Oleh:
Kelompok 3
1. Marlinda
2. Hasni
3. Baso Safaruddin
4. Baso Ferdiansyah
5. Randi Saputra Jaya
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidaya dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Makalah sejarah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan
pertolongan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terimah kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari ini, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka
untuk menerima segala masukan atau kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga
kami bisa bisa melakukan perbaikan makalah ini.
Akhir kata kami meminta semoga makalah sejarah tentang Pembebasa Irian Barat dapat
berguna untuk masyarakat bisa memberi manfaat ataupun inspirasi pada pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Pembebasan ini dilakukan pada masa demokrasi terpimpin. Salah satu isu yang
menjadi PR Pemerintah adalah Pembebasan Irian Barat. Meskipun wilayah Irian Barat telah
menjadi bagian dari Republik Indonesia yang diproklamsikan pada 17 agustus 1945, namun
berdasarkan KMB 1949 Penyerahan Irian Barat dari Belanda masih di tangguhkan. Pada
Masa Demokrasi Terpimpin upaya Pembebasan Irian Barat semakin digencarkan, Preside
Soekarno semakin menegaskan bahwa Indonesia tidak akan mundur sejengkal pun dari
Irian Barat. Perjuangan bangsa Indonesia tidak akan berakhir sebelum Irian barat sepenuhnya
kembali menjadi bagian dari Indonesia, untuk itu Indonesia menempu banyak cara.
a. Diplomasi
Diplomasi aktif yaitu dengan upaya mencari dukungan dari negara lain melalui
konfrensi Asia-Afrika pada April 1955. Konfrensi tersebut dihadiri oleh 29 Negara dari
kawasan Asia-Afrika, Negara-negara ini mendukung penuh upaya Indonesia untuk
memperoleh kembali Irian Barat sebagai wilayah Indonesia secara sah. Sayangnya suara
negara-negara ini masi belum berhasil menarik dukungan internasional dari Sidang PBB.
c. Konfrontasi Politik
d. Konfrontasi Ekonomi
e. Konfrontasi Militer
Konfrontasi militer yaitu upaya terakhir yang dilakukan bangsa Indonesia untuk
membebaskan Irian Barat dari Tangan Belanda. Pemerintah berupaya mencari bantuan
senjata ke luar negeri, upaya ini dipimpin oleh jendral A.H.Nasution. Pada awalnya
pembelian senjata ini di lajukan di Blok Barat terutama AS( Ameriak Serikat), tetapi
tidak mendapatkan hasil yang memuaskan. Selanjutnya dilanjutkan ke Blok Timur
terutam Uni Soviet.
Pada 19 Desember 1969, Fernando Ortis zans membawa hasil PEPERA dalam
siding Umum PBB ke-24, PBB Menerima hasil PEPERA karena sudah sesuai dengan isi
perjanjian New York, sejak itulah secara de facto dan de jure Irian Brat Resmi menjadi
bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam upaya pembebasan Irian Barat dari Tangan Belanda Republik Indonesia
banyak melakukan cara seperti Diplomas, Diplomasi Aktif, Konfrontasi Politik,
Konfrontasi Ekonomi, dan yang terakhir Konfrontasi Militer. Pada 19 Desember 1969
secara de facto dan de jure Irian Barat resmi menjadi bagian dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
B. Saran
Satrio, Budiman,2021. Pembebasan Irian Barat dari Tangan Belanda.Yogyakarta: The Jakarta
post.di akses pada 30 Oktober 2022.https://www.academia.edu.