Anda di halaman 1dari 2

Transisi Orde Lama ke Orde Baru

Terjadinya G 30 S PKI menimbulkan krisis politik , ekonomi dan sosial yang parah.
Pembunuhan beberapa Jendral TNI AD telah menguatkan posisi TNI untuk mengambil alih
kekuasaan. Mereka yang anti PKI balik menekan dan membunuh orang-orang PKI. Harga
barang-barang naik dan langka dipasar. Permusuhan dimasyarakat antar masyarakat makin
menjalar kemana-mana. Kondisi ini yang mendorong Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia
(KAMI) dan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) melakukan demonstrasi dan
mengajukan TRITURA ke pemerintahan Soekarno. Pemerintahan Soekarno lamban
merespon demo ini, sehingga jumlah pendemo bertambah banyak dan mendapat dukungan
rakyat bahkan tentara. Soekarno membalas dengan melakukan perombakan cabinet menjadi
cabinet 100 mentri, yang didalamnya masih melibatkan orang-orang PKI, sehingga
ketidakpuasan dan ketidakpercayaan terhadap pemerintahan Soekarno makin kuat.
Buntutnya berupa pencegahan para mentri yang akan rapat cabinet diistana Negara.
Masalah setelah G 30 S PKI :
1 Krisis kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Soekarno
2 Krisis politik akibat lambannya penyelesaian masalah G 30 S PKI
3 Inflasi mencapai 650% dan barang-barang langka
4 Banyaknya aksi balas dendam terhadap orang-orang PKI
5 Saling curiga didalam masyarakat
Demo KAMI dan KAPPI mengajukan Tritura, yaitu :
1 Bubarkan PKI dan Ormas-ormasnya
2 Bersihkan Kabinet Dwikora
3 Turunkan harga-harga barang
Tuntutan rakyat dijawab Soekarno dengan melakukan perombakan Kabinet dan
membentuk cabinet 100 Mentri. Rakyat menilai pembentukan kebinet ini tidak
menyelesaikan masalah, karena didalam cabinet itu masih ada orang-orang simpatisan PKI.
Sebagai jawaban atas pembentukan cabinet 100 mentri , Mahasiswa menggalang
demonstrasi besar-besaran. Massa mahasiswa didukung masyarakat luas mulai mendekati
istana. Mereka menyatukan diri kedalam Front Pancasila. Para Mentri yang akan menghadiri
sidang cabinet 100 mentri dicegah massa demonstran . Muncul pasukan tanpa seragam
pimpinan Brigjen Kemal Idris. Pasukan pengawal Presiden, Brigjen Sobur , melihat sebagai
situasi yang tidak aman bagi keamanan Presiden Soekarno, maka diambil tindakan,
memindahkan Presiden Soekarno ke Istana Bogor.
Pindahnya Presiden Soekarno ke Bogor dan demonstrasi yang kian meluas, membuat
Brigjen Soeharto sebagai wapangab(panglima) mengirim Brigjen Basuki Rahmat, Brigjen M
Yusup, Brigjen Amir Mahmud ke Presiden Soekarno untuk membicarakan pemulihan
keadaan. Sebagai hasil komprominya, dari Istana Bogor keluar Surat Perintah 11 maret yang
meminta dan menugaskan agar Brigjen Soeharto memulihkan keadaan dan menjaga wibawa
pemerintah. Keluarnya surat perintah 11 maret ini menandai awal berdirinya rezim Orde
Baru.
Manajemen Soeharto mengatasi masalah pasca G 30 S/PKI :
1 Membubarkan PKI dan Ormas-ormasnya
2 Membersihkan Kabinet Dwikora dari orang-orang PKI
3 Menghancurkan kekuatan PKI diberbagai daerah
4 Melarang peredaran dan penyebarluasan ajaran komunisme .
5 Memulihkan ekonomi, kondisi politik dan kondisi sosial .
6 Menyederhanakan jumlah partai politik menjadi 3 partai
7 Mewajibkan semua partai dan ormas berasas tunggal Pancasila
8 Menerapkan sistem Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA)

Kondisi ini memunculkan Soeharto sebagai figure baru dalam krisis kepemimpinan
dengan tengah merosotnya figure – figure lama yang telah aktif berpolitik sejak jaman
pergerakan, jaman Jepang hingga era Orde lama. Tanda transisi dari Soekarno ke Soeharto :
1 Munculnya Tritura dari Mahasiswa dan Rakyat
2 Dibentunya Kabinet 100 mentri
3 Demo mahasiswa dan rakyat menentang kabinet 100 mentri
4 Soekarno di pindahkan ke istana Bogor
5 Brigjend Basuki Rahmat, Brigjen M Yusup, Brigjend Amir Mahmud melobi
Soekarno dan keluarlah Supersemar dilaksanakan Letjen Soeharto dalam bentuk
penghancuran dan penangkapan orang-orang PKI berjalan dengan baik.
6 Untuk menjamin proses transisi kepemimpinan berjalan konstitusional MPRS
mengadakan sidang istimewa tanggal 20 Februari 1967 dan mengeluarkan TAP
MPRS XXXIII/MPRS/1967 memutuskan mengangkat Soeharto untuk menduduki
jabatan Pejabat Presiden , dan mencabut kekuasaan Presiden Soekarno.

Anda mungkin juga menyukai