Indonesia. Pendirian partai ini merupakan hasil keputusan Sartono sewaktu ia menjabat ketua PNI-
Iama menggantikan Soekarno yang ditangkap pemerintah Belanda tahun 1929. Sartono
membubarkan PNI dan membentuk Partindo. Tujuan pokok Partindo sama dengan PNI-lama, yaitu
mencapai Indonesia merdeka dengan menjalan kan politik non-kooperasi terhadap pemerintahan
Belanda. Tindakan Sartono ini mendapat reaksi keras dari anggota PNI-lama, di antaranya Moh.
Hatta dan Sutan Sjahrir, serta golongan yang tidak menyetujui dengan pembubaran ini. Mereka
membentuk Golongan Merdeka dan menjadi organisasi baru bernama Pendidikan Nasional
Indonesia (PNI-baru). Partindo dan PNI-baru bersaing dalam memperoleh simpati rakyat
Partai Indonesia
Partindo
Pemimpin Sartono
Pendiri Sartono
Didirikan 30 April 1931
Dibubarkan 1937
http://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Indones
ia
PARTINDO
P
tahun 1913 dengan harapan PNI akan bergabung dengan Partindo.Tujuan dari
Partindo adalah untuk mencapai satu Negara Kesatuan Republik Indonesia Merdeka
dan kemerdekaan akan tercapai apabila seluruh rakyat Indonesia bersatu padu.Konsep
sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi yang diusung
Ir.Soekarno diterima sebagai cita-cita dari partai ini.Karateristik perjuangan partai ini
adalah non kooperatif.
Sartono sebagai ketua dari partai ini menolak bergabungnya partindo dengan PPKI yang
disponsori oleh PNI induk dari Partindo.Ir.Soekarno yang menginginkan agar kedua partai ini
bergabung menyerah mendamaikan keduanya sehingga memilih untuk masuk partai ini.
Sejak pembuangan tokoh-tokoh partai ini membuat ruang gerak Partindo makin terbatas,
hingga kongres yang akan dilaksanakan pada 30 Desember 1934 dilarang oleh
pemerintah.Partindo telah berusaha agar mendapatkan sedikit ruang untuk bergerak sehingga
Partindo memutuskan untuk keluar dari PPKI,tapi tenyata ini tidak membuahkan
hasil.Dibuangnya soekarno juga membuat Partindo lebih terpukul yang pada kahirnya bubar
pada 18 November 1936.
Tokoh yang paling berpenganruh dalam Partindo adalah Ir.Soekarno. Ir.Soekarno yang biasa
dengan panggilan akrab Bung Karno lahir di Blitar, Jawa Timur pada tanggal 6 Juni 1901.
Presiden pertama Indonesia ini lahir dari pasangan Raden Soekemi dan Ida Ayu Nyoman
Rai. Beliau adalah seorang orator ulung yang telah diakui kehandalanya hingga ke
mancanegara.
Tokoh proklamator yang sangat anti kolonialisme dan imperialisme inI sejak kecil hanya
beberapa tahun tinggal bersama orang tuannya di Blitar karena saat sekolah dasar beliau
tinggal di Surabaya dan indekos di rumah H Oemar Said Tjokroaminoto (pendiri Sarekat
Islam). Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogre Burger School) dan lulus pada tahun
1920. Setelah lulus beliau melanjutkan ke THS (Technische Hooge School) yang saat ini
bernama ITB (Institut Teknik Bandung) dan lulus pada 25 Mei 1926 dengan gelar "Ir".
Beliau mulai merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional
Indonesia) pada 4 Juli 1927 dengan tujuan kemerdekaan Indonesia. Menyadari hal itu
Belanda pun memasukkannya ke penjara Sukamiskin-Bandung pada 29 Desember 1929.
Setelah dipenjara selama delapan bulan beliau baru disidangkan. Dalam sidang beliau
membuat pembelaan yang berjudul "Indonesia Menggugat" dengan menunjukan
pelanggaran oleh Belanda. Namun Belanda malah membubarkan PNI pada Juli 1930.
Setelah bebas pada tahun1931 Ir Soekarno bergabung dengan PARTINDO dan sekaligus
memimpinnya. Akibatnya beliau kembali di tangkap Belanda dan dibuang ke Ende-Flores
pada tahun 1933 dan empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.
Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang bersama seluruh rakyat Indonesia, Bung
Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang BPUPKI
pada 1 Juni 1945 Ir Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang di sebutnya
Pancasila. Ir Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai presiden Indonesia dalam sidang
PPKI pada 18 Agustus1945.
Pemberontakan G30S/PKI melahirkan krisis politik hebat, namun Bung Karno tidak mau
membubarkan PKI tetapi hanya mengeluarkan surat perintah 11 Maret 1966 kepada Soeharto
untuk mengendalikan situasi, yang dikenal dengan "supersemar". Surat perintah ini oleh
Soeharto digunakan untuk membubarkan PKI. MPR mengokohkan supersemar dan menolak
pertanggung jawaban Soekarno. MPR pun mengangkat Soeharto sebagai presiden karena
telah dianggap berjasa dalam mengendalikan keamanan.
Kesehatannya terus memburuk yang pada hari minggu 21 Juni 1970 ia meninggal dunia di
RSPAD. Ia dimakamkan di Blitar-Jawa timur di dekat makam ibundanya Ida Ayu Nyoman
Rai. Pemerintah menganugerahkan gelar "Pahlawan Revolusi" kepadanya.
Bung karno mempunyai tiga istri yakni Fatmawati, Hartini dan Ratna Sari Dewi seorang
istri turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto. Dari ketiga istrinya Bung Karno di
karuniai delapan orang anak yakni dari Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati,
Rachmawati, Sukmawati dan Guruh; dari Hartini mempunyai anak Taufan dan Bayu;
sedangkan dari Ratna Sari Dewi mempunyai anak Kartika.
Kenapa kita sebagai pemimpin rakyat yang mengetahui sejarah, menjadi zwaarwichtig,
menjadi gentar, pada hal semboyan Indonesia merdeka bukan sekarang saja kita siarkan?
Berpuluh-puluh tahun yang lalu, kita telah menyiarkan semboyan Indonesia merdeka,
bahkan sejak tahun 1932 dengan nyata-nyata kita mempunyai semboyan “INDONESIA
MERDEKA SEKARANG”. Bahkan 3 kali sekarang, yaitu Indonesia Merdeka sekarang,
sekarang, sekarang! (“Indonesia Menggugat” Soekarno)
http://fitrispaceside.blogspot.com/2012/03/partindo.html
Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia Masa Partindo (Partai Indonesia)
Oleh: Inggrid Selviana dan Sri Wahyu Ningsih
Latar Belakang
Partindo merupakan organisasi kelanjutan dari PNI yang didirikan oleh Sartono yang pada saat itu
menjabat sebagai ketua PNI-lama menggantikan Soekarno yang di tangkap pemerintah belanda
tahun 1929. organisasi ini berdiri pada 30 april 1931 dengan harapan PNI akan bergabung dengan
dengan partindo. Tujuan dari partindo adalah untuk mencapai satu Negara kesatuan Republik
Indonesia Merdeka dan kemerdekaan akan tercapai apabila seluruh rakyat Indonesia bersatu padu.
Konsep sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi yang diusung Ir.Soekarno diterima sebagai cita-cita
dari partai ini. Karakteristik perjuangan partai ini adalah non kooperatif. Pada awalnya keputusan
Sartono banyak mendapat kecaman dari anggota PNI-lama serta dari golongan yang tidak
menyetujui pembubaran PNI. Namu sartono terus bejuang untuk memajukan organisasi partindo ini.
Partindo salah satu organisasi yang banyak diminati pada masanya, hal ini di karenakan adanya
Soekarno dalam organisasi ini yang memiliki daya tarik tersendiri di mata masyarakat. Awalnya
setelah Soekarno di bebaskan dari penjara suka miskin tahun 1932, ia bertekad menyatukan kembali
PNI-baru dengan partindo, tetapi usahanya mengalami kegagalan, sehingga ia akhirnya memutuskan
untuk memilih partindo karena organisasi tersebut lebih sesuai dengan pribadinya dan menawarkan
kebebasan untuk mengembangkan kemampuan agitasinya. Dia mengumumkan keputusannya
tersebut pada tanggal 1 agustus 1932.
Setelah Ir.Soekarno bergabung dalam partai ini membuat partindo perkembangan meningkat pesat.
Ir.Soekarno yang menjabat sebagai kepala cabang Bandung melakukan aksi-aksi yang memukau
rakyat Indonesia. Dengan pidato-pidatonya yang menyihir membuat propaganda-propaganda
partindo tersalurkan dan memikat rakyat Indonesia untuk masuk kedalam partai ini. Terbukti dengan
jumlah keanggotaan yang meningkat dari 226 pada bulan agustus 1932 menjadi 3762 pada tahun
1933.
Pada kongres partindo juli 1933 Ir.Soekarno menjelaskan konsep marhaenisme kepada yang
menentang analisa kelas dari PNI pendidikan dan lebih menyukai pejuangan membela rakyat kecil.
Pada kongres ini juga Ir.Soekarno sukses menyampaikan konsep sosio-nasionalisme dan sosio-
demokratisnya. Kongres-kongres yang selalu dipenuhi peminat ini membuat pemerintah melakukan
wanti-wanti dengan melarang pegawai negeri untuk ikut bergabung dengan partai ini dan puncak
aksi pengawasan pemerintah ini dengan dibuangnya tokoh yang sangat berpengaruh terhadap
perkembangan partai ini yaitu Ir.Soekarno ke Ende, Flores.
Untuk mencapai Indonesia merdeka yang mandiri tanpa campur tangan Negara penjajah.
Kegiatan Partindo
Kemunduran Partindo
Pada tanggal 18 november 1939 Sartono membubarkan partindo meski tanpa dukungan penuh dari
anggotanya.
Partindo dibubarkan pada tahun 1939 oleh sartono tanpa ada dukungan penuh oleh anggotanya,
mereka menganggap sartono membubarkan partindo tanpa ada alas an yang jelas. Namun menurut
sartono ada beberapa penyebab yang mengharuskan partindo untuk dibubarkan yaitu:
PPKI melarang partindo untuk mengadakan rapat yang kemudian menyebabkan partindo keluar dari
PPKI.
Tokoh-Tokoh Partindo
Ir.Soekarno.
Sartono.
Anwari.
S. K. Trimurti.
Assaat.
Wikana.
Suwiryo.
Partindo merupakan organisasi kelanjutan dari PNI yang didirikan oleh Sartono yang pada saat itu
menjabat sebagai ketua PNI-lama menggantikan Soekarno yang di tangkap pemerintah belanda
tahun 1929. organisasi ini berdiri pada 30 april 1931 dengan harapan PNI akan bergabung dengan
dengan partindo. Tujuan dari partindo adalah untuk mencapai satu Negara kesatuan Republik
Indonesia Merdeka dan kemerdekaan akan tercapai apabila seluruh rakyat Indonesia bersatu padu.
Konsep sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi yang diusung Ir.Soekarno diterima sebagai cita-cita
dari partai ini.
Untuk mencapai Indonesia merdeka yang mandiri tanpa campur tangan Negara penjajah.
Partindo dibubarkan pada tahun 1939 oleh sartono tanpa ada dukungan penuh oleh anggotanya,
mereka menganggap sartono membubarkan partindo tanpa ada alas an yang jelas. Namun menurut
sartono ada beberapa penyebab yang mengharuskan partindo untuk dibubarkan yaitu:
PPKI melarang partindo untuk mengadakan rapat yang kemudian menyebabkan partindo keluar dari
PPKI.
Kegiatan-kegiatan organisasi bersifat Radikal yang menyebabkan pemerintah melakukan
pengawasan yang cukup ketat.
Daftar Pustaka
Suhartono.1994. Sejarah Pergerakan Nasional Dari Budi Utomo sampai proklamasi 1908-
http://chaerolriezal.blogspot.com/2013/06/sejarah-pergerakan-nasional-indonesia.html
mengambil alih pimpinan pusat PNI. Pada tanggal 9 Januari 1930 Sartono dan Anwari mengeluarkan
perintah kepada pengurus-pengurus cabang dan para anggotanya agar menghentikan semua
kegiatan politik dan membatasi kegiatan pada bidang sosial dan ekonomi (Sartono Kartodirjo, 1975:
374).
Setelah perintah dari pusat dikeluarkan, semua kegiatan PNI di vakumkan dan tidak terlalu
banyak gerak-gerik seperti sebelumnya. Hal ini dilakukan sampai putusan dari Landraad. Selama
kurang lebih setahun partai yang kehilangan nyawa ini menanti apa yang harus dilakukannya.
Setelah putusan Landraad baru mereka bisa menentukan langkah awal tentang apa yang akan
dilakukan selanjutnya. Setelah putusan tersebut dikeluarkan, maka mereka melakukan kongres di
Yogyakarta. Setelah itu mereka juga menanti putusan dari Raad van justtitie yang menetukan nasib
Sesudah keluar putusan dari Raad van justtitie, dengan mandat yang diterima Pengurus
Besar itu, pada tabgga 25 April 1931 (seminggu setelah keluar putusan dari Raad van justtitie) atas
putusan kongres luar biasa dinyatakan pembubaran PNI dengan alasan karena keadaan memaksa
(Sartono Kartodirjo,1975:374).
Putusan itu dikeluarkan untuk menghentikan semua gerak-gerik dari PNI yang dikhawatirkan
oleh permerintah kolonial Belanda. Dengan itu, maka pemerintah menganggap telah membasmi
pemberontak bagi mereka. Tetapi berbeda dengan para golongan yang setuju pembubaran PNI,
mereka kemudian segera membentuk partai baru empat hari setelah pembubaran PNI, yakni pada
tanggal 29 April 1931 di Jakarta. Partai baru tersebut bernama Partai Indonesia atau disingkat
Partindo. PNI dan Partindo itu sama, hanya saja namanya yang diubah. Hal ini dikarenakan agar
pemerintah tidak menyulitkan Partindo dan membubarkan Partindo seperti yang dilakukan
dinyatakan bahwa Partindo berdiri diatas dasar nasionalisme Indonesia, Self help, dan tujuannya
Pendiri dari Partindo ini sendiri adalah Mr. Sartono dan Ir. Anwari, mereka adalah dari
golongan yang setuju dengan pembubaran PNI dan mereka mengambil alih pimpinan pusat PNI.
Gelongan yang kedua yang menolak pembubaran PNI adalah Moh. Hatta, Sutan Sahrir dkk yang
disebut dengan “Golongan Merdeka”. Mereka juga membuat organisasi baru tersendiri yang
bernama Pendidikan Nasional Indonesia atau disingkat PNI-Baru pada akhir bulan Desember 1931 di
Yogyakarta.
Antara Partindo dan PNI-Baru itu sebenarnya tidak ada perbedaan. Asas dasar mereka tidak
jauh berbeda, kemudian tujuannya pun sama, yaitu kemerdekaan Indonesia. Perbedaan diantara
kedua organisasi ini hanya terletak pada strategi perjuangannya saja. Partindo menggunakan aksi
massa sebagai senjata yang tepat untuk menuju kemerdekaan, sedangkan PNI-Baru lebih kepada
Setelah Partindo dan PNI-Baru mengalami kesulitan dalam perjalannya yang dikarenakan
peraturan-peraturan yang dibuat oleh permerintah kolonial Belanda yang ingin menghentikan
mereka, maka terdengarlah isu untuk membubarkan Partindo dan PNI-Baru. Dan akhirnya pada
tanggal 18 November 1936, Partindo dibubarkan, sedangkan PNI-Baru lumpuh dan tidak melakukan
apa-apa lagi.
Dalam keadaan yang demikian, Sanusi Pane, pemimpin surat kabar Kebangoenan, pada awal
tahun 1937 mengumumkan pandanganya tentang sikap yang sebaiknya ditempuh oleh bekas
anggota Partindo khususnya dan non-kooperator umumnya. Dengan terus terang ia menyalahkan
sikap yang diambil oleh Partindo yang dipandangnya terlalu agresif. Diharapkan agar dalam suasana
yang sudah berubah orang juga mau mengubah sikapnya terhadap pemerintah. orang harus
berusaha mengadakan hubungan yang baik dengan pemerintah dan hendaknya didirikan partai baru
yang membawa rakyat banyak bergerak dalam usaha-usaha yang konstruktif (Sartono Kartodirjo,
1975:378).
Dan akhirnya didirikan partai baru, partai sayap kiri yang bersifat kooperatif dengan pemerintah
yang bernama Gerakan Rakyat Indonesia atau Gerindo pada 23 Mei 1937 di Jakarta.
http://mediabacaan.blogspot.com/2013/08/pembentukan-partindo-dan-gerindo.html