PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan serta untuk
membuka jendela pengetahuan mengenai pendudukan Jepang di Indonesia yang meliputi
proses masuknya, respon rakyat atas kedatangan Jepang, pembagian pemerintahan militer,
dan pembentukan pemerintahan sipil di Indonesia pada masa pendudukan Jepang.
1
1.4 Manfaat
Manfaat dari disusunnya makalah ini adalah sebagai media penambah pengetahuan
mengenai pendudukan Jepang di Indonesia sehingga dapat menjadi suatu sumber referensi
yang akan digunakan oleh semua kalangan masyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk mengatasi invasi Jepang, pasukan ABDACOM yang dipimpin Jenderal Sir
Archibald Wavell membangun markas di Lembang dekat Bandung. ABDACOM dibagi
menjadi beberapa kekuatan yaitu, Tiga resimen infanteri Belanda di Jawa Barat, Tiga
batalion Australia dengan dukungan dua kompi lapis baja di Jawa Barat, Satu kompi taruna
Angkatan Militer Kerajaan (KMA) di Jawa Barat, Korps Pendidikan Perwira Cadangan
(CORO) di Jawa Barat, Empat batalion infanteri di Jawa Tengah, Tiga batalion pasukan
bantuan Indonesia dan satu batalion mariner. Belanda juga menyertakan pasukan
3
Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger (KNIL) yang dipimpin oleh Jenderal H. Ter
Poorten untuk mempertahankan wilayah Hindia Belanda
Masuknya Jepang ke Pulau Jawa diawali dengan pertempuran di Laut Jawa. Dalam
pertempuran ini Angkatan Laut Jepang mengahamcurkan pasukan gabungan Belanda-
Inggris yang dipimpin oleh Laksamana Karel Dooman. Sisa pasukan dan kapal Belanda
yang berhasil lolos terus melarikan diri menuju Australia. Pada 1 Maret 1942 tentara ke-16
Jepang berhasil mendarat di 3 tempat sekaligus, yaitu Teluk Banten, Eretan Wetan, dan
Kragan. Pendaratan di Eretan Wetan, Indramayu, dipimpin oleh Kolonel Tonishori.
Pendaratan di sekitar Bojonegoro dikoordinasi oleh Mayjen Tsuchihashi.
Pada 5 Maret 1942 Batavia dinyatakan sebagai “Kota Terbuka”. Setelah berhasil
merebut Batavia berhasil menduduki Buitenzorg. Tentara Jepang mulai bergerak dari
Kalijati menuju Bandung pada 5 Maret 1942. Ciater adalah tempat pertama yang dihempur
Jepang dan berhasil membuat Belanda mundur ke Lembang.
4
Sambutan bangsa Indonesia dimanfaatkan dengan baik oleh Jepang. Tentara Jepang
mempropagandakan bahwa kedatangan mereka itu bertujuan membebaskan bangsa
Indonesia dari cengkeraman penjajah. Jepang juga
berjanji untuk memajukan bangsa Indonesia dan juga
menegaskan bahwa mereka adalah “saudara tua” bangsa
Indonesia. Jepang juga melakukan propaganda-
propaganda untuk menarik simpati dan dukungan bangsa
Indonesia. Seperti, mengizinkan bendera Merah Putih
dikibarkan berdampingan dengan bendera Jepang dan juga menyebarkan propaganda
bahwa barang buatan Jepang sangat menarik dan harganya murah. Beberapa faktor itulah
yang menyebabkan pada awal kedatangan Jepang disambut dengan baik oleh bangsa
Indonesia.
5
Meskipun sistem pemerintahan telah berubah, Jepang tetap mempertahankan
beberapa jabatan warisan pemerintah Hindia Belanda yang didasarkan pada Osamu seirei
(undang-undang yang dikeluarkan Panglima Milier Angkatan Darat ke-16) Nomor 1 yang
berisi ketentuan berikut.
1. Jepang menghapus jabatan gubernur jenderal pada masa Hindia Belanda dan segala
kekuasaan yang dahulu dipegang gubernur jenderal diambil alih oleh panglima tentara
Jepang di Jawa.
2. Jepang tetap mengakui pejabat pemerintahan sipil beserta pegawainya pada masa
Hindia Belanda, asal memiliki kesetiaan terhadap kependudukan Jepang.
3. Jepang tetap mengakui secara sah untuk sementara waktu badan-badan pemerintah
dan undang-undang yang dibuat pada masa kolonial Belanda, asal tidak bertentangan
dengan aturan pemerintahan militer Jepang.
Pemerintahan militer pada masa pendudukan Jepang hanya bersifat sementara.
Susunan pemerintahan militer pada masa pendudukan Jepang :
a. Gunshireikan sering disebut saiko shikikan merupakan pucuk pimpinan
pemerintahan militer Jepang di Indonesia. Gunshireikan pertama diduduki oleh
Jenderal Hitoshi Imamura.
b. Gunseikan yang berfungsi sebagai kepala staf. Kepala staf pertama Jepang di
Indonesia adalah Mayor Jenderal Sizaburo Okasaki.
c. Gunseibu yang bertugas sebagai koordinator pemerintahan militer. Gunseibu
memiliki fungsi seperti gubernur yang juga bertugas memulihkan ketertiban dan
keamanan.
Pada 1 April 1942 pemerintah Jepang mengeluarkan Osamu Seirei Nomor 4 berisi
ketetapan berikut.
a. Hanya bendera Jepang, Hinomaru yang boleh dikibarkan dan lagu kebangsaan
Jepang Kimigayo yang boleh diperdengarkan.
b. Menetapkan pemakaian waktu Jepang dan pemberlakuan tarikh Sumera untuk
menggantikan tarikh Masehi. Rakyat Indonesia juga diwajibkan merakayan hari
kelahiran Kaisar Hirohito, yaitu hari raya Tencosetsu.
6
c. Menetapkan mata uang Hindia Belanda yang berlaku untuk kegiatan jual beli dan
pembayaran.
7
atas tujuh belas syu. Pada 1943 pemerintah Jepang membentuk gunseikanbu di Sumatera
dengan pusat di Bukittinggi.
Pemerintah Jepang juga membentuk kota, yang disebut tokubetsushi (kota
istimewa). Sebagai contoh Kota Batavia yaitu disebut Batavia Tokubetsushi di bawah
pimpinan Tokubetsu Shico.
Pada 5 September 1942, Jepang membentuk Chuo Sangi In (Dewan Pertimbangan
Pusat) dan Chuo Sangi Kai (Dewan Pertimbangan Daerah) yang berkaitan dengan upaya
menjalankan pemerintahan yang cepat dan tepat. Chuo Sangi In diketuai oleh Soekarno
serta R.M. Kusomo Utojo dan Buntaran Mangunsubroto sebagai wakil ketua. Dalam
praktiknya, upaya Jepang tersebut dilakukan untuk memperoleh simpati bangsa Indonesia.
Pada tahun 1943 pemerintah Jepang dibawah komando Perdana Menteri Tojo juga
mengeluarkan kebijakan seiji sanyo (partisipasi politik) yang bertujuan agar bangsa
Indonesia tetap bersimpati terhadap Jepang. Sistem pemerintahan militer Jepang ini
mendorong terjadinya mobilitas sosial vertikal karena banyak orang Indonesia yang duduk
dalam birokrasi pemerintah. Tokoh-tokoh bangsa dan daerah dapat belajar cara mengatur
pemerintahan karena mereka dipercaya menduduki jabatan penting.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Militer Jepang termasuk yang terkuat di wilayah Asia pada saat itu. Dalam waktu
yang relatif singkat, hamper sebagian besar wilayah Asia dikuasai Jepang. Koloni-koloni
yang dulunya dikuasai bangsa Barat, satu persatu berhasil diduduki Jepang. Indonesia yang
pada saat itu menjadi koloni Belanda berhasil direbut Jepang pada tahun 1942. Sejak saat
itu, bangsa Indonesia memasuki babak baru pendudukan Jepang.
Penderitaan dan kesengsaraan sebagai bangsa terjajah kembali diderita bangsa
Indonesia. Perjuangan mengangkat senjata tetap dilakukan bangsa Indonesia untuk
membebaskan diri dari penjajahan.
3.2 Saran
Kita sebagai pemuda Indonesia wajib menghormati jasa para pahlawan yang lebih
dahulu meninggalkan kita. Hargailah mereka yang telah mengorbankan jiwa dan raganya
serta berjuang mati-matian demi meraih kemerdekaan yang dapat kita rasakan pada masa
kini. Walaupun sekarang Indonesia sudah merdeka, sebagai penerus bangsa kita masih
harus berjuang demi kemajuan negeri ini. Kita harus berterimakasih kepada para pahlawan
cukup dengan belajar sungguh-sungguh demi kejayaan tanah air tercinta ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
10