Disusun Oleh :
Kelompok III
Milatu Zahro
Niken Parikesit
Indri Citta Renjani
Chiko novarilah
Rivan maulana
M. roffi
Nurdin
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya, kami dapat
menyelesaikan tugas sejarah yaitu makalah yang berjudul UPAYA MEMPERTAHANKAN
KEMERDEKAAN INDONESIA.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
turut mambantu dan mendukung terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari dan meyakini bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Masih banyak kekurangan dan kesalahan yang kami sadari atau pun yang tidak kami sadari.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran, agar dapat bermanfaat bagi kita semua.
Terima Kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan ...........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................2
A. Perjuangan Angkat Senjata........................................................................................2
B. Perjuangan Diplomasi..................................................................................................7
BAB III PENUTUP...........................................................................................................11
A. Kesimpulan
.........................................................................................................11
B. Saran Saran
.........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia berhasil meraih kemerdekaanya.
Keadaan dimana bangsa Indonesia terbebas dari penjajahan. Terbebas dari penindasan.
Kebebasan yang di tempuh melalui perjuangan yang sangatlah panjang.
Walaupun sudah merdeka namun bukan berarti bangsa Indonesia benar benar terbebas
dari penindasan. Banyak tantanga yang harus dihadapi bangsa Indonesia untuk
mempertahankankan kemerdekaannya. Tantangan itu berasal dari dalam maupun luar
negeri.
B. Rumusan Masalah
1. Peristiwa apa saja yang terjadi setalah kemerdekaan RI?
2. Bagaimana upaya bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaanya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peristiwa peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan RI
2. Untuk mengetahui upaya upaya pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perjuangan Angkat Senjata
1. Pertempuran Surabaya 10 November 1945
Surabaya merupakan kota pahlawan. Surabaya menjadi ajang pertempuran yang paling
hebat selama revolusi mempertahankan kemerdekaan, sehingga menjadi lambang perlawanan
nasional. Peristiwa di Surabaya merupakan rangkaian kejadian yang diawali sejak kedatangan
pasukan Sekutu tanggal 25 Oktober 1945 yang dipimpin oleh Brigjen A.W.S. Mallaby. Pada
tanggal 30 Oktober 1945 terjadi pertempuran yang hebat di Gedung Bank Internatio di
Jembatan Merah. Pertempuran itu menewaskan Brigjen Mallaby. Akibat meninggalnya
Brigjen Mallaby, Inggris memberi ultimatum, isinya agar rakyat Surabaya menyerah kepada
Sekutu. Secara resmi rakyat Surabaya, yang diwakili Gubernur Suryo menolak ultimatum
Inggris. Akibatnya pada tanggal 10 November 1945 pagi hari, pasukan Inggris mengerahkan
pasukan infantri dengan senjata - senjata berat dan menyerbu Surabaya dari darat, laut,
maupun udara.
Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya telah menciptakan pekik persatuan demi
revolusi yaitu merdeka atau mati. Di samping itu juga merupakan titik balik bagi Belanda
karena mengejutkan pihak Belanda yang tidak menyangka kekuatan RI mendapat dukungan
rakyat.
Rakyat Surabaya tidak takut dengan gempuran Sekutu. Bung Tomo memimpin rakyat
dengan berpidato membangkitkan semangat lewat radio. Pertempuran berlangsung selama
tiga minggu. Akibat pertempuran tersebut 6.000 rakyat Surabaya gugur. Pengaruh
pertempuran Surabaya berdampak luas di kalangan internasional, bahkan masuk dalam
agenda sidang Dewan Keamanan PBB tanggal 7-13 Februari 1946.
2. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa terjadi tanggal 20 November sampai tanggal 15 Desember 1945,
antara pasukan TKR dan Pemuda Indonesia melawan pasukan Sekutu (Inggris). Pertempuran
Ambarawa dimulai dari insiden yang terjadi di Magelang pada tanggal 26 Oktober 1945.
Pada tanggal 20 November 1945 di Ambarawa pecah pertempuran antara pasukan TKR di
bawah pimpinan Mayor Sumarto melawan tentara Sekutu. Pertempuran Ambarawa
mengakibatkan gugurnya Letkol Isdiman, Komandan Resimen Banyumas. Posisi Letkol
Isdiman kemudian digantikan oleh Letkol Soedirman. Kota Ambarawa berhasil dikepung
2
selama 4 hari 4 malam oleh pasukan RI. Mengingat posisi yang telah terjepit, maka pasukan
Sekutu meninggalkan kota Ambarawa tanggal 15 Desember 1945 menuju Semarang.
Keberhasilan TKR mengusir Sekutu dari Ambarawa menjadi salah satu peristiwa penting
dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI.
Pada tanggal 20 November 1946 dengan kekuatan besar Belanda melancarkan serangan dari
udara terhadap kedudukan Ngurah Rai di desa Marga.
6. Serangan Umum 1 Maret 1949
Dalam agresi militer II, Belanda berhasil menangkap para pemimpin politik dan
menduduki ibukota RI di Yogyakarta. Belanda ingin menunjukkan kepada dunia bahwa
pemerintahan RI telah dihancurkan dan TNI tidak memiliki kekuatan lagi. Menghadapi
tindakan Belandatersebut, TNI menyusun kekuatan untuk melawan Belanda. Puncak
serangan TNI adalah serangan umum terhadap kota Yogyakarta pada tanggal 1 Maret 1949,
yang dipimpin oleh Letkol Soeharto. Sebelumnya, Letkol Soeharto mengadakan koordinasi
terlebih dahulu dengan Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku Kepala Daerah Istimewa
Yogyakarta. Dalam serangan ini, TNI memakai sistem wehrkreise. Untuk memudahkan
penyerangan, maka dibentuk beberapa sektor yaitu:
a. sektor Barat dipimpin oleh Mayor Ventje Sumual,
b. sektor Selatan dan Timur dipimpin oleh Mayor Sardjono,
c. sektor Utara dipimpin oleh Mayor Kusno,
d. sektor Kota dipimpin oleh Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki.
Pada malam hari menjelang serangan umum, pasukan-pasukan telah merayap mendekati
kota dan melakukan penyusupan-penyusupan. Pagi hari tanggal 1 Maret 1949 sekitar pukul
06.00 WIB tepat sirene berbunyi, serangan dilancarkan dari segala penjuru kota. Letkol
Soeharto langsung memimpin penyerangan dari sektor Barat sampai batas Jalan Malioboro.
Rakyat membantu memperlancar jalannya penyerangan dengan memberikan bantuan logistik.
Dalam waktu enam jam kota Yogyakarta berhasil dikuasai TNI. Pada pukul 12.00 WIB tepat,
5
pasukan TNI mengundurkan diri. Hal ini sesuai dengan rencana yang ditentukan sejak awal.
Bersamaan dengan itu bantuan Belanda tiba dengan kendaraan lapis baja serta pesawat
terbang. Belanda melakukan serangan balasan.
7. Agresi Militer Belanda I (Tanggal 21 Juli 1947)
Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan aksi polisionil yang dikenal dengan
agresi militer I. Tujuannya adalah untuk menguasai sarana-sarana vital di Jawa dan Madura.
Jadi tujuan serangan ini bersifat ekonomis. Pasukan Belanda bergerak dari Jakarta dan
Bandung untuk menduduki Jawa Barat, dan dari Surabaya untuk menduduki Madura.
Berbagai reaksi bermunculan akibat agresi militer I. Belanda tidak menyangka apabila
Amerika Serikat dan Inggris memberikan reaksi yang negatif. Australia dan India
mengajukan masalah Indonesia ini ke Dewan Keamanan PBB.
Madura, dan
Sumatra.
b. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk Negara Indonesia Serikat,
dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu negara bagiannya adalah Republik
Indonesia.
c. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia Belanda dengan
Ratu Belanda sebagai ketuanya. Dalam perkembangan selanjutnya, Belanda melanggar
ketentuan perundingan tersebut dengan melakukan agresi militer I tanggal 21 Juli 1947.
2. Perundingan Renville
Perundingan Renville dilaksanakan di atas Geladak Kapal Renville milik Amerika Serikat
tanggal 17 Januari 1948. Dalam perundingan tersebut, pemerintah Indonesia diwakili oleh
Perdana Menteri Amir Syarifuddin. Sedangkan Belanda diwakili oleh Abdul Kadir
Widjojoatmodjo. Hasil perundingan tersebut adalah:
a. wilayah Indonesia diakui berdasarkan garis demarkasi (garis van Mook),
b. Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia sampai Republik Indonesia Serikat
terbentuk,
c. kedudukan RIS dan Belanda sejajar dalam Uni Indonesia-Belanda,
d. RI merupakan bagian dari RIS, dan
e. pasukan RI yang berada di daerah kantong harus ditarik ke daerah RI.
Nasib dan kelanjutan Perundingan Renville relatif sama dengan Perundingan Linggarjati.
Belanda kembali melanggar perjanjian dengan melakukan agresi militer II tanggal 19
Desember 1948.
a. Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) adalah Angkatan Perang Nasional,
b. TNI menjadi inti APRIS, dan
c. negara bagian tidak memiliki angkatan perang sendiri.
Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam mempertahankan kemerdekaan para pejuang Indonesia melakukannya dengan
berbagai cara baik diplomatic maupun angkat senjata. Sebagai generasi muda kita saat
ini memiliki tugas mempertahankan kemerdekaan dari upaya penjajahan dari pihak asing
dari berbagai sector kehidupan.
B. Saran Saran
Kami meyakini tak ada gading yang tak retak, oleh karena itu kritik maupun saran dari
para pembaca sangat kami butuhkan. Terima kasih.
11
DAFTAR PUSTAKA
Http://Www.Crayonpedia.Org/Mw/Usaha_Perjuangan_Mempertahankan_Kemerdekaan_Ind
onesia_
12