Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SEJARAH INDONESIA
RENGASDENGKLOK HINGGA PEGANGSAAN TIMUR

GURU PEMBINA : TITIN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V
1. AVELINO PALANG
2. JULIYANTI
3. VENDI MAKALAM

KELAS XI IPS V

SMA N 3 KETAPANG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

 Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat-nya serta karunia-nya sehingga penyusunan tugas ini dapat
diselesaikan.
            Tugas ini di susun untuk diajukan sebagai makalah dengan judul
“RENGASDENGKLOK HINGGA PEGANGSAAN TIMUR”
            Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi
tugas makalah . Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Penyusun menyadari bahwa buku ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
penyusun harap dan nantikan.

Ketapang, 24 Januari 2019

                                                                                                                              
                                                                                                                              
     Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3
2.1 Peristiwa Rengasdengklok........................................................................3
2.2 Perumusan Naskah Proklamasi.................................................................5
2.3 Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan.....................................................5
2.4 Makna dan Arti Penting Proklamasi Kemerdekaan Indonesia..................7
2.5 Penyebaran Berita Proklamasi dan Sikap Rakyat di Berbagai Daerah.....8
2.6 Dukungan terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia..........................10
BAB III PENUTUP...........................................................................................13
3.1. Kesimpulan..............................................................................................13
3.2. Kritik dan Saran.......................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................14

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta, tokoh tokoh menginginkan agar
proklamasi dilakukan melalui PPKI, sementara golongan pemuda menginginkan
agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa ,melalui PPKI yang diaangap sebagai
badan buatan Jepang.

Sebelumnya golongan muda telah mengadakan suatu perundingan di salah


satu lembaga bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta, pada tanggal 15, Agustus
1945. Dalam pertemuan ini diputuskan agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan
segala ikatan dan hubungan dengan janji dari Jepang. Hasil keputusan
disampaikan kepada Ir. Soekarno pada malam harinya tetapi ditolak oleh
Soekarno karena merasa bertanggung jawab sabagai ketua PPKI.

       Tahukah kalian, bahwa Indonesia termasuk sekelompok kecil bangsa yang


memperoleh kemerdekaan bukan sebagai pemberian penjajah, atau sebagai hasil
suatu proses damai belaka? Kemerdekaan yang kita miliki sekarang diraih melalui
suatu perjuangan panjang dan berat, dengan titik puncaknya dikumandangkan
Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945.

              P r o k l a m a s i di tunjukkan kepada dunia luar bahwa kemerdekaan


adalah segala hak segala bangsa yang tidak bisa digangu gugat oleh
siapapun.Konsekuensinya dengan proklamasit e r s e b u t , B a n g s a I n d o n e s i a
s i a p m e n g h a d a p i s e g a l a k e m u n g k i n a n n a n t i y a n g a k a n muncul dan
mengancam keberadaan Bangsa Indonesia sebagai Negara yang
Merdeka.Proklamasi merupakan puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam
mencapaikemerdekaan. Proklamasi menjadi alat hukum internasional
untuk menyatakan kepadarakyat dan seluruh dunia, bahwa bangsa Indonesia
mengambil nasib ke dalam tangannyasendiri untuk menggengam seluruh hak
kemerdekaan.Momentum yang paling bersejarah bagi suatu bangsa adalah
keberhasilannyamelepaskan diri dari keterkaitan dan penguasaan bangsa lain. Hal
ini diwujudkan dengan bentuk mengumandangkan pernyataan kemerdekaan yang

1
disebar luaskan keseluruhdunia.Melalui perjalanan yang panjang, Bangsa
Indonesia mampu mempersiapkan diriuntuk mengatur bangsanya sendiri melalui
kemerdekaan. Dengan proklamasi berartiBangsa Indonesia berhasil melepaskan
diri dari belenggu penjajahan bangsa asing,sekaligus berhasil membuat
pemerintahan sendiri.

Sejak mendengar berita proklamasi, masyarakat Indonesia


menyambutnyadengan rasa gembira.Rakyat meneriakkan pekik kemerdekaan
“Merdeka atau Mati” dan“Sekali Merdeka Tetap Merdeka”. Kegembiraan rakyat
ini terjadi tidak hanya di Jakarta,tetapi sampai juga di luar Jawa bahkan akhirnya
rakyat seluruh Indonesia mengetahuinya

1.2 Rumusan masalah


1) Bagaimana peristiwa rengasdengklok terjadi ?
2) Bagaimana proses perumusan naskah proklamasi?
3) Bagaimana pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia ?
4) Bagaimanacara penyebaran berita proklamasi?  

1.3 Tujuan
1) Menganalisis tentang peristiwa rengasdengklok.
2) Menganalisis peristiwa proklamasi dan maknanya bagi kehidupan
bangsa.
3) Merekonstruksi pemerintahan dan NKRI.
4) Meneladani perjuangan para okoh proklamasi.
5) Mensyukuri nikmat tuhan YME yang telah memberi karunia
kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.
                       

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peristiwa Rengasdengklok

            Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas dengan


dijatuhkannya bom atom oleh Sekutu di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus
1945 dan Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibat peristiwa tersebut,
kekuatan Jepang makin lemah. Kepastian berita kekalahan Jepang terjawab ketika
tanggal 15 Agustus 1945 dini hari, Sekutu mengumumkan bahwa Jepang sudah
menyerah tanpa syarat dan perang telah berakhir. Berita tersebut diterima melalui
siaran radio di Jakarta oleh para pemuda yang termasuk orang-orang Menteng
Raya 31 seperti Chaerul Saleh, Abubakar Lubis, Wikana, dan lainnya. Penyerahan
Jepang kepada Sekutu menghadapkan para pemimpin I ndonesia pada masalah
yang cukup berat. Indonesia mengalami kekosongan kekuasaan (vacuum of
power). Jepang masih tetap berkuasa atas Indonesia meskipun telah menyerah,
sementara pasukan Sekutu yang akan menggantikan mereka belum datang.
Gunseikan telah mendapat perintah-perintah khusus agar mempertahankan status
quo sampai kedatangan pasukan Sekutu. Adanya kekosongan kekuasaan
menyebabkan munculnya konflik antara golongan muda dan golongan tua
mengenai masalah k emerdekaan Indonesia. Golongan muda menginginkan agar
proklamasi kemerdekaan segera dikumandangkan. Mereka itu antara lain Sukarni,
B.M Diah, Yusuf Kunto, Wikana, Sayuti Melik, Adam Malik, dan Chaerul Saleh.
Sedangkan golongan tua menginginkan prokla masi kemerdekaan harus
dirapatkan dulu dengan anggota PPKI. Mereka adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh.

3
Hatta, Mr. Ahmad Subardjo, Mr. Moh. Yamin, Dr. Buntaran, Dr. Syamsi dan Mr.
Iwa Kusumasumantri. Golongan muda kemudian mengadakan rapat di salah satu
ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur, Jakarta pada tanggal 15
Agustus 1945 pukul 20.00 WIB. Rapat tersebut dipimpin oleh Chaerul Saleh yang
menghasilkan keputusan tuntutan-tuntutan golongan muda yang menegaskan
bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hal dan soal rakyat Indonesia sendiri, tidak
dapat digantungkan kepada bangsa lain. Segala ikatan, hubungan dan janji
kemerdekaan har us diputus, dan sebaliknya perlu mengadakan perundingan
dengan Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta agar kelompok pemuda diikutsertakan
dalam menyatakan proklamasi.

Langkah selanjutnya malam itu juga sekitar jam 22.00 WIB Wikana dan Darwis
mewakili kelompok muda mendesak Soekarnoagar bersedia melaksanakan
proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya lepas dari Jepang. 

Ternyata usaha tersebut gagal. Soekarno tetap tidak mau


memproklamasikan kemerdekaan. Kuatnya pendirian Ir. Soekarno untuk
tidak memproklamasikan kemerdekaan sebelum rapat PPKI menyebabkan
golongan muda berpikir bahwa golongan tua mendapat pengaruh dari
Jepang. Selanjutnya golongan muda mengadakan rapat di Jalan Cikini 71
Jakarta pada pukul 24.00 WIB menjelang tanggal 16 Agustus 1945. Mereka
membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Rapat tersebut
menghasilkan keputusan bahwa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta harus
diamankan dari pengaruh Jepang.

1.2.1.        Tujuan para pemuda mengamankan Soekarno Hatta ke


Rengasdengklok

Tujuan para pemuda mengamankan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok


antara lain:

a. agar kedua tokoh tersebut tidak terpengaruh Jepang, dan


b. mendesak keduanya supaya segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia terlepas dari segala ikatan dengan Jepang.

4
 Pada tanggal 16 Agustus 1945 pagi, Soekarno dan Hatta tidak dapat
ditemukan di Jakarta. Mereka telah dibawa oleh para pemimpin pemuda, di
antaranya Sukarni, Yusuf Kunto, dan Syudanco Singgih, pada malam harinya ke
garnisun PETA (Pembela Tanah Air) di Rengasdengklok, sebuah kota kecil yang
terletak sebelah Utara Karawang. Pemilihan Rengasdengklok sebagai tempat
pengamanan Soekarno Hatta, didasarkan pada perhitungan militer. Antara
anggota PETA Daidan Purwakarta dan Daidan Jakarta terdapat hubungan erat
sejak keduanya melakukan latihan bersama. Secara geografis, Rengasdengklok
letaknya terpencil, sehingga dapat dilakukan deteksi dengan mudah setiap
gerakan tentara Jepang yang menuju Rengasdengklok, baik dari arah Jakarta,
Bandung, atau Jawa Tengah. Mr. Ahmad Subardjo, seorang tokoh golongan tua
merasa prihatin atas kondisi bangsanya dan terpanggil untuk mengusahakan agar
proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan secepat mungkin. Untuk tercapainya
maksud tersebut, Soekarno Hatta harus segera dibawa ke Jakarta.

Akhirnya Ahmad Subardjo, Sudiro, dan Yusuf Kunto segera menuju


Rengasdengklok. Rombongan tersebut tiba di Rengasdengklok pukul 17.30
WIB. Peranan Ahmad Subardjo sangat penting dalam peristiwa kembalinya
Soekarno Hatta ke Jakarta, sebab mampu meyakinkan para pemuda bahwa
proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan keesokan harinya paling
lambat pukul 12.00 WIB, nyawanya sebagai jaminan. Akhirnya Subeno
sebagai komandan kompi Peta setempat bersedia melepaskan Soekarno
Hatta ke Jakarta.

2.2 Perumusan Naskah Proklamasi

Sekitar pukul 21.00 WIB Soekarno Hatta sudah sampai di Jakarta dan
langsung menujuke rumah Laksamana Muda Maeda, Jalan Imam Bonjol No. 1
Jakarta untuk menyusun teks proklamasi. Dalam kondisi demikian,
peran Laksamana Maeda cukup penting. Pada saat-saat yang genting, Maeda
menunjukkan kebesaran moralnya, bahwa kemerdekaan merupakan aspirasi
alamiah dan hak dari setiap bangsa, termasuk bangsa Indonesia. Berikut ini tokoh-
tokoh yang terlibat secara langsung dalam perumusan teks proklamasi.

5
2.3 Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan

            Setelah rumusan teks proklamasi selesai dirumuskan muncul permasalahan,


siapa yang akan menandatangani teks proklamasi? Soekarno mengusulkan agar
semua yang hadir dalam rapat tersebut menandatangani naskah proklamasi
sebagai” Wakil-wakil Bangsa Indonesi a”. Usulan Soekarno tidak disetujui para
pemuda sebab sebagian besar yang hadir adalah anggota PPKI, dan PPKI
dianggap sebagai badan bentukan Jepang. Kemudian Sukarni menyarankan agar
Soekarno Hatta yang menandatangani teks proklamasi atas nama bangsa
Indonesia. Saran dan usulan Sukarni diterima.

            Langkah selanjutnya, Soekarno minta kepada Sayuti Melik untuk


mengetik konsep teks proklamasi dengan beberapa perubahan, kemudian
ditandatangani oleh Soekarno Hatta. Perubahan-perubahan tersebut meliputi:

a. kata “ tempoh” diubah menjadi tempo,


b. wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi “Atas nama bangsa
Indonesia”, dan
c. tulisan “Djakarta, 17-8-’05“ diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan
8 tahun ‘05.

            Naskah hasil ketikan Sayuti Melik merupakan naskah proklamasi


yang autentik. Malam itu juga diputuskan bahwa naskah proklamasi akan
dibacakan pukul 10.00 pagi di Lapangan Ikada, Gambir. Tetapi karena ada
kemungkinan timbul bentrokan dengan pasukan Jepang yang terus berpatroli,
akhirnya diubah di kediam an Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Sejak pagi hari tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Ir. Soekarno Jalan
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta telah diadakan berbagai persiapan untuk
menyambut Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Kurang lebih pukul 09.55 WIB,
Drs. Mohammad Hatta telah datang dan langsung menemui Ir. Soekarno. Sebelum
proklamasi kemerdekaan dibacakan, pukul 10.00 WIB Soekarno menyampaikan
pidatonya, yang berbunyi:

6
            Demikianlah teks proklamasi kemerdekaan telah dibacakan oleh Ir.
Soekarno. Susunan acara yang direncanakan dalam pembacaan teks proklamasi
kemerdekaan yaitu:

a. pembacaan proklamasi oleh Ir. Soekarno,


b. pengibaran bendera Merah Putih oleh Suhud dan Latief Hendraningrat, dan
c. sambutan Walikota Suwirjo dan dr. Muwardi.

            Setelah dibacakan teks proklamasi, maka telah lahir Republik Indonesia.


Suatu peristiwa yang bersejarah bagi bangsa Indonesia telah terjadi. Peristiwa
yang sangat lama dinantikan oleh segenap lapisan masyarakat, tetapi
membutuhkan pengorbanan yang tidak ternilai harganya. Untuk mengenang jasa-
jasa Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta dalam peristiwa proklamasi, maka keduanya
diberi gelar Pahlawan Proklamasi (Proklamator). Selain itu Jalan Pegangsaan
Timur diubah namanya menjadi Jalan Proklamasi, dan dibangun Monumen
Proklamasi.

2.4 Makna dan Arti Penting Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Setelah berabad-abad bangsa Indonesia memperjuangkan kemerdekaan dan


dilandasi oleh semangat kebangsaan, dan telah mengorbankan nyawa maupun
harta yang tidak terhitung jumlahnya, maka peristiwa Proklamasi Kemerdekaan
tanggal 17 Agustus 1945 merupakan titik puncak perjuangan tersebut. Proklamasi
kemerdekaan merupakan peristiwa yang sangat penting dan memiliki makna yang
sangat mendalam bagi bangsa Indonesia.

Berikut ini makna dan arti penting proklamasi kemerdekaan Indonesia

1) Apabila dilihat dari sudut hukum, proklamasi merupakan pernyataan yang


berisi keputusan bangsa Indonesia untuk menetapkan tatanan hukum nasional
(Indonesia) dan menghapuskan tatanan hukum kolonial.
2) Apabila dilihat dari sudut politik ideologis, proklamasi merupakan
pernyataan bangsa Indonesia yang lepas dari penjajahan dan

7
membentuk Negara Republik Indonesia yang bebas, merdeka, dan berdaulat
penuh.
3) Proklamasi merupakan puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai
kemerdekaan.
4) Proklamasi menjadi alat hukum internasional untuk menyatakan kepada
rakyat dan seluruh dunia, bahwa bangsa Indonesia mengambil nasib ke dalam
tang
5) annya sendiri untuk menggenggam seluruh hak kemerdekaan.Proklamasi
merupakan mercusuar yang menunjukkan jalannya sejarah, pemberi inspirasi,
dan motivasi dalam perjalanan bangsa Indonesia di semua lapangan di setiap
keadaan.

Dengan proklamasi kemerdekaan tersebut, maka bangsa Indonesia telah


lahirsebagai bangsa dan negara yang merdeka, baik secara de facto maupun
secara de jure.

2.5 Penyebaran Berita Proklamasi dan Sikap Rakyat di Berbagai Daerah

            Wilayah Indonesia sangatlah luas. Komunikasi dan transportasi sekitar


tahun 1945 masih sangat terbatas. Di samping itu, hambatan dan larangan untuk
menyebarkan berita proklamasi oleh pasukan Jepang di Indonesia, merupakan
sejumlah faktor yang menyebabkan berita proklamasi mengalami keterlambatan
di sejumlah daerah, terutama di luar Jawa. Namun dengan penuh tekad dan
semangat berjuang, pada akhirnya peristiwa proklamasi diketahui oleh segenap
rakyat Indonesia. Lebih jelasnya ikuti pembahasan di bawah ini. Penyebaran
proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 di daerah Jakarta dapat dilakukan
secara cepat dan segera menyebar secara luas. Pada hari itu juga, teks proklamasi

8
telah sampai di tangan Kepala Bagian Radio dari Kantor Domei, Waidan B.
Palenewen. Ia menerima teks proklamasi dari seorang wartawan Domei yang
bernama Syahruddin. Kemudian ia memerintahkan F. Wuz (seorang markonis),
supaya berita proklamasi disiarkan tiga kali berturut-turut. Baru dua kali F. Wuz
melaksanakan tugasnya, masuklah orang Jepang ke ruangan radio sambil marah-
marah, sebab mengetahui berita proklamasi telah tersiar ke luar melalui udara.

            Meskipun orang Jepang tersebut memerintahkan penghentian siaran berita


proklamasi, tetapi Waidan Palenewen tetap meminta F. Wuz untuk terus
menyiarkan. Berita proklamasi kemerdekaan diulangi setiap setengah jam sampai
pukul 16.00 saat siaran berhenti. Akibat dari penyiaran tersebut, pimpinan tentara
Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita dan menyatakan sebagai
kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar tersebut disegel oleh Jepang
dan para pegawainya dilarang masuk. Sekalipun pemancar pada kantor Domei
disegel, para pemuda bersama Jusuf Ronodipuro (seorang  pembaca berita di
Radio Domei) ternyata membuat pemancar baru dengan bantuan teknisi radio, di
antaranya Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan  Suhandar. Mereka mendirikan
pemancar baru di Menteng 31, dengan kode panggilan DJK 1. Dari sinilah
selanjutnya berita proklamasi kemerdekaan disiarkan.

            Usaha dan perjuangan para pemuda dalam penyebarluasan berita


proklamasi juga dilakukan melalui media pers dan surat selebaran. Hampir
seluruh harian di Jawa dalam penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 memuat
berita proklamasi kemerdekaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia. Harian Suara Asia di Surabaya merupakan koran pertama yang memuat
berita proklamasi. Beberapa tokoh pemuda yang berjuang melalui media pers
antara lain B.M. Diah, Sayuti Melik, dan Sumanang. Proklamasi kemerdekaan
juga disebarluaskan kepada rakyat Indonesia melalui pemasangan plakat, poster,
maupun coretan pada dinding tembok dan gerbong kereta api, misalnya dengan
slogan ”Respect our Constitution, August 17!” Hormatilah Konstitusi kami
tanggal 17 Agustus! Melalui berbagai cara dan media tersebut, akhirnya berita
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat tersebar luas di wilayah Indonesia dan
di luar negeri. Di samping melalui media massa, berita proklamasi juga

9
disebarkan secara langsung oleh para utusan daerah yang menghadiri sidang
PPKI.

10
2.6 Dukungan terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia cepat bergema ke berbagai


daerah. Rakyat di Jakarta maupun di kota-kota lain menyambut dengan antusias.
Karena alat komunikasi yang terbatas, informasi ke daerah-daerah tidak secepat di
Jakarta. Saat tersiarnya berita tentang Proklamasi Kemerdekaan, banyak rakyat
Indonesia yang tinggal jauh dari Jakarta tidak mempercayainya.

Pada tanggal 22 Agustus, Jepang akhirnya secara resmi mengumumkan


penyerahannya kepada Sekutu. Baru pada bulan September 1945, Proklamasi
diketahui di wilayah-wilayah yang terpencil. Sesaat setelah itu, timbullah segera
masalah kesetiaan. Keempat penguasa kerajaan yang ada di Jawa Tengah
menyatakan dukungan mereka kepada Republik, yaitu Yogyakarta,Surakarta,
Pakualaman, dan Mangkunegaran.

Euforia revolusi segera mulai melanda negeri ini, khususnya kaum muda
yang merespon kegairahan dan tantangan kemerdekaan. Para komandan pasukan
Jepang di daerah-daerah sering kali meninggalkan wilayah perkotaan dan menarik
mundur pasukan ke daerah pinggiran guna menghindari konfrontasi. Banyak yang
bijaksana memperbolehkan pemuda-pemuda Indonesia memperoleh senjata.
Antara tanggal 3-11 September, para pemuda di Jakarta mengambil alih
kekuasaan atas stasiun-stasiun kereta api, sistem listrik, dan stasiun pemancar
radio tanpa mendapat perlawanan dari pihak Jepang.

Pada akhir bulan September, instalasi-instalasi penting di Yogyakarta,


Surakarta, Malang, dan Bandung juga sudah berada di tangan para pemuda
Indonesia. Selain itu, juga terlihat adanya semangat revolusi di dalam
kesusasteraan dan kesenian. Surat-surat kabar dan majalah Republik bermunculan
di berbagai daerah, terutama di Jakarta, Yogyakarta, dan Surakarta. Aktivitas
kelompok sastrawan yang bernama “Angkatan 45”, mengalami masa puncaknya
pada zaman revolusi. Lukisan-lukisan modern juga mulai berkembang pesat di era
revolusi.

Banyak pemuda bergabung dengan badan-badan perjuangan. Di Sumatera,


mereka benar-benar memonopoli kekuasaan revolusioner. Karena jumlah

11
pemimpin nasionalis yang sudah mapan di sana hanya segelintir, mereka ragu
terhadap apa yang akan dilakukan. Para mantan prajurit Peta dan Heiho
membentuk kelompok-kelompok yang paling disiplin. Laskar Masyumi dan
Barisan Hizbullah, menerima banyak pejuang baru dan ikut bergabung dalam
kelompok-kelompok bersenjata Islam lainnya yang umumnya disebut Barisan
Sabilillah, yang kebanyakan dipimpin oleh para Kiai.

Proklamasi kemerdekaan akan disebarluaskan melalui radio, tetapi Jepang


menentang upaya penyiaran tersebut, dan malah memerintahkan agar para penyiar
meralat berita proklamasi sebagai sesuatu kekeliruan. Tampaknya para penyiar
tetap tidak mau memenuhi seruan pihak Jepang. Oleh karena itu, pada tanggal 20
Agustus 1945 pemancarnya disegel dan para pegawainya dilarang masuk. Mereka
kemudian membuat pemancar baru di Menteng 31. Di samping melalui siaran
radio, para wartawan juga menyebarluaskan berita proklamasi melalui media
cetak, seperti surat kabar, selebaran, dan penerbitan penerbitan yang lain.Tanggal
3 September 1945, para pemuda mengambil alih kereta api termasuk bengkel di
Manggarai. Tanggal 5 September 1945, Gedung Radio Jakarta dapat dikuasai.
Tanggal 11 September 1945, seluruh Jawatan Radio berhasil dikuasai oleh
Republik. Oleh karena itu, tanggal 11 September dijadikan hari lahir Radio
Republik Indonesia (RRI).Para pemuda memprakarsai diadakannya rapat raksasa
di Lapangan Ikada (sekarang Monas). Rapat yang digagas oleh para pemuda dan
mahasiswa yang tergabung dalam “Kesatuan van Aksi”, untuk melakukan rapat
raksasa di lapangan Ikada, yang semula digagas tanggal 17 September 1945,
mundur menjadi 19 September 1945. Presiden Sukarno sudah dihubungi dan
bersedia akan menyampaikan pidato di dalam rapat raksasa pada tanggal 19
September 1945.

Sejak pagi, rakyat Jakarta sudah mulai berdatangan dan memenuhi


Lapangan Ikada. Rapat itu untuk memperingati sebulan kemerdekaan
Indonesia.Bermula dari ketidakpuasan rakyat terhadap sikap Jepang yang belum
juga mengakui Negara Republik Indonesia dan bahkan Jepang malah
mempertahankan status quo-nya dengan mengatasnamakan Sekutu. Kondisi itu
mendorong rakyat Indonesia yang baru saja merdeka, untuk segera membentuk

12
pemerintah yang baru dan mengambil langkah-langkah nyata. Ketidakpuasan
rakyat semakin bertambah ketika mengetahui pendaratan pasukan Sekutu dibawah
pimpinan Mayor Geenhalgh, di Kemayoran pada 8 September 1945.

Rakyat dari berbagai penjuru dengan tertib berdatangan ke Lapangan


Ikada dengan membawa poster dan bendera merah-putih. Mereka menuntut
kebulatan tekat untuk mengisi kemerdekaan Indonesia. Dan juga bertekad untuk
menunjukkan pada dunia internasional bahwa kemerdekaan Indonesia bukan atas
bantuan Jepang, akan tetapi merupakan tekad seluruh rakyat Indonesia.Melihat
tekad rakyat yang menggelora dan tidak dapat dihalangi meskipun oleh tentara
Jepang sekalipun, pemerintah terdorong untuk mengadakan sidang kabinet.
Setelah itu, diputuskan Presiden Sukarno dan Moh. Hatta dan para menteri untuk
datang ke Lapangan Ikada. Pada kesempatan itu Sukarno menyampaikan
pidatonya yang disambut dengan gegap gempita oleh rakyat. Rapat itu
berlangsung tertib dan damai.

13
BAB III PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Berdasarkan uraian bahasan “ Proklamasi Kemerdekaan Indonesia “ dapat
disimpulkan bahwa :

Peranan Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta dan seluruh bangsa


Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan sangat penting sebagai
bagian dari sejarah bangsa ini.Semua nilai-nilai yang terkandung dalam
memperjuangkan kemerdekaan Republik ini harus di maknai dan diwariskan
kepada generasi penerus.Jadikan Peringatan Kemerdekaan Republik
Indonesia sebagai penguat rasa nasionalisme dalam jati diri bangsa.

3.2. Kritik dan Saran


Bertolak dari peranan Para pahlawan yang begitu besar dalam
memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, penyusun memberikan
kritik dan saran sebagai berikut

1. Kritik
Kritikan saya tujukan kepada masyarakat Indonesia yang tidak bisa
menghargai perjuangan Pahlawan, itu tercermin dari bagaimana mereka
seenaknya berbuat berbagai kerusuhan, tindak Korupsi, dan pembodohan
bangsa.Dan yang paling penting adalah disaat upacara bendera.
2. Saran
Saya Menyarankan kepada Pemimpin negeri ini untuk selalu menanamkan
nilai-nilai kepahlawanan dalam semua aspek pendidikan di Indonesia,
serta melakukan kajian-kajian tentang pembenahan sistem yang ada
sekarang agar Indonesia kedepannya menjadi lebih baik. Tentu hal ini
tidak boleh lepas dari nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia yang berbudi
luhur.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://furotul29.blogspot.nl/2013/10/makalah-latar-belakang-dan-
perjuangan.html Buku pendidikan Sejarah Indonesia.

15

Anda mungkin juga menyukai