Anda di halaman 1dari 11

Resensi Novel Claires

Identitas Novel:
Judul buku: Claires
Nama Pengarang; Valerie Patkar
Tempat & nama penerbit: Jakarta, Bhuana Ilmu Populer
Tahun & edisi penerbitan: 2018, cetakan keempat
Tebal buku: 380 halaman
Harga buku: Rp. 81.000,-

Gwen Angie Hillary XA3/13


Kepengarangan
Valerie Patricia Karina atau yang lebih dikenal sebagai Valerie Patkar adalah seorang novelis
sampingan yang lahir pada tahun 1995. Penulis yang berusia 24 tahun ini lulus kuliah pada tahun
2018. Ia berjurusan teknik pertambangan. Walau kuliah di jurusan Teknik Pertambangan, gadis ini
memang senang menulis dan menjadikannya hobi. Berawal dari hobi, kini ia telah menelurkan
karya pertama, yaitu Claires.

Setelah Valerie menyelesaikan pendidikannya di jurusan teknik pertambangan, ia sekarang


bekerja sebagai insinyur pertambangan dan pemasar digital. Meskipun semakin sibuk, ia tetap aktif
dalam melanjutkan karirnya sebagai penulis.

Karya pertamanya, Claires dipublikasikan secara online pada 2015 dan mendapatan respons
antusias dari pembaca. Setelah itu, Valerie mendapat tawaran agar karyanya dibukukan. Akhirnya,
Claires dipublikasikan dalam bentuk buku pada tahun 2018. Karya-karya lain Valerie yang tersedia
online juga akan dibukukan.

Selain menulis, Valerie pernah muncul dalam portal berita online, Kumparan.com untuk aktif
melakukan kegiatan sosial dengan mengadakan aksi amal bersama Yayasan Onkolgi Anak
Indonesia dan penderita disabilitas di Indonesia sejak 2014.

Sinopsis
Tentang ada, namun tidak ada
Tentang disini, namun pergi
Tentang sembuh, namun tetap luka
Tentang percaya, namun ditinggalkan

Claire dan Deverra seperti deretan awan di atas langit. Mereka sama dan itu membuat mereka
sempurna. 4 tahun mereka bersama, menjadi pasangan yang sempurna di mata orang-orang. Kisah
cinta ini berawal sejak Kai pergi ke Silverstone dan berlatih selama 6 bulan disana untuk meraih
mimpinya sebagai pembalap. Kai pun meninggalkan sang kekasihnya, Claire yang tidak bisa
menemani Kai dan harus melanjutkan kuliahnya di Bali.

Claire dan Ares seperti rangkaian baris warna pada pelangi. Mereka berbeda dan itu membuat
mereka indah. Awalnya, Ares hanya berniat untuk bermain-main saja dan mengembalikan barang

Gwen Angie Hillary XA3/13


milik Claire yang tertinggal di klub malam dimana mereka pertama kali bertemu. Tahu betapa
sempurnanya hubungan yang dimiliki Claire dan kekasihnya Kai semakin membuat Ares gatal
untuk menguji sesempurna apa hubungan yang mereka punya.

Dalam menjalani hubungan jarak jauhnya dengan Kai, Claire merasa kesepian.Di tengah
kesepiannya, ada Ares Nota yang selalu menemani dan mencoba mengisi hari hari Claire. Claire
merasakan kenyamanan dan menemukan hal baru selama ia bersama dengan Ares. Sesuatu yang
tidak pernah Claire rasakan ketika dirinya sedang bersama Kai.

Semakin hari, Ares semakin yakin dengan perasaannya terhadap Claire. Ia tahu jelas bahwa
Claire adalah milik orang lain yaitu Kai Deverra. Namun, Ares memilih untuk memberanikan diri
dan mengungkapkan perasaannya kepada Claire, berharap bahwa Claire merasakan hal yang sama.

Ingatan dan perasaan Claire terhadap Kai semakin hambar. Hatinya mulai berpaling kepada
Ares. Claire pun menerima perasaan Ares dan mereka mulai berpacaran. Claire merasa bersalah
kepada Kai karena tidak seharusnya ia menjalin hubungan baru ketika ia belum menyelesaikan yang
lama.

Dalam beberapa bulan tanpa komunikasi yang rutin, sahabat Kai, Apollo mengatakan bahwa
Claire berpaling kepada lelaki lain kepada Kai. Ia tidak percaya dengan apa yang sahabatnya
katakan. Ia yakin, bahkan terlalu yakin, bahwa Claire tidak akan selingkuh.

Nyaris setengah tahun berjauhan, raga dan perasaannya, Kai pun memutuskan pulang ke Bali di
tengah-tengah latihannya menuju Grand Prix demi penjelasan Claire. Apakah reaksi Kai setelah
mendengar bahwa perempuan yang ia sayang menghabiskan hari-harinya bersama laki-laki lai?
Marah besar? Tenang? Main kasar? Atau malah menerima?

Kai adalah pria yang dewasa. Dia tidak pernah melarang kekasihnya secara berlebihan. Bahkan,
jika Claire mengatakan dia sedang sibuk, maka Kai akan memakluminya dan berusaha untuk tidak
mengganggu. Satu-satunya kesalahan Kai adalah perihal prioritas. Meski katanya Claire dan Grand
Prix itu sama, kenyataannya dia lebih mementingkan balapan dibanding kekasihnya.

Setelah mendengar penjelasan Claire, mereka pun mencoba untuk menyelesaikan masalah ini
baik-baik. Kai pun menerima bahwa ia harus melepaskan sang kekasih. Claire dan Ares pun
melanjutkan hubungan mereka dan kisah cinta segitiga ini pun berakhir

Gwen Angie Hillary XA3/13


Unsur intrinsik
1. Tema: Cinta yang memberi kebahagiaan
2. Tokoh & watak tokoh
a. Claire Paveitria
i) Tenggang hati
“Dia tidak ingin ikut, dan dia tidak ingin Kai pergi. Namun, rasanya sulit untuk
mengatakan itu karena Claire takut. Takut untuk menjadi penghalang mimpi-mimpi
Kai.”

b. Kai Deverra
i) Romantis
- “Ada seikat bunga mawar putih yang diletakkan dengan sebegitu cantiknya di bagian
tengah kasur. Claire mengambilnya dengan hati-hati takut merusak kecantikan si
bunga. Ada kartu berwarna emas dengan pita putih bertuliskan Dear Beautiful
Claire.”
ii) Pantang menyerah
- “Berisiko. Ungkapan yang sering kali sampai di telinganya setiap kali dia
membicarakan impiannya kepada sang ayah. Berlatar keluarga dokter membuat Kai
seakan tersesat dalam lorong tak berpenghuni. Butuh waktu sewindu untuk
meyakinkan kedua orangtuanya kalau dia tidak akan ditemukan tergeletak di atas
sirkuit untuk kemudia dikubur dan ditaburi bunga.”

c. Ares Nota
i) Jahil
- “Lain kali jangan lupa kasih passcode di hape lo. Siapa tahu ada orang iseng yang
buka-buka isi dalemnya. Kayak gue…” Cengiran Ares membawa Claire pada rasa
terkejut bukan main.

d. Apollo
i) Terus terang
- “Dan mulai sekarang, lo jangan dekat-dekat Claire lagi. Jangan ganggu dia lagi.
Anggap lo gapernah ketemu dia di Eikon dan anggap lo nggak pernah balikin
hapenya yang ketinggalan.” Dengan itu, Apollo meninggalkan Ares.

Gwen Angie Hillary XA3/13


3. Latar
a. Latar tempat
i) Pulau Dewata, Bali
- “Kai memarkirakan Porsche Cayenne-nya di depan gedung bergaya khas Bali.”
ii) Kelab Eikon
- “Tepat pukul 9 malam ketika Ares sampai di Eikon.”
iii) Rumah Claire
- “Claire tiba-tiba menghentikan kalimatnya ketika melihat sesosok pria tinggi sedang
memandangnya di depan rumah.”
iv) Freedom Literature
- “Mau tak mau dia melangkahkan kakinya ke arah pintu masuk Freedom Literature.”

b. Latar waktu:
i) Pagi
- “Pagi itu di Bandara Ngurah Rai, Claire merasa angina sepi mulai berbisik di
telinganya.”
ii) Malam
- “Malam itu, Claire terlelap lebih dulu di pelukan Kai.”

c. Latar suasana
i. i) Sedih
- “Iya, semua orang pantas kecewa sama aku, bisik Claire kepada dirinya sendiri.
Kenapa menjadi bahagia itu sulit?”
ii) Bahagia
- “Kel jadi sekarang kamu punya aku?”
“Sekarang, besok dan seterusnya, Res.”
iii) Hening
- “Bukan maksud Ares sengaja membuat suasana yang biasa dibangunnya menjadi
mati tanpa suara.”

4. Alur
Alur cerita dari novel ini adalah maju.

Gwen Angie Hillary XA3/13


5. Gaya bahasa
Penggunaan bahasa yang digunakan cukup nyaman dibaca, mengandung beberapa majas,
seperti majas personifikasi seperti penggalan kata berikut “Waktu seakan melatih Claire untuk
tumbuh dewasa.”. Penggunaan bahasa baku dan sesuai EYD, memudahkan pembaca memahami
cerita yang disajikan.

6. Amanat
Kita boleh memiliki impian dan mengejarnya tetapi jangan sampai lupa dengan orang-orang
yang ada disekitar kita.

Kelebihan buku
Salah satu kelebihan buku ini yang paling penggunaan kalimat yang begitu ‘hidup’ yang mampu
membuat pembaca hanyut dalam perasaannya ketika membaca halaman demi halaman novel ini
tetapi bahasanya tetap ringan dan mudah untuk diikuti. Alur cerita yang disajikan begitu memukau
dan sulit ditebak, namun tidak berliku-liku. Tokohnya yang sedikit dan sangat ‘berguna’,
memudahkan pembaca mengingat nama dan karakternya.

Kekurangan buku
Kekurangan yang terdapat dalam buku ini adalah klimaks cerita kurang terasa. Masih ada
beberapa kata yang salah diketik dan tata bahasa yang kurang sesuai.

Kesimpulan dan saran


Saya sangat merekomendasikan novel ini untuk para remaja. Kisah cinta yang disuguhkan
bukanlah cerita yang klise dan biasa, tetapi sebuah kisah yang dapat mendewasakan kita dalam hal
sudut pandang mengenai cinta. Apalagi karakter dari masing-masing tokoh sangat kuat, membuat
“Claires” semakin menarik untuk dibaca. Meski ada beberapa typo atau kesalahan lainnya, semua
akan terlupakan begitu saja ketika sudah menikmati alur cerita.

Gwen Angie Hillary XA3/13


Tidak Ada Hari Esok

Rangkaian angka kutatapi


Akankah hari ini membuka pintu baru
Perasaan ingin tahuku tergesa-gesa mencari kunci
Tetapi kecemasan ini melumpuhkan langkahku

Tak ingin lahir penyesalan hari ini


Tak ingin juga ada kata seharusnya di dalam benakku
Hendaklah kupersembahkan kepadamu saat ini
Sekuntum bunga yang telah tersimpan lama di hatiku

Langkahku maju mundur


Kesempatan hanya hadir hari ini
Pengangan erat tanganku mulai luntur
Akankah lebih baik jika kulepaskan perasaan ini

Kupandang taman bunga ini sekali lagi


Indahnya umpama rangkaian baris warna pada pelangi
Kusadari musin semi ini hanya berlangsung sehari
Merapatlah cengkaraman sanubari

Tak ingin mengulur senja menanti datang


Tak kuhiraukan apa yang akan terjadi
Kakiku beranjak dari kediaman
Menuju sang pemilik hati

Isi : romansa
Jumlah baris : kuatren
Puisi diambil dari halaman 28

Gwen Angie Hillary XA3/13


Tinjauan Novel Claire
Idéntitas Novel:
Judul buku: Claires
Ngaran Pangarang; Valerie Patkar
Ngaran tempat & penerbit: Jakarta, Élmu Popular Bhuana
Penerbitan taun & édisi: 2018, percetakan ka-4
Kandel buku: 380 kaca
Harga buku: Rp. 81.000, -
Pangarang
Valerie Patricia Karina atanapi langkung dikenal salaku Valerie Patkar mangrupikeun novelis sisi
anu lahir di 1995. Panulis 24 taun lulusan kuliah di 2018. Anjeunna jurusan rékayasa pertambangan.
Sanaos anjeunna nyandak jurusan Téknik Pertambangan, gadis ieu resep pisan nyerat sareng
ngajantenkeun hobi. Dimimitian salaku hobi, ayeuna anjeunna parantos ngasilkeun karya kahijina,
nyaéta Claires.

Saatos Valerie réngsé pendidikanana dina rékayasa pertambangan, anjeunna ayeuna damel salaku
insinyur tambang sareng pamasar digital. Sanaos sibuk, anjeunna tetep aktip neraskeun karirna
salaku panulis.

Karya kahijina, Claires, diterbitkeun online di 2015 sareng nampi réspon sumanget ti pamiarsa.
Saatos éta, Valerie ngagaduhan tawaran pikeun karyana direkam. Akhirna, Claires diterbitkeun dina
bentuk buku dina taun 2018. Karya Valerie anu sanés anu aya online ogé bakal diterbitkeun.

Salaku tambahan pikeun nyerat, Valerie parantos muncul dina portal berita online, Kumparan.com
pikeun aktip ngalaksanakeun kagiatan sosial ku ngayakeun tindakan amal sareng Yayasan Onkolgi
Indonésia sareng jalma-jalma cacat di Indonésia ti saprak 2014.

Sinopsis
Ngeunaan aya, tapi teu aya
Perkawis didieu, tapi ical
Ngeunaan penyembuhan, tapi tetep nyeri
Perkawis percanten, tapi ditilar

Claire sareng Deverra sapertos jajaran awan di langit. Aranjeunna sami sareng anu ngajantenkeun
aranjeunna sampurna. 4 taun babarengan, janten pasangan anu sampurna dina panon jalma. Carita

Gwen Angie Hillary XA3/13


cinta ieu dimimitian nalika Kai angkat ka Silverstone sareng dilatih salami 6 bulan di dinya pikeun
ngahontal impianana salaku pembalap. Kai ogé ninggalkeun kakasihna, Claire, anu henteu tiasa
ngiringan Kai sareng kedah neraskeun diajar di Bali.

Claire sareng Ares sapertos séri jajaran kelir dina pelangi. Aranjeunna béda sareng anu
ngajantenkeun aranjeunna geulis. Mimitina, Ares ngan ukur badé ulin sareng ngabalikeun
katuangan Claire anu ditingalkeun di klub wengi dimana aranjeunna mimiti pendakan. Nyaho
kumaha sampurna hubungan anu dipiboga ku Claire sareng kabogoh na Kai anu ngajantenkeun
Ares peurih pikeun nguji kumaha sampurna hubungan aranjeunna.

Dina hubungan jarak jauh sareng Kai, Claire ngaraos kasepian. Dina satengahing katiisan dirina,
aya Ares Nota anu sok ngiringan sareng nyobian ngeusian dinten Claire. Claire ngaraos raoseun
sareng mendakan hal-hal énggal nalika waktosna sareng Ares. Hal anu henteu pernah dirasa Claire
nalika anjeunna sareng Kai.

Kalayan unggal dinten anu kalangkung, Ares janten langkung yakin kana perasaanna pikeun Claire.
Anjeunna terang pisan yén Claire milik batur, nyaéta Kai Deverra. Nanging, Ares milih wani sareng
ngaku perasaanna ka Claire, ngarepkeun yén Claire ngaraosan sami.

Kenangan sareng perasaan Claire ka Kai parantos hambar. Haté mimiti ngalieuk ka Arés. Claire
nampi parasaan Ares sareng aranjeunna mimiti bobogohan. Claire ngaraos salah ka Kai sabab
anjeunna henteu kedah dina hubungan anu anyar nalika anjeunna henteu acan ngarengsekeun
hubungan anu lami.

Dina sababaraha bulan tanpa komunikasi anu teratur, sobat dalit Kai Apollo nyarios yén Claire tos
ka lalaki sanés pikeun Kai. Anjeunna henteu percanten kana cariosan babaturanana. Anjeunna
yakin, bahkan yakin pisan, yén Claire moal nipu.

Hasil Telusur
Hasil Terjemahan
Indonesia
Sunda

Gwen Angie Hillary XA3/13


Nyaris setengah tahun berjauhan, raga dan perasaannya, Kai pun memutuskan pulang ke Bali di
tengah-tengah latihannya menuju Grand Prix demi penjelasan Claire. Apakah reaksi Kai setelah
mendengar bahwa perempuan yang ia sayang menghabiskan hari-
harinya bersama laki-laki lai? Marah besar? Tenang? Main kasar? Atau malah menerima?

Kai adalah pria yang dewasa. Dia tidak pernah melarang kekasihnya secara berlebihan. Bahkan, jika
Claire mengatakan dia sedang sibuk, maka Kai akan memakluminya dan berusaha untuk tidak
mengganggu. Satu-satunya kesalahan Kai adalah perihal prioritas. Meski katanya Claire dan Grand
Prix itu sama, kenyataannya dia lebih mementingkan balapan dibanding kekasihnya.

Setelah mendengar penjelasan Claire, mereka pun mencoba untuk menyelesaikan masalah ini baik-
baik. Kai pun menerima bahwa ia harus melepaskan sang kekasih. Claire dan Ares pun melanjutkan
hubungan mereka dan kisah cinta segitiga ini pun berakhir
Ampir satengah taun papisah, sacara fisik sareng émosional, Kai mutuskeun balik ka Bali di tengah
latihanana pikeun Grand Prix pikeun penjelasan Claire. Naon réaksi Kai saatos nguping yén awéwé
anu dipikacinta nyéépkeun waktos na sareng lalaki sanés? Ambek? Tenang? Maénkeun kasar?
Atanapi bahkan nampi?

Kai téh lalaki déwasa. Anjeunna henteu pernah ngalarang kakasihna kaleuleuwihi. Nyatana, upami
Claire nyarios yén anjeunna sibuk, maka Kai bakal nyandak éta sareng nyobian henteu ngaganggu.
Kasalahan Kai nyaéta masalah prioritas. Sanaos cenah Claire sareng Grand Prix sami, dina
kanyataanna anjeunna langkung paduli kana balap tibatan kabogohna.

Saatos ngadangu penjelasan Claire, aranjeunna ogé nyobian ngabéréskeun hal ieu kalayan
marahmay. Kai ogé nampi yén anjeunna kedah ngaleupaskeun kakasihna. Claire sareng Ares
neraskeun hubunganana sareng carita cinta segitiga ieu réngsé.
Kauntungannana buku
Salah sahiji kautamaan tina buku ieu nyaéta ngagunakeun kalimat anu 'meriah' anu tiasa
ngajantenkeun pamiarsa lebet parasaanna nalika maca halaman demi halaman novel ieu tapi basana
tetep énggal sareng gampang dituturkeun. Alur carita anu ditepikeun janten riveting sareng sesah
diprediksi, tapi henteu nyiksa. Karakterna saeutik sareng 'manpaat', janten langkung gampang
pikeun pamaca pikeun émut nami sareng tokohna.

Kurangna buku

Gwen Angie Hillary XA3/13


Kalemahan dina buku ieu nyaéta klimaks carita henteu karaos. Masih aya sababaraha kecap anu
salah éja sareng kasalahan gramatikal.

Kasimpulan sareng saran


Abdi nyarankeun pisan novel ieu pikeun para nonoman. Carita cinta anu dipidangkeun sanés klise
sareng carita biasa, tapi carita anu tiasa déwasa ku urang tina sudut pandang cinta. Sumawona,
karakter masing-masing karakter kuat pisan, ngajantenkeun "Claires" langkung pikaresepeun
dibaca. Sanaos aya sababaraha typos atanapi kasalahan anu sanés, sadayana bakal hilap nalika
anjeun resep kana alur carita.

Gwen Angie Hillary XA3/13

Anda mungkin juga menyukai