dan dunia luar karena semua
saluran komunikasi dikendalikan Jepang.
2. Semua nama-nama kota yang menggunakan bahasa Belanda diganti
Bahasa Indonesia seperti Batavia menjadi Jakarta dan Buitenzorg menjadi
Bogor.
3. Kebijakan Kinrohoshi yaitu tradisi kerja bakti secara massal pada masa
pendudukan Jepang.
4. Mendirikan pusat kebudayaan Keimin Bunka Shidoso pada 1 April
1943 untuk mengawasi karya para seniman agar tidak menyimpang dari
tujuan Jepang.

Kenpetai Jepang yang awalnya disambut dengan senang hati justru


menimbulkan kebencian. Rakyat lebih benci pemerintah Jepang daripada
pemerintah kolonial Belanda. Jepang sering bertindak sewenang-wenang.
Kekejaman dilakukan Kenpetai (polisi militer Jepang). Rakyat sering
ditangkap, ditahan dan disiksa. Pada masa pendudukan Jepang banyak
perempuan Indonesia yang ditipu oleh Jepang dengan dalih untuk bekerja
sebagai perawat atau disekolahkan. Tetapi ternyata para perempuan
tersebut disekap dalam kamp-kamp tertutup yang dipaksa menjadi wanita
penghibur. Kamp-kamp tersebut ditemukan di Solo, Semarang, Jakarta,
dan Sumatera Barat.
3. DI BIDANG EKONOMI
Akibat pendudukan Jepang bidang ekonomi Jepang membutuhkan biaya
Perang Pasifik, untuk itu mengerahkan semua tenaga kerja dari Indonesia.
Tenaga kerja dari Indonesia dikerahkan untuk membuat benteng-benteng
pertahanan. Akibatnya, kondisi masyarakat dari segi ekonomi
menyedihkan. Beberapa akibat pendudukan Jepang di Indonesia bidang
ekonomi antara lain:
1. Pembentukan barisan romusha dengan panitia pengarahan
(romukyokai) di setiap daerah.
2. Pengerahan tenaga kerja dari sukarela menjadi paksaan.
3. Masyarakat wajib melakukan pekerjaan yang dinilai berguna bagi
masyarakat luas.
4. Obyek vital dan alat-alat produksi dikuasai dan diawasi ketat oleh
pemerintah Jepang
5. . Barang-barang keperluan hidup sulit didapat karena jumlahnya
sedikit.
6. Bahan makanan sulit didapat karena banyak petani menjadi romusha.
7. Bahan-bahan pakaian sulit didapat bahkan menggunakan karung goni
sebagai bahan pakaian.
8. Obat-obatan sulit didapat.
9. Peningkatan jumlah gelandangan di kota-kota besar seperti Jakarta,
Bandung, Semarang dan Surabaya.
10. Pasar gelap tumbuh di kota-kota besar.
11. Inflasi parah karena uang yang dikeluarkan pemerintah Jepang tidak
ada jaminannya.

Kerja Paksa Zaman Penjajahan Romusha Awalnya tenaga kerja


dikerahkan dari Pulau Jawa yang padat penduduknya. Lalu di kota-kota
dibentuk barisan romusha sebagai sarana propaganda. Propaganda yang
kuat itu menarik pemuda-pemuda untuk bergabung dengan sukarela.
Pengerahan tenaga kerja yang awalnya sukarela menjadi paksaan.
Terdapat panitia pengerahan (romukyokai) di setiap daerah. Desa-desa
diwajibkan untuk menyiapkan sejumlah tenaga romusha. Para petani
banyak yang menjadi pekerja romusha, akibatnya bahan makanan sulit
didapat. Para pekerja romusha diperlakukan dengan kasar dan kejam.
Kehidupan mereka tidak dijamin, kesehatan dan makan tidak
diperhatikan. Akibatnya, banyak pekerja romusha yang sakit dan
meninggal. Untuk mengembalikan citranya, Jepang mengadakan
propaganda dengan menyebut pekerja romusha sebagai pahlawan pekerja
atau prajurit ekonomi. Dalam propaganda Jepang, pekerja romusha
digambarkan sebagai sosok yang suci dalam menjalankan tugasnya. Para
pekerja romusha tidak hanya dipekerjakan di Indonesia tetapi juga
dikirim ke Burma, Muangthai, Vietnam, Serawak dan Malaya. Baca juga:
Akibat Pendudukan Jepang Bidang Politik Aturan Jepang di bidang
ekonomi Pemerintah Jepang mengeluarkan peraturan untuk menjalankan
perekonomian. Semua obyek vital dan alat-alat produksi dikuasai dan
diawasi sangat ketat. Banyak perkebunan dirusak dan diganti tanamannya
untuk keperluan biaya perang. Rakyat dilarang menanam tebu dan
membuat gula. Terdapat beberapa perusahaan swasta Jepang yang
menangani pabrik gula seperti Meiji Seito Kaisha.

Anda mungkin juga menyukai