Anda di halaman 1dari 24

Tugas Sejarah

Kelompok 6

Anggih P
Devi W
Devie Intan I
Esty Yuni P
Dini Puji E
Fitria P
Powerpoint Templates
Page 2
AKULTURASI BUDAYA HINDU-
BUDHA-ISLAM di INDONESIA
AKULTURASI BUDAYA HINDU-BUDHA-ISLAM
di INDONESIA
PERKEMBANGAN TRADISI HINDU-BUDHA DI
INDONESIA

Fakta tentang Proses Interaksi Masyarakat


Indonesia sebagai daerah yang dilalui jalur
perdagangan memungkinkan bagi para pedagang
India untuk sungguh tinggal di kota pelabuhan-
pelabuhan di Indonesia guna menunggu musim
yang baik. Mereka pun melakukan interaksi
dengan penduduk setempat di luar hubungan
dagang. Masuknya pengaruh budaya dan agama
Hindu-Budha di Indonesia dapat dibedakan atas 3
periode sebagai berikut :
1.Periode Awal (Abad V-XI M)
Pada periode ini, unsur Hindu-Budha lebih kuat dan lebih
terasa serta menonjol sedang unsur/ ciri-ciri
kebudayaan Indonesia terdesak. Terlihat dengan banyak
ditemukannya patung-patung dewa Brahma, Wisnu, Siwa,
dan Budha di kerajaan-kerajaan seperti Kutai,
Tarumanegara dan Mataram Kuno.
2. Periode Tengah (Abad XI-XVI M)

Pada periode ini unsur Hindu-Budha dan Indonesia


berimbang. Hal tersebut disebabkan karena unsur Hindu-
Budha melemah sedangkan unsur Indonesia kembali
menonjol sehingga keberadaan ini menyebabkan munculnya
sinkretisme (perpaduan dua atau lebih aliran). Hal ini
terlihat pada peninggalan zaman kerajaaan Jawa Timur
seperti Singasari, Kediri, dan Majapahit. Di Jawa Timur
lahir aliran Tantrayana yaitu suatu aliran religi yang
merupakan sinkretisme antara kepercayaan Indonesia asli
dengan agama Hindu-Budha.
Raja bukan sekedar pemimpin tetapi merupakan keturunan
para dewa. Candi bukan hanya rumah dewa tetapi juga
makam leluhur.
3. Periode Akhir (Abad XVI-sekarang)

Pada periode ini, unsur Indonesia lebih kuat


dibandingkan dengan periode sebelumnya, sedangkan
unsur Hindu-Budha semakin surut karena
perkembangan politik ekonomi di India. Di Bali kita
dapat melihat bahwa Candi yang menjadi pura tidak
hanya untuk memuja dewa. Roh nenek moyang dalam
bentuk Meru Sang Hyang Widhi Wasa dalam agama
Hindu sebagai manifestasi Ketuhanan Yang Maha Esa.
Upacara Ngaben sebagai objek pariwisata dan sastra
lebih banyak yang berasal dari Bali bukan lagi dari
India.
AKULTURASI
Masuknya budaya Hindu-Budha di Indonesia menyebabkan munculnya
Akulturasi. Akulturasi merupakan perpaduan 2 budaya dimana kedua unsur
kebudayaan bertemu dapat hidup berdampingan dan saling mengisi serta tidak
menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut. Kebudayaan
Hindu-Budha yang masuk di Indonesia tidak diterima begitu saja melainkan
melalui proses pengolahan dan penyesuaian dengan kondisi kehidupan masyarakat
Indonesia tanpa menghilangkan unsur-unsur asli. Hal ini disebabkan karena:

1. Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan


yang cukup tinggi sehingga masuknya kebudayaan asing ke
Indonesia menambah perbendaharaan kebudayaan Indonesia.

2. Kecakapan istimewa yang dimiliki bangsa Indonesia atau local


genius merupakan kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur-
unsur kebudayaan asing dan mengolah unsur-unsur tersebut
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Pengaruh kebudayaan Hindu hanya bersifat
melengkapi kebudayaan yang telah ada di Indonesia.
Perpaduan budaya Hindu-Budha melahirkan
akulturasi yang masih terpelihara sampai sekarang.
Akulturasi tersebut merupakan hasil dari proses
pengolahan kebudayaan asing sesuai dengan
kebudayaan Indonesia. Hasil akulturasi tersebut
tampak pada :

1. Bidang Sosial
Setelah masuknya agama Hindu terjadi perubahan dalam
tatanan sosial masyarakat Indonesia. Hal ini tampak
dengan dikenalnya pembagian masyarakat atas kasta.
2. Ekonomi
Dalam ekonomi tidak begitu besar pengaruhnya
pada masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan
karena masyarakat telah mengenal pelayaran dan
perdagangan jauh sebelum masuknya pengaruh
Hindu-Budha di Indonesia.
3. Sistem Pemerintahan

Sebelum masuknya Hindu-Budha di Indonesia dikenal sistem


pemerintahan oleh kepala suku yang dipilih karena memiliki
kelebihan tertentu jika dibandingkan anggota kelompok
lainnya. Ketika pengaruh Hindu-Budha masuk maka berdiri
Kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang berkuasa
secara turun-temurun. Raja dianggap sebagai keturuanan dari
dewa yang memiliki kekuatan, dihormati, dan dipuja. Sehingga
memperkuat kedudukannya untuk memerintah wilayah
kerajaan secara turun temurun. Serta meninggalkan sistem
pemerintahan kepala suku.
4. Bidang Pendidikan

Masuknya Hindu-Budha juga mempengaruhi


kehidupan masyarakat Indonesia dalam bidang
pendidikan. Sebab sebelumnya masyarakat
Indonesia belum mengenal tulisan. Namun dengan
masuknya Hindu-Budha, sebagian masyarakat
Indonesia mulai mengenal budaya baca dan tulis.
Bukti pengaruh dalam pendidikan di Indonesia yaitu :
Dengan digunakannya bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa
dalam kehidupan sebagian masyarakat Indonesia. Bahasa tersebut
terutama digunakan di kalangan pendeta dan bangsawan kerajaan.
Telah mulai digunakan bahasa Kawi, bahasa Jawa Kuno, dan bahasa
Bali Kuno yang merupakan turunan dari bahasa Sansekerta.
Telah dikenal juga sistem pendidikan berasrama (ashram) dan
didirikan sekolah-sekolah khusus untuk mempelajari agama Hindu-
Budha. Sistem pendidikan tersebut kemudian diadaptasi dan
dikembangkan sebagai sistem pendidikan yang banyak diterapkan di
berbagai kerajaan di Indonesia.
Bukti lain tampak dengan lahirnya banyak karya sastra
bermutu tinggi yang merupakan interpretasi kisah-kisah dalam
budaya Hindu-Budha.

Contoh :
Empu Sedah dan Panuluh dengan karyanya Bharatayudha
Empu Kanwa dengan karyanya Arjuna Wiwaha
Empu Dharmaja dengan karyanya Smaradhana
Empu Prapanca dengan karyanya Negarakertagama
Empu Tantular dengan karyanya Sutasoma.
Pengaruh Hindu Budha nampak pula pada berkembangnya ajaran
budi pekerti berlandaskan ajaran agama Hindu-Budha. Pendidikan tersebut
menekankan kasih sayang, kedamaian dan sikap saling menghargai sesama
manusia mulai dikenal dan diamalkan oleh sebagian masyarakat Indonesia saat
ini.

Para pendeta awalnya datang ke Indonesia untuk memberikan pendidikan


dan pengajaran mengenai agama Hindu kepada rakyat Indonesia. Mereka datang
karena berawal dari hubungan dagang. Para pendeta tersebut kemudian
mendirikan tempat-tempat pendidikan yang dikenal dengan pasraman. Di tempat
inilah rakyat mendapat pengajaran. Karena pendidikan tersebut maka muncul
tokoh-tokoh masyarakat Hindu yang memiliki pengetahuan lebih dan
menghasilkan berbagai karya sastra.

Rakyat Indonesia yang telah memperoleh pendidikan tersebut kemudian


menyebarkan pada yang lainnya. Sebagian dari mereka ada yang pergi ke tempat
asal agama tersebut. Untuk menambah ilmu pengetahuan dan melakukan ziarah.
Sekembalinya dari sana mereka menyebarkan agama menggunakan bahasa sendiri
sehingga dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat asal.

Agama Budha tampak bahwa pada masa dulu telah terdapat guru besar
agama Budha, seperti di Sriwijaya ada Dharmakirti, Sakyakirti, Dharmapala.
Bahkan raja Balaputra dewa mendirikan asrama khusus untuk pendidikan para
pelajar sebelum menuntut ilmu di Benggala (India)
5. Kepercayaan

Sebelum masuk pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia, bangsa


Indonesia mengenal dan memiliki kepercayaan yaitu pemujaan terhadap
roh nenek moyang (animisme dan dinamisme). Masuknya agama Hindu-
Budha mendorong masyarakat Indonesia mulai menganut agama
Hindu-Budha walaupun tidak meninggalkan kepercayaan asli seperti
pemujaan terhadap arwah nenek moyang dan dewa-dewa alam. Telah
terjadi semacam sinkritisme yaitu penyatuaan paham-paham lama
seperti animisme, dinamisme, totemisme dalam keagamaan Hindu-
Budha.

Contoh :
Di Jawa Timur berkembang aliran Tantrayana seperti yang dilakukan
Kertanegara dari Singasari yang merupakan penjelmaaan Siwa.
Kepercayaan terhadap roh leluhur masih terwujud dalam upacara
kematian dengan mengandakan kenduri 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1
tahun, 2 tahun dan 1000 hari dan lain-lain.
6. Seni dan Budaya
Pengaruh kesenian India terhadap kesenian Indonesia terlihat jelas pada bidang-bidang
dibawah ini:

Seni Bangunan

Seni bangunan tampak pada bangunan candi sebagai wujud percampuran antara seni asli
bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi merupakan bentuk
perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan India. Candi merupakan hasil
bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan punden berundak-undak yang mendapat
pengaruh Hindu Budha. Contohnya candi Borobudur. Pada
candi disertai pula berbagai macam benda yang ikut dikubur yang disebut bekal kubur
sehingga candi juga berfungsi sebagai makam bukan
semata-mata sebagai rumah dewa. Sedangkan
candi Budha, hanya jadi tempat pemujaan dewa tidak terdapat peti pripih dan
abu jenazah ditanam di sekitar candi dalam bangunan stupa.
Seni Rupa

Seni rupa tampak berupa patung dan relief.


Patung dapat kita lihat pada penemuan patung Budha berlanggam Gandara di Bangun
Kutai. Serta patung Budha berlanggam Amarawati di Sikending (Sulawesi Selatan). Selain
patung terdapat pula relief-relief pada dinding candi seperti pada Candi Borobudur
ditemukan relief cerita sang Budha serta suasana alam Indonesia.

Seni Sastra dan Aksara

Periode awal di Jawa Tengah pengaruh sastra Hindu cukup kuat.


Periode tengah bangsa Indonesia mulai melakukan penyaduran atas karya India.
Contohnya: Kitab Bharatayudha merupakan gubahan Mahabarata oleh Mpu Sedah dan
Panuluh. Isi ceritanya tentang peperangan selama 18 hari antara Pandawa melawan Kurawa.
Para ahli berpendapat bahwa isi sebenarnya merupakan perebutan kekuasaan dalam
keluarga raja-raja Kediri.
Prasasti-prasasti yang ada ditulis dalam bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Bahasa
Sansekerta banyak digunakan pada kitab-kitab kuno/Sastra India. Mengalami akulturasi
dengan bahasa Jawa melahirkan bahasa Jawa Kuno dengan aksara Pallawa yang
dimodifikasi sesuai dengan pengertian dan selera Jawa sehingga menjadi aksara Jawa Kuno
dan Bali Kuno. Perkembangannya menjadi aksara Jawa sekarang serta aksara Bali. Di
kerajaan Sriwijaya huruf Pallawa berkembang menjadi huruf Nagari.
7. Bidang Teknologi
Masyarakat Indonesia dari sebelum masuknya agama Hindu-Budha sebenarnya sudah
memiliki budaya yang cukup tinggi. Dengan masuknya pengaruh budaya Hindu-Budha
di Indonesia semakin mempertinggi teknologi yang sudah dimiliki bangsa Indonesia
sebelumnya. Pengaruh Hindu-Budha terhadap perkembangan teknologi masyarakat
Indonesia terlihat dalam bidang kemaritiman, bangunan dan pertanian.

Perkembangan kemaritiman terlihat dengan semakin banyaknya kota-kota pelabuhan,


ekspedisi pelayaran dan perdagangan antar negara. Selain itu, bangsa Indonesia yang
awalnya baru dapat membuat sampan sebagai alat transportasi kemudian mulai dapat
membuat perahu bercadik.

Perpaduan antara pengetahuan dan teknologi dari India dengan Indonesia terlihat pula
pada pembuatan dan pendirian bangunan candi baik candi dari agama Hindu maupun Budha.

Bangunan candi merupakan hasil karya ahli-ahli bangunan agama Hindu-Budha yang
memiliki nilai budaya yang sangat tinggi. Selain itu terlihat dalam penulisan prasasti-
prasastri pada batu-batu besar yang membutuhkan keahlian, pengetahuan, dan teknik
penulisan yang tinggi. Pengetahuan dan perkenalan teknologi yang tinggi dilakukan secara
turun-temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Dalam bidang pertanian, tampak dengan adanya pengelolaan sistem


irigasi yang baik mulai diperkenalkan dan berkembang pada zaman
masuknya Hindu-Budha di Indonesia. Tampak pada relief candi yang
menggambarkan teknologi irigasi pada zaman Majapahit.
8. Sistem Kalender

Diadopsi dari sistem kalender/penanggalan India. Hal ini terlihat dengan adanya :
Penggunaan tahun Saka di Indonesia. Tercipta kalender dengan sebutan tahun Saka yang
dimulai tahun 78 M (merupakan tahun Matahari, tahun Samsiah) pada waktu raja Kanishka I
dinobatkan jumlah hari dalam 1 tahun ada 365 hari. Oleh orang Bali, tahun Saka tidak
didasarkan pada sistem Surya Pramana tetapi sistem Chandra Pramana (tahun Bulan, tahun
Kamariah) dalam 1 tahun ada 354 hari. Musim panas jatuh pada hari yang sama dalam bulan
Maret dimana matahari, bumi, bulan ada pada garis lurus. Hari tersebut dirayakan sebagai Hari
Raya Nyepi.
Ditemukan Candrasangkala/ Kronogram ada dalam rangka memperingati peristiwa dengan
tahun/ kalender saka. Candrasangkala adalah angka huruf berupa susunan kalimat/ gambaran
kata. Bila berupa gambar harus diartikan dalam bentuk kalimat.

Seni Ukir

Seni Ukir Islam disebut Kaligrafi, yang dapat dipahatkan pada kayu.
Contoh :
Kaligrafi/ukiran yang dipahatkan pada dinding depan Masjid
Mantingan, Jepara

Di Masjid Cirebon terdapat pahatan berbentuk harimau

Pahatan berupa gambar tersebut disebut Arabesk


SENI SASTRA

Tampak pada karya sastra di Selat Malaka dan Pulau Jawa.


Karya sastra yang berkembang:

1. Suluk,yaitu karya sastra yang berisi ajaran-ajaran tasawuf.


Contoh : Suluk Sukrasa, Suluk Wujil

2. Hikayat, yaitu dongeng atau cerita rakyat yang sudah ada


sebeluym masuknya Islam.

Contoh: Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Panji Semirang

3. Babad, yaitu kisah sejarah yang terkadang memuat silsilah para


raja suatu kerajaan Islam

Contoh: Babad tanah Jawi, Babd Cirebon, Babad Ranggalawe


Digunakan aturan-aturan Islam
dalam pemerintahan kerajaan-
kerajaan Islam di Indonesia.
Terbukti dengan adanya :

Raja Mataram Islam awalnya


bergelar Sunan/Susuhunan,
artinya dijunjung

Raja akan diberi Gelar Sultan


jika telah diangkat atas
persetujuan khalifah yang
memerintah di Timur Tengah

Terdapat gelar lain yaitu


Panembahan, Maulana.
SOSIAL

v Mulai dikenal sistem demokrasi

v Tidak mengenal adanya sistem kasta

v Tidak mengenal perbedaan


gologan dalam
masyarakat
FILSAFAT

Setelah Islam lahir berkembanglah Ilmu filsafat yang berfungsi untuk mendukung
pendalaman agama Islam.

Abad 8 M, lahir dasar-dasar Ilmu Fikih

Fikih, merupakan ilmu yang mempelajari hukum dan peraturan yang mengatur hak
dan kewajiban umat Islam terhadap Tuhan dan sesama manusia.

Dengan Fikih diharapkan umat Islam dapat hidup sesuai dengan kaidah Islam.

Abad ke-10 M, lahir dasar-dasar Ilmu Qalam dan Tasawuf

Qalam, merupakan ajaran pokok Islam tentang keesaan Tuhan, Ilmu teologi/Ilmu
ketuhanan/ Ilmu Tauhid.

Asal mula lahirnya tasawuf karena pencarian Allah karena kecintaan dan kerinduan
pada Allah.

Tasawuf kemudian berkembang menjadi aliran kepercayaan.


Sekian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai