PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada yg mengatakan bahwa Bangsa yg Hebat Adalah Bangsa yg Selalu
Mengingat Sejarahnya. Suatu bangsa pasti memiliki cerita - cerita sejarah di masa
lampau, terlebih dengan negara - negara jajahan. Contoh saja dengan Indonesia,
banyak sekali sejarah - sejarah dimasala lampau yg kebanyakan diisi dengan Sejarah
yg Menyedihkan. Bagaimana tidak, kita pernah dijajah oleh negara - negara besar
waktu itu dan peristiwa penjajahan itu tidak berlangsung dengan waktu yg sebentar.
Bahkan Bangsa Indonesia memiliki banyak sejarah yg disebabkan oleh konflik -
konflik internal dibangsanya sendiri. Terjadinya konflik internal ini sebenarnya tidak
lepas dari rasa ketidakpuasan terhadap pemerintah. Tentusa saja, konflik - konflik ini
sangat membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indoneisia. Apakah kalian
tau apa saja konflik - konflik yg terjadi di Indonesia khususnya pada tahun 1945 -
1965 ??
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Peristiwa Madiun (Muso) 1948
2. Bagaimana Peristiwa APRA di Bandung 1950
3. Bagaimana Peristiwa Andi Aziz di Ujung Pandang 1950
4. Bagaimana Peristiwa RMS di Maluku 1950
5. Bagaimana Pemberontakan DI/TII (Kartosoewiryo)
6. Bagaimana Pemberontakan PERMESTA di Sulawesi
7. Bagaimana Gerakan DI/TII Daud Bureuh
8. Bagaimana Gerakan G30s/PKI
C. Tujuan
1. Mengetahui Bagaimana Peristiwa Madiun (Muso) 1948
2. Mengetahui Bagaimana Peristiwa APRA di Bandung 1950
3. Mengetahui Bagaimana Peristiwa Andi Aziz di Ujung Pandang 1950
4. Mengetahui Bagaimana Peristiwa RMS di Maluku 1950
5. Mengetahui Bagaimana Pemberontakan DI/TII (Kartosoewiryo)
6. Mengetahui Bagaimana Pemberontakan PERMESTA di Sulawesi
7. Mengetahui Bagaimana Gerakan DI/TII Daud Bureuh
8. Mengetahui Bagaimana Gerakan G30s/PKI
BAB II
PEMBAHASAN
Pemberontakan di dalam Negeri terjadi karena dipicu oleh beberapa masalah
berikut : (1) Keinginan untuk mendirikan Negara sendiri yang lepas dari RI, (2)
Mempertahankan Negara agar tetap berbentuk Negara Federal, (3) Keengganan APRIS
di Negara Bagian, bergabung dengan TNI dan menolak kebijakan pemerintahan Hatta
untuk melakukan Reorganisasi dan Rasionalisasi dalam tubuh militer yang
menekankan profesionalisme. Berikut ini diuraikan satu persatu tentang
pemberontakan yang membahayakan integrasi bangsa dari Indonesia merdeka tahun
1945-1965.
H. Gerakan G30s/PKI
Gerakan 30 September atau yang sering disingkat G 30 S PKI, G-30S/PKI,
Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober)
adalah sebuah peristiwa yang terjadi pada tanggal 30 September 1965 di
mana enam pejabat tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya
dibunuh dalam suatu usaha pemberontakan yang disebut sebagai usaha
Kudeta yang dituduhkan kepada anggota Partai Komunis Indonesia.
Latarbelakang
PKI merupakan partai komunis yang terbesar di seluruh dunia, di luar
Tiongkok dan Uni Soviet. Anggotanya berjumlah sekitar 3,5 juta, ditambah
3 juta dari pergerakan pemudanya. PKI juga mengontrol pergerakan serikat
buruh yang mempunyai 3,5 juta anggota dan pergerakan petani Barisan
Tani Indonesia yang mempunyai 9 juta anggota. Termasuk pergerakan
wanita (Gerwani), organisasi penulis dan artis dan pergerakan sarjananya,
PKI mempunyai lebih dari 20 juta anggota dan pendukung. juga mengontrol
pergerakan serikat buruh yang mempunyai 3,5 juta anggota dan
pergerakan petani Barisan Tani Indonesia yang mempunyai 9 juta anggota.
Termasuk pergerakan wanita (Gerwani), organisasi penulis dan artis dan
pergerakan sarjananya, PKI mempunyai lebih dari 20 juta anggota dan
pendukung.
Pada bulan Juli 1959 parlemen dibubarkan dan Sukarno menetapkan
konstitusi di bawah dekrit presiden - sekali lagi dengan dukungan penuh
dari PKI. Ia memperkuat tangan angkatan bersenjata dengan mengangkat
para jendral militer ke posisi-posisi yang penting. Sukarno menjalankan
sistem "Demokrasi Terpimpin". PKI menyambut "Demokrasi Terpimpin"
Sukarno dengan hangat dan anggapan bahwa dia mempunyai mandat untuk
persekutuan Konsepsi yaitu antara Nasionalis, Agama dan Komunis yang
dinamakan NASAKOM.
Pada era "Demokrasi Terpimpin", kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan
kaum burjuis nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan independen
kaum buruh dan petani, gagal memecahkan masalah-masalah politis dan
ekonomi yang mendesak. Pendapatan ekspor menurun, foreign reserves
menurun, inflasi terus menaik dan korupsi birokrat dan militer menjadi
wabah.
Sumur Lubang Buaya
Pada 30 September 1965, enam jenderal senior dan beberapa orang lainnya
dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana
(Cakrabirawa) yang loyal kepada PKI dan pada saat itu dipimpin oleh
Letkol. Untung. Panglima Komando Strategi Angkatan Darat saat itu, Mayjen
Soeharto kemudian mengadakan penumpasan terhadap gerakan tersebut.
Korban
Keenam pejabat tinggi yang dibunuh tersebut adalah:
Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala
Staf Komando Operasi Tertinggi)
Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang
Administrasi)
Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima
AD bidang Perencanaan dan Pembinaan)
Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD
bidang Intelijen)
Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD
bidang Logistik)
Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur
Jenderal Angkatan Darat)
Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang menjadi sasaran utama,
selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade
Irma Suryani Nasution dan ajudan beliau, Lettu CZI Pierre Andreas
Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.
Pasca kejadian
Pada tanggal 1 Oktober 1965 Sukarno dan sekretaris jendral PKI Aidit
menanggapi pembentukan Dewan Revolusioner oleh para
"pemberontak" dengan berpindah ke Pangkalan Angkatan Udara Halim
di Jakarta untuk mencari perlindungan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kondisi NKRI secara nyata harus diakui oleh setiap warganegara biladitinjau
dari kondisi geografi, demografi, dan kondisi sosial yang ada akanterlihat bahwa
pluralitas, suku, agama, ras dan antar golongan dijadikanpangkal penyebab konflik
atau kekerasan massal, tidak bisa diterima begitusaja.
Pendapat ini bisa benar untuk sebuah kasus tapi belum tentu benar untukkasus
yang lain. Namun ada kondisi-kondisi struktural dan kultural tertentudalam
masyarakat yang beraneka ragam yang terkadang terjadi akibat darisuatu proses
sejarah atau peninggalan penjajah masa lalu, sehinggamemerlukan penanganan
khusus dengan pendekatan yang arif namun tegaswalaupun aspek hukum, keadilan
dan sosial budaya merupakan faktorberpengaruh dan perlu pemikiran sendiri.
Kepemimpinan (leadership) dari tingkat elit politik nasional
hinggakepemimpinan daerah, sangat menentukan dalam rangka meredam
konflikyang terjadi saat ini. Sedangkan peredaman konflik memerlukan
tingkatprofesionalisme dari seluruh aparat hukum dan instansi terkait secara
terpadudan tidak berpihak pada sebelah pihak.
Sekilas permasalahan tersebuat nampak biasa saja, namun apabila hal initerus
terjadi dan tidak ada usaha dari pemerintah untuk menyelesaikanpersoalan tersebut,
bukan tidak mungkin disintegrasi yang selama ini dikhawatirkan akan terwujud.
Pemerintah harus dapat merumuskan kebijakanyang tegas dan tepat dalam aspek
kehidupan dan pembangunan bangsa, yangmencerminkan keadilan bagi semua pihak,
semua wilayah
B. Saran
Untuk mendukung terciptanya keberhasilan suatu kebijakan dan
strategipertahanan serta upaya-upaya apa yang akan ditempuh, maka
disarankanbeberapa langkah sebagai berikut :
1. Pemerintah perlu mengadakan kajian secara akademik danterus menerus agar
didapatkan suatu rumusan bahwa nasionalismeyang berbasis multi kultural
dapat dijadikan ajaran untuk mengelolasetiap perbedaan agar muncul
pengakuan secara sadar/tanpa paksaandari setiap warga negara atas
kemejemukan dengan segalaperbedaannya.
2. Setiap pemimpin dari tingkat desa sampai dengan tingkattertinggi, dalam
membuat aturan atau kebijakan haruslah dapatmemenuhi keterwakilan semua
elemen masyarakat sebagai warganegara.
3. Setiap warga negara agar memiliki kepatuhan terhadap semua aturan dan
tatanan yang berlaku, kalau perlu diambil sumpah sepertihalnya setiap prajurit
yang akan menjadi anggota TNI dan tata cara penyumpahan diatur dengan
Undang-undang
DAFTAR PUSTAKA
http://iinintanwibowo.blogspot.com/2012/08/pemberontakan-pemberontakan-
tahun-1945.html
http://shshomework.blogspot.com/2013/03/makalah-tentang-ancaman-
disintegrasi.html