Anda di halaman 1dari 52

Indonesia pada Masa Awal Indonesia pada Masa

Kemerdekaan Demokrasi Liberal

Ekonomi
Hankam Ekonomi
Sosial

Politik Politik
Sosial

Pemilihan Umum Seni


Kabinet
tahun 1955
Bahasa
Kegagalan dewan
Politi Luar
konstituante dan dekrit Pendidikan
Negeri
Presiden
Media Komunikasi
KAA massa
Pada awal kemerdekaan ekonomi nasional sangat buruk, hal ini
disebabkan oleh :

Peredaran
Belum memiliki alat
yang tidak pembayaran yang sah
terkendali sehingga
terjadi inflasi

Kas Negara dalam Hasil produksi


keadaan kosong, pertanian sulit di
pajak dan bea ekspor
masuk sangat minim

Belanda mengadakan
blokade ekonomi
terhadap pemerintahan
indonesia
Untuk mengatasi keadaan ekonomi Indonesia yang kacau,

Penyelenggaraan
program ekonomi pemerintah, masalah
Konferensi
keuangan negara, pengendalian harga,
Ekonomi
distribusi, & alokasi tenaga kerja.
Indonesia

Pembentukan membuat rencana pembangunan ekonomi


Badan Perancang untuk jangka waktu 2 sampai 3 tahun.
Ekonomi

Pelaksanaan Karena perekonomian Indonesia amat


Rencana Kasimo bergantung pada produksi pertanian

Pelaksanaan menggantikan uang kertas Jepang yg sudah


Rencana Kasimo amat merosot nilainya
Keadaan kehidupan politik dan pemerintahan Indonesia pada awal
kemerdekaan masih belum stabil.

Bangsa Indonesia masih mencari sistem pemerintahan yang


cocok sehingga terjadi perubahan sistem pemerintahan.
FAKTOR INTERN Adanya persaingan antar partai politik yang berbeda
ideologi
Adanya gangguan-gangguan keamanan dalam negeri

Kedatangan Sekutu (Inggris) yang di boncengi NICA


FAKTOR EKSTERN (Belanda)

Jepang masih mempertahankan status quo di wilayah Indonesia


Pembentukan Lembaga Kementrian (Departemen)

Departemen Dalam Negeri : R.A.A. Wiranata Kusumah,


Departemen Luar Negeri : Mr. Ahmad Subardjo,
Departemen Keuangan : Mr. A.A Maramis,
Departemen Kehakiman : Prof. Mr. Dr. Soepomo,
Departemen Kemakmuran : Ir. Surahman T. Adisurjo,
Departemen Keamanan Rakyat : Supriyadi,
Departemen Kesehatan : Dr. Buntaran Martoatmodjo,
Departemen Pengajaran : Ki Hajar Dewantara,
Departemen Penerangan : Mr. Amir Syarifuddin,
Departemen Sosial : Mr. Iwa Kusumasumantri,
Departemen Pekerjaan Umum : Abikusno Tjokrosujoso,
Departemen Perhubungan (a.i) : Abikusno Tjokrosuj
Dalam rapat KNIP tanggal 16 Oktober 1945, wakil
presiden Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan
No.X yang isinya memberikan kekuasaan dan
wewenang legislatif
Pada tanggal 03 November 1945 pemerintah mengeluarkan
Maklumat Politik sebagai berikut :

1. Pemerintah menghendaki adanya partai-partai politik


2. Pemerintah berharap supaya partai-partai politik itu telah
tersusun sebelum di laksankannya pemilihan anggota Badan
Perwakilan Rakyat pada bulan Januari 1946.

Pindah
Ibukota
• Dilaksanakan pada tanggal
23 Agustus 1949
• Delegasi Indonesia : Moh. Hatta
• delegasi BFO (Bijenkomst Federaal
Overleg) : Sultan Hamid II
• delegasi Belanda : Mr. Van Maarseveen.
• UNCI (United Nations Commission for
Indonesia) sebagai penengah :
Chrichley (Australia)
Berikut merupakan beberapa ideologi
yang digunakan oleh partai-partai di
Indonesia.

SOSIALISME -
NASIONALISME
KOMUNISME

AGAMA
Politik Luar Negri
Pada awal kemerdekaan, politik luar negeri Indonesia
difokuskan pada bagaimana memperoleh pengakuan dari
negara lain atas kemerdekaannnya.
Bidang sosial dan
budaya
 Sebelum kemerdekaan di proklamirkan, didalam kehidupan
bangsa Indonesia ini telah terjadi diskriminasi rasial dengan
membagi kelas-kelas masyarakat.

 Tetapi setelah 17 Agustus 1945 segala bentuk diskriminasi


rasial dihapuskan dari bumi bangsa Indonesia dan semua
warga negara Indonesia dinyatakan memiliki hak dan
kewajiban yang sama dalam segala bidang.
Dalam Bidang
Militer

Membentuk BKR (Heiho,


Peta, Seinendan dan
Keibodan
5 Oktober 1945 : TKR
Januari 1946 : TRI
3 Juni 1947 : TNI
Apa Itu Demokrasi Liberal?
Benua / Keterangan Negara

Asia India, Jepang, Korea Selatan


(Korsel) dan Taiwan

Amerika Utara Kanada, Amerika Serikat, dan


Meksiko

Amerika Selatan Argentina, Brazil, dan Chili

Eropa Islandia dan Switzerland

Dll Australia dan Selandia Baru


KEADAAN EKONOMI MASA DEMOKRASI
LIBERAL
Meskipun Indonesia telah
merdeka tetapi Kondisi Ekonomi
Indonesia masih sangat buruk.
Upaya untuk mengubah stuktur
ekonomi kolonial ke ekonomi
nasional yang sesuai dengan
jiwa bangsa Indonesia berjalan
tersendat-sendat.
KEBIJAKAN EKONOMI
MASA DEMOKRASI
LIBERAL
https://muhrowi.blogspot.co.id/search?q=kebijakan+ekonomi+masa+demokrasi+libe
ral
PEMOTONGAN NILAI
TUKAR RUPIAH. HINGGA
NILAI TUKARNYA 1/2

SYAFRUDIN
PRAWIRANEGARA

GUNTING SYAFRUDIN
• BANTUAN
KREDIT/PINJAMAN BAGI
PENGUSAHA
• MASYARAKAT/GOLONGAN
PENGUSAHA/PEDANGAN

Soemitro
Djoyohadikusumo
Kerjasama ekonomi
dan perdagangan
antara pengusaha
pribumi dengan
pengusaha Cina
Gerakan Asaat
o Persetujuan Finek
hasil KMB
dibubarkan
o Hubungan Finek
Indonesia-Belanda
didasarkan atas
hubungan bilateral.
o Hubungan Finek
didasarkan pada
Undang-undang
Nasiona

Persaingan Finansial
Ekonomi (Finek)
KEHIDUPAN SOSIAL PADA MASA
DEMOKRASI LIBERAL

BAHASA SENI
PENDIDIKAN

Diadakan Dibentuk panitia-


akademik Berdiri
panitia pembahas
pelayaran organisasi
ejaan bahasa
pelukis
indonesia
Didirikan indomesia
sekolah tinggi
pertanian

Sistem
Seni
pendidikan tari
diadakan dengan
titik berat
desentralisasi
Peristiwa 17 oktober 1952
MASALAH
AMGKATAN Masalah intertn angkatan udara
ANGKATAN
PERANG

Pembentukan APRA
GANGGUAN
KEAMANAN
DALAM NEGRI Pemberontakan andi aziz

Pemberontakan RMS

Pemberontakan DI/TII
KRISIS YANG PERGOLOKAN DI DAERAH :
MEMUNCAK - Anggapan bahwa
pembangunan hanya
dipusatkan dipulau jawa.
- Pertentangan politik yang
berlarut-larut
- Lahirnya konsepsi
presiden soekarno

PEMBERONTAKAN PRRI DAN


PERMESTA:
Terjadi karna adanya
ketidakpuasan beberapa
daerah di sumatra dan
sulawesi
1. KABINET NATSIR (6 September 1950 – 21 Maret 1951)
2. KABINET SUKIMAN (27 April 1951 – 3 April 1952)
3. KABINET WILOPO (3 April 1952 – 3 Juni 1953)
4. KABINET ALI SASTROAMIJOYO I (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955)
5. Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 - 3 Maret 1956)
6. Kabinet Ali Sastroamijoyo II (20 Maret 1956-4 Maret 1957)
7. Kabinet Djuanda (9 April 1957-5 Juli 1959)
Pemilihan Umum Tahun 1955 dan
Sesudahnya

TAHAP I TAHAP II

untuk memilih untuk memilih anggota


anggota DPR. Tahap Konstituante. Tahap ini
ini diselenggarakan diselenggarakan pada
pada tanggal 29 tanggal 15 Desember 1955
September 1955, dan
diikuti oleh 29 partai
politik dan individu.
KEGAGALAN DEWAN
KONSTITUANTE DAN DEKRIT
PRESIDEN 5 JULI 1959
Latar Belakang
Dekrit Presiden 5 Juli 1959

1. Kegagalan Merumuskan UUD


baru
2. Jalan buntu kembali ke UUD
1945
KRONOLOGIS
DEKRIT
10 November 1959
• Dewan Konstituante bersidang untuk
membuat Undang-undang baru
• Gagal

21 Februari 1957
• Presiden Soekarno mengajukan
“KONSEPSI PRESIDEN”
Isi Konsepsi Presiden :
1. Dibentuk “KABINET GOTONG ROYONG”
yang terdiri dari wakil-wakil semua partai
termasuk PKI ditambah golongan
Fungsional (GOLKAR)
2. Dibentuk “DEWAN NASIONAL”
yang beranggotakan wakil-wakil semua
partai DAN GOLONGAN Fungsional dalam
masyarakat
Partai-partai yang menolak
KONSEPSI PRESIDEN;

1. Masyumi
2. Nadatul Ulama
3. PSII
4. Partai Katolik
5. Partai Rakyat Indonesia
Alasan Penolakan Konsepsi Presiden”
1. Hak mengubah tata negara secara
radikal ada pada Dewan
Konstituante
2. Secara prinsipial partai-partai
menolak Konsepsi Presiden karena
PKI diikutsertakan dalam
pemerintahan
22 April 1959
• Dihadapan Dewan Konstituante
Presiden Soekarno menganjurkan
untuk kembali kepada UUD 1945

30 Mei 1959
Diadakan 3 kali pemungatan suara
Hasilnya ?
Lebih banyak yang memilih
kembali kepada UUD 1945

(tetapi tidak sampai 2/3 suara)


Tanggal 1 dan 2 Juni 1959
Pengambilan suara kembali diadakan
tetapi gagal menghasilkan keputusan

3 Juni 1959
• Setelah 3 kali pengambilan suara
gagal konstituante mengadakan
reses (istirahat)
• Ternyata itu reses untuk selamanya
5 Juli 1959
• Berdasarkan Keputusan
Presiden Republik Indonesia No.
75 / 1959

DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959


Pendukung Dekrit :

1. Makamah Agung
2. DPR (hasil Pemilu 1955)
3. KSAD
4. Berbagai golongan masyarakat
ISI DEKRIT
1. Pembubaran Konstituante
2. Berlakunya kembali UUD
1945 dan tidak berlakunya
UUDS 1950
3. Membentuk MPRS dan DPAS
KAA (Konferensi Asia Afrika)

 sebuah konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang


kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA
diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka
(dahulu Ceylon), India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri
Luar Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan ini berlangsung antara 18
April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan
tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-
Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika
Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.
Pelopor KAA
Kesimpulan
Saran
Dalam perkembangan Entah mengapa sampai saat ini Indonesia masih tertinnggal
Demokrasi Indonesia, Indonesia oleh negara lain, tapi patut kita ketahui bahwa perubahan itu tidak
ada dengan sendirinya. Kita sebagai rakyat Indonesia lah yang
sudah mengalami beberapa kali harus memulai perubahan itu. Dimulai dari penetapan sistem
pergantian sistem politik dan politik yang benar-benar tepat dan juga para anak bangsa yang
harus memperbaharuinya dengan perubahan yang membawa
pemimpin. Namun dengan Indonesia maju.
sejalannya demokrasi itu
Indonesia sampai saat ini masih
saja belum menemukan sistem
Demokrasi yang tepat. Banyak
permasalahan yang datang dalam
pencarian sistem Indonesia
maupun jiwa para pemimpinnya.
Evaluasi

 Kapan masa pemerintahan Demokrasi Liberal di Indonesia?


 Kapan masa pemerintahan Demokrasi Terpimpin di Indonesia?
 Sebutkan ciri-ciri masa Demokrasi Liberal!
 Sebutkan kabinet-kabinet yang memimpin pada masa Demokrasi Liberal!
 Sebutkan gangguan keamanan pada masa Demokrasi Liberal yang
merupakan bentuk pemberontakan pada Pemerintahan Pusat!
 Kapan Pemilu I Indonesia berlangsung?
 Sebutkan tahapan Pemilu I Indonesia!
 Sebutkan alasan dikeluarkannya Dekrit Presiden!
 Sebutkan dampak positif dikeluarkannya Dekrit Presiden!
 Kapan masa Demokrasi Liberal di Indonesia berakhir?

Anda mungkin juga menyukai