Di bawah bulan malam ini, tiada setitik Orientasi Bagian ini berisi penjelasan
pun awan di langit. Dan bulan telah terbit mengenai latar waktu dan dan
bersamaan dengan tenggelamnya matari. situasi cerita yang akan
Dengan cepat ia naik dan kaki langit, diceritakan yaitu di Laut Jawa
mengunjungi segala dan semua yang pada abad ke-16 masehi.
tersentuh cahayanya. Juga hutan, juga
laut, juga hewan dan manusia. Langit
jernih, bersih, dan terang. Di atas bumi
Jawa lain lagi keadaannya gelisah, resah,
seakan-akan manusia tak membutuhkan
ketenteraman lagi.
”Allah Dewa Batara!” sahut Sang Patih. Menuju konflik Pada bagian ini terdapat peristiwa
”Itu bukan aturan raja-raja! Itu aturan – peristiwa yang menyebabkan
brandal!” konflik merumit, yaitu
terbunuhnya bupati Jepara,
”Balatentara Tuban tak sempat Jepara yang dikepung balatenara
dikerahkan, Paduka.” Demak, dan dibongkarnya semua
bangunan batu di wilayah kota.
”Bagaimana Bupati Jepara?”
Mula-mula pertikaian berkisar pada Puncak konflik Pada bagian ini, konflik
kelakuan Trenggono yang begitu sampai memuncak saat Sultan tak juga
hati membunuh abangnya sendiri, berupaya menentang Portugis
kemudian diperkuat oleh sikapnya yang yang mulai memasuki Demak,
polos terhadap peristiwa Pakuan. bahkan menghiraukan utusan dari
Mengapa Sultan tak juga menyatakan para musafir yang cemas akan
sikap menentang usaha Portugis yang nasib Demak.
sudah mulai melakukan perdagangan ke
Jawa? Sikap itu semakin ditunggu semakin
tak datang. Para musafir yang sudah tak
dapat menahan hati lagi telah
bermusyawarah dan membentuk utusan
untuk menghadap Sultan. Mereka ditolak
dengan alasan: apa yang terjadi di
Pajajaran tak punya sangkut paut dengan
Demak dan musafir.
Pasar kota dan pasar bandar ramai Koda Pada bagian akhir novel,
kembali seperti sediakala. Lalu lintas laut, penulis memberikan pernyataan
kecuali dengan Atas Angin, pulih kembali. bahwa keadaan kerajaan sudah
Sang Adipati telah menjatuhkan titah: mulai normal dan kapal – kapal
kapal-kapal Tuban mendapat perkenan Tuban dapat berlabuh di Malaka
untuk berlabuh dan berdagang di Malaka maupun Pasai.
ataupun Pasai.