Anda di halaman 1dari 9

BAB VII

PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

A.PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA


Pengeboman Pangkalan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour Hawaii oleh Jepang pada tanggal 8
Desember 1941 merupakan awal sebab keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II atau Perang Asia Timur Raya
atau Perang Pasifik.Serangan Jepang ke Indonesia bertujuan untuk mendapatkan cadangan logistic dan cadangan
bahan industri perang.

Peta Masuknya Jepang ke Inidonesia

Jepang masuk ke Indonesia melalui tiga arah,yaitu:


1.Utara melalui Kalimantan
2.Barat melalui Sumatera
3.Timur melalui Sulawesi dan Bali
Dari tiga tempat tersebut Jepang menyerbu daerah-daerah penting dan pusat- pusat Pemerintahan di Jawa.Untuk
menghadapi gerak infasi Jepang,Belanda membentuk Komando Gabungan Tentara Serikat yang disebut
ABDACOM ( American British dutch Australian Command) yang bermarkas di Lembang di bawah dipimpinan
Jenderal Sir Archibald.Dalam upaya menguasi pulau Jawa ,pasukan Jepang ber berhasil mengalahkan pasukan
Belanda dalam pertempuran di Laut Jawa,sehingga sisa pasukan Belanda yang selamat melarikan diri ke
Auatralia .Kemudian pasukan Jepang di bawah pimpinan Jenderal Imamura berhasil mendarat di Jawa pada
tanggal1 Maret 1942.Kemudian di bawah pimpinan Kolonel Tonisshorida berhasil mendarat di Eretan Wetan
Indramayu,sedangkan di Bojonegoro Jawa Timur dipimpin Mayjen Tsuchihashi.Untuk menghadapi pasukan
Jepang,Belanda mengerahkan pasukan gabungan ABDACOM ditambah satu kompi Akademi Militer Kerajaan
dan Korps Pendidikan Perwira Cadangan di Jawa Barat.Kemudian di Jawa Tengah Belanda mengerahkan empat
batalion infantri,sedangkan di Jawa Timur ,Belanda mempersiapkan tiga Batalion bantuan Indonesia dan satu
batulion mariner ditambah satuan-satuan dari Inggris dan Amerik ,tetapi tidak berhasil membendung laju invasi
pasukan Jepang.Pasukan Jepang dengan cepat menyerbu pusat-pusat kekuatan tentara Belanda di Jawa.Pada
tanggal 5 Maret 1942Batavia jatuh ketangan Jepang.Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 pasukan Belanda
menyerah tanpa syarat kepada sekutu di Kalijati Subang Jawa Barat.
Memyerahnya Belanda tersebut menandai berakhirnya Penjajahan Belanda di Indonesia.Dalam penandatanganan
berita acara penyerahan tersebut,dari pihak Belanda diwakili Jendwral Ter Poorten atas nama pasukan Belanda /
Sekutu,sedangkan dari pihak Jepang diwakili Jenderal Imamura.
Keberhasilan Jepang menguasai Indonesia tak lepas dari ajaran Shintoisme khususnya ajaran Hakko Ichiu yaitu
sebagai negara maju Jepang beertanggung jawab untuk mempersatukan dan mamajukan bangsa-bangsa di dunia
termasuk Indonesia.
Kedatangan Jepang ke Indonesia,pada awalnya disambut baik para tokoh nasional (seperti Sukarno,Hatta
dan Ki Hajar Dewantara),Namun sebagian tokoh pergerakan (Sam Ratulangi,M.H.Thamrin dan Soetarjo menaruh
curiga dengan kedatangan Jepang karena gerakan Jepang tersebut gerakan ekspansionisme Jepang mengandung
unsur fasisme.Meskipun demikian para tokoh pergerakan tersebut memiliki perasaan optimisme akan kedatangan
Jepang tersebut,dengan alasan :
a. Menyerahnya Belanda kepada Jepang dianggap sebagai akhir dari penjajahan Belanda dan dimulainya era
baru bagi bangsa-bangsa Asia yang dipelopori Jepang dapat berdiri di atas kaki sendiri.Keyakinan itu
bertambah kuat ketika Jepang mengumandangkan propaganda Gerakan 3A
b. Jepang berjanji jika menang dalam perang Asia Pasifik,bangsa-bangsa Asia akan mendapat kemer dekaan
dan akan menciptakan kemakmuran bersama di antara bangsa-bangsa Asia.
c. Sejak awal kedatangannya,Jepang telah membicarakan tentang kemerdekaan yang akan diberikan secara
bertahap kepada bangsa-bangsa Asia.Hal ini membuat para tokoh nasional Indonesia bersedia bekerja
sama pemerintah Jepang.
d. Jepang bersikap simpatik terhadap aktivitas pergerakan nasional dengan cara membebaskan secara
bertahap para tokoh yang ditahan dan dibuang oleh pemerintah Hindia Belanda.
e. Jepang menjanjikan kemudahan bagi bangsa Indonesia seperti melakukan ibandah,mengibarkan bendera
Merah Putih berdampingan dengan bendera Jepang,menggunakan bahasa Indonesia dan menyanyikan
lagu kebangsaan Indonesia Raya berdampingan dengan lagu kebangsaan Jepang yaitu Kimigayo.
Pada peertengahan tahun 1942 timbul pemikiran dari Markas Besar Tentara Jepang agar penduduk
dilibatkan dalam aktivitas peertahanan dan kemiliteran (termasuk semimiliter).Untuk itu Jepang membagi wilayah
Indonesia menjadi tiga wilayah pertahanan atau pemerintahan militer yaitu:
1. Wilayah pertahanan I,dibawah pimpinan Angkatan Darat yaitu Tentara kedua puluh lima (Tomi
Shudan membawahi wilayah Sumatera dan ;pulau-pulau sekitarnya dengan pusat di Bulittinggi.
2. Wilayah pertahanan II,di bawah pimpinan Angkatan Darat yaitu Tentara keenambelas (Asamu Shudan)
dan Angkatan Laut (Dai Ni Nankenkatai) membawahi wilayah Jawa dan Madura dengan pusatnya di
Jakarta
3. Wialayah pertahanan III,di bawah pimpinan Angkatan Laut yaitu Armada Selatan kedua,membawahi
wilayah Kalimantan,Sulawesi dan Maluku dengan pusat di Makassar.

Peta Pembagian Wilayah Pemerintahan Militer Jepang


Pembagian administrasi pemerintahan tersebut berkaitan dengan perbedaan kepentingan Jepang terhadap
Tiap-tiap daerah di Indonesia,baik dari segi militer maupun dari segi politik dan ekonomi.Pulau Jawa yang
merupakan pusat pemerintahan pada waktu itu dinggap penting sehingga dberlakukan undang-undang
sementara yang didasarkan pada Osamu Seirei (Undang-undang yang dikeluarkan oleh Panglima Tentara
Jepang ke -16) yang berisi ketentuan sebagai berikut:
1. Jabatan Gubernur Jenderal pada masa Hindia Belanda dihapuskan dan segala kekuasaan yang dipegang
dahulu dipegangnya diambil alih oleh Panglima Tentara Jepang di Jawa.
2. Para pejabat sipil beserta pegawainya di masa Hindia Belanda tetap diakui kedudukannya,asalkan
memiliki kesetiaan terhadap tentara pendudukan Jepang.
3. Badan-badan pemerintah dan undang-undang di masa Belanda tetap diakui secara sah untuk sementara
waktu,asalkan tidak bertentangan dengan aturan pemerintahan militer Jepang.
Adapun susunan pemerintahan milier Jepang adalah sebagai berikut:
a) Gunshirekan (Panglima Tentara) kemudian disebut Seiko Shikikan (Panglima Tertinggi) sebagai pucuk
pimpinan.
b) Gunseikan (Kepala pemerintahan militer) yang dirangkap Kepala Staf.Kepala Staf yang pertama adalah
Dijabat Mayor Jenderal Seizaburo Okasaki.Kantor pusat pemerintahan militer disebut Gunseikanbu.
Di lingkungan Gunseikanbu terdapat empat bu (semacam departemen) kemudian ditambah satu bu.
Adapun kelima bu tersebut adalah :
1. Somobu (Departemen Dalam Negeri
2. Zaimubu (Departemen Keuangan)
3. Sangvobu (Departemen Perusahaan,Industri dan Kerajinan Tangan) atau Urusan Ekonomi
4. Kotsubu (Departemen Lalu Lintas)
5. Shihobu (Departemen Kehakiman)
c. Gunseibu (Koordinator Pemerintahan dengan tugas memulihkan Ketertiban dan keamanan atau
semacam Gubernur ) yang meliputi :.
1. Jawa Barat pusatnya di Bandung
2. Jawa Tengah pusatnya di Semarang
3. Jawa Timur pusatnya di Surabaya
Ditambah dua daerah istimewa (Kochi) yaitu Yogyakarta dan Surakarta
Jepang juga membentuk kesatuan Kempetei (polisi militer).Kemudian lagu kebangsaan yang boleh
diperdengarkan hanya Komigayo.
Dalam bidang kultural Jepang juga melakukan perubahan,antara lain menggantikan tahun masehi
dengan tahun Jepang (Sumera) dan setiap tahun rakyat Indonesia diharuskan merayakan Hari Raya Jepang (Hari
Kelahiran Kaisar Hirohito).Dalam bidang politik Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda dan mewajibkan
penggunaan Bahasa Jepang.
Untuk mendukung kelancaran pemerintahan pendudukan Jepang yang bersifat militer,Jepang juga
mengembangkan pemerintahan sipil,antara lain dengan mengeluarkan undang-undang nomr 27 tentang aturan
pemerintahan daerah dan dimantabkan dengan undang-undang no.28 tentang perintahan shu serta tokubetsushi.
Menurut undang-undang no.28 ini,pemerintahan daerah yang tertinggi adalah shu (karisidenan ).Seluruh pulau
Jawa dan Madura,kecuali kochi Yogyakarta dan Surakarta dibagi menjadi daerah shu (karisidenan),shi
(kotapraja),ken Kabupaten),gun (kawedanan),son (kecamatan) dan ku (desa /kelurahan).Seluruh pulau jawa dan
Madura dibagi menjadi 17 shu.
Pemeintahan shu dipimpin oleh sorang shucokan yang memililiki kekuasaan seperti Gubernur pada masa Hindia
Belanda.Dalam menjalankan tugasnya shucokan dibantu Cokan Kanbo (Majelis Permusyawaratan shu),yang
memiliki tiga bu,antara lain Neiseibu (pemerinthan Umum),Kaisaibu (bagian ekonomi),Keisatsubu (bagian ke
polisian).Jepang juga membentuk kota istimewa ( Tokubetsushi ) di bawah pengaawasan gunseikan,contoh
tokubetsushi adalah kota Batavia di bawah pimpinan Tokubetu shico.
Dalam bidang pertahanan Jepang membentuk organisasi baik yang bersifat militer maupun semi
militer.Perbedaan organisasi pada masa penjajahan Hindia Belanda dengan masa pendudukan Jepang Organisasi
pada masa penjajahan Hindia Belanda biasanya adalah didrikan oleh pejuang rakyat Indonesia
Indonesia,sedangkan organisasi pada masa pendudukan Jepang didirikan oleh pemerintah Jepang.Para tokoh
Indonesia memanfaatkan organisasi tersebut untuk kepentingan perjuangan meraih kemerdekaan.
Kemudian mereka diam-siam saling bekerjasama untuk menyuyusun “Gerakan Bawah Tanah” (Gerakan
Rahasia).Pada masa pendudukan Jepang,Pemerintah Jepang berusaha mendekati tokoh-tokoh dan umat
Islam dengan alasan umat Islam dinilai secara mayoritas benci dengan peradaban Barat,sehingga diharap
kan dapat menjadi kekuatan baru dan mau membantu Jepang dalam menhadapi sekutu.
1.Organisasi yang bersifat Sosial Kemasyarakatan
a.Gerakan Tiga A
 Sebagai pimpinan Gerakan Tiga A ditunjuk bekas tokoh Parindra Jawa Barat,yaitu Mr.Syamsuddin
sebagai ketua dengan dibantu beberapa tokoh antara lain K.Sutan Datuk Pamuncak dan Moh.Saleh.
 Semboyan Gerakan Tiga A adalah:
1. Jepang cahaya Asia
2. Jepang pelindung Asia
3. Jepang pemimpin Asia
 Dalam Gerakan Tiga A dibentuk subseksi Islam yang disebut “Persatuan Umat Islam” yang di
pimpin Abikusno Cokrosuyoso.
 Gerakan Tiga A dinyatakan gagal,sehingga pada bulan Desember 1942 dibubarkan,karena
dinyatakan gagal.
b.Pusat Tenga Rakyat (Putera)
 Pergerakan ini didirikan pada bulan Agustus 1942 dipimpin “Empat Serangkai”yaitu
Ir.Sukarno,Drs.Moh.Hatta,Ki Hajar Dewantoro,KH.Mas Mansur. Oranisasi ini dibentuk pada tanggal
16 April 1943 ,dengan tujuan untuk membantu Jepang Membangun dan menghidupkan kembali segala
sesuatu yang telah dihancurkan Belanda Menurut struktur organisasinya Putera memiliki pimpinan
pusat yang dikenal sebagai Empat Serangkai,kemudian dibagi menjadi pimpinan tingkat daerah,yaitu
shu,ken dan gun,juga ada Beberapa penasehat dari Jepang yaitu S.Miyosi,G.Taniguci,IchiroYamasaki
dan Akiyama. Pada awal berdirinya cepat mendapatkan sambutan dari organisasi massa yang ada
antara lain: Persatuan Guru Indonesia,Perkumpulan Pegawai Pos Menengah,Pegawai Pos Telegraf
Telepon dan Radio serta Pengurus Besar Istri Indonesia,organisasi Barisan Benteng dan Organisasi
Perantaraan Pelajar Indonesia dan Ikatan Sport Indonesia.
 Putera berkembang dengan pesat sehingga menimbulkan kekhawatiran Jepang untuk dimanfaatkan
para tokoh nasionalis,sehingga pada tahun 1944 Putera dinyatakan bubar.
c.MIAI dan Masyumi
 Berbeda dengan Belanda yang cenderung anti terhadap umat Islam,Jepang lebih bersahabat
dengan umat Islam di Indonesia karena jepang memerlukan kekuatan umat Islam untuk mem
bantu melawan sekutu
 MIAI yang telah dibekukan pada masa Belanda kemudian pada masa Jepang diaktifkan
kembali sehingga MIAI menjadi organisasi pergerakan yang cukup penting pada masa
pendudukan Jepang.MIAI kemudian dijadikan tempat bersilaturahmi untuk berdialog dan
bermusyawarah untuk membahas hal –hal yang menyangkut kehidupan umat.MIAI berkem
bang baik ,kantor pusatnya yang semula dipindahkan di Jakarta.
Adapun tugas dan tujuan MIAI adalah :
1. Menempatkan umat Islam pada kedudukan yang layak dalam masyarakat Indonesia
2. Mengharmoniskan Islam dengan tututan perkembangan Jaman
3. Ikut membantu Jepang dalam Perang Asia Timur Raya.
 Untuk merealisasikan tujuan tersebut,MIAI membuat program yang lebih menitikberatkan pada
program-program sosio-relegius yang diwujudkan dalam rencana:pembangunan masjid agung
Jakarta,Mendirikan Universitas dan membentuk baitulmal
 Dalam perkembangannya MIAI dinilai tidak member kontribusi terhadap Jepang,sehingga pada
bulan Nopember 1943 MIAI dibubarkan.
 Sebagai gantinya Jepang membentuk Masyumi (Majelis Syura Muslimin Indonesia) dengan
harapan dapat mengumpulkan dana dan dapat menarik umat Islam menopang kegiatan
Perang Asia Timur Raya.
 Ketua Masyumi adalah Hasyim Asy’ari sedangkan wakilnya adaaqh K.H.Mas Mansur dan Wahid
Hasyim dan sebagai penaeshatnya adalah Ki Bagus Hadikusumo dan Abdul Wahab.
Anggota Masyumi sebagian besar adalah para ulama.
 Masyumi cepat berkembang sehingga di setiap karisidenan terdapat cabang Masyumi dan dalam
Waktu singkat dapat mengumpulkan dana dan menibgkatkan hasil bumi.
 Dalam perkembangannya tampilah tokoh-tokoh muda dalam Masyumi antara lain Moh.Natsir
Harsono Cokroaminoto dan Prawoto Mangunsasmito,sehingga membuat mAsyumi semakin
maju dan warna politiknya semakin jelas,yaitu Masyumi menjadi tempat untuk bertukar pikir
an antar Tokoh-tokoh Islam dan sekaligus menjadi tempat penampungan keluh kesah rakyat .
 Masyumi menjadi organisasi yang pro-rakyat dan menentang keras adanya romusa dan menolak
menjadi penggerak romusa serta menolak melakukan seikerei.
4.Jawa Hokokai
 Tahun 1944,Jepang mulai mengalami kekalahan di berbagai tempat dalam Perang Asia Timur
Raya,sehingga menyebabkan kedudukan Jepang semakin mengkhawatirkan Sehingga Jende
ral Kumaikici Harada membentuk organisasi Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktan Jawa).
 Dengan dibentuknya Jawa Hokokai tersebut,Jepang mengharapkan rakayat memberikan baktinya
terhadap pemeintah Jepang dengan ketentuan:
1. mengorbankan diri
2. mempertebal persaudaraan
3. melaksanakan suatu tindakan dengan bukti
 Susunan dan kepemimpinan organisasi Jawa Hokokai berbeda dengan Putera karena Jawa
Hokokai dipimpin langsung oleh orang Jepang dan sebagai pimpinan pusat dipegang oleh
Gunseikan,sedangkan penasehatnya adalah Ir.Soekarno dan Hasyuim Asy’ari, ditingkat Shu
dipimpin oleh Shucokan,tingkat Ku dipimpin oleh Kuco dan ditingkat RT (Gumi) dipimpin
oleh Tonari Gumico
 Program-program kegiatan Jawa Hokokai antara lain:
a. Melaksankan segala tindakan dengan nyatadan ikhlas demi pemerintah Jepang
b. Memimpin rakyat untuk menyumbangkan tenaganya berdasarkan semangat persaudaraan
c. Memperkokoh pembelaan tanah air
 Jawa Hokokai terdiri dari berbagai cabang organisasi Hokokai (Kebaktian) antara lain:
1. Kyoiku Hokokai (kebaktian para pendidik guru-guru)
2. Isin Hokokai (wadah kebaktian para dokter)
3. Fujinkai (organisasi wanita)
4. Keimin Bunka shidosho (Pusat Kebudayaan)
 Jawa Hokokai berkembang sesuai keinginan Jepang tetapi tidak berkembang di luar Jawa.

2.Oragnisasi –oranisasi Militer dan Semi Militer


a.Pengerahan Tenaga Pemuda
 Kelompok pemuda memegang paranan cukup penting di Indonesia,apalagi melihat jumlah
nya yang cukup besar.Menurut penilaian Jepang para pemuda (terutama yang tinggal
dipedesaan) belum terpaengaruh oleh alam pikiran Barat.Secara fisik mereka cukup
kuat,semangat dan pemberani,sehingga Japang perlu mengerahkan para pemuda tersebut
dengan tujuan untuk membantu memperkuat posisi Jepang dalam dalam menghadapi perang
Dunia karena para pemuda tersebut menjadi tujuan utama dari propaganda Jepang,karena
para pemuda menilai ada perubahan baru di mana pada masa Belanda terjadi diskriminatif.
 Sebelum secara Jepang membentuk organisasi –oragnisasi semimiliter,Japang telah melatih
Jepang telah melatih para pemuda untuk menjadi pemuda yang disiplin,memiliki semangat
juang tinggi (seishin) dan berjiwa kesatria (Bushido) yang tinggi..Untuk itu para pemuda di
didik untuk mengembangkan jiwa disipin dan menghilangkan jiwa rendah diri. Yang diberi
kan melalui pendidikan umum (SD/SR,sekolah menengah).Sedangkan pendidikan khusus
adalah latihan-latihan yang diberikan Jepang antara lain BPAR (Barisan Pemuda Asia
Raya) yang digunakan oleh Jepang untuk menanamkan semangat Jepang.Kemudian di
tingkat daerah dibentuk Komite Penginsafan Pemuda.BPAR ditingkat pusat diresmikan
pada tanggal 11 Juni 1942,dengan pimpinan dr.Slamet Sudibyo dan S.A.Saleh.
 Program latihan BPAR diadakan dalam jangka waktu tiga bulan dengan jumlah peserta tidak
dibatasi.Selain BPAR,Jepang juga membentuk wadah latihan yang disebut San A Seinen
Kutenso di bawah Gerakan 3A yang dipimpin H.Shimuzu dan Wakabayashi.
 Dalam San A Kutenso latihan diadakan berseifat khusus dan lamanya satu setengah bulan.
 Latihan khusus ditujukan pada para pemuda yang sudah aktif dalam organisasi,misalnya
Kepanduan ,selain itu ada latihan kedisiplinan,semangat dan pengetahuan praktis
(memasak,berkebun dan merawat rumah).Laihan diikuti 250 orang pemuda.
 Selain itu dibentuk “Perkemahan Kepanduan Indonesia “ (Perkindo) yang diadakan di Jakarta.
b.Organisasi Semimiliter
1.Seinendan (Korps Pemuda)
 Seinendan adalah organisasi para pemuda yang berumur 14-22 tahun.Seinendan adalah untuk
mendidik dan melatih para pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah airnya
dengan kekuatan sendiri.
 Pengorganisasian kegiatan Seinendan diserahkan kepada penguasa setempat,misalnya ditingkat Shu
ketuanya Shucokan begitu juga untuk ditringkat yang lebih rendah.
 Jepang juga membentuk Seinendan yang anggotanya remaja puteri yang disebut Josyi Seinen
dan.
 Tokoh Indonesia yang pernah menjadi anggota Seinendan adalah Soekarni dan Latief
Hendraningrat.
b.Keibodan (Korps Kewaspadaan )
 Keibodan adalah organisasi para pemuda yang berusia antara 25-35 tahun ,dengan ketentuan
mereka yang berbedan sehat dan berkelakuan baik.
 Tujuan pembentukan Keibodan adalah untuk membantu tugas polisi menjaga lalu lintas dan
Pengamanan desa,untuk itu Keibodan juga dilatih kemiliteran.Pembina Keibodan adalah
Departemen Kepolisian (Keimubu) dan di daerah Shu dibina Keisatsubu). Di kalangan orang-
orang Cina juga dibentuk Keibodan yang disebut Kakyo Kebotai.
 Untuk meningkatkan kualitas dan keterampilan Keibodan,Jepang mengadakan latihan khusus
Untuk para kader yang diselenggarakan di sekolah Kepolisian di Sukabumi dengan jangka
waktu satu bulan dengan pelatih polisi Jepang.Namun mereka tidak boleh terpengaruh oleh
kaum nasionalis.
 Organisasi Seinendan dan Keibodan dibentuk di daerah-daerah seluruh Indonesia,meskipun
namanya berbeda,misalnya di Sumatera disebut Bogodan dan di Kalimantan disebut Borneo
Kunan Kokokudan.
 Selain itu dibentuk Fujinkai ( Perkumpulan Wanita) yang anggotanya wanita berusia 15tahun
Yang dibentuk pada bulan Agustus 1943.Fujinkai berugas di garis belakang untuk menigkat
kan kesejahteraan dan kesehatan masyaraka melalui kegiatan pendidikan dan kursus-kursus.
Ketika situasi perang semakin memanas,Fujinkai juga diberi latihan militer sederhana,pada
Tahun 1944 dibentuk “Pasukan Srikandi”.
 Organisasi sejenis juga dibentuk untuk anak usia SD yang disebut Seinentai (Barisan Murid
Sekolah Dasar) dan Gokutotai (Barisan Murid Sekolah Lanjutan).
c.Barisan Pelopor
 Organisasi Barisan Pelopor di bentuk pada tanggal 1 Nopember 1944 berdasarkan hasil ke
putusan rapat Chuo-Sangi-In (Dewan Pertimbangan Pusat).
 Barisan Pelopor ini dibentuk dengan tujuan untuk menumbuhkan keinsyafan dan kesadaran
yang mendalam di kalangan masyarakat untuk memenuhi kewajiban dan membangun per-
saudaraan untuk seluruh rakyat dalam rangka mempertahankan tanah airnya dari serangan
musuh.
 Oraganisasi “Barisan Pelopor”berkembang di daerah perkotaan.Organisasi ini mengadakan
pelatihan militer bagi para pemuda.
 Barisan Pelopor berada di bawah naungan Jawa Hokokai.Di dalam barisan pelopor ini,dibentuk
Barisan Pelopor Istimewa yang anggotanyapemuda yang dipilih dari asrama-asrama pemuda
yang terkenal (antara lain Supeno,D.N.Aidit,Johar Nur dan Asmara Hadi) ketua Barisan
Pelopor Istimewa adalah Sudiro.Barisan Pelopor Istimewa berkembang pesat karena di bawah
Kepemimpinan para tokoh nasionalis,sehingga dengan adanya organisasi ini semangat
nasionalisme dan rasa persaudaraan di lingkungan rajkyat Indonesia menjadi berkobar.
d.Hizbullah
 Pada tanggal 7 September 1944,PM Jepang Kaiaso mengeluarkan janji Kemerdekaan untuk
Indonesia.Sementara itu mengalami kekalahan di berbagai medan peretmpuran dalam Perang Pasisik
(PD II),untuk itu Jepang membentuk pasukan khusus Islam. Rencana pembentukan pasukan Islam
tersebut segera mendapat sambutan positif dari berbagai tokoh-tokoh Masyumi sekalipun motivasinya
berbeda,begitu pula para pemuda Islam lainnya,mereka menyambut dengan penuh antusias.
 Tujuan pemerintah Jepang membentuk pasukan khusus Islam adalah untuk digunakan untuk
mrmbantu memenangkan perang,sedangkan bagi Masyumi pasukan tersebut digunakan untuk
persiapan menuju Kemerdekaan Indonesia
 Berkaitan dengan hal itu,maka tokoh Masyumi mengusulkan kepada Jepang untuk membentuk
pasukan sukarelawan yang khusus terdiri dari pemuda-pemuda Islam
 Maka pada tanggal 15 Desember 1944 dibentuk pasukan khusus Islam yang anggotanya terdiri dari
para sukarelawan pemuda Islam yang disebut Hizbullah (Tentara Allah),dalam bahasa Jepang disebut
Kaikyo Seinen Teishinti
 Tugas pokok Hizbullah adalah :
a. Sebagai tentara cadangan,dengan tugas:
1.melatih diri,jasmani maupun rohani dengan segiat-giatnya.
2.membantu tentara Dai Nippon
3.menjaga bahaya udara dan mengintai mata-mata musuh
4.menggiatkan dan menguatkan usaha-usaha untuk kepentingan perang
b.Sebagai pemuda Islam,dengan tugas:
1.menyiarkan agama Islam
2.memimpin umat Islam agar taat menjalankan agama
3.membela agama dan umat Islam Indonesia
 Untuk mengkoordinasikan program dan kegiatan Hizubullah,maka dibentuk pengurus pusat
Hizbullah dengan ketuanya KH.Zainul Arifin dan wakilnya Moh.Roem dan anggota pengurus
antara lain Prawoto Mangunsasmito,Kyai Zarkasi dan Anwar Cokroaminoto.
 Untuk pendaftaran anggota Hizbullah,pada tahap pertama dibuka pendaftaran melalui Syumubu
(Kantor Agama,Setiap karisidenan diminta mengirimkan 25 orang pemuda Islam yang berumur
antara 17- 25 tahun. Untuk dilatih militer di Cibarusa Bogor.
 Pada tanggal 28 Pebruari 1945,latihan ndibuka secara resmi oleh tentara Jepang dengan dihadiri oleh
para pengurus Masyumi,antara lain KH.Hasyim Asyari,KH.Wahid Hasyim dan Moh.Natsir.
 Dalam pidato pembukaannya pimpinan tentara Jepang menegaskan bahwa para pemuda Islam dilatih
agar menjadi kader dan pemimpin barisan Hizbullah,dengan tujuan agar para pemuda dapat
mengatasi kesukaran perang dengan hati tabah dan iman yang teguh Pelatih Hizubullah adalah
komandan-komandan Peta di bawah pengawasan perwira Jepang,Kapten Yanagawa Moichiro
(pemeluk Islam,kemudian menikah dengan seorang wanita dari Tasik)
 Dalam pelatihan di Cibarusa,para pemuda tesrsebut dilatih selama tiga setengah bulan dalam bidang
kemiliteran (dilakukan para komandan Peta),mental rohaniah (dilatih KH.Mustafa Kamil / bidang
kekebalan,KH.Muwardi /bidang Tauhid,KH.Abdul Halim / bidang politik) dan Kyai Tohir Basuki
/Bidang sejarah),sementara itu sebagai Ketua asrama adalah Kyai Zainul Arirfin.
 Dalam pelatihan di Cibarusa telah berhasil membina kader-kader pehuang yang militant juga
menumbuhkan semangat nasionalisme para kader Hizzbullah.Setelah selesai latihan,mereka kembali
ke daerah masing-masing untuk membentuk cabang-cabang Hizbullah beserta program
pelatihannya,Dengan demikian bewrkembanglah kekuatan Hizbullah di berbagai daerah.
 Para anggota Hizbullah menyadari bahwa tanah Jawa adalah pusat pemerintahan di tanah air
Indonesia maka harus dipertahankan.Apabila Jawa yang merupakan garis terdepan diserang
musuh,Hizbullah akan mempertahankan dengan penuh semangat,hal ini hakikatnya bukan untuk
membantu Jepang,tapi demi tanah air Indonesia.Jika barisan pelopor disebut sebagai organisasi
semimiliter di bawah naungan Jawa Hokokai,maka Hizbullah meupakan organisasi semi militer di
bawah naungan Masyumi.

3.Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Pemerintah Pendudukan Jepang

Karena rakyat Indonesia tidak terima terhadap pemerintahan Jepang dan merasa tersiksa, banyak sekali terjadi
perlawanan-perlawanan di berbagai daerah di Indonesia, antara lain adalah :

1. Perlawanan koreri di biak


Perlawanan ini dipimpin oleh L. Rumkorem, pimpinan Gerakan “Koreri” yang berpusat di Biak. Perlawanan ini
dilatarbelakangi oleh penderitaan rakyat yang diperlakukan sebagai budak belian, dipukuli, dan dianiaya. Dalam
perlawanan tersebut rakyat banyak jatuh korban, tetapi rakyat melawan dengan gigih. Akhirnya Jepang
meninggalkan Pulau Biak.

2. Perlawanan Pang Suma


Perlawanan Rakyat yg dipimpin oleh Pang Suma berkobar di Kalimantan Selatan. Pang Suma adalah pemimpin
suku Dayak yg besar pengaruhnya dikalangan suku-suku di daerah Tayan dan Meliau. Perlawanan ini bersifat
gerilya untuk mengganggu aktivitas Jepang di Kalimantan.
Momentum perlawanan Pang Suma diawali dengan pemukulan seorang tenaga kerja Dayak oleh pengawas
Jepang, satu di antara sekitar 130 pekerja pada sebuah perusahaan kayu Jepang. Kejadian ini kemudian memulai
sebuah rangkaian perlawanan yang mencapai puncak dalam sebuah serangan balasan Dayak yang dikenal dengan
Perang Majang Desa, dari April hingga Agustus 1944 di daerah Tayan-Meliau-Batang Tarang (Kab. Sanggau).
Sekitar 600 pejuang kemerdekaan dibunuh oleh Jepang, termasuk Pang Suma.

3. Peristiwa Singaparna
Perlawanan fisik ini terjadi di pesantren Sukamanah Jawa Barat (Singaparna) di bawah pimpinan KH. Zainal
Mustafa, tahun 1943. Beliau menolak dengan tegas ajaran yang berbau Jepang, khususnya kewajiban untuk
melakukan Seikerei setiap pagi, yaitu memberi penghormatan kepada Kaisar Jepang dengan cara
membungkukkan badan ke arah matahari terbit. Kewajiban Seikerei ini jelas menyinggung perasaan umat Islam
Indonesia karena termasuk perbuatan syirik/menyekutukan Tuhan. Selain itu beliaupun tidak tahan melihat
penderitaan rakyat akibat tanam paksa.Saat utusan Jepang akan menangkap, KH. Zainal Mustafa telah
mempersiapkan para santrinya yang telah dibekali ilmu beladiri untuk mengepung dan mengeroyok tentara
Jepang, yang akhirnya mundur ke Tasikmalaya. Jepang memutuskan untuk menggunakan kekerasan sebagai
upaya untuk mengakhiri pembangkangan ulama tersebut.Pada tanggal 25 Februari 1944, terjadilah pertempuran
sengit antara rakyat dengan pasukan Jepang setelah salat Jumat. Meskipun berbagai upaya perlawanan telah
dilakukan, namun KH. Zainal Mustafa berhasil juga ditangkap dan dibawa ke Tasikmalaya kemudian dibawah ke
Jakarta untuk menerima hukuman mati dan dimakamkan di Ancol.

4. Peristiwa Indramayu, April 1944


Peristiwa Indramayu terjadi bulan April 1944 disebabkan adanya pemaksaan kewajiban menyetorkan sebagian
hasil padi dan pelaksanaan kerja rodi/kerja paksa/Romusha yang telah mengakibatkan penderitaan rakyat yang
berkepanjangan.
Pemberontakan ini dipimpin oleh Haji Madriyan dan kawan-kawan di desa Karang Ampel, Sindang Kabupaten
Indramayu. Pasukan Jepang sengaja bertindak kejam terhadap rakyat di kedua wilayah (Lohbener dan Sindang)
agar daerah lain tidak ikut memberontak setelah mengetahi kekejaman yang dilakukan pada setiap
pemberontakan.

5. Pemberontakan Teuku Hamid


Teuku Hamid adalah seorang perwira Giyugun, bersama dengan satu pleton pasukannya melarikan diri ke hutan
untuk melakukan perlawanan. Ini terjadi pada bulan November 1944. Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah
Jepang melakukan ancaman akan membunuh para keluarga pemberontak jika tidak mau menyerah.
Kondisi tersebut memaksa sebagian pasukan pemberontak menyerah, sehingga akhirnya dapat ditumpas. Di
daerah Aceh lainnya timbul pula upaya perlawanan rakyat seperti di Kabupaten Berenaih yang dipimpin oleh
kepala kampung dan dibantu oleh satu regu Giyugun (perwira tentara sukarela), namun semua berakhir dengan
kondisi yang sama yakni berhasil ditumpas oleh kekuatan militer Jepang dengan sangat kej

6. Peristiwa Cot Plieng, Aceh 10 November 1942


Pemberontakan dipimpin seorang ulama muda Tengku Abdul Jalil, guru mengaji di Cot Plieng Lok Seumawe.
Usaha Jepang untuk membujuk sang ulama tidak berhasil, sehingga Jepang melakukan serangan mendadak di
pagi buta sewaktu rakyat sedang melaksanakan salat Subuh.
Dengan persenjataan sederhana/seadanya rakyat berusaha menahan serangan dan berhasil memukul mundur
pasukan Jepang untuk kembali ke Lhokseumawe. Begitu juga dengan serangan kedua, berhasil digagalkan oleh
rakyat. Baru pada serangan terakhir (ketiga) Jepang berhasil membakar masjid sementara pemimpin
pemberontakan (Teuku Abdul Jalil) berhasil meloloskan diri dari kepungan musuh, namun akhirnya tertembak
saat sedang salat.

7.Pemberontakan PETA

Perlawanan PETA terjadi hingga 3 kali yaitu :

a.Perlawanan PETA (pusat tenaga rakyat) di Blitar (29 Februari 1945)


Perlawanan ini dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, Syodanco Muradi, dan Dr. Ismail. Perlawanan ini disebabkan
karena persoalan pengumpulan padi, Romusha maupun Heiho yang dilakukan secara paksa dan di luar batas
perikemanusiaan. Sebagai putera rakyat para pejuang tidak tega melihat penderitaan rakyat.
Di samping itu sikap para pelatih militer Jepang yang angkuh dan merendahkan prajurit-prajurit Indonesia.
Perlawanan PETA di Blitar merupakan perlawanan yang terbesar di Jawa. Tetapi dengan tipu muslihat Jepang
melalui Kolonel Katagiri (Komandan pasukan Jepang), pasukan PETA berhasil ditipu dengan pura-pura diajak
berunding. Empat perwira PETA dihukum mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati. Sedangkan Syodanco
Supriyadi berhasil meloloskan diri.

b.Perlawanan PETA di Meureudu, Aceh (November 1944)


Perlawanan ini dipimpin oleh Perwira Gyugun T. Hamid. Latar belakang perlawanan ini karena sikap Jepang yang
angkuh dan kejam terhadap rakyat pada umumnya dan prajurit Indonesia pada khususnya.

c.Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap (April 1945)


Perlawanan ini dipimpin oleh pemimpin regu (Bundanco) Kusaeri bersama rekan-rekannya. Perlawanan yang
direncanakan dimulai tanggal 21 April 1945 diketahui Jepang sehingga Kusaeri ditangkap pada tanggal 25 April
1945. Kusaeri divonis hukuman mati tetapi tidak terlaksana karena Jepang terdesak oleh Sekutu.

4.Dampak Pendudukan Jepang Di Indoensia


a. Dampak Positif
 Diperbolehkannya bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa komunikasi nasional dan menyebabkan bahasa
Indonesia mengukuhkan diri sebagai bahasa nasional
 Jepang mendukung semangat anti Belanda, sehingga mau tak mau ikut mendukung semangat
nasionalisme Indonesia, antara lain menolak pengaruh-pengaruh Belanda, misalnya perubahan nama
Batavia menjadi Jakarta.
 Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang mendekati pemimpin nasional Indonesia seperti
Soekarno dengan harapan agar Soekarno mau membantu Jepang memobilisasi rakyat Indonesia.
Pengakuan Jepang ini mengukuhkan posisi para pemimpin nasional Indonesia dan memberikan mereka
kesempatan memimpin rakyatnya
 Dalam bidang ekonomi didirikannya kumyai yakni koperasi yang bertujuan untuk kepentingan bersama,
mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun dan SLT
 Pembentukan stara masyarakat hingga tingkat paling bawah yakni rukun tetangga “RT” atau Tonarigumi.
 Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yakni line system “sistem pengaturan bercocok tanam
secara efisien” yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan.
 Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, dari sini muncullah ide
Pancasila.
 Jepang dengan teprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan
Jepang pada awalnya, namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal untuk berperang yang dikemudian hari
digunakan untuk menghadapi kembalinya pemerintah kolonial Belanda.
 Dalam pendidikan dikenalkan sistem Nipon-sentris dan diperkenalkannya kegiatan upacara dalam
sekolah.

2. Dampak Negatif
 Penghapusan semua organisasi politik dan pranata sosial warisan Hindia Belanda yang sebenarnya
banyak diantaranya yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi dan kesejahteraan
warga.
 Romusha, mobilisasi rakyat Indonesia “terutama warga Jawa” untuk kerja paksa dalam kondisi yang tidak
menusiawi.
 Penghimpunan segala sumber daya seperti sandang, pangan, logam dan minyak demi kepentingan perang.
Akibatnya berasa dan berbagai bahan pangan petani dirampas Jepang sehingga banyak rakyat yang
menderita kelaparan.
 Krisis ekonomi yang sangat parah, hal ini karena dicetaknmya uang pendudukan secara besar-besaran
sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
 Kebijakan self sufficiency “kawasan mandiri” yang menyebabkan terputusnya hubungan ekonomi antar
daerah.
 Kebijakan fasis pemerintah militer Jepang yang menyebar polisi khusus dan intelijen di kalangan rakyat
sehingga menimbulkan ketakutan. Pemerintah Jepang bebas melanggar hak asasi manusia dengan
menginterogasi, menangkap, bahkan menghukum mati siapa saja yang dicurigai atau dituduh sebagai
mata-mata atau anti-Jepang tanpa proses pengadilan.
 Pembatasa pers sehingga tidak ada pers yang idependen semuanya dibawah pengawasan Jepang.
 Terjadinya kekacuan sistuasi dan kondisi keamanan yang parah seperti maraknya perampokan,
pemerkosaan dan lain-lain.
 Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan pendidikan yang lebih
tinggi terasa mustahil.
 Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat-pejabat pada masa itu yang menyebabkan
kemunduran standar pendidikan secara tajam.

3. Bidang Ekonomi
Dampak Positif
 Didirikannya koperasi yang bertujuan untuk kepentingan
 Diperkenalkannya sistem baru bagi pertanian yaitu line system. Sistem ini akan memberikan pengaturan
bercocok tanam yang efisien sehingga akan meningkatkan produksi

Dampak Negatif
 Menyusun kembali struktur ekonomi wilayah indonesia dalam rangka memenuhi kebutuhan perang
 Kerja paksa
 Mengeksploitasi seluruh kekayaan alam di indonesia untuk keperluan perang

4. Bidang Sosial Budaya


Dampak Positif
 Mulai berkembangnya tradisi kerja bakti massal melalui kinrohosi.
 Munculnya sikap persatuan dan kesatuan dalam mengusir penjajah di
 Bangsa Indonesia mengalami berbagai pembaharuan akibat didikkan Jepang yang menumbuhkan
kesadaran dan keyakinan yang tinggi akan harga dirinya.
 Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu Tonarigami atau Rukun Tetangga (RT).

5. Bidang Pendidikan
 Dalam pendidikan diperkenalkannya sistem Nippon Sentris dan diperkenalkannya kegiatan upacara
dalam
 Mendirikan sekolah seperti SD 6 tahun, SLTP/SMP 9 tahun dan SLTA/SMA.
 Bahasa Indonesia mulai digunakan dalam komunikasi sehingga bahasa Indonesia berkembang

6. Bidang Birokrasi dan Militer


Jepang memberikan pelatihan militer-semimiliter kepada pemuda Indonesia dan mempersenjatai pemuda demi
keperluan perang Jepang. Seperti mengikutsertakan pemuda ke organisasi keibodan, heiho, suisintai dan
sebagainya.

7.Bidang Budaya
Dampak Positif
 Jepang mendirikan Keimin Bunka Shidosho (Pusat Kebudayaan) tanggal 1 April 1943 di Jakarta. Fungsi
lembaga ini mewadahi aktivitas kebudayaan Indonesia
 Pembentukan Persatuan Aktris Film Indonesia (PERSAFI) yang bertujuan mendorong aktris- aktris
profesional dan amatir Indonesia untuk bereksperimen dengan mengubah lakon terjemahan bahasa asing
ke Bahasa Indonesia
Dampak Negatif
Pemaksaan pemerintah Jepang agar masyarakat Indonesia terbiasa melakukan penghormatan kepada Tenno
( Kaisar) yang dipercayai sebagai keturunan dewa matahari ( Omiterasi Omikami).

Anda mungkin juga menyukai