c. Pendidikan
Pada masa pendudukan Jepang, keadaan pendidikan di Indonesia semakin memburuk.
1.Pendidikan tingkat dasar hanya satu, yaitu pendidikan enam tahun.
2.Para pelajar wajib mempelajari bahasa Jepang. Mereka juga harus mempelajari adat istiadat
Jepang dan lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo.
3.Bahasa Indonesia mulai digunakan sebagai bahasa pengantar di semua sekolah dan
dianggap sebagai mata pelajaran wajib.
4.Sementara itu, perguruan tinggi di tutup pada tahun 1943. Beberapa perguruan tinggi yang
dibuka lagi adalah Perguruan Tinggi Kedokteran (Ika Daigaku) di Jakarta dan Perguruan
Tinggi Teknik (Kogyo Daigaku) di Bandung. Jepang juga membuka Akademi Pamong
Praja (Konkoku Gakuin) di Jakarta, serta Perguruan Tinggi Hewan di Bogor. Pada saat
itu, perkembangan perguruan tinggi benar-benar mengalami kemunduran.
5.Para pelajar juga dianjurkan untuk masuk militer.
2. Janji Kemerdekaan
a. Latar balakang jepang memberikan janji kemerdekaan pada Indonesia
Pada tahun 1944, pasukan AS berhasil menduduki kepulauan mariana, sehingga jepang
harus angkat kaki dari kepulauan tersebut. Pasukan AS pun berhasil mengambil alih pulau
saipan yang menyebabkan pertakanan jepang semakin melemah. Karena jepang merasa
kewalahan melawan sekutu, akhirnya mereka meminta Indonesia untuk membantunya
dengan memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia. Oleh karena itu, tentara jepang
kemudian menjanjikan kemerdekaan kepasa bangsa Indonesia dengan tujuan agar tidak lagi
melawan jepang dan bersedia membantu tentara jepang untuk melawan tentara sekutu.
b. Dr.Soepomo
1. Persatuan,
2. Kekeluargaan,
3. Keseimbangan lahir dan batin,
4. Musyawarah,
5. Keadilan rakyat.
c. Ir. Soekarno
1. Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme,
2. Perikemanusiaan atau internasionalisme,
3. Mufakat atau demokrasi,
4. Kesejahteraan sosial,
5. Ketuhanan yang Maha esa.
Sebelum sidang pertama berakhir BPUPKI membentuk panitia kecil yang terdiri dari
sembilan orang. Pembentukan panitia sembilan itu bertujuan untuk merumuskan tujuan dan
maksud didirikannya Negara Indonesia. Panitia kecil itu terdiri atas, Ir. Sukarno, Muh.
Yamin, Mr. Ahmad Subardjo, Mr. A.A Maramis, Abdul Kahar Muzakkar, Wahid Hasyim, H.
Agus Salim, dan Abikusno Cokrosuyoso. Panitia kecil itu menghasilkan rumusan yang
menggambarkan maksud dan tujuan Indonesia Merdeka. Kemudian disusunlah rumusan
bersama dasar negara Indonesia Merdeka yang kita kenal dengan Piagam Jakarta.
2. Sidang Kedua (10-11 Juni 1945)
Membahas dan merumuskan Undang-Undang Dasar.
PIAGAM JAKARTA
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2. (menurut) dasar kemanusian yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. (dan) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah dalam permusyawaratan/ perwakilan
5. (serta dengan mewujudkan suatu ) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
KESIMPULAN
1. Kedatangan Jepang yang dianggap sebagai Saudara Tua pada mulanya disambut dengan
penuh harapan. Namun, perlakuan yang kejam terhadap rakyat Indonesia menimbulkan
kebencian rakyat Indonesia pada Jepang.
2. Dampak pendudukan Jepang di Indonesia menjadikan rakyat semakin sengsara, serta
kehidupan yang semakin sulit. Semua gerak dikontrol oleh pemerintah Jepang. Selama itu
pula, Jepang menerapkan kebijakan ekonomi berdasarkan azas ekonomi perang, yaitu
menerapkan berbagai peraturan, pembatasan, dan penguasaan produksi oleh negara untuk
kemenangan perang.
3. Mobilisasi massa menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan, bahkan korban jiwa, yaitu
romusa yang kemudian oleh pemerintah Jepang disebut sebagai prajurit pekerja.
4. Pada masa pendudukan Jepang, pembentukan organisasi massa dilakukan atas mobilisasi
pemerintah militer Jepang. Meskipun demikian pergerakan terus dilakukan oleh kaum
nasionalis baik secara terang-terangan maupun di bawah tanah.
5. Program militer pertama Jepang adalah Heiho, yaitu perekrutan serdadu pembantu lapangan,
yang melibatkan pemuda-pemuda Indonesia dalam kegiatan militer. Keikutsertaan dalam
pendidikan militer itu yang kemudian menjadi bekal pemuda-pemuda Indonesia dalam
perang revolusi kemerdekaan.
6. Dasar negara dibentuk melalui Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia dan
disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Drama Akhir Sang Tirani
Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Nadya Zaharani (28)
2. Nafisah Mubarokah (29)
3. Natasabila (30)
4. Revidya Syifa (31)
5. Salsabilah Putri (32)
6. Sephya Zahra (33)
7. Septia Pratiwi (34)
8. Valentina Febiola (35)
9. Yuke Wulandari (36)
Guru Pembimbing : Mukhlis, S.Pd