Anda di halaman 1dari 2

Reformasi adalah gerakan untuk mengubah bentuk atau perilaku suatu tatanan yang tidak lagi

disukai atau tidak sesuai dengan kebutuhan zaman. Tuntutan "Reformasi atau mati"
dikemukakan oleh aktivis mahasiswa pada akhir April 1998 sebagai titik kulminasi dari gerakan
aksi protes yang tumbuh di lingkungan kampus secara nasional sejak awal tahun 1998. Gerakan
ini bertujuan untuk menekan pemerintah untuk melakukan perubahan politik yang berarti melalui
pelaksanaan reformasi secara total.
Gerakan Reformasi tahun 1998 muncul karena krisis multidimensi yang dihadapi Indonesia.
Awalnya hanya berupa demonstrasi di kampus-kampus besar, namun mahasiswa akhirnya harus
turun ke jalan karena aspirasinya tidak mendapat respon dari pemerintah. Gerakan ini memiliki
enam agenda utama yaitu: suksesi kepemimpinan nasional, amendemen UUD 1945,
pemberantasan KKN, penghapusan dwifungsi ABRI, penegakan supremasi hukum, dan
pelaksanaan otonomi daerah. Agenda utama gerakan ini adalah turunnya Soeharto dari jabatan
presiden. Beberapa peristiwa penting yang terjadi selama gerakan ini adalah kronologi yang
memuncak pada tahun 1998.
Gerakan Reformasi tahun 1998 memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang akan
diselenggarakan pada tanggal 20 Mei 1998, namun ledakan kerusuhan terjadi lebih awal. Pada
tanggal 12 Mei 1998, empat mahasiswa Universitas Trisakti tewas tertembak peluru aparat
keamanan saat demonstrasi menuntut Soeharto mundur. Penembakan aparat di Universitas
Trisakti itu menyulut demonstrasi yang lebih besar dan kerusuhan, pembakaran, dan penjarahan
di Jakarta dan Solo. Presiden Soeharto mempercepat kepulangannya dari Mesir dan demonstrasi
mahasiswa semakin meluas dan para demonstran mulai menduduki gedung-gedung pemerintah
di pusat dan daerah.
Mahasiswa di Jakarta menjadikan gedung DPR/MPR sebagai pusat gerakan yang relatif aman.
Ratusan ribu mahasiswa menduduki gedung rakyat, bahkan mereka menduduki atap gedung
tersebut. Mereka berupaya menemui pimpinan MPR/DPR agar mengambil sikap yang tegas.
Akhirnya, pada tanggal 18 Mei 1998, Ketua MPR/DPR Harmoko meminta Presiden Soeharto
untuk turun dari jabatannya. Presiden Soeharto menjanjikan akan mempercepat pemilu setelah
mengundang beberapa tokoh masyarakat seperti Nurcholish Madjid dan Abdurrahman Wahid ke
Istana Negara pada tanggal 19 Mei 1998. Namun, upaya ini tidak mendapat sambutan dari
rakyat.
Pada hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1998 di Indonesia. Tokoh reformasi Amien Rais
berencana untuk mengadakan doa bersama di sekitar Tugu Monas, tetapi rencana ini dibatalkan
karena 80.000 tentara bersiaga di kawasan tersebut. Di Yogyakarta, Surakarta, Medan, dan
Bandung, ribuan mahasiswa dan rakyat berdemonstrasi. Ketua MPR/DPR Harmoko kembali
meminta Presiden Soeharto untuk mengundurkan diri pada hari Jumat 20 Mei 1998, atau
DPR/MPR akan terpaksa memilih presiden baru. Bersamaan dengan itu, sebelas menteri Kabinet
Pembangunan VII mengundurkan diri. Pada pukul 09.00 WIB, Presiden Soeharto membacakan
pernyataan pengundurannya dari jabatan presiden yang telah dipegang selama 32 tahun. Itulah
beberapa peristiwa penting menyangkut gerakan reformasi tahun 1998.
Presiden Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatannya. Setelah mengundurkan diri, ia
mengucapkan terima kasih dan mohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia. Soeharto
kemudian digantikan oleh B.J. Habibie, yang menandai akhir dari era Orde Baru selama 32
tahun. Indonesia kemudian memasuki sebuah era baru yang dikenal sebagai Masa Reformasi.

Anda mungkin juga menyukai