Anda di halaman 1dari 50

A.

Kedatangan Jepang ke Indonesia


1. Kedatangan Jepang ke Indonesia
Pendudukan Jepang di Indonesia berlangsung seiring PD II, Jepang menduduki Indonesia
setelah mengusir Belanda yg telah menduduki Indonesia selama ratusan th. Beberapa saat
setelah serangan Jepang atas Pearl Harbour, Amerika Serikat menyatakan perang terh Jepang.
Belanda melalui Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh turut menyatakan perang terh
Jepang. Pernyataan k2 negara tsb diikuti dgn pembentukan pasukan gabungan yg disebut
“American British Dutch Australian Command (ABDACOM)”. Pasukan gabungan tsb merupakan
himpunan dari pasukan AS, Inggris, Belanda, dan Australia yg b’7n utk menghadapi gerak invasi
tentara Jepang.
Keberhasilan Jepang menghancurkan Pearl Harbour menambah semangat dan
kepercayaan diri Jepang utk menguasai wil Asia Pasifik. Dalam melancarkan serangan, Jepang
membagi kekuatan pasukan menjadi 2, yaitu:
 Angkatan Darat (Rikugun) bergerak mulai dari Indo-Cina utk merebut Malaya, Singapura,
Pulau Luzon, Myanmar dan Sumatra
 Angkatan Laut (Kaigun) bergerak dari Pulau Hawaii, Mindanao, Kalimantan, Sulawesi,
Ambon dan Papua
Bersatu menyerang Jawa sbg pusat pem dan militer Belanda
Pada awal kedatangan ke Indonesia, Jepang berusaha menguasai daerah2 yg memiliki
kekayaan minyak bumi, seperti:
 Tarakan
 Balikpapan
 Samarinda
 Kotabangun

Setelah menguasai kota2 penting di Kalimantan, Jepang melanjutkan penyerbuan ke


Sumatera. 14 Februari 1942 Jepang menurunkan pasukan payung ke Palembang, 16 Februari 1942
Palembang dan sekitarnya berhasil diduduki Jepang. Jatuhnya Palembang ke tangan Jepang
memudahkan jl bagi Jepang utk menyerbu Jawa sbg pusat kekuatan militer dan pem Hindia-
Belanda.
Utk mengatasi invansi Jepang, pasukan ABDACOM yg dipimpin “Jenderal Sir Archibald
Wavell” membangun markas di Lembang dekat Bandung. ABDACOM dibagi menjadi beberapa
kekuatan, yaitu:
 Tiga resimen infanteri Belanda di Jawa Barat
 Tiga batalion Australia dgn dukungan 2 kompi lapis baja di Jawa Barat
 Satu kompi taruna Akademi Militer Kerajaan (KMA) DI Jawa Barat
 Korps Pendidikan Perwira Cadangan (CORO) di Jawa Barat
 Empat batalion infanteri di Jawa Tengah

 Tiga batalion pasukan bantuan Indonesia dan satu batalion marinir

Masuknya Jepang ke Pulau Jawa diawali dgn pertempuran di Laut Jawa, dlm
pertempuran ini Angkatan Laut Jepang menghancurkan pasukan gabungan Belanda-Inggris yg
dipimpin “Laksamana Karel Doorman”. Sisa2 pasukan dan kapal Belanda yg berhasil lolos terus
melarikan diri menuju Australia. 1 Maret 1942 Tentara ke-16 Jepang berhasil mendarat di 3 t4
sekaligus, yaitu:
 Teluk Banten

 Eretan Wetan (Jawa Barat) dipimpin Kolonel Tonishori


 Kragan (Jawa Timur)

5 Maret 1942 Batavia dinyatakan sbg “kota terbuka”, keberhasilan merebut Batavia
dilanjutkan dgn invansi ke arah selatan dan berhasil menduduki Buitenzorg (Bogor). Tentara
Jepang mulai bergerak dari Kalijati ke arah Bandung 5 Maret 1942. Pasukan Jepang menyerbu
Bandung dari arah utara. Ciater menjadi t4 p’1 yg digempur oleh Jepang yg menyebabkan tentara
Belanda harus mundur ke Lembang. Belanda juga tdk berhasil mempertahankan Lembang.
7 Maret 194, Jepang berhasil menguasai Lembang. Belanda meminta penyerahan lokal
kpd Jepang. Jenderal Imamura meminta penyerahan total dari semua pasukan Sekutu yg ada di
Indonesia, apabila tuntutan tsb tdk dipenuhi, Jepang mengultimatum akan mengebom kota Bandung
dari udara. Akhirnya 8 Maret 1942, Belanda menyerah tanpa syarta kpd Jepang melalui
penandantanganan Kapitulasi Kalijati yg ditanda tangani oleh:
 Letnan Jenderal Imamura

 Gubernur Jenderal Tjarda van Stankenborgh menandai pendudukan Jepang di


 Letnan Jenderal H. Ter Poorten Indonesia dimulai
 Pejabat2 militer Belanda

2. Sambutan Rakyat Indonesia


Pada awal kedatangannya Jepang disambut dgn gembira oleh bangsa Indonesia,
sambutan baik bangsa Indonesia dilatarbelakangi oleh kebenciannya terh Belanda, ditambah
dengan adanya “Ramalan Jayabaya”
Sambutan bangsa Indonesia dimanfaatkan oleh Jepang dgn mempropagandakan bahwa
kedatangannya ke Indonesia b’7n membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan bangsa2
Barat. Jepang juga berjanji utk memajukan bangsa Indonesia dan mengaku “saudara tua” bangsa
Indonesia
Untuk mengambil hati bangsa Indonesia, Jepang mengizinkan bendera Merah Putih dikibarkan
berdampingan dengan bendera Jepang “Hinomaru”. Melalui siaran radio, Jepang menyebarkan
propaganda bahwa barang2 buatan Jepang sangat murah sehingga mudah bagi bangsa Indonesia utk
membelinya

3. Pembentukan Pem. Militer


Setelah menduduki Indonesia, Jepang mengubah sistem pem. di Indonesia secara radikal dgn sistem
militer.

T7n bentuk pem militer:


 Mempercepat penguasaan sumber2 vital bagi pertahanan nasional
 Memulihkan keamanan
 Menjamin swasembada ekonomi militer Jepang

Jepang membagi wil Indonesia menjadi 3 pem militer:


 Pem militer Angkatan Darat : Tentara ke 25 (Tomi Shudan) yg menguasai Pulau Sumatra,
pusat di Bukittinggi
 Pem militer Angkatan Darat : Tentara ke 16 (Asamu Shudan) yg menguasai Pulau Jawa dan Madura,
pusat di Jakarta. Pem militer ini juga diperkuat Angkatan Laut (Dai Ni Nankenkantai)
 Pem militer Angkatan Laut : Armada Selatan ke 2, yg menguasai Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku
dgn pusatnya di Makassar
L.B Pembagian pem di Indonesia:
Perbedaan kepentingan Jepang di setiap wil Indonesia, bagi dari segi militer, politik maupun
ekonomi

Meski sistem pem telah berubah, Jepang tetap mempertahankan beberapa jabatan
warisan pem Hindia-Belanda, didasarkan pada “Osamu Seirei (UU yg dikeluarkan Panglima Militer
Angkatan Darat ke 16)” No 1 yg berisi ketentuan berikut:
 Jepang menghapus jabatan gubernur jenderal pada masa Hindia Belanda dan segala kekuasaan
yg dahulu dipegang gubernur jenderal diambil alih oleh panglima tentara Jepang di Jawa
 Jepang tetap mengakui pejabat pem sipil beserta pegawainya pada masa Hindia Belanda, asal
memiliki kesetiaan terh tentara pendudukan Jepang
 Jepang tetap mengakui secara sah utk sementara waktu badan2 pem dan UU yg dibuat pada
masa kolonial Belanda, asal tdk bertentangan dgn aturan pem militer Jepang

Pem militer pada masa pendudukan Jepang hanya bersifat sementara, susunan pem
militer pada masa pendudukan Jepang sbb:
 Gunshireikan (panglima tentara) / Saiko Shikikan (panglima tertinggi)
 Gunseikan (kepala staf militer)
 Gunseibu, bertugas sbg koordinator pem militer
Pem milter juga b’tugas mengatur kehidupan rakyat, 1 April 1942 pem Jepang mengeluarkan
“Osamu Seirei” No 4 berisi ketetapan sbb:
 Hanya bendera Jepang, Hinomaru yg boleh dikibarkan pada hari2 besar. Selain itu, hanya lagu

kebangsaan Jepang “Kimigayo” yg boleh diperdengarkan


 Menetapkan pemakaian waktu Jepang

 Menetapkan mata uang Hindia Belanda sbg mata uang yg berlaku bagi kepentingan jual beli dan

pembayaran, selain itu Jepang melarang pemakaian mata uang lain

4. Pembentukan Pem Sipil


Dalam menjlkan kekuasaan, Jepang membentuk pem sipil di Indonesia, pembentukan
pem sipil oleh Jepang diatur dlm:
 UU No 27 mengenai aturan pem daerah ditetapkan
 UU No 28 mengenai aturan pem Syu dan Tokobetsu Syi Agustus 1942

Penetapan UU dilatarbelakangi keinginan Jepang utk mendukung kelancaran pem militer


dan mengembangkan pem sipil. Sistem pem sipil membagi pem menjadi beberapa tingkatan.
Berdasarkan UU No 27, sistem pem daerah pada masa pendudukan Jepang sbb:
 Syu (keresidenan)
 Syi (stadsgemeente / kota praja)
 Ken (kabupaten)
 Gun (kewedanan / distrik)
 Son (kecamatan)
 Ku (keluarahan / desa)

5 September 1942 pem Jepang membentuk:


 Chuo Sangi In (Dewan Pertimbangan Pusat) berkaitan dgn upaya menjlkan pem
 Chuo Sangi Kai (Dewan Pertimbangan Daerah) yg cepat dan tepat

Tugas:
Mengajukan usul kpd pem, terutama berkaitan dgn masalah politik

Chuo Sang In
Ketua : Soekarno dan R. M Kusumo Utojo
Wakil : Buntaran Mangunsubroto
Upaya Jepang membentuk Chuo Sangi In utk menunjukkan bahwa pem Jepang sangat
mendukung bangsa Indonesia dlm upaya mencapai kemerdekaan, namun dlm pelaksanaannya upaya
Jepang dilakukan utk memperoleh simpati bangsa Indonesia.

B. Organisasi Pergerakan pada Masa Pendudukan Jepang


1. Organisasi Sosial Kemasy
a. Gerakan Tiga A
 Nippon Cahaya Asia

 Nippon Pelindung Asia

 Nippon Pemimpin Asia

Didirikan : 29 April 1942


Dipelopori : Hiroshi Shimizu
Ketua : Samsuddin
Dibantu : K. Sutan Pamuntjak dan Mohammad Saleh
Tugas:
Melakukan propaganda agar seluruh penduduk Indonesia berdiri sepenuhnya di belakang pem
Jepang

Dalam perkem. nya, Gerakan Tiga A tdk bertahan lama karena kurang mendapat simpati
masy Indonesia. Pem Jepang juga menganggap Gerakan Tiga A kurang efektif dlm usahanya
mengerahkan bangsa Indonesia, pada akhir abad 1942 pem Jepang membubarkan Gerakan Tiga A.

b. Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA)


Dibentuk setelah Jepang membubarkan Gerakan Tiga A

L. B :
Kegagalan Gerakan Tiga A mencapai t7n dlm menarik simpati dan dukungan rakyat Indonesia

Dibentuk : 9 Maret 1943


Pemimpin :
 Soekarno
 Moh Hatta 4 Serangkai
 Ki Hajar Dewantara
 K. H. Mas Mansur

Penasehat :
 S. Miyoshi
 G. Taniguchi
 Ichiro Yamasaki
 Akiyama

Kewajiban Putera:
Memimpin rakyat utk bersama2 menghapus pengaruh Amerika, Inggris, dan Belanda :
 mengambil bagian dlm usaha mempertahankan Asia Raya
 memperkuat rasa persaudaraan Jepang – Indonesia
 mengintensifkan pelajaran2 B. Jepang
 membina dan memusatkan potensi bangsa Indonesia utk kepentingan Perang Jepang
Pada awal berdirinya, Putera mendapatkan dukungan dari organisasi massa di Indoenesia, seperti:
 Persatuan Guru Indonesia

 Perkumpulan Pegawai Pos Menengah

 Pegawai Pos Telegraf Telepon dan Radio

 Pengurus Besar Istri Indonesia di bawah pimpinan Maria Ulfah Santoso

 Organisasi Barisan Pemuda

 Kelompok Pelajar : organisasi Badan Perantaraan Pelajar Indonesia serta Ikatan Sport
Indonesia

Putera berhasil ikut mempersiapkan rakyat secara mental mencapai cita2 kemerdekaan
Indonesia, Jepang menganggap Putera lebih bermanfaat bagi rakyat Indonesia dari pada Jepang
dan menganggap gagal membantu Jepang dlm usaha mengerahkan rakyat. Akhirnya 1944 Jepang
membubarkan Putera

c. Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) dan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi)
Dibentuk :
Sejak zaman kolonial Belanda (1937) di Surabaya oleh K.H. Mas Mansur dkk
Jepang tdk membubarkan MIAI karena dinilai anti – Barat dan utk menarik simpati masy
Indonesia yg mayoritas beragama Islam, sehingga MIAI tetap diizinkan melakukan propaganda.
Upaya Jepang dlm menarik simpati kaum muslim Indonesia juga dilakukan dgn membentuk Bagian
Pengajaran dan Agama yg dipimpin Kolonel Horie.

Tugas dan t7n MIAI:


 menempatkan umat Islam pada kedudukan yg layak dlm masy Indonesia

 Mengharmoniskan Islam dgn tuntutan perkembangan zaman

 Ikut membantu Jepang dlm Perang Asia Timur Raya

Kegiatan Miai:
Pembentukan Baitul Mal

MIAI juga menerbitkan majalah Soeara MIAI sbg sarana komunikasi, dlm
perkembangannya pergerakan MIAI dianggap kurang mendukung kepentingan Jepang, sehingga
dibubarkan Oktober 1943 dan diganti dgn Masyumi
Masyumi disahkan oleh Gunseikan:
22 November 1943

Tugas:
Wadah pengumpul dan dan penggerak umat Islam utk mendukung Perang Pasifik

Kepengurusannya diduduki oleh 2 organisasi Islam terbesar :


 Muhammadiyah
 NU

Pemimpin:
K. H. Hasyim Asyhari

Wakil dari Muhammadiyah: Wakil dari NU:


 K. H. Mas Mansur - K. H. Nachrowi
 K. H. Farid Ma’ruf - Zainul Arifin
 K. H. Mukti - K. H. Wahid Hasjim
 Kartosudarmo - K. H Muchtar
Dalam perkembangannya, Masyumi menolak tegas pelaksanaan budaya Jepang yg
bertentangan dgn ajaran Islam “Seikeirei”, sehingga pem Jepang memberikan kebebasan kpd org2
Islam utk tdk melakukan Seikerai

d. Jawa Hokokai
1944, posisi Jepang dlm Perang Pasifik semakin terdesak. Sementara organisasi2 yg dibentuk Jepang
(Putera) gagal menarik simpati rakyat utk mendukung kepentingan Jepang, sehingga pem Jepang
mengambil tindakan dgn membentuk Jawa Hokokai.

Dibentuk:
8 Januari 1944

Diprkarsai:
Letnan Jenderal Kumakichi Harada

Kepengurusan terdiri dari 3 bagian:


 Pendidikan
 Bagian usaha
 Bagian umum
Anggota2 Jawa Hokokai terdiri atas bermacam2 kelompok sesuai bid profesinya, seperti:
 Profesi guru tergabung dlm wadah Kyoiku (Kebaktian Para Pendidik)

 Profesi dokter dlm wadah izi (Kebaktian Para Dokter)

T7n:
Memobilisasi segenap potensi bangsa Indonesia

2. Organisasi Semimiliter
a. Seinendan

Dibentuk 29 April 1943 (bertepatan dgn ulang th Kaisar Jepang)


Organisasi ini berada di bawah pimpinan Gunseikan
Pada awal pembentukannya anggota Seinenda beranggota 3500 seiring b’jl waktu berkembang
menjadi 500.000 pemuda

Seinendan beranggotakan pemuda2 berusia 15-25 th kemudian diubah menjadi 14-22 th


Para pemuda diberi latihan militer, baik utk mempertahankan diri maupun penyerangan
Tugas:
Mengamankan garis belakang

Pembina:
Naimubu Bunkyoku (Departemen Urusan Dalam Negeri bagian Pengajaran, Olahraga dan
Seinendan)

1944 Oktober Dibentuk Josyi Seinendan (Seinendan Putri)

b. Keibodan
Didirikan bersamaan dgn Seinendan 29 April 1943
Keibodan juga berada di bawah pimpinan Gunseikan

Syarat utk menjadi anggota Keibodan:


 Laki2 berusia 20-35 th kemudian dirubah menjadi 26-35 th

 Berbadan sehat, kuat dan berkelakuan baik


Jumlah anggota Keibodan melebihi jumlah anggota Seinendan, sekitar 1 juta pemuda

Tugas:
Membantu polisi dgn tugas2 kepolisian (menjaga lalu lintas dan mengamankan desa)

Keibodan dibentuk sampai di tingkat desa karena pemuda2 desa belum terpengaruh
pemikiran dan pergerakan kaum nasionalis. Faktor inilah yg menyebabkan Keibodan langsung
berada di bawah binaan Dewan Kepolisian (Keimubu)

c. Barisan Pelopor
Dibentuk 1 November 1944
Dibentuk atas rekomendasi Chuo Sangi In

Melalui Barisan Pelopor, Jepang berharap kesadaran rakyat Indonesia tetap berkembang dan
siap membantu Jepang mempertahankan Indonesia dari serangan pasukan Sekutu.

Pemimpin : Soekarno
Dibantu:
 R.P. Suroso

 Otto Iskandardinata

 Buntaran Martoatmodjo

Jepang menempatkan Barisan Pelopor dibawah Jawa Hokokai

T7n:
Memudahkan kontrol terh aktivitasnya

Anggota:
Seluruh pemuda terpelajar yg berpendidikan rendah, bahkan tdk mengenyam pendidikan sama
sekali

d. Hizbullah
Dibentuk : 15 Desember 1944 sbg pasukan cadangan oleh Jepang dan Masyumi
Tugas Utama:
Sebagai tentara cadangan, seperti:
 Mempersiapkan jasmani maupun rohani dgn giat
 Membantu tentara Jepang dlm perang
 Mengintai mata2 musuh
 Memperkuat usaha2 utk kepentingan perang

Tugas:
 Menyiarkan agama islam
 Mengawal umat Islam agar taat menjalankan ajaran agama
 Membela agama dan kepentingan umat Islam di Indonesia

e. Fujinkai
Dibentuk :
Agustus 1943

Terdiri atas para wanita berusia 15 th ke atas

Pemimpin:
Nyonya Sunarjo Mangunpuspito
Kegiatan:
 Mengadakan keg sosial di kampung2 di perkotaan (penyuluhan tentang kesehatan)

 Bertanam kapas

 Memintal benang dan menenun

Bertujuan utk membantu meringankan penderitaan rakyat

f. Gukukotai (Laskar pelangi)


Dibentuk : 15 Desember 1944
Anggota : para pelajar sekolah lanjutan

3. Organisasi Militer
a. Heiho
Organisasi militer yg beranggotakan org2 pribumi
Dibentuk April 1943
Berperan sbg pembantu prajurit Jepang
Syarat menjadi anggota Heiho:
 Berbadan sehat

 Berkelakuan baik

 Pendidikan min SD

Tugas:
Pemegang senjata antipesawat, tank, artileri medan dan pengemudi, namun tdk ada 1 pun anggota
Heiho yg menjadi perwira karena hanya ditujukan utk prajurit Jepang

Anggota Heiho mendapatkan lat militer yg lebih ketat jika dibandingkan organisasi2 lain, karena
kedudukannya sbg pengganti prajurit Jepang pada waktu perang, anggotanya diperkirakan sekitar
42.000 org

b. Peta (Pembela Tanah Air)


Dibentuk berdasarkan saran Jenderal Kumakichi Harada atas dasar simpati Gatot Mangkupradja
terh Jepang 3 Oktober 1943 berdasarkan Osamu Seirei no 44
Tugas:
Mempertahankan Indonesia dgn sekuat tenaga dari serangan Sekutu

Tokoh2 militer besar Indonesia yg muncul dari pasukan Peta:


 Supriyadi

 Jenderal Soedirman

 Jenderal Gatot Subroto

 Jenderal Ahmad Yani

Kesimpulan:
T7n Jepang membentuk organisasi baik militer maupun semimiliter hanya semata2 utk
kepentingan Jepang dlm menghadapi Perang Asia Timur Raya
C. Penindasan Jepang dan Perlawanan di Berbagai Daerah
1. Ekonomi Perang Sistem Ekonomi yg diterapkan Jepang
Segala keg ekonomi dilakukan utk kepentingan perang

T7n :
 Menguasai dan memperoleh sumber bahan mentah, terutama minyak bumi yg diperlukan utk

kelangsungan perang
 Memotong garis suplai musuh yg bersumber dari Indonesia

Awal dibentuk 1942

Panglima Angkatan Darat ke 16 mengeluarkan aturan yg menyatakan:


Perkebunan kopi, karet dan teh di t4 kan di bawah pengawasan langsung gunseikan

Utk meringankan tugas Gunseikan, Jepang membentuk badan Saibi Kigyo Kanrikodan (SKK).
Selain bertindak sbg pengawas, juga sbg pelaksanaan pembelian dan penentuan harga penjualan
hasil perkebunan serta memberikan kredit pada perkebunan yg akan direhabilitasi
Dampak:
Kemunduran sektor perkebunan, berkaitan dgn kebijakan Jepang yg memutuskan hub kerjasama
dgn negara2 Eropa

Seiring perkem industri gula, Jepang mulai mengembangkan perkebunan tebu. Meskipun
sbgn pabrik gula telah dibumihanguskan Belanda, industri gula tetap diteruskan dgn modal swasta
Jepang. Utk mengawasi industri gula, Jepang membentuk sebuah badan “Togyo Rengokai
(Persatuan Perusahaan Gula)”.

1944, pemerintah Jepang menganggap kebutuhan gula di Jawa telah mencukupi,


sehingga Gunseikan mengeluarkan peraturan yg melarang rakyat menanam tebu dan memproduksi
gula. Utk membatasi produksi gula, pem Jepang mengubah fungsi pabrik gula menjadi pabrik sejati
/ industri perang lain

Dampak lain sistem ekonomi perang:


Setiap wil di Indonesia harus melaksanakan sistem autarki (setiap daerah harus memenuhi keb
sendri dan harus dapat memenuhi keb perang)
Jepang membagi Pulai Jawa menjadi 17 autarki, Sumatra 3 autarki dan 3 autarki di
lingkungan minseifu (wil yg diperintah Angkatan Laut). Sistem ekonomi menyebabkan keadaan
ekonomi semakin parah, 1944 terjadi kekurangan sandang dan pangan di beberapa t4. Pem Jepang
berusaha mengatasi masalah tsb dgn membuka lahan baru, rakyat juga diminta menebang tanaman
kopi dan teh serta mengganti dgn tanaman pangan (padi dan jagung).
Pada perkem.nya, pem Jepang membuka sekitar 500.000 hektare hutan di Pulau Jawa
dan 10.000 hektare di Sumatera Timur. Pembukaan hutan secara besar2n tsb berdampak buruk
bagi lingkungan karena menimbulkan erosi dan banjir.
Dalam perkem.nya, pem Jepang menentukan kuota beras yg harus diserahkan sbg
setoran wajib. Jepang menetapkan rakyat Indonesia hanya boleh memiliki 40% dari hasil panen
mereka sendiri, sekitar 30% harus diserahkan kpd pem melalui kumiai penggilingan padi.
Sedangkan 30% lagi utk penyediaan bibit dan disetorkan di setiap daerah berbeda. Penderitaan
rakyat semakin b’+ saat Jepang memerintahkan penanaman jarak.

2. Pengendalian di Bid. Pendidikan dan Kebudayaan


Pada masa pendudukan Jepang, pendidikan di Indonesia mengalami kemunduran, jumlah
murid di sekolahpun terus mengalami penurunan. Pada masa Belanda, terdapat 199 cabang
Taman Siswa di seluruh Indonesia, namun 1944 jumlah cabang Taman Siswa tinggal 59 cabang.
Kemunduran pendidikan disebabkan b’kurangnya jumlah guru, utk mengatasinya Jepang
merekrut banyak guru sekolah utk dijadikan tenaga adm di kantor2 pem, kebijakan Jepang dlm
bid. Pendidikan didasarkan pada prinsip:
a. Menata kembali pendidikan b’dasarkan keseragaman dan persamaan utk semua kelompok etnik
dan kelas sosial
b. Menghapus secara sistematis pengaruh Belanda dari sekolah2 dan menjadikan unsur Indonesia
sbg landasan utama
c. Menjadikan semua lembaga pendidikan sbg alat utk memasukkan doktrin “kemakmuran Asia
Timur Raya” di bawah pimpinan Jepang

Kebijakan yg dikeluarkan Jepang:


a. Mengubah kantor Voor Islamistische Zaken pada masa Belanda yg dipimpin kaum orientalis
menjadi Sumubi yg dipimpin tokoh2 Islam “K.H. Hasyim Asy’ari”
b. Memberikan bantuan dan mengadakan kunjungan ke pondok pesantren

c. Mengizinkan pembentukan barisan Hizbullah

d. Mengizinkan berdirinya sekolah tinggi Islam di Jakarta di bawah asuhan K.H. Wahid Hasyim,

Kahar Muzakkir dan Moh. Hatta


3. Pengerahan Romusha
Romusha merupakan bentuk kerja paksa pada masa pendudukan Jepang, pem militer
Jepang melaksanakan romusha dgn cara merekrut pemuda desa, petani, dan penduduk yg tdk
memiliki pekerjaan. Peraturan mengenai romusha dikeluarkan oleh Naimubu (Departemen
Urusan Umum). Naimubu menetapkan romusha harus berusia 16-45 th, juga membentuk badan
rekrutmen romusha. Badan ini memiliki cabang hingga desa2, setiap kepala desa harus
mengerahkan tenaga kerja menurut daftar yg dibuat pem Jepang
Pada dasarnya peraturan yg dibuat badan rekrutmen romusha cukup baik dan tdk
memberatkan romusha. Namun, dlm pelaksanaannya tdk sesuai peraturan. Melalui sidang Chuo
Sangi In, para pemimpin Indonesia mengusulkan agar dibentuk badan2 yg memotivasi rakyat
menjadi tenaga sukarela dan dibuat perjanjian kerja secara resmi, namun usulan Chuo Sangi In
diabaikan.
Pulau Jawa menjadi t4 utama utk mengerahkan tenaga kerja paksa secara besar2n,
pada awalnya para romusha melakukan seluruh pekerjaan dgn sukarela karena mereka masih
terpengaruh oleh propaganda “utk kemakmuran bersama Asia Timur Raya”. September 1944,
sekitar 500 romusha dgn pekerja sukarela, yg terdiri dari:
 Pegawai Tinggi

 Pegawai Menengah di bawah pimpinan Soekarno


 Golongan terpelajar
Para pekerja menyebut pekerjaan mereka sbg “Pekan Perjuangan Mati2an”

Para pekerja diperlakukan secara buruk, utk melenyapkan ketakutan penduduk, sejak
1943 Jepang melancarkan kampanye sbg usaha pengerahan romusha yg semakin sulit. Dalam
kampanye, para pekerja mendapat julukan “Prajurit Ekonomi / Pahlawan Pekerja yg digambarkan
sbg org2 yg sedang menunaikan tugas sucinya memenangi Perang Asia Timut Raya”. Pem Jepang
mengambil hampir semua laki2 yg tdk cacat fisik sehingga yg tinggal di desa hanya kaum
perempuan, anak2 dan lelaki yg kurang sehat.

4. Perlawanan terh Pendudukan Jepang


a. Perlawanan Rakyat Aceh
Terjadi 1942

Pemimpin : Tengku Abdul Jalil

Sebab :
 Kebijakan seikerai yg diterapkan pem Jepang
 Kekajaman dan kesewenangan pem Jepang (romusha)
Dalam menghadapi perlawanan rakyat Aceh, Jepang melancarkan serangan serta
berhasil menghancurkan masjid dan pertahanan masy Cot Pilieng. Dlm serangan tsb Tengku Abdul
Jalil berhasil meloloskan diri ke Buloh Blang Ara. Jepang kembali melakukan pengejaran terh
pasukan Tengku Abdul Jalil.

13 November 1942 Tengku Abdul Jalil wafat dlm pertempuran

Meski rakyat Aceh kehilangan pemimpinnya, perlawanan tdk terhenti. Muncul


perlawanan pasukan Giyugun “Teuku Hamid”. Perlawanan terjadi karena Teuku Hamid tdk s7 terh
praktik eksploitasi Jepang terh tanah pertanian rakyat dan pengerahan romusha. Bersama dgn 1
pleton pasukannya, Teuku Hamid melarikan diri ke hutan utk melakukan perlawanan, terjadi Nov
1944. Pem Jepang melakukan ancaman akan membunuh para keluarga pemberontak jika tdk mau
menyerah. Ancaman tsb memaksa sbgn pasukan pemberontak menyerah dan akhirnya perlawanan
berhasil ditumpas.
b. Perlawanan Rakyat Singaparna
Pemimpin : K. H. Zainal Mustafa

Penyebab :
 Budaya Seikerei yg diterapkan pem Jepang

 Kebijakan pengerahan romusha

 Kebijakan penyerahan wajib hasil panen

K.H. Zainal Mustafa memboikot seluruh kebijakan Jepang, selain itu secara diam2
membentuk “Pasukan Tempur Sukamanah” yg dipimpin Najminudin. Awal Februari 1944, Jepang
mengirim utusannya utk berunding dgn K.H. Zainal Mustafa, tindakan Jepang semakin menyulut
kemarahan pengikut K.H. Zainal Mustafa dan memicu terjadinya bentrokan hingga menyebabkan
beberapa utusan Jepang tewas.
Dalam upaya mengakhiri perlawanan ulama, Jepang memutuskan utk menggunakan
kekerasan. 25 Februari 1944 terjadi pertempuran sengit antara rakyat dan pasukan Jepang
setelah sholat jum’at. Meski berbagai upaya perlawanan telah dilakukan, K.H. Zainal Mustafa
berhasil ditangkap dan dibawa ke Tasikmalaya, kemudian di bawa ke Jakarta utk menerima
hukuman mati.
c. Perlawanan Rakyat Indramayu
Terjadi April 1944
Pemimpin : Haji Madriyan

Sebab:
Pemaksaan penyetoran sbgn hasil padi dan pelaksanaan romusha

Daerah :
 Distrik Karangampel, Sindang, Indramayu Jepang mengerahkan pasukan b’senjata lengkap
 Distrik Cidempet, Lohbener utk menyerang k2 wil

d. Perlawanan Rakyat Kalimantan


Dilakukan oleh suku Dayak
Pemimpin Pang Suma

memiliki pengaruh cukup besar di kalangan masy suku2 di daerah Tayan dan Meliau
Sebab :
 Pang Suma tdk s7 dgn kebijakan Jepang yang menindas
 Pang Suma menolak aksi rekritmen mata2 yg dilakukan Jepang yerh penduduk lokal

Pang Suma dan pengikutnya melancarkan perlawanan dgn taktik perang gerilya,
diterapkan utk menganggu aktivitas pem Jepang di Kalimantan. Meski dgn jumlah pasukan lebih
sedikit, Pang Suma berani melawan pasukan Jepang. Dalam perlawanan, ia memanfaatkan
keuntungan alam (rimbunnya hutan belantara dan derasnya sungai di Kalimantan). Perlawanan
Pang Suma dapat dipadamkan karena adanya penduduk lokal yg menjadi mata2 Jepang. Mata2 ini
menginformasikan strategi pergerakan pasukan Pang Suma sehingga pasukan Pang Suma
mengalami kekalahan

e. Perlawanan Rakyat Papua


Diawali oleh Gerakan Koreri yg muncul di Biak
Pemimpin L. Rumkorem

Dengan gagah berani bertempur melawan Jepang yg memiliki p’senjataan lengkap,


rakyat papua memilih melakukan perlawanan dgn strategi gerilya. Jepang tdk mampu bertahan
menghadapi para pejuang Papua. Pasukan Jepang memilih meninggalkan Biak, pulau Biak dikenal
sbg daerah p’1 di Indonesia yg bebas dari pendudukan Jepang
Perlawanan rakyat Biak meluas di berbagai daerah di Papua bagian selatan, salah 1 nya
di wil Yapen Selatan. Perlawanan Yapen Selatan dipimpin “Silas Papare”. Rakyat Yapen Selatan tdk
b’juang sendiri, mereka mendapat bantuan p’senjataan dari Sekutu. Perlawanan rakyat Yapen
Selatan b’langsung cukup sengit, rakyat Papua memiliki kegigihan dlm menghadapi kekuatan
Jepang. Berbekal kegigihan, rakyat Papua berhasil mengusir kedudukan Jepang dari wil Papua.

f. Perlawanan Peta di Blitar


Pemimipin : Supriyadi 14 Febrruari 1945
Pertempuran terbuka antara Peta dan Jepang 29 Februari 1945

Sebab:
 Penderitaan para petani yg dipaksa menjual padinya kpd kumiai melebihi jatah yg telah

ditentukan sehingga sisanya tdk cukup menghidupi keluarga


 Jepang memerintahkan pembelian telur secara besar2n dgn harga murah utk tentara Peta

 Para tentara Peta bertugas mengawasi pekerjaan para romusha membangun kubu2 di Pantai

Selatan
Pasukan Peta mulai mempersenjatai diri dgn mortir, senapan mesin dan granat. Mereka
menyerang beberapa pos penjagaan Jepang di Blitar. Pasukan Jepang mulai menghadapi pasukan
Peta dgn mendirikan pertahanan, Jepang juga menyerukan dan membujuk pasukan Peta agar
segera kembali ke asrama masing2. Beberapa kesatuan Peta berhasil dibujuk dan kembali ke
asrama, setelah kembali ke asrama, mereka mendapat siksaan dari pasukan Jepang
Pasukan Peta yg bertahan terus melakukan perlawanan di bawah komando Shodanco
Supriyadi dan Shodanco Muradi, membangun pertahanan di Gunung Kawi dan Distrik Pare. Utk
menghadapi perlawanan Supriyadi dan Muradi, Jepang menggunakan strategi tipu muslihat.
Komandan pasukan Jepang “Kolonel Katagiri” pura2 menyerah kpd pasukan Supriyadi dan Muradi.
Kolonel Katagiri kemudian bertukar pikiran dgn anggota pasukan Peta dgn lemah lembut dan penuh
kesantunan sehingga Supriyadi dan Muradi melunak. Katagiri kemudian mengadakan kesepakatan
bahwa pasukan Peta yg terlibat pemberontakan tdk akan dibawa ke pengadilan militer asal kembali
ke asrama. Kesepakatan tsb di s7i Supriyadi dan Muradi, Muradi segara melapor kpd Daidanco
Surachmad. Murdadi tdk menyadari telah masuk perangkap pasukan Jepang. Pasukan Jepang
mengepung pasukan Peta dan melucuti senjatanya, kemudian ditawan dan diangkut ke markas
Kempetai Blitar.
Tokoh2 Peta yg terlibat pemberontakan dibawa ke Mahkamah Militer Jepang di Jakarta,
mereka dituduh melakukan pemberontakan terh pem Jepang. Setelah melalui beberapa kali
p’sidangan, kemudian dijatuhi hukuman sesuai peranan masing2.
Tokoh2 yg dijatuhi hukuman mati:
 Dr. Ismail
 Muradi
 Suparyono
 Halir Mangkudidjojo
 Sunanto
 Sudarno

D. Akhir Pendudukan Jepang di Indonesia


1. Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia
a. Bid. Politik
Pelarangan penggunaan B. Belanda dan diganti menjadi B. Jepang
Jepang mengganti struktur pemerintahan, dan mengganti istilah:
 Desa ; Ku
 Kecamatan ; Son
 Kewedanan ; Gun
 Kotopraja ; Syi
 Kabupaten ; Ken
 Keresidenan ; Syu
Selain mengubah istilah pada tatanan pemerintahan, Jepang juga berupaya utk bekerjasama
dgn tokoh2 nasionalis Indonesia “Soekarno, Moh. Hatta, Muh. Yamin, Sartono, Buntaran Martoatmodjo,
Sam Ratulangi dan Otto Iskandardinata”. Semua organisasi pergerakan yg muncul pada masa pem
kolonial Belanda dibubarkan Jepang. Tindakan tsb dilakukan utk menghilangkan semua pengaruh pem
kolonial Belanda.
Jepang membentuk organisasi2 baru di bawah pengaruh Jepang, organisasi yg tetap
diizinkan Jepang “Organisasi Keagamaan”. Jepang menganggap organisasi keagamaan merupakan
organisasi anti-Barat sehingga Jepang mendukungnya. Kebijakan politik Jepang juga terlihat pada
pembentukan Dewan Penasihat Pusat (Chuo Sangi In) dan dewan penasihat daerah (Shu Sangi-Kai).

Bid. Sosial, Budaya dan Ekonomi


b.
 Dampak Sosial
Pelaksanaan Romusha
Jepang melakukan mobilisasi massa sbg tenaga romusha karena adanya kebutuhan akan
tenaga romusha di luar Pulau Jawa dan di luar Indonesia. Di luar Indonesia para romusha ada yg
dikirim ke Birma (Myanmar), Thailand, dan Malaysia utk membuat jl kereta api.
Dampak Negatif:
 Kemakmuran semakin jauh dari harapan bangsa Indonesia
 Timbul berbagai penyakit yg mengakibatkan tingginya angka kematian
 Produktivitas petani mengalami perubahan akibat sistem pengerahan tenaga kerja
 Petani tdk lagi bekerja utk mencukupi keb nya, tapi kep. Jepang
 Dampak Budaya
Jepang dikenal sangat anti dgn budaya Barat
Jepang berusaha mengembangkan budayanya dgn cara memasukkan kebudayaan
Jepang dlm budaya Indonesia. Proses Japanisasi dilakukan dgn berbagai cara:
 Mengajarkan B. Jepang

 Memasukkan unsur2 Jepang dlm lagu anak2 dan tari2an

 Unsur penanggalan (penggunaan kalender Showa)

 Hari Raya Jepang diperingati di Indonesia (hari lahir Kaisar Tenno Helka “Techo Setsu” dan

hari anak laki2 “Otoko no Hi’’ )

Pem. Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda dlm pergaulan sehari2. Aturan ini
b’dampak positif bagi p’kem b. Indonesia, Jepang berusaha menjadikan b. Indonesia sbg alat
komunikasi di seluruh pelosok Indonesia. B. Indonesia dijadikan sbg b. pengantar sampai ke
desa2, t7nnya agar pem. Jepang dapat dgn mudah mengerahkan rakyat Indonesia utk Perang
Asia Timur Raya (Perang Pasifik). Jepang mengganti nama2 kota yg menggunakan b. Belanda dgn
b. Indonesia “Batavia – Jakarta dan Buitenzorg – Bogor”.
Pada masa pendudukan Jepang juga bermunculan pengarang dan penyair terkenal, seperti:
 Mochtar Lubis

 Rosihan Anwar

 Amal Hamzah

 Nursyamsu

 Anas Ma’ruf

Jepang membentuk sebuah pusat keb b’nama Keimin Bunka Shidosho 1 April 1943 di
Jakarta. Beberapa karya sastra dan seni yg muncul :
 Karya sastra yg mendukung politik Jepang

Ex:
 Cinta Tanah Suci (karya Nur Sutan Iskandar)

 Palawija (karya Karim Halim)

 Angin Fuji (karya Umar Ismail)

 Karya sastra yg tdk mendukung politik Jepang dan dilarang terbit

 Siap Sedia (karya Chairil Anwar)

 Sebuah Lagu dlm Sandiwara (karya Cak Durasin)


 Seni Musik

Ex:
 Tumpah Darahku

 Maju Putra Putri Indonesia (ciptaan C. Simanjuntak)

 Seni Drama

Ex:
 Api dan Citra (karya Umar Ismail)

 Taufan di Atas Asia dan Dewi Rini (karya El Hakim)

 Film dan Sandiwara

Ex:
 Bintang Surabaya

 Cahaya Timur

 Miss Tjitjih
 Dampak Ekonomi
Sistem Ekonomi Perang

Dampak Negatif:
Menurunnya pasukan pangan

Jepang berusaha meningkatkan kembali produksi padi di Pulau Jawa, dgn cara
memperkenalkan bibit baru. Jepang juga memperkenalkan inovasi teknik baru dlm menanam
padi “sistem larik”. Sebelumnya petani di Jawa menanam padi dgn cara menyebarkan benih padi.

Masih dipakai oleh petani – sekarang

Dalam bid. keuangan, pem Jepang menetapkan mata uang Hindia-Belanda sbg satu2nya
mata uang yg berlaku. Ketetapan ini b’dasarkan UU No 2 tanggal 8 Maret 1942, mata uang yg
resmi digunakan utk kepentingan jual beli dan alat pembayaran “mata uang Hindia-Belanda”.
c. Bid. Pendidikan
Salah satu dampak mobilisasi massa yg dilakukan Jepang “menurunnya angka pendidikan di
Indonesia”.

T7n Jepang menyelenggarakan pendidikan di Indonesia:


Bukan utk mencerdaskan keh bangsa, melainkan menanamkan jiwa militerisme dan kesetiaan terh
Jepang dlm menghadapi bangsa2 barat.

Pada masa pendudukan Jepang , sistem pengajaran dan kurikulum ditujukan utk keperluan
Perang Asia Timur Raya. Pelaksanaan kurikulum diawali dgn melakukan indoktrinasi kpd guru2
mengenai paham Hakko Ichiu. Dampak positif pada masa pendudukan Jepang “penggunaan bahasa
Indonesia sbg bahasa pengantar di sekolah2”.

Kewajiban yg harus dijl. kan para siswa pada masa pendudukan Jepang :
 Mempelajari b. Indonesia dan Jepang
 Memberi hormat ke arah matahari terbit dgn cara membungkukkan badan (seikeirei)
 Menghormati adat kebiasaan Jepang
 Mengikuti lat kemiliteran
 Mengikuti kerja bakti
 Menyanyikan lagu kebangsaan Jepang
 Melakukan gerak badan (Taiso)
d. Bid. Birokrasi dan Militer
Bid. Birokrasi
Jepang mengeluarkan peraturan mengenai dasar sistem pem militer Jepang di
Indonesia, UU No 27 mengenai Aturan Pem Daerah dan UU No 28 tentang Aturan Pem. Syu dan
Tokubetshu Syi. Sesuai UU tsb, seluruh kota di Jawa dan Madura, kecuali Surakarta dan
Yogyakarta, dibagi atas syu, syi, ken, gun, son, dan ku. Struktur pem tertinggi berada di tingkat
syu.

Bid. Militer
Manfaat bagi rakyat Indonesia:
Rakyat Indonesia mendapat kesepakatan belajar militer, seperti:
 Dasar2 militer

 Baris – berbaris

 Latihan menggunakan senjata

 Organisasi militer

 Latihan perang
Bekas pasukan Peta menjadi BKR – TKR – dan sekarang dikenal TNI

2. Janji Kemerdekaan
Pada pertengahan th 1943, kondisi Jepang dlm Perang Pasifik semakin terdesak, 1944 wil2
pendudukan Jepang di kawasan Asia Pasifik mulai jatuh ke tangan Sekutu di bawah pimpinan AS.
Kebijakan Jepang di Indonesia melunak yg ditandai dgn pemberian janji kemerdekaan bagi bangsa
Indonesia.

a. Janji Koiso
Dalam sidang Teikoku Ginkai (parlemen Jepang) 7 September 1944, Perdana Menteri Koiso
memberikan janji kemerdekaan kpd Indonesia pada kemudian hari. Janji ini dikenal “Janji Koiso”, janji
tsb diberikan dgn t7n “Agar rakyat Indonesia b’sedia membantu Jepang pada Perang Pasifik dan tdk
mengadakan perlawanan terh Jepang”.

Janji Koiso diikuti dgn kebijakan yg cukup menguntungkan bagi banga Indonesia, seperti:
 Memperbolehkan pengibaran bendera Merah Putih b’dampingan dgn bendera Jepang
(Hinomaru)
 Jepang juga memperbolehkan bangsa Indonesia mengumandangkan lagu “Indonesia Raya”
setelah lagu kebangsaan Jepang (Kimigayo)
 Jepang menambah 5 anggota baru Chuo Sangi In dari kalangan pribumi “Abikusno Tjokrosujoso, R.
Margono Djojohadikusumo, R.W. Sumanang, M.R. Sujono dan Gatot Mangkupraja”.
b. Persiapan Kemerdekaan oleh BPUPKI
Jepang mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usah-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) / Dokuritsu Junbi Cosakai utk menindaklanjuti janji Koiso.

Pembentukan BPUPKI diumumkan Letnan Jenderal Kumakichi Harada


Dibentuk 1 Maret 1945

T7n dibentuk:
Mempelajari dan menyelidiki segala hal penting yg berkaitan erat dgn pembentukan negara2
Indonesia yg merdeka.

Ketua : R. P. Soeroso
Wakil Ketua : Ichibangsae (tokoh Jepang)
Dalam mencapai t7nnya, BPUPKI mengadakan beberapa kali p’sidangan
 Sidang Pertama 29 Mei – 1 Juni 1945

Dalam pidato pembukaan, ketua BPUKI meminta pandangan kpd seluruh anggota
mengenai dasar negara Indonesia, permintaan ini dipenuhi oleh 3 anggota BPUPKI utk
membahas dasar negara Indonesia, yaitu:
 Muhammad Yamin

 Soepomo

 Soekarno

Tokoh p’1 yg menyampaikan rancangan dasar negara “Muhammad Yamin”, yaitu:


 Peri Kebangsaan

 Peri Kemanusiaan

 Peri Ketuhanan

 Peri Kerakyatan

 Kejahteraan Rakyat
31 Mei 1945, Soepomo menyampaikan pandangannya mengenai dasar negara Indonesia, yaitu:
 Persatuan
 Kekeluargaan
 Mufakat dan Demokrasi
 Musyawarah
 Keadilan Sosial

Soekarno mengajukan gagasannya mengenai dasar negara Indonesia, Soekarno


berpidato dgn judul “Lahirnya Pancasila”. Soekarno kemudian merumuskan 5 prinsip dasar negara
Indonesia dgn nama “Pancasila”, yaitu:
 Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
 Internasionalisme / Peri Kemanusiaan
 Mufakat / Demokrasi
 Kesajahteraan Sosial
 Ketuhanan yg b’kebudayaan (Ketuhanan Yang Maha Esa)

Setelah sidang periode p’1, Radjiman Wediodiningrat menyatakan BPUPKI memasuki masa reses.
Selanjutnya, BPUPKI membentuk Panitia Kecil
Tugas Panitia Kecil:
Membahas k3 rancangan dasar negara yg disampaikan Muh. Yamin, Soepomo dan Soekarno

Panitia Kecil kemudian membentuk Panitia Sembilan

Tugas Panitia Sembilan:


Menyelsesaikan rumusan dasar negara 22 Juni 1945

Setelah rumusan dasar negara disepakati, yg dihasilkan oleh Panitia Sembilan oleh
Muhammad Yamin disebut “Piagam Jakarta” / “Jakarta Charter”. Rancangan itu diterima secara
bulat dan sepakat utk dimatangkan dlm sidang k2.

 Sidang k2 10 Juli – 16 Juli 1945

Radjiman Wediodiningrat memastikan seluruh anggota BPUPKI menye7i seluruh hasil sidang
BPUPKI
3. Persiapan Kemerdekaan oleh PPKI
Keberadaan BPUPKI dimanfaatkan secara maksimal oleh bangsa Indonesia utk
mempersiapkan kemerdekaan, namun kinerja BPUPKI tdk sesuai harapan Jepang. Jepang justru
khawatir dgn kinerja BPUPKI yg begitu cepat mempersiapkan kemerdekaan Indonesia . Sehingga
7 Agustus 1945, Jepang membubarkan BPUPKI dan menggantinya dengan PPKI
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) / Dokuritsu Junbi Inkai dibentuk oleh
Jepang utk melanjutkan tugas2 BPUPKI dlm mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. PPKI
memiliki anggota sebanyak 21 orang terdiri atas:
 12 org wakil dari Jawa

 3 org wakil dari Sumatra

 2 org dari Sulawesi

 1 org dari Kalimantan, Sunda Kecil, Maluku dan gol Tionghoa

 6 org tanpa izin dari pihak Jepang

PPKI kemudian berperan dlm mengesahkan Piagam Jakarta sbg pendahuluan pada Pembukaan
UUD 1945 dlm sidang PPKI 18 Agustus 1945

Anda mungkin juga menyukai