2. Unsur cerpen
Intrinsik
a. Tema :
Cerpen tersebut bertemakan mengenai seorang anak muda yang kerap kali meminta nasihat pada sang orang tua, karena orang tua dinilai memiliki
banyak pengalaman sehingga dapat memberi nasihat-nasihat. Terlihat dalam cerpen tersebut bahwa seorang anak bernama Hasibuan memiliki
masalah.
Kutipan :
"dan ketika, anak muda yang menumpang di kamar depan menceritakan kesulitannya demikian hilang akal…."
"sebagaimana mestinya, orang tua itu tidak lantas meluncurkan nasihatnya yang kramat."
b. Latar :
Tempat :
Kamar depan - “Ketika Hasibuan, anak muda yang menumpang di kamar depan menceritakan kesulitannya, dengan penuh perhatian ia
mendengarkan.”
Latar dalam cerita mengembangkan cerita seorang anak muda yang hendak meminta dan mendengarkan nasihat.
Di Atas bis - “Kemarin gadis itu, yang sampai saat itu tak diketahui namanya, duduk di sampingnya di atas bis.”
Latar dalam cerita mendasari cerpen tersebut yang mempertemukan tokoh utama dengan seorang yang dicintai sehingga menimbulkan suatu alur
dalam cerita.
Ruang tamu - “Dan ketika ia sedang berdua saja di ruang tamu, orang tua itu mengalis duduk di dekat Hasibuan.”
Latar dalam cerita mengarah pada ending yang disebabkan oleh keputusan Hasibuan untuk ingin menikahi gadis tersebut.
Waktu:
Ketika pagi datang - “Ketika pagi datang, sebelum ia menemuinya, lebih dulu ia bicara kepada orang tua itu untuk meminta nasihat.”
Latar waktu dalam cerpen tersebut menunjukkan keinginan Hasibuan untuk meminta nasihat pada orang tuanya.
Tapi pada hari keempat - “Tapi pada hari keempat, Hasibuan pulang dari kantornya membawa kegugupan.”
Latar waktu dari cerita tersebut menggambarkan Hasibuan yang ingin menceritakan kesukaran di kantornya berkenaan dengan gadis tersebut.
Suasana :
Sedih - “Ibunya sudah lama mati. Ketika ia masih kecil benar. Lalu ayahnya kawin lagi. Tiga tahun yang lalu ayahnya meninggal pula. Dua hari
yang lalu, ibu tirinya marah-marah kepadanya. Dan mengusirnya pergi.”
Latar suasana dalam paragraph tersebut menunjukkan adanya empati dari tokoh utama dan ia pun menceritakannya pada orang tua itu.
Gembira - “Gembira benar hati orang tua itu, ketika Hasibuan membawa gadis itu ke rumahnya untuk diperkenalkan padanya.”
Latar suasana dalam paragraph tersebut menggambarkan suasana gembira dan senang dari orang tua itu karena Hasibuan memperkenalkan gadis
yang ingin dijadikan calon pasangan.
d. Tokoh :
Hasibuan –
Tokoh yang memiliki rasa iba
Bukti kutipan : “Aku antarkan dia kembali ke rumah kenalanku itu.” “Malah kuberi dia ongkos?”
Orang tua –
Peduli
Bukti kutipan : “Sebab aku melihat sesuatu yang lebih buruk lagi bakal menimpa kau. Jadi sebelum itu terjadi, secepatnya kauberitahukan kepada
polisi.”
Gadis –
Manja
Bukti kutipan : “Uangku tak diterimanya. Dia menangis terus. Aku kehilangan akal. Tak tahu aku apa yang harus kuperbuat lagi.”
3. Rangkuman
Nasihat orang tua yang berpengalaman dan cukup bijaksana membuat Hasibuan yang merupakan seorang anak muda menceritakan kesulitan yang ia
hadapi sehubungan dengan seorang gadis muda yang ia temui di bus pada waktu itu. Orang tua tersebut menunjukkan ketidaksukaannya terhadap gadis
tersebut dengan menyebutnya gila, ia pun memberikan banyak nasihat kepada Hasibuan agar Hasibuan dapat menghindari gadis yang dibilang tidak
tahu malu itu. Hasibuan mulai ragu, apakah ia dapat mengikuti nasihat dari orang tua itu? Nasihat orang tua yang sudah banyak pengalaman itu.
Tak lama kemudian, orang tua itu meminta Hasibuan untuk menyerahkan gadis tersebut pada polisi. Bukan untuk memenjarakannya, tapi untuk
menyerahkannya kembali pada keluarganya. Dikarenakan sang orang tua berpendapat bahwa gadis tersebut memiliki motif tersembunyi yang
berbahaya, gadis yang Hasibuan dengar telah diusir dari kediamannya. Namun, Hasibuan tetap tidak tega menyerahkan gadis tersebut ke polisi, semakin
lama ia malah semakin jatuh hati pada gadis itu. Hingga tak lama kemudian, ia memutuskan untuk menikah dengan gadis tersebut. Setelah orang tua itu
mengetahui gadis yang hendak menikah dengan Hasibuan, tanpa sepatah kata nasihat pun ia membanting pintu.