Anda di halaman 1dari 13

Lembar Jawab LKPD

Kelompok 1:

Mengapa Jepang mau menduduki Indonesia? Potensi apa yang dimiliki Indonesia dalam pandangan
Jepang

 Kebangkitan imperialisme Jepang

Sebelum Jepang datang ke Indonesia, terjadi hal yang luar biasa di negeri Jepang yaitu
kebangkitan imperialism Jepang. Setelah terjadinya restorasi meiji Jepang menjadi lebih terbuka
dan meninggalkan politik isolasi pada masa tokugawa. Kebijakan restorasi meiji membawa
membawa kemajuan di berbagai sector mulai dari Pendidikan, ekonomi, sosial, militer,
pemerintahan. Jepang menajdi tumbuh sebagai negara yang besar dan maju, menjadi negara
imperialis baru di Asia.

 Filosofi Hakko Ichi U

Keterlibatan Jepang dalam perang dunia 1 dimana menjadi bagian dalam blok sekutu, jepang
gabung dengan blok sekutu dan mendapatkan keuntungan bagi Jepang dari perang tersebut. Hal
ini mendorong menjadi Jepang kemudian yakin melakukan lompatan yang lebih besar yaitu
menyatukan Asia Timur Raya dibawah kekuasaannya. Dengan filosofi Hakko Ichi U Jepang
memiliki sebuah impian untuk mewujudkan suatu imperium di Asia Timur raya dimana Jepang
sebagai pemimpinnya, sehingga Jepang melakukan banyak invasi ke wilayah lain mulai dari
Korea, tiongkok, hingga ke wilayah asia tenggara hingga ke Indonesia

 Tujuan kedatangan Jepang ke Indonesia Bangsa Indonesia sejak dulu dikenal sebagai negara
yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) Pahamifren. Saking kayanya, negeri kita tercinta ini,
sering menjadi incaran bangsa-bangsa lain. SDA yang dimiliki Indonesia antara lain, minyak bumi
dan gas, hingga berbagai logam mahal seperti emas, perak, tembaga, nikel, timah juga batubara.
Tujuan utama Jepang menduduki Indonesia adalah untuk menguasai sumber-sumber alam,
terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya.
Jawa dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan
Sumatera sebagai sumber pasokan minyak utama.
Menjadikan Indonesia sebagai pemasok bahan mentah untuk industry dan mesin perang
Menggalang rakyat Indonesia untuk menjadi bagian dari kekuatan membendung gempuran
sekutu

Bagaimana strategi yang dilakukan Jepang untuk menguasai wilayah Indonesia, sehingga bisa dengan
mudah menguasai wilayah Indonesia?
 Jepang melakukan propaganda dengan melakukan Gerakan 3A ( Nippon Cahaya Asia, Nippon
Pemimpin Asia, Nippon Pelindung Asia)
 Membebaskan Indonesia dari Penjajahan Eropa,
 Bersikap baik dengan mengizinkan penggunaan Bahasa Indonesia, pengibaran bendera merah
putih bersama bendera Jepang (Hinomaru)
 Melarang semua yang berbau eropa mulai dari buku yang berbahas eropa, patung Eropa dan
lain lain (karena Jepang terlibat perang dengan Eropa)

Bagaimana respon masyarakat Indonesia terhadap pendudukan Jepang di Indonesia?


 Sambutan dengan ucapan “banzaibanzai” (selamat datang-selamat datang).
 Setiap kali Radio Tokyo memperdengarkan lagu Kimigayo (lagu kebangsaan Jepang) maka juga akan
terdengar lagu Indonesia Raya.
 Bendera Merah Putih juga boleh dikibarkan berdampingan dengan Bendera Jepang, Hinomaru.
 Melalui siaran radio, juga dipropagandakan bahwa barang-barang buatan Jepang itu menarik dan
murah harganya, sehingga mudah bagi rakyat Indonesia untuk membelinya.
Jepang diterima dan disambut lebih baik oleh bangsa Indonesia. Berikut alasan yang melatar belakangi
perbedaan sikap tersebut.
1. Jepang menyatakan bahwa kedatangannya di Indonesia tidak untuk menjajah, bahkan
bermaksud untuk membebaskan rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan
2. Jepang melakukan propaganda melalui Gerakan 3A (Jepang cahaya Asia, Jepang pelindung Asia,
dan Jepang pemimpin Asia).
3. Jepang mengaku sebagai saudara tua bangsa Indonesia yang datang dengan maksud hendak
membebaskan rakyat
4. Adanya semboyan Hakko Ichiu, yakni dunia dalam satu keluarga dan Jepang adalah pemimpin
keluarga tersebut yang berusaha menciptakan kemakmuran
5. Kepercayaan masyarakat terhadap ramalan Jaya Baya

Jika ada, bagaimana gambaran respon masuknya Jepang ke wilayah tempat tinggal kalian!

Setelah Lembang sebagai benteng terakhir Belanda jatuh ke tangan tentara Jepang pada 7
Maret 1942 maka praktis Kota Bandung pun dapat dikuasai oleh tentara Jepang. Kemudian sekitar
pertengahan bulan Maret tentara Jepang memasuki Kota Garut melalui Stasiun Cibatu, Stasiun Garut,
dan melalui jalan raya Tarogong dengan memakai kendaraan bermotor, sepeda dan bejalan kaki.
Kedatangan Tentara Jepang tersebut disambut oleh rakyat Garut dengan penuh suka-cita Pada mulanya
mereka berkumpul di sekitar Pengkolan (di depan Toko Ek bouw dan Mie Hoa), kemudian mereka
menempati tempat-tempat yang strategis, yakni hotel Papandayan (sekarang ditempati Kodim dan Bank
BNI 1946) yang ditempati oleh para perwira tentara Jepang, Normaal School (sekarang ditempati markas
Korem 062 Tarumanegara) yang dijadikan tangsi militer dan tempat interniran (tawanan), Cipanas
dijadikan tempat untuk peristirahatan atau merawat orang-orang Jepang yang sakit, dan Hotel
Ngamplang dijadikan tempat kediaman orang-orang Jepang sipil. Orang-orang Jepang sipil di kalangan
masyarakat Garut dikenal dengan nama Jepang Sakura, karena mereka sering menggunakan lencana
pada kemejanya berupa bunga Sakura
Lembar Jawab LKPD

Kelompok 2:

Apa yang dimaksud dengan system ekonomi perang? Mengapa Jepang memberlakukan system
ekonomi perang di wilayah Indonesia?

Konsep “Ekonomi perang”. Artinya, semua kekuatan ekonomi di Indonesia digali untuk menopang
kegiatan perang.

Sebelum perang dunia 2 jepang sudah berkembang menjadi negara industry dan sekaligus menjadi
kelompok imperialis di Asia, meletusnya Perang Dunia 2 hakikatnya merupakan wujud konkret dari
ambisi dan semangat jepang. Hasil ekonomi di Indonesia dijadikan modal untuk mencukupi kebutuhan
pemerintahan jepang yang berkuasa di Indonesia

Pada waktu Jepang mendarat di Indonesia tahun 1942, Belanda ternyata telah membumihanguskan
objek-objek vital yang ada di Indonesia, akibatnya perekonomian menjadi lumpuh sehingga Langkah
awal jepang adalah dengan pengawasan dan perbaikan ekonomi

Berkaitan dengan system ekonomi yang dijalankan oleh Jepang Langkah kebijakan apa yang
diterapkan Jepang di wilayah Indonesia!

 Menerapkan sistem ekonomi perang (sistem autarki) dengan cara:


 Meningkatkan produksi bahan pangan
 melakukan pengawasan terhadap pertanian dan perkebunan
 Memberlakukan tanaman wajib : padi, jarak, kapas untuk mendukung kebutuhan perang
 membentuk koperasi dan memanfaatkan jawa hokokai untuk membantu mengumpulkan sumber
daya alam
 Menerapkan kerja paksa

Bagaimana dampak yang muncul dari kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh Jepang?Nilai apa yang
bisa kalian ambil dari kebijakan ekonomi Jepang di wilayah Indonesia

Dampak ekonomi perang Salah satu ciri utama dari sistem ekonomi perang adalah: Hampir semua
kehidupan diatur dengan peraturan-peraturan penguasa. Institusi-institusi masa dibekukan.
Kepentingan bersama yaitu memenangi perang di atas segalanya. Ruang gerak individu sangat dibatasi.
Ekonomi beroperasi berdasarkan perintah (command economy). Transaksi sukarela (mekanisme pasar)
hanya terjadi dicelah-celah sempit dalam perekonomian yang tersisa

Dampak Positif :

 Pendirian koperasi yang bertujuan untuk kepentingan bersama


 Diperkenalkan system baru yang dikenal dengan lyne system : memebrikan pengaturan
bercocok tanam yang efisien sehingga dihasilkan peningkatan dalam produksi bercocok tanam

Dampak negatif

 Eksploitasi sumber daya manusia dan sumber daya alam


 Jepang mengambil secara paksa makanan, pakaian, dan pembekalan lainnya dari rakyat
Indonesia tanpa konpensasi
 Sehingga terjadi banyaknya kelaparan yang muncul di warga
 Padi masyarakat Indonesia yang menanam tpi jepang merampas tanpa adnya konpensasi
 Terjadinya inflasi dan krisis ekonomi( Mereka tidak peduli dengan kehidupan masyarakat yang
penting kebutuhan Jepang)
 Terputusnya hubungan antar daerah akibat self sufficiency
 Penerapan system ekonomi perang dan system autarki ( memenuhi kebutuhan wilayahnya
sendiri dan menunjang kegiatan perang) membuktikan rakyat Indonesia menjadi rakyat yang
mandiri dan menyuplai kebutuhan Jepang

Jika Ada, berikanlah gambaran yang menunjukkan pengaruh kebijakan ekonomi Jepang di wilayah
tempat tinggal kalian!

Di wilayah Garut, Pemerintah Tentara Jepang mengerahkan segala kegiatan ekonomi untuk kepentingan
perang. Melalui unit-unit desa terkecil, rakyat diwajibkan mengumpulkan hasil bumi di antaranya padi,
jagung dan buah-buahan. Para petani yang sebelumnya bebas menanam apa saja di tanah garapannya,
harus menanam tanaman yang sesuai dengan ketetapan penguasa Jepang, dan hasilnya harus
diserahkan untuk kepentingan peperangan. Tanah-tanah kosong di Kota Garut (seperti di Cigarut,
sekarang ditempati SLTP I, II, dan IV) harus ditanami pohon Kaliki (pohon Jarak). Selain di Kota Garut,
pohon Jarak banyak ditanam di luar Kota Garut, yaitu di daerah Cidatar, Limbangan, Cibatu, dan
sebagainya.. Setiap halaman rumah penduduk harus dimanfaatkan untuk menambah kebutuhan
pangan, seperti singkong, ubi, dan talas

Pemerintah Tentara Jepang pun berusaha melanjutkan usaha, sebagaimana telah dirintis Pemerintahan
Kolonial Belanda. Usaha itu seperti pemintalan sutera di Gedung Malayu di Samarang, mengumpulkan
berbagai bahan bangunan, dan mengambil ikan dari Pameungpeuk yang dikumpulkan di Tepbek. Di
samping mengambil ikan juga dimaksudkan untuk membenahi pertahanan tentara Jepang di Pantai
Pameungpeuk apabila mendapat serangan dari tentara Sekutu.Selain usaha-usaha di atas, orang-orang
Jepang Sakura (sebagai pimpinan dan staf) mengelola perkebunan-perkebunan di luar Kota Garut
peninggalan Pemerintahan Kolonial Belanda. Di Kota Garut, orang-orang Jepang Sakura, selain mengisi
berbagai instansi, juga ikut mengelola Preanger Bont Weverij, yang namanya diganti menjadi Garut
Shoku Kusho (GSK atau Pabrik Tenun Garut). Orang-orang Jepang Sakura yang bekerja di pabrik GSK
berjumlah 30 orang di bawah pimpinan Matzumoto. Untuk membantu perang Jepang pabrik tenun
tersebut mempekerjakan buruh sebanyak 5.000 orang berasal dari Kota Garut dan luar Kota Garut, dan
didatangkan mesin pemintalan Jantra dari Semarang Jawa Tengah (Sofianto, 2001: 80). Upah pekerja
dalam seminggu hanya Rp. 2,25.00. Itulah sebabnya para pekerja sering mencuri benang yang harganya
Rp. 2.00.

Kelompok 3

Bagaimana gambaran strata sosial masyarakat Indonesia pada masa Pendudukan jepang?

Sistem stratifikasi sosial pada zaman Jepang


menempatkan penduduk pribumi (golongan
bumiputera ) di atas golongan eropa, hal ini bertujuan
dengan Jepang ingin mengambil hati rakyat Indonesia
untuk membantu Jepang dalam perang asia timur raya

Berkaitan dengan kebijakan sosial Jepang di Indonesia, bagaimana bentuk kebijakan sosial apa yang
diterapkan Jepang di wilayah Indonesia!

 Merubah struktur sosial peninggalan kolonial Hindia Belanda


 Pembentukan rukun tetangga (Tonarigumi)
 Pemerataan Pendidikan Sekolah Dasar tanpa memandang status sosial
 Pengerahan tenaga Romusha. Romusha : adalah sistem kerja yang paling kejam selama bangsa
Indonesia ini dijajah.
 Kinrohosi : penyerahan bahan makanan rakyat yang sebesar-besarnya untuk kepentingan militer
jepang
 Menjadikan wanita sebagai Jugun Ianfu, ugun Ianfu adalah tenaga kerja perempuan yang
direkrut dari berbagai Negara Asia seperti Indonesia, Cina, dan korea. Perempuan-perempuan
ini dijadikan perempuan penghibur bagi tentara Jepang. Sekitar 200.000 perempuan Asia dipaksa
menjadi Jugun Ianfu.

Bagaimana dampak yang muncul dari kebijakan sosial yang diterapkan oleh Jepang?Nilai apa yang
bisa kalian ambil dari kebijakan sosial Jepang di wilayah Indonesia

 Dampak praktik perbudakan Wanita, Wanita banyak menjadi penghibur tantara jepang sehingga
banyak yang meninggal sakit bahkan sampai tidak berani untguk Kembali ke wilayah Indonesia
 Pembatasan pers
 Terjadinya tindak criminal dan kondisi parah akibat kelaparan

Dampak Positif :

 Mulai berkembang tradisi kerja bakti yang diawali dengan adanya kegiatan kinrohosi, meskipun
awalnya untuk membantu Jepang
 Muncul nya sikap persatuan dan kesatuan dalam mengusir penjajahan
 Indonesia mengalami pembaharuan akibat Pendidikan untuk meningkatkan harga diri
 Pembentuka strata masyarakat tingkat bawah mulai dari tonarigumi

Jika Ada, berikanlah gambaran yang menunjukkan pengaruh kebijakan sosial Jepang di wilayah
tempat tinggal kalian!

 Selain menguras sumber daya alam di daerah Garut, juga Pemerintah Tentara Jepang menguras
sumberdaya manusia. Penduduk diwajibkan romusha (kerja paksa) guna membantu berbagai
kepentingan serdadu Jepang di medan pertempuran. Para pekerja romusha itu diperintahkan
melalui kepala desa untuk dipekerjakan di Cilampeni (daerah Bandung Selatan) untuk
membangun lapangan terbang. untuk membuat guagua pertahanan militerdi Ngamplang,
Pameungpeuk, di daerah Bandung, dan Cilacap. Penduduk Garut pun ada yang dipekerjakandi
Cikotok di pertambangan emas, dan di Banten untuk pembuatan jalan kereta api dari Saketi ke
Bayah. Para romusha dari Garut selain dikirim ke daerah-daerah di sekitar Pulau Jawa dan luar
Pulau Jawa, juga ada yang dikirim ke luar negeri seperti ke Myanmar, Thailand, dan Vietnam.
Para romusha diperas habis-habisan, sementara kesejahteraannya sama sekali tidak
diperhatikan. Mereka disuruh bekerja tanpa mengenal batas waktu dan ditempatkan di bedeng-
bedeng kecil yang tidak berdinding dan hanya beratapkan daun kirai (sejenis Enau atau Aren)
sebagai penahan hujan atau sengatan matahari. Pakaian mereka compang-camping dan ransum
pun sangat terbatas. Akibat tindakan para tentara Jepang yang di luar batas perikemanusiaan
tersebut, beratus-ratus bahkan beribu-ribu romusha dari daerah Garut meninggal di tempat
kerja atau dibunuh setelah mengerjakan pertahanan militer yang dirahasiakan.
 Untuk keperluan memelihara “semangat bertempur” di kalangan sipil dan tentara Jepang,
mereka memelihara “wanita penghibur” (jugun ianfu), yang ditempatkan di tempat-tempat
kediaman sipil atau perwira militer, seperti di Hotel Papandayan, gedung Societeit Intra Montes,
Hotel Ngamplang, dan komplek Garut Shoku Kusyo (GSK). Selain memelihara “wanita
penghibur”, para serdadu Jepang tersebut tidak segansegan untuk mengambil istri orang lain,
baik secara halus maupun kasar, dengan istilah “meminjam”. Kelakuan di luar batas
kemanusiaanpara tentara Jepang tersebut dapat diketahui juga oleh masyarakat dengan
ditemukannya kondom di sekitar tempattempat tersebut. Akibat berbagai aktivitas masyarakat
ditujukan untuk kepentingan perang tentara Jepang maka keadaan Kota Garut yang sebelumnya
ramai sebagai kota pariwisata dan pusat perdagangan maka sejak 1943 menjadi sepi.
Kelompok 4

Jelaskan yang dimaksud dengan seikerei yang muncul pada masa Pendudukan jepang?mengapa
banyak sekali pertentangan yang muncul dari pemberlakuan seikerei?

 Seikerei adalah penghormatan kepada Dewa Matahari dengan membungkukkan badan


mengarah pada matahari terbit. Hal ini wajib dilakukan oleh bangsa Indonesia pada masa
pendudukan Jepang. Jepang menginginkan penduduk Indonesia melakukan Seikerei karena
tradisi ini sebagai wujud penghormatan terhadap Kaisar Jepang.
 Banyakj pertentangan muncul karena tradisi seikerei bertentangan dengan masyarakat
Indonesia yang mengunut agama Islam. Tradisi seikerei dengan membungkuk ke arah matahari
terbit dianggap oleh masyarakat Indonesia adalah perbuatan syirik yang menyekutukan Alloh

Berkaitan dengan kebijakan Pendidikan Jepang di Indonesia, bagaimana bentuk kebijakan pendidikan
apa yang diterapkan Jepang di wilayah Indonesia!

Pendidikan

Sistem pembelajaran dan kurikulum sekolah ditujukan bagi kepentingan perang. Para pelajar diberikan
slogan Hakko Ichiu (yang secara harfiah berarti Delapan Penjuru Dunia di Bawah Satu Atap). Hakko Ichiu
dipakai sebagai salah satu slogan untuk mewujudkan tatanan baru Asia Timur. Dalam kamus besar
bahasa Jepang zaman sekarang, Hakko Ichiu dijelaskan sebagai “slogan” yang dipakai sebagai
pembenaran agresi Jepang ke luar negeri selama Perang Dunia II.

Pada masa pendudukan Jepang, banyak perubahan sistem pendidikan, karena sistem penggolongan
bangsa menurut golongan atau menurut status sosial masa pendudukan di Jepang dihapuskan. Nama
lembaga-lembaga sekolah banyak di ubah, diantaranya adalah

 Sekolah Rakyat (Kokumin Gukko), pada masa Jepang sekolah ini semacam sekolah dasar (SD),
dan sekolah ini terbuka untuk umum, jadi seluruh bangsa Indonesia pada saat itu mendapatkan
hak yang sama dapat mengenyam pendidikan, jadi bukan hanya golongan bangsawan saja yang
dapat mengenyam pendidikan, sekolah rakyat terdapat disemua kota Jawa Barat,misalnya
seperti sekolah desa, sekolah kelas satu, HIS dan ELS, dan lama pendidikannnya adalah 6 tahun.
 Kedua Sekolah Menengah Pertama ( Shoto Chu Gakko), sekolah ini merupakan lanjutan dari
sekolah rakyat, lama pendidikannya adalah 3 tahun. Sekolah ini dijawa barat dibuka kembali di
kota
 Ketiga Sekolah Menengah Tinggi, awalnya sekolah ini jumlahnya sangat terbatas sekitar 4
sekolah untuk seluruh Indonesia, namun pada tahun 1943 dibangun sebuah sekolah SMT yang
lokasinya berada di Bandung dan Surakarta. Lama pendidikan sekolah ini adalah 3 tahun, dan
dalam pembelajarannya sekolah ini dibagi menjadi tiga jurusan, yaitu bagian A jurusan
kesusastraan, bagian B jurusan ilmu pasti atau alam, dan bagian C jurusan ekonomi.
 Keempat Sekolah Kejuruan, sekolah ini semacam sekolah pertukangan dan sekolah teknik
menengah, dan pemerintah jaman Jepang membuka Sekolah Pelayaran dan Sekolah Perayaran
Tinggi di Cirebon, dan ST dan STM di Bandung, dan Sekolah Pertanian di Tasikmalaya. Kelima
Sekolah Keguruan, karena pada masa pendudukan Jepang ingin menjadikan Indonesia bangsa
yang mandiri, maka didirikan sekolah keguruan untuk membentuk calon guru dari bangsa
Indonesia dan supaya tidak bergantung pada orang Belanda. Sekolah-sekolah ini banyak di
dirikan di Jawa Barat, seperti Bandung, Tasikmalaya, Bogor, Serang dan Purwakarta. Ada 3 jenis
Sekolah Keguruan diantaranya adalah Sekolah Guru 2 tahun (Syoto Sihan Gakko), Sekolah Guru
4 tahun ( Gotu Sihan Gakko), Sekolah Guru 6 tahun (Koto Sihan Gakko).
 Kelima Perguruan Tinggi, pada saat Jepang menjajah Indonesia banyak perguruan tinggi bahkan
hampir seluruh perguruan tinggi di Indonesia kecuali Sekolah Kedokteran Tinggi (Ika Dai Gakko)

Budaya :

 Jepang melarang penggunaan Bahasa Inggris dan Belanda dan sebaliknya memberi keleluasaan
dalam menggunakan Bahasa Indonesia
 Seluruh media komunikasi di Indonesia di kendalikan oleh Jepang, berbagai karya sastra harus
mengedepankan kepentingan militer Jepang, harus mengandung unsur patriotism dan isinya
harus berupa sanjungan terhadap Dai Nippon
 Mendirikan pusat kebudayaan yang Bernama Keimin Bunka Shidoso, bertujuan agar kebudayaan
Jepang cepat berkembang di Indonesia

Bagaimana dampak yang muncul dari kebijakan Pendidikan dan budaya yang diterapkan oleh Jepang?
Nilai apa yang bisa kalian ambil dari kebijakan sosial Jepang di wilayah Indonesia

Pendidikan :

 Penyamarataan kesempatan sekolah karena yang boleh sekolah tidak hanya focus terhadap
golongan bangsawan saja
 Negatifnya : penurunan Pendidikan selama pendudukan Jepang

Budaya

 Jepang mendirikan keimin bunkei shidaso (pusat kebudayaan) ini mewadahi aktivitas dari
kebudayaan Indonesia
 Pembentukan aktris film Indonesia (persafi) untuk mendorong aktris-aktris profesionaldan amatir
Indonesia berksperimen dengan mengubah lakon terjemahan bahasa asing ke Indonesia
Nilai : semangat cinta tanah air

Jika Ada, berikanlah gambaran yang menunjukkan pengaruh kebijakan Pendidikan dan budaya Jepang
di wilayah tempat tinggal kalian!

Setelah Tentara Jepang dapat mengontrol daerah Garut secara penuh, pemerintah Pendudukan Tentara
Jepang membubarkan sekolah-sekolah yang ada di Kota Garut, yang merupakan “warisan” dari masa
pemerintahan Kolonial Belanda, seperti ELS, HIS, CHICS, dan Volkshool dibubarkan. Baru sekitar akhir
April 1942, sekolah-sekolah tersebut dibuka kembali dan dijadikan Sekolah Rakyat (Kokumin Gakko).
Lama pendidikan di sekolah itu enam tahun dan lokasinya pun sama seperti pada masa pemerintahan
Kolonial Belanda. Kemudian sekitar September 1942 dibuka sekolah Menengah Tingkat Pertama (Syoto
Chugakko) dibuka di Jl. Bank. Semua sekolah dasar memiliki derajat yang sama, tidak ada diskriminasi.
Penghapusan diskriminasi tersebut besar sekali manfaatnya bagi masyarakat Garut karena dengan
demikian semua lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan
tanpa membeda-bedakan status sosial. Pada masa itu di Garut khususnya, tidak ada sekolah tingkat
Taman Kanak-kanak (TK). Alasannya, mungkin Pemerintah Tentara Jepang menganggap bahwa anakanak
di bawah umur kurang efektif untuk dijadikan alat propaganda Jepang. Selain itu, mereka tidak akan
kuat menerima latihan-latihan berat semi militer yang dilakukan setiap hari di sekolah.Dasar pendidikan
di setiap sekolah-sekolah sangat dipengaruhi oleh semangat militer dan tujuannya diarahkan untuk
mengabdi kepada Pemerintah Pendudukan Tentara Jepang. Pada masa itu suasana pendidikan diliputi
oleh suasana perang sehingga banyak nyanyian, semboyan, serta berbagai latihan militer dihubungkan
dengan persiapan untuk menghadapi perang melawan tentara Sekutu. Dengan semboyan “Asia Timur
Raya untuk kemakmuran bersama” maka semangat Jepang pun atau “Japanisasi” ditanamkan sejak dini
melalui sekolah-sekolah. Pada masa itu, waktu untuk masuk sekolah dimulai pada pukul 08.30 dan
berakhir pada pukul 15.00 waktu Tokyo. Setiap pelajar laki-laki diwajibkan mencukur gundul kepalanya
dan memakai topi yang bentuk depannya mirip topi serdadu Jepang, tetapi belakangnya tidak panjang.
D a l a m menanamkan semangat Jepang tersebut berbagai upacara harus dilaksanakan oleh para
pelajar, di antaranya upacara bendera, menghormat Tenno Heika (seikerei), mengheningkan cipta
(mokuto), upacara sumpah pelajar, dan senam (taiso). Larangan keras mempegunakan bahasa Belanda
diberlakukan di mana dan kapan saja, dan dalam berbagai lapangan. Siapa saja yang berani melanggar
akan mendapat hukuman berat, bahkan dapat dituduh sebagai mata-mata musuh. Kalau dianggap
sebagai mata-mata musuh maka hukumannya ialah hukumanmati.
Kelompok 5

Berkaitan dengan kebijakan militer Jepang di Indonesia, bagaimana bentuk kebijakan militer apa yang
diterapkan Jepang di wilayah Indonesia!

Keadaan perang mulai berubah di awal tahun 1943. Ekspansi tantara Jepang berhasil dihentikan sekutu
sehingga Jepang beralih dengan strategi bertahan , karena sudah kehabisan tenaga manusia Jepang
mulai memikirkan pengerahan pemuda-pemudi Indonesia guna membantu perang melawan sekutu.
Pembentukan organisasi militer dan semi militer yang dibentuk Jepang

Semi militer contohnya :

 Seinendan : 14-22 tahun dididik untuk nantinya dapat mempertahankan tanah air mereka
dengan kekuatan sendiri. Akan tetapi tujuan sebenarnya adalah mempersiapkan para pemuda
membantu tantara jepang dalam menghadapi sekutu
 Fujinkai : Barisan Wanita berusia 15 tahun ke atas. Tujuan di bentuknya membantu tantara
dalam perang, mengumpulkan dana dan perhiasan untuk kebutuhan perang
 Keibodan : (pembantu polisi) bertuga mengamankan desa, menjadi mata-mata

Militer contohnya:

Heiho : pasukan pembantu prajurit Jepang, anggitanya mendapatkan Latihan militer yang lengkap dan
siap dikirim ke medan pertempuran

PETA : dibentuk tahun 1943, tugasnya adalah mempertahankan Indonesia dengan sekuat tenaga bila
terjadi serangan sekutu.

Mengapa Jepang membentuk pasukan militer di wilayah Indonesia


Keadaan perang mulai berubah di awal tahun 1943. Ekspansi tantara Jepang berhasil dihentikan sekutu
sehingga Jepang beralih dengan strategi bertahan , karena sudah kehabisan tenaga manusia Jepang
mulai memikirkan pengerahan pemuda-pemudi Indonesia guna membantu perang melawan sekutu.
Pembentukan organisasi militer dan semi militer yang dibentuk Jepang

Untuk memperkuat Jepang dalam perang pasifik terjadi perekrutan pemuda untuk diberikan pelatihan
dan terjun ke militer.

Bagaimana dampak yang muncul dari kebijakan militer yang diterapkan oleh Jepang?Nilai apa yang
bisa kalian ambil dari kebijakan sosial Jepang di wilayah Indonesia

Dampak di bidang militer:

Positif :Jepang memberikan pelatihan semi militer kepada pemuda Indonesia

Negative ;Pelanggaran HAM banyak dilakukan karena hukuman militer yang sangat kejam

Jika Ada, berikanlah gambaran yang menunjukkan pengaruh kebijakan militer Jepang di wilayah
tempat tinggal kalian!

Dalam hubungannya dengan sistem pemerintahan, berbagai usaha yang dilakukan dalam menjamin
keamanan dan kepentingan politik Jepang, pada 1943 di Garut dibentuk organisasi-organisasi semi-
militer dan militer yang dipersiapkan untuk tenaga bantuan dalam perang Asia Timur Raya, seperti
Heiho (pembantu prajurit) bermarkas di Hotel Papandayan (sama dengan markas Kempetai), Keibodan
(Pembantu polisi) di Tepbek, dan Seinendan (barisan pemuda) di Gedung Societeit Intra Montes .
Persyaratan untuk menjadi anggota Heiho ialah para pemuda yang berbadan sehat, berkelakuan baik
dan berumur antara 18 – 25 tahun. Para anggota Heiho diberi latihan militer secara penuh, seperti cara
menggunakan senjata, membela diri, dan mengemudi kendaraan. Salah seorang pemuda Garut yang
diangkat sebagai pelatih Heiho adalah Didi Sudarman. Persyaratan untuk menjadi anggota Seinendan
diberikan juga latihan-latihan militer, baik untuk mempertahankan diri maupun untuk penyerangan.
Pimpinan Seinendan di Kota Garut adalah Didi. Secara resmi pembentukan Seinendan bertujuan untuk
mendidik dan melatih para pemuda agar mampu menjaga dan mempertahankan tanah air. Namun,
maksud yang sebenarnya adalah sebagai tenaga cadangan untuk memperkuat Tentara Jepang
(Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1990: 29). Persyaratan untuk menjadi anggota Keibodan
ialah para pemuda berusia antara 20-35 tahun, berbadab sehat, kuat, dan berkelakuan baik. Para
anggota Keibodan diberi latihan-latihan tugas kepolisian, seperti penjagaan lalu-lintas, pengamanan, dan
pengawasan desa. Pimpinan Keibodan di Kota Garut ialah Suryana
Kelompok 6

Bidang politik propaganda apa yang dilakukan oleh Jepang di wilayah Indonesia!

Pada masa pendudukan Jepang, semua partai politik rakyat pribumi dibubarkan dan dihapuskan, surat
kabar dihentikan keberadaannya serta dilarang untuk menerbitkannyadan harus digantikan dengan
koran orang Jepang.

Pemerintahan Jepang melarang rakyat pribumi untuk menghentikan semua bentuk perkumpulan dan
Jepang akan mengendalikan seluruh organisasi nasional dan dalam bidang politik pemerinatahan

Propaganda yang dilakukan jpang adalah melakukan Gerakan 3A( Nippon Cahaya Asia, Nippon
Pemimpin Asia, Nippon Pelindung Asia)

Kebijakan politik apa yang diterapkan Jepang di wilayah Indonesia?

 Membagi wilayah Indonesia menjadi 3 wilayah pemerintahan militer


 Wilayah Indonesia dibagi menjadi 10 keresidenan (syu).
 Mengangkat tokoh politik Indonesia ke dalam struktur pemerintahan tetapi jabatan tertinggi
dalam sebuah lembaga tetap dipegang oleh orang Jepang.
 Membentuk Badan Pertimbangan Pusat atau Chuo Sangi In pada 1 Agustus 1943.
 Membentuk organisasi Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tokohnya yang dikenal sebagai
empat serangkai dengan tujuan memusatkan segala potensi rakyat Indonesia untuk membantu
Jepang melawan Sekutu.
 Mengganti Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) menjadi Masyumi pada 1943.
 Membentuk Jawa Hokokai atau Himpunan Kebaktian Jawa pada 1 Januari 1944.
Bagaimana dampak yang muncul dari kebijakan politik yang diterapkan oleh Jepang?Nilai apa yang
bisa kalian ambil dari kebijakan sosial Jepang di wilayah Indonesia

Dampak kebijakan Jepang

o Mendukung semangat anti Belanda


o Struktur pemerintahan yang dibuat sesuai dengan keinginan Jepang Pengaturan
pengorganisasian wilayah mulai dari shu, shi, ken, gun, son, dan Ku
o Memberi kesempatan bagi rakyat untuk ikut dalam pemerintahan politik
o Kesempatan berorganisasi dan dibentuknya persiapan kemerdekaan Indonesia
o Berkembangnya Bahasa Indonesia karena adanya larang penggunaan Bahasa Eropa dan
menjadikan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa pengantar

Jika Ada, berikanlah gambaran yang menunjukkan pengaruh kebijakan politik Jepang di wilayah
tempat tinggal kalian!

Untuk mencegah kekosongan dalam pemerintahan di wilayah kekuasaan Tentara Jepang,


ditentukan dalam pasal 3 Osamu Seirei (UU Osamu) 1942 No. 1 bahwa semua badan pemerintahan yang
terdahulu (masa Pemerintah Hindia Belanda) tetap berlaku untuk sementara waktu, asal tidak
bertentangan dengan aturan Pemerintah Tentara Jepang (Gie, 1968: 26). Dengan adanya UU tersebut
Pemerintah Tentara Jepang masih mengakui dan menggunakan struktur pemerintahan tradisional yang
istilah istilahnya diganti dengan bahasa Jepang. Muh. Moesa Suriakarta Legawa sebagai bupati (Kenco)
Garut tetap diberi wewenang untuk mengurus rakyatnya atas pengawasan Pemerintah Tentara Jepang.
Demikian pula para pemimpin di bawah Kenco seperti Gunco mengibarkan bendera merah-putih, dan
menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sebagai gantinya penduduk harus mengibarkan bendera Hinomaru,
terutama semua instansi di Kota Garut dan di luar Kota Garut.

Penduduk yang mempunyai pesawat radio harus disegel untuk mencegah masyarakat Garut
mendengarkan berita-berita mengenai perkembangan dunia, seperti berita yang menyangkut kekalahan
tentara Jepang oleh Sekutu. Berita-berita negatif mengenai kedudukan tentara Jepang dalam perang
sangat dirahasiakan, maksudnya agar tidak mempengaruhi masyarakat Kota Garut. Di Alun-alun dan di
setiap belokan jalan, seperti Jl. Mandalagiri dan Jl. Guntur, di perempatan Maktal, di Gedong Jangkung,
di depan markas Kempetai (Hotel Papandayan) dipasang pesawat-pesawat radio umum yang selalu
menyiarkan propaganda kemenangan-kemenangan tentara Jepang dalam peperangan.

https://www.ruangguru.com/blog/kehidupan-bangsa-indonesia-masa-pendudukan-jepang

Anda mungkin juga menyukai