Oleh Kelompok 1
Arthur Yoktan
Christin Lestari
Eurica Natalie
Feby Veronica
Nelson Nababan
Sye Qippti
Wynne Dhea
Mesir adalah salah satu sekutu awal yang mengakui kemerdekaan Indonesia.Lebih penting lagi,
Mesir ikut menggalang dukungan dari Liga Arab agar menerima kedaulatan Indonesia di mata
hukum internasional.
Dari sisi kronologi, Mesir secara de facto mengakui kemerdekaan Indonesia pada 22 Maret 1946.
Dukungan ini muncul setelah lobi gigih diplomat RI di Ibu Kota Kairo beberapa bulan setelah
Soekarno mengkonsolidasikan kabinet.Tak sekadar mengakui, Mesir pula yang meyakinkan
Suriah, Irak, Qatar, serta Kerajaan Arab Saudi untuk mendukung kemerdekaan Indonesia. Baru
pada 10 Juni 1947, Mesir mengakui kedaulatan negara RI secara de jure, dengan menunjuk H.M
Rasjidi sebagai kuasa usaha RI, serta membuka Kedutaan Besar di Kairo. Hubungan republik
dengan Liga Arab pun secara formal terjalin.Liga Arab lah yang berkali-kali mengecam serta
mendesak Belanda menghentikan agresi militer.
Pada persyaratan ini, kita tertolong dengan adanya pengakuan dari tokoh tokoh Timur Tengah,
sehingga Negara Indonesia dapat menjadi berdaulat dan mendapat pengakuan internasional.
Gong dukungan untuk kemerdekaan Indonesia ini dimulai dari Palestina dan Mesir, seperti
dikutip dari buku “Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri” yang ditulis oleh Ketua Panitia
Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia, M. Zein Hassan Lc. Buku ini diberi kata sambutan
oleh Moh. Hatta (Proklamator & Wakil Presiden pertama RI sertaPahlawan Nasional RI), M.
Natsir (mantan Perdana Menteri RI ), Adam Malik (Menteri Luar Negeri RI ketika buku ini
diterbitkan), dan Jenderal (Besar) A.H. Nasution.
Gambar i: Bung Karno dan para pemimpin negara lain. Dari kiri: Nehru (India), Nkrumah
(Ghana), Gamal Abdul Nasser (Mesir), Sukarno (Indonesia), dan Tito (Yugoslavia)
M. Zein Hassan Lc. Lt. sebagai pelaku sejarah, menyatakan dalam bukunya pada hal. 40,
menjelaskan tentang peran-serta, opini dan dukungan nyata Palestina terhadap kemerdekaan
Indonesia , di saat negara-negara lain belum berani untuk memutuskan sikap.
Dukungan Palestina ini diwakili oleh Syekh Muhammad Amin Al-Husaini -mufti besar
Palestina- secara terbuka mengenai kemerdekaan Indonesia:”.., pada 6 September 1944, Radio
Berlin berbahasa Arab menyiarkan ‘ucapan selamat’ mufti Besar Palestina Amin Al-Husaini
(beliau melarikan diri ke Jerman pada permulaan perang dunia ke dua) kepada Alam Islami,
bertepatan ‘pengakuan Jepang’ atas kemerdekaan Indonesia. Berita yang disiarkan radio tersebut
dua hari berturut-turut, kami sebar-luaskan, bahkan harian “Al-Ahram” yang terkenal telitinya
juga menyiarkan.”
Dukungan Mesir
Para pemuda dan pelajar Mesir, juga kepanduan Ikhwan, dengan caranya sendiri berkali-kali
mendemo Kedutaan Belanda di Kairo.Tidak hanya dengan slogan dan spanduk, aksi
pembakaran, pelemparan batu, dan teriakan-teriakan permusuhan terhadap Belanda kerap
mereka lakukan.Kondisi ini membuat Kedutaan Belanda di Kairo kewalahan.Mereka dengan
tergesa mencopot lambang negaranya dari dinding Kedutaan.Mereka juga menurunkan bendera
merah-putih-biru yang biasa berkibar di puncak gedung, agar tidak mudah dikenali pada
demonstran.
Kuatnya dukungan rakyat Mesir atas kemerdekaan RI membuat pemerintah Mesir mengakui
kedaulatan pemerintah RI atas Indonesia pada 22 Maret 1946.Dengan begitu Mesir tercatat
sebagai negara pertama yang mengakui proklamasi kemerdekaan Indonesia.Setelah itu menyusul
Syria, Iraq, Lebanon, Yaman, Saudi Arabia dan Afghanistan. Selain negara-negara tersebut,
Liga Arab juga berperan penting dalam Pengakuan RI.
Secara resmi keputusan sidang Dewan Liga Arab tanggal 18 November 1946 menganjurkan
kepada semua negara anggota Liga Arab supaya mengakui Indonesia sebagai negara merdeka
yang berdaulat. Alasan Liga Arab memberikan dukungan kepada Indonesia merdeka didasarkan
pada ikatan keagamaan, persaudaraan serta kekeluargaan.
Melihat fenomena itu, majalah TIME pada 25 Januari 1946 dengan nada minornya menakut-
nakuti Barat dengan kebangkitan Nasionalisme-Islam di Asia dan Dunia Arab. “Kebangkitan
Islam di negeri Muslim terbesar di dunia seperti di Indonesia akan menginspirasikan negeri-
negeri Islam lainnya untuk membebaskan diri dari Eropa.”
Pengakuan Kemerdekaan RI dari India
Bangsa India dan bangsa Indonesia sama-sama pernah dijajah oleh bangsa asing.India dijajah
oleh Inggris dan Indonesia dijajah oleh Belanda Inggris dan Jepang. Sebagai bangsa yang sama-
sama menentang penjajahan, terjalin rasa yang sama, senasib, dan sependeritaan. Oleh karena itu
ketika pemerintah dan rakyat India mengalami bahaya kelaparan pemerintah Indonesia
menawarkan bantuan berupa padi 500.000 ton. Peristiwa tersebut terkenal dengan india rice.
India rice selain untuk memberikan bantuan kepada India yang sedang dilanda kelaparan, juga
merupakan cara dari pemerintah untuk mendapatkan dukungan dari negara lain.
Perjanjian bantuan Indonesia kepada India ditandatangani oleh Perdana Menteri Sjahrir dan K.L.
Punjabi, wakil pemerintah India (18 Mei 1946) Kesepakatan ini sebenarnya ialah barter antara
Indonesia dengan India. Hal ini terbukti dari dikirimkannya obat-obatan ke Indonesia oleh India
untuk membalas bantuan Indonesia.Hal ini juga dimaksudkan untuk menembus blokade yang
dilakukan Belanda terhadap Indonesia.
Penyerahan padi ini dilakukan pada tanggal 20 Agustus 1946 d Probolinggo Jawa Timur, yang
kemudian diangkut ke India dengan kapal laut yang disediakan oleh pemerintah India
sendiri.Diplomasi beras in sebenarnya ditentang oleh Belanda, karena gaung yang ditimbulkan
menyebabkan Indonesia semakin mendapat simpati dari negara lain.
Ketika Jenderal Spoor melakukan Agresi Belanda ke-II tanggal 19 Desember 1948, India
merupakan salah satu negara yang mengkutuk tindakan Belanda tersebut. Reaksi keras itu
diwujudkan dalam penyelenggaraan Konferensi Asia di New Delhi atas prakarsa Perdana
Menteri India, Pandit Jawaharlal Nehru dan Perdana Menteri Birma U Aung San. Konferensi ini
dihadiri oleh negara-negara asia, seperti: Pakistan, Afganistan, Sri Lanka,Nepal, Libanon, Siria,
dan Irak. Delegasi Afrika berasal dari Mesir dan Ethiopia.Konferensi ini juga dihadiri utusan dari
Australia, sedang Indonesia dalam ini diwakili oleh Dr. Sudarsono.
Konferensi Asia di New Delhi ini dilaksanakan selama empat hari, mulai dari tanggal 20 sampai
dengan tanggal 25 Januari 1949. Resolusi yang dihasilkan mengenai masalah Indonesia adalah
sebagai berikut:
a. Inisiatif partai komunis Australia (ACP) dan pimpinan komunis dari serikat buruh
perairan Australia pada 20 September 1945 diseluruh pelabuhan Australia melarang
pemuatan atas semua kapal belanda yang mau ke Indonesia.
b. Tanggal 26 September 1945 Dewan Federasi memutuskan pemogokan menyeluruh
terhadap semua kapal Belanda di Australia.
c. Tanggal 28 September 1945 pekerja pelabuhan di Sydney menggelar aksi unjuk rasa
di depan kantor kapal Belanda dan kantor diplomatik Belanda dan memasang
sepanduk berisi desakan agar Belanda meninggalkan Indonesia (Hands off Indonesia)
d. Oktober 1945 Australia memfasilitasi kembalinya lebih dari 1400 para tawanan
perang Belanda asal Indonesia yang ada di Australia ke tanah air menggunakan kapal
kargo dari pelabuhan Sydney
e. 31 Juli 1997 India dan Australia mengajukan masalah Indonesia dan Belanda ke PBB
f. 12 Agustus 1947 Australia behasil meyakinkan PBB bahwa Indonesia punya
kedudukan sederajat dalam persangketaan Indonesia dan Belanda
g. 25 Agustus 1947 Australia menjadi wakil Indonesia dalam KTN
1. Sebab-Sebab Mesir Memberi Pengakuan Kemerdekaan RI
Persamaan Agama
Banyaknya masyarakat Indonesia yang menuntut ilmu di Mesir
Banyaknya masyarakat Indonesia yang bekerja di Mesir
Banyaknya masyarakat Indonesia yang melakukan haji di Arab
2. Sebab-Sebab India Memberi Pengakuan Kemerdekaan RI
a. Persamaan Kebudyaaan (Hindu-Budha)
b. Persamaan nasib (sama-sama dijajah atau sama-sama ingin merdeka)
c. Hubungan dekat antara pemimpin negara (Nehru dan Moh. Hatta) (Feb 1927)
3. Sebab-Sebab Australia Memberi Pengakuan Kemerdekaan RI
Hubungan baik antara Australia dan Indonesia yang dimulai semenjak penjajahan
Jepang di Indonesia
Hubungan ini dimulai ketika dulu banyak para buruh kapal dan perwira kapal dari
Indonesia yang dibawa Belanda ke Australia, para pekerja dari Indonesia ini kemudian
berhubungan kontak dengan Seamen’s Union In Sydney (Asosiasi Pekerja), asosiasi
tersebut terkejut melihat diskriminasi yang terjadi antara buruh kapal dan perwira kapal,
asosiasi tersebut memberi tahu pekerja Indonesia bahwa mereka bekerja di Australia
yang dihormati hak-haknya sebagai pekerja serta memiliki hak untuk protes.
Diskriminasi yang tejadi :
- Buruh kapal bekerja di lingkungan yang jelek dan gaji sangat minim
- Perwira kapal gaji layak seperti orang eropa, kerja di lingkungan yang bagus
Persamaan tujuan yakni sama-sama ingin menyingkirkan atau mengusir Jepang
Memperoleh pengakuan negara merdeka oleh dunia internasional menjadi hal yang
paling utama.Pengertian dari pengakuan sebagai negara baru ditandai bahwa negara
tersebut bagian dari masyarakat internasional.Pengakuan kepada suatu negara baru
dibedakan antara pengakuan de facto dan pengakuan de jure. Pengertian dari pengakuan
de facto adalah pengakuan yang diberikan oleh pemerintah negara lain kepada
pemerintah baru berdasarkan pada fakta bahwa dinegara tersebut telah terbentuk suatu
pemerintah baru tanpa memandang asal-usul bagaimana pemerintahan baru itu terbentuk
atau berkuasa.
Essay
1. Sebutkan diplomat yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dalam forum PBB
Jawab: Agus salim, Sutan sjahrir, Soemitro Djojohadikusumo, L.N. Palar
2. Sebutkan sikap positif Agus salim yang dapat diteladani dalam kehidupan sehari-hari
Jawab: Jiwa kepemimpinan dan memiliki kecakapan dalam memberi jalan keluar terkait
permasalahan bangsa
3. Sebutkan alasan liga Arab memebrikan dukungan kepada Indonesia
Jawab: Ikatan saudara, Ikatan Kekeluargaan, Ikatan Keagamaan
4. Sebutkan perbedaan de facto dan de jure
Jawab: de facto berdasarkan Fakta sedangkan de jure berdasarkan hokum atau hak
sementara
5. Ir. Subianto merupakan ketua panitia pengiriman beras ke India pada tanggal…
Jawab: 27 Mei 1946