Tentara ke-14 dipimpin Letjend Honma Masaharu dengan wilayah operasi di Philipina
. Tentara ke-15 dipimpin Letjend Iida Shojiro dengan wilayah operasi di Thailand dan Burma.
Tentara ke-16 dipimpin Letjend Imamura Hitoshi dengan wilayah operasi di Indonesia (Hindia
Belanda).
Tentara ke-25 dipimpin Letjend Yamashita Tomoyuki dengan wilayah operasi di Malaya
(Malaysia)
d. Kebijakan pemerintah Jepang di Indonesia
Jepang membubarkan organisasi pergerakan yang berkembang pada masa penjajahan Belanda,
kecuali Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI). MIAI tidak dibubarkan Jepang dengan pertimbangan
bahwa mayoritas penduduk Indonesia beragama islam, selain itu juga karena umat Islam di
Indonesia membenci bangsa Barat sama dengan Jepang
Membagi wilayah Indonesia menjadi tiga pemerintahan militer yakni (1) Pulau Jawa dan Madura
dibawah pimpinan Angkatan Darat (Rikugun) ke-16 dengan pusat di Jakarta. (2) Pulau Sumatera
di bawah kekuasaan Angkatan Darat ke-25 berpusat di Bukittinggi. (3) Indonesia bagian timur,
Maluku, Irian Jaya, Nusa Tenggara berada dibawah pemerintahan Angakatan Laut Jepang
(Kaigun) Selatan ke-2 dengan pusat di Makasar.
Struktur pemerintahan milter Jepang di Indonesia yaitu : (1) Gunshireikan (panglima tentara)
yang menjabat sebagai pucuk pemerintahan militer Jepang di Indonesia. Gunshireikan pertama
di Indonesia yaitu Hitoshi Imamura. (3) Gunseikan (kepala staf militer) dibantu oleh staf yang
disebut Gunseikanbu (staf pemerintahan pusat). Gunseikanbu dibantu oleh Somobu
(departemen dalam negeri), zaimubu (departemen keuangan), sangyobu (departemen
perusahaan, industry dan kerajinan tangan), kotsubu (departemen lalu lintas) dan shihobu
(departemen kehakiman). (3)Gunseibu bertugas sebagai coordinator pemerintahan militer yang
bertugas memulihkan keamanan dan ketertiban.
Pemerintahan sipil wilayah Indonesia dibagi menjadi sepuluh keresidenan (syu). Setiap
keresidenan terdiri dari kotapraja (syi), kabupaten (ken), kawedanan (gun), kecamatan (son),
dan kelurahan (ku).
Jepang membentuk pemerintahan kota yang disebut dengan Tokubetsushi (kota istimewa) yang
kedudukannya hampir sama dengan syu. Contohnya adalah Jakarta.
Mengangkat tokoh nasional Indonesia ke dalam struktur pemerintahan, seperti Prof Soepomo,
Husein Djajadiningrat, dan R.M Soerjo. Mekipun demikian, jabatan tertinggi dalam sebuah
lembaga tetap dipegang oleh orang Jepang.
Jepang membentuk Chou Sangi In (Dewan Perimbangan Pusat) dan Chuo Sangi Kai (Dewan
Pertimbangan Daerah) pada tanggal 15 September 1942. Tugas dari Chuo Sangi In adalah
mengajukan usul dan memberikan masukan kepada pemerintah Jepang terutama dalam bidang
politik. Ketua dari Chuo Sangi In adalah Ir Soekarno dengan wakil Kusumo Utojo dan Buntaran
Mangunsubroto.
Jepang membentuk berbagai organisasi untuk menarik simpati bangsa Indonesia antara lain
Gerakan 3A, Putera, Jawa Hokokai. Sembonyan 3A yakni Jepang cahaya Asia, Jepang Pelindung
Asia dan Jepang Pemimpin Asia. 3A kemudian digantikan oleh Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
yang dipimpin oleh 4 serangkai yakni Ir Soekarno, Moh Hatta, Ki Hajar Dewantara dan K.H Mas
Mansyur. Putera akhirnya dibubarkan oleh Jepang karena lebih bermanfaat bagi bangsa
Indonesia daripada Jepang. Sebagai pengganti Putera dibentuk Jawa Hokokai.
Tokoh 4 Serangkai
Jepang menerapkan sistem ekonomi perang yaitu segala kegiatan ekonomi dilakukan untuk
kepentingan perang.
Jepang juga menerapkan sistem autarki yaitu setiap daerah harus memenuhi kebuhtan sendiri.
Pulau Jawa dibagi atas 17 lingkungan autarki. Sumatra dibagi atas 3 lingkungan autarki dan 3
lingkungan bagi daerah minseifu (diperintah Angkatan Laut Jepang). Tugas autarki daerah adalah
memenuhi kebutuhan sendiri, serta ketahanan daerahnya untuk memproduksi bahan-bahan
kebutuhan perang. Kedua tugas ini dilaksanakan secara konsekuen oleh pemerintah
pendudukan Jepang. Rakyat dan kekayaan Indonesia dikorbankan Jepang untuk kepentingan
perangnya
Rakyat disuruh untuk membuka lahan lahan baru yang ditanami tanaman pangan. Selain itu
Jepang juga melakukan pengurangan terhadap perkebunan yang tidak berguna untuk perang
seperti kopi, teh dan tembakau.
Ketika produksi gula melimpah, banyak pabrik gula yang dirubah menjadi pabrik senjata.
Memberikan pelatihan kepada para petani dalam usaha memperbaiki pertanian.
Berdasarkan Undang Undang No 322/1942, Gunseikan langsung mengawasi perkebunan kopi,
kina, karet dan teh. Terdapat badan pengawas yakni Saibai Kigyo Kanrikodan.
Petani harus menyerahkan sebagian hasil panen, ternak, dan harta miliknya yang lain kepada
pemerintah pendudukan Jepang untuk biaya Perang Asia Pasifik.
Hasil kekayaan alam di Indonesia yang berupa hasil tambang, perkebunan, dan hutan diangkut
ke Jepang.
Jepang memaksa penduduk untuk menanam pohon jarak pada lahan pertaniannya. Jarak
diambil minyaknya untuk bahan pelumas mesin.
Orang Indonesia kekurangan bahan pakaian sehingga menggunakan karung goni.
Pemeritah Jepang menetapkan uang Hindia-Belanda sebagai satu satunya mata uang yang
berlaku. Tujuan penggunaan uang Hindia Belanda adalah agar harga barang tetap stabil.
Jepang membentuk koperasi pertanian yang disebut Nagyo Kumiai yang bertugas
mengumpulkan bahan pangan dari petani.
Menarik pajak yang tinggi bagi keturunan Tionghoa dan Eropapetani, 30 persen untuk dijual
murah kepada Jepang, dan 30 persen lagi untuk lumbung desa
Tanaman Jarak