A.Target kompetensi
ananda mampu :
Ringkasan materi :
1. Ekonomi Perang
Artinya, semua kekuatan ekonomi di Indonesia digali untuk
menopang kegiatan perang. Sasaran utamanya antara lain Korea dan Indonesia.
Dalam bidang ekonomi, Indonesia sangat menarik bagi Jepang. Sebab Indonesia
merupakan kepulauan yang begitu kaya akan berbagai hasil bumi, pertanian, tambang,
dan lain-lainnya. Kekayaan Indonesia tersebut sangat cocok untuk kepentingan industri
Jepang. Setelah berhasil menguasai Indonesia, Jepang mengambil kebijakan dalam
bidangekonomi yang sering disebut self help. Hasil perekonomian di Indonesia
dijadikan modal untuk mencukupi kebutuhan pemerintahan Jepang yang sedang
berkuasa di Indonesia. Kebijakan Jepang itu juga sering disebut dengan Ekonomi
Perang.
2. Pengendalian di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan
Pemerintah Jepang mulai membatasi kegiatan pendidikan. Para pelajar harus
menghormati budaya dan adat istiadat Jepang. Merekajuga harus melakukan kegiatan
kerja bakti (kinrohosyi). Kegiatan kerja bakti itu meliputi, pengumpulan bahan-bahan
untuk perang, penanaman bahan makanan, penanaman pohon jarak, perbaikan jalan,
dan pembersihan asrama. Para pelajar juga harus mengikuti kegiatan latihan jasmani
dan kemiliteran.
Mereka harus benar-benar menjalankan semangat Jepang (Nippon Seishin).
Para pelajar juga harus menyanyikan lagu Kimigayo, menghormati
bendera Hinomaru dan melakukan gerak badan (taiso) serta seikerei. Akibat keputusan
pemerintah Jepang tersebut, membuat angka buta huruf menjadi meningkat. Oleh
karena itu, pemuda Indonesia mengadakan program pemberantasan buta huruf yang
dipelopori oleh Putera.
Bagi Jepang, pelaksanaan pendidikan bagi rakyat Indonesia bukan untuk membuat
pandai, tetapi dalam rangka untuk pembentukan kaderkader yang memelopori program
Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya.Oleh karena itu, sekolah selalu menjadi tempat
indoktrinasi kejepangan.
3. Pengerahan Romusa
Rakyat yang dijadikan romusa pada umumnya adalah rakyat yang bertenaga
kasar. Romusa sukarela terdiri atas para pegawai yang bekerja (tidak digaji) selama
satu minggu di suatu tempat yang penting yang disebut “Pekan Perjuangan Mati-
Matian”,akan tetapi menjadi sebuah keharusan dan paksaan. Rakyat Indonesia yang
menjadi romusa itu diperlakukan dengan tidak senonoh, tanpa mengenal peri
kemanusiaan. Mereka dipaksa bekerja sejak pagi hari sampai petang, tanpa makan dan
pelayanan yang cukup,mereka hanya dapat beristirahat pada malam hari. Kesehatan
mereka tidak terurus. Tidak jarang di antara mereka jatuh sakitbahkan mati kelaparan.
Untuk menutupi kekejamannya dan agar rakyat merasa tidak dirugikan,
sejak tahun 1943,Jepang menyebut romusa itu sebagai “Prajurit Ekonomi” atau
“Pahlawan Pekerja”.
C.Contoh soal :
D.Latihan soal :