0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
79 tayangan3 halaman
Museum Munasprok adalah gedung bersejarah tempat perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Gedung ini awalnya digunakan untuk perusahaan asuransi dan kediaman pejabat Jepang sebelum dijadikan museum pada 1992 untuk melestarikan peristiwa bersejarah tersebut. Museum ini memiliki 4 ruangan utama yang menggambarkan peristiwa perumusan naskah proklamasi.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
tugas sejarah 'museum perumusan naskah proklamasi'.docx
Museum Munasprok adalah gedung bersejarah tempat perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Gedung ini awalnya digunakan untuk perusahaan asuransi dan kediaman pejabat Jepang sebelum dijadikan museum pada 1992 untuk melestarikan peristiwa bersejarah tersebut. Museum ini memiliki 4 ruangan utama yang menggambarkan peristiwa perumusan naskah proklamasi.
Museum Munasprok adalah gedung bersejarah tempat perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Gedung ini awalnya digunakan untuk perusahaan asuransi dan kediaman pejabat Jepang sebelum dijadikan museum pada 1992 untuk melestarikan peristiwa bersejarah tersebut. Museum ini memiliki 4 ruangan utama yang menggambarkan peristiwa perumusan naskah proklamasi.
Munasprok (museum perumusan naskah proklamasi) adalah gedung yang
dibangun sebagai monument peristiwa proses perumusan naskah proklamasi kemerdekaan di Indonesia.Gedung luas tanah 3.914 meter persegi dan luas bangunan 1.138 meter persegi itu pertama kali didirikan pada tahun 1920 dengan gaya arsitektur Eropa. Di dalam gedung tersebut terdapat ruangan, mebel kuno, dan aksesoris yang menggambarkan suasana serupa peristiwa perumusan naskah proklamasi.
Sebelum diaklamasi sebagai museum, gedung Munasprok pertama kali
dikelola oleh perusahaan asuransi bernama PT Asuransi Jiwasraya. Selanjutnya gedung itu diambil alih oleh British Consul General pada Perang Pasifik hingga masuk Jepang mengambil alih. Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini menjadi tempat kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda, Kepala Kantor Penghubung antara Angkatan Laut dengan Angkatan Darat. Setelah kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, gedung ini tetap menjadi tempat kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda sampai Sekutu mendarat di Indonesia, September 1945. Setelah kekalahan Jepang gedung ini menjadi Markas Tentara Inggris. Setelah masa peperangan berakhir, gedung ini dikontrak oleh Kedutaan Inggris sampai dengan tahun 1981. Selanjutnya gedung ini diterima oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada 28 Desember 1981. Tahun 1982, gedung ini sempat digunakan oleh Perpustakaan Nasional sebagai perkantoran. Karena makna historis yang dikandung museum tersebut, Menteri Penedidikan dan Kebudayaan Prof. Nugroho Notosusanto memerintahkan DIrektorat Permuseuman untuk menjadikan gedung tersebut menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamas dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0476/1992 tanggal 24 November 1992. Ruang-ruang dalam museum Ruang Pertama Ruang ini merupakan tempat peristiwa bersejarah yang pertama dalam persiapan Perumusan Naskah Proklamasi. Ruangan tersebut adalah ruang tamu yang juga digunakan sebagai kantor oleh Maeda. Selain itu, di ruang ini juga digambarkan suasana menjelang proklamasi seperti pembentukan PPKI dan BPUPKI, bom Hiroshima-Nagasaki dan peristiwa lainnya. Ruang Kedua
Dalam ruang ini Soekarno-Hatta mengadakan rapat bersama di meja bundar
dengan pengurus lain seperti Soediro dan B.M Diah pada pukul 3 subuh. Di ruang ini juga lah Soekarno membuat draft pertama naskah proklamasi dengan judul “Proklamasi” yang ditulis dengan tangannya sendiri. Selain itu, dalam ruangan ini juga tergambarkan suasana saat Soekarno mengumandangkan proklamasi di Jl. Pegangsaan timur. Ruang Ketiga Di ruang ketiga terdapat piano di bawah tangga yang merupakan tempat di mana Soekarno-Hatta menandatangani naskah proklamasi. Di ruangan ini pulalah Soekarno memutuskan untuk membaca naskah proklamasi di halaman depan rumahnya. Selain itu, di ruangan yang ke-3 terdapat gambar dengan suasana pergolakan saat mempertahankan kemerdekaan. Ruang Keempat Ruang ke-4 adalah ruang pameran benda-benda yang dikenakan para tokoh yang hadir dalam perumusan naskah proklamasi. Benda-benda tersebut meliputi jam tangan, pulpen hingga baju-baju. Di samping itu, ruang keempat adalah ruangan di mana Sayuti Melik ditemani dengan B.M. Diah mengetikkan naskah proklamasi setelah melakukan proses pengeditan secara bermusyawarah.
JAM BUKA MUSEUM
– Senin & Hari Besar Tutup – Selasa s.d Kamis Pukul 08.00-12.00 WIB dan Pukul 13.00-16.00 WIB – Jumat Pukul 08.00-11.30 dan Pukul 13.00-16.30 WIB – Sabtu/Minggu Pukul 08.00-16.00 WIB KARCIS MASUK – Dewasa Perorangan Rp. 2.000,- – Rombongan Dewasa (min. 20 orang) Rp. 1.000,-/orang – Perorangan Anak – anak Rp. 1.000,- – Rombongan Anak – anak (min. 20 orang) Rp. 500,-/orang – Pengunjung Asing Rp. 10.000,-