Anda di halaman 1dari 9

RESENSI NOVEL

“BJ HABIBIE, THE POWER OF IDEAS”

Linno Lucas

Absen 16

XI MIPA 5
RESENSI NOVEL

“BJ HABIBIE, THE POWER OF IDEAS”

1. Identitas Buku

Judul : BJ HABIBIE, THE POWER OF IDEAS

Penulis : A. Makmur Makka.

Penerbit : Republika

Jumlah Halaman : xii + 280  Halaman

Tahun Terbit : 2018.

Bahasa : Indonesia

ISBN : 9786025734311
Kota Penerbitan : Jakarta
2. Sinopsis

Novel ini menceritakan tentang   kumpulan   gagasan,   pemikiran,   dan   pencerahan BJ

Habibie mengenai Tuhan, gaya hidup, teknologi, kepemimpinan, agama, sumber daya manusia

(SDM), keislaman, keindonesiaan, industrialisasi, nilai tambah, strategi pembangunan, sistem

pemerintahan, dan Pancasila.

Didalamnya dibahas konsepsi tentang pembangunan suatu bangsa yang dicita-citakan,

juga konsepsi tentang manusia sebagai ciptaan Tuhan yang paling mulia yang tidak boleh

disia-siakan. Dalam kaitan ini BJ Habibie selalu mengungkapkan perlunya nilai tambah bagi

setiap manusia, karena seluruh proses perekonomian dan penemuan hal baru merupakan

proses nilai tambah.

Suatu nilai tambah materi tersebut juga terjadi pada manusia melalui masa pendidikan,

sehingga memperoleh nilai tambah pribadi. Nilai pribadi akan membuat manusia memiliki

mentalitas tinggi, kemampuan berpikir, membuat analisis dan kebijakan, serta melahirkan

inovasi baru.

Gagasan BJ Habibie sebagai ilmuwan, teknokrat, dan negarawan telah menginspirasi

masyarakat dan bangsa, sekaligus menunjukkan “The Power of Ideas” nya. Menurut beliau

teknologi tidak boleh menyusahkan masyarakat, tetapi harus dapat meningkatkan taraf hidup

dan produktivitas kehidupan.


Karena itu teknologi hendaknya disesuaikan dengan kondisi lingkungan sosial ekonomi

dan kulltural setempat. Sementara itu dalam kaitannya dengan Islam dan organisasi Ikatan

Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), beliau berharap ICMI bisa menjadi katalis atau

magnet yang efisien dan efektif dalam proses nilai tambah pembangunan seluruh Bangsa

Indonesia dalam rangka pengamalan Pancasila dan UUD 1945 bila dilakukan secara terus-

menerus. 

Kemudian proses industrialisasi di Indonesia tidak hanya industri manufaktur

tetapi telah mencakup industri pertanian, perkebunan, kehutanan, dan jasa. Namun
begitu

selain industri manufaktur sebagian besar industri lainnya tidak bisa menyerap lapangan

kerja seperti yang diharapkan.

Sementara itu dalam membahas tentang cinta, BJ Habibie membagi menjadi 5 (lima)

wujud cinta, sebagai berikut: pertama, Cinta kepada sesama manusia; kedua, Cinta kepada

karya umat manusia; ketiga, Cinta kepada pekerjaan; keempat, Cinta kepada alam dan tempat

tinggalnya; dan kelima, Cinta kepada Tuhan.

Dalam pekerjaan beliau berpegang pada prinsip rasional, bertindak konsisten, dan

berlaku adil. Tujuan, sasaran, metode kerja, dan program operasional ditentukan berdasar fakta

obyektif dan akal sehat. Di samping itu, menurut beliau hidup bukan soal hitungan, tetapi hidup

adalah komitmen.
Komitmen pada ilmu, bangsa dan negara, keluarga, pekerjaan, dan rekan-rekan kerja.

Lima motto beliau yaitu: bekerja keras, bersikap rasional, bersikap jujur dan terbuka, bersikap

rendah hati, dan jangan pernah jadi pahlawan.

Gagasan-gagasan lainnya tertuang dalam strategi pembangunan bangsa melalui ilmu

pengetahuan dan teknologi, keislaman, keindonesiaan, strategi industrialisasi, dan sistem

pemerintahan. Semua itu telah membentuk dan memperkaya peradaban bangsa, seperti

diketahui bahwa gagasan yang pernah beliau sampaikan tidak hanya bersifat teoritis dan orasi

catatan di atas kertas, tetapi ditunjukkan dan dibuktikan.


3. Unsur Intrinsik

a.Tema

Novel BJ HABIBIE, THE POWER OF IDEAS diangkat dari tema kehidupan. Dalam

novel ini menceritakan gagasan dan kiat inspiratif tentang banyak hal dari seorang Habibie,

negarawan dan ilmuwan yang menginspirasi banyak orang, juga memiliki jasa yang sangat

berarti bagi kemajuan peradaban ilmu pengetahuan dan teknologi..

b. Alur/Plot

Alur yang digunakan dalan Novel BJ HABIBIE, THE POWER OF IDEAS adalah alur maju.

c. Tokoh dan Penokohan

1. Protagonis

Bumi : tegar, pantang menyerah, berani, dan mandiri.

Senjani : penyayang, peduli, hangat.

Janu : mudah emosi, peduli, kompak.

2. Antagonis

Azri : serakah, egois, keras kepala.

Clarissa: pilih kasih, egois.

3. Tritagonis

Johan : gengsi, cuek, hangat.

d. Setting/Latar

Latar dalam Novel Bumi dan Lukanya antara lain:


1. Latar Tempat rumah Bumi, danau, sekolah, rumah Senjani, rumah Janu.

2. Latar Suasana

Haru, sedih, bahagia.

3. Latar Waktu

Pagi hari, senja menjelang malam, malam hari, dan siang.

e. Sudut Pandang

Sudut pandang yang digunakan dalam Novel Bumi dan Lukanya adalah sudut
pandang orang ketiga.

f. Gaya Bahasa

Gaya Bahasa yang sering digunakan pada Novel Bumi dan Lukanya adalah majas
personifikasi. Hal ini dibuktikan di salah satu keterangan, “Ah lihat,bahkan langit pun tahu, jika
Buminya sedang terluka, ia menangis. Langit pun membasahi mereka dengan tangisannya”.

g. Pesan Moral Novel Bumi dan Lukanya

Melalui novel Bumi dan Lukanya, kita dapat belajar untuk menjadi orang yang
bersikap adil kepada siapapun itu. Jangan menjadi seperti orang tua Bumi yang pilih kasih
dan sangat tidak adil dalam memperlakukan kedua anaknya. Perlu diingat, anak tidak bisa
memilih untuk dilahirkan ke dunia ini. Sedangkan, sebagai orang tua, memiliki kendali untuk
melahirkan seorang anak. Jika anda belum siap menjadi orang tua yang adil, maka jangan
memiliki anak lagi.

Kutipan perkataan Anjani juga mengajarkan kita untuk senantiasa bertahan


menghadapi cobaan hidup. Seberat apapun cobaan itu, hendaknya kita bisa melihat hal baik
dibaliknya. Cobaan hidup akan menempa seseorang menjadi pribadi yang lebih kuat, pribadi
yang lebih baik dari sebelumnya. Tuhan tidak akan memberikan cobaan hidup yang melebihi
kemampuan manusia. 4. Unsur Ekstrinsik

a. Nilai Moral
Melalui novelnya. Sang Penulis menyampaikan pesan agar menghargai orang selagi masih ada,
dan bersikap adil dengan sesama kita. Kita juga harus peka dengan sekitar kita, saling
membantu dan peduli satu sama lain.

b. Nilai Sosial

Nilai social yang ada dalam Novel Bumi dan Lukanya adalah untuk tidak membedakan
manusia satu dengan yang lainnya.
c. Nilai Kebudayaan

d. Nilai Religius

Nilai religious yang terkandung adalah, Tokoh Bumi di akhir hidupnya berserah diri pada
Tuhan dan berharap yang terbaik terjadi padanya.

5. Kelebihan Novel Bumi dan Lukanya

Novel Bumi dan Lukanya yang dapat anda temukan di jajaran novel best seller ini
tentunya memiliki banyak kelebihan. Penulis dinilai mampu mengadaptasi kisah Bumi dan
Lukanya ini dari bentuk percakapan alternate universe menjadi sebuah novel dengan sangat
baik. Penulisan kisah dan narasinya dinilai jelas dan detail. Penulis mampu mendeskripsikan
seluruh latar suasana, waktu, dan tempat dengan jelas, sehingga pembaca dapat
mengimajinasikan tiap adegannya dengan mudah.

Penulis juga dinilai telah membangun karakter tokoh yang kuat. Karakter tokoh yang
dapat menarik hati pembaca, membuat mereka simpati, dan sangat mendukung kisah ini
menjadi lebih menarik. Gabungan dari konflik novel ini yang cukup kompleks, didukung
dengan karakter tokohnya yang kuat, mampu membuat para pembaca merasakan berbagai
emosi bersama dengan tokoh-tokoh dalam cerita ini. Mulai dari sedih, kesal, kecewa, senang,
dan lain sebagainya.

Melalui kisah Bumi dan Lukanya ini, Penulis juga memberikan sejumlah pesan yang
tersirat. Pesan-pesan ini dapat menjadi pembelajaran bagi para pembaca. Secara keseluruhan,
novel Bumi dan Lukanya ini adalah novel yang menyajikan kisah yang sangat menarik,
mampu menyayat hati, dan memberikan pelajaran hidup.

7.Kekurangan Novel Bumi dan Lukanya

Selain memiliki kelebihan, novel Bumi dan Lukanya ini juga memiliki kekurangan.
Kekurangan pada novel ini terletak pada beberapa bagian dan teknis penulisannya masih
salah. Seperti untuk kata kerja “di abaikan”, seharusnya kata depan di- tidak dipisah, sehingga
seharusnya menjadi “diabaikan”. Kemudian, ada beberapa kalimat juga yang dinilai kurang
efektif. Hal ini cukup mengganggu bagi sejumlah pembaca, tetapi tidak mengurangi
menariknya kisah ini

Selain itu, terdapat kekurangan lain, di mana narasi yang menggambarkan suasanya
diulang beberapa kali. Contohnya, seperti ketika menjelaskan keadaan Bumi yang hanya bisa
tersenyum dan merasa sesak akibat diabaikan oleh keluarganya, dijelaskan berulang kali.
Namun, ini juga bisa menjadi sebuah hal yang disengaja oleh penulis, supaya pembaca bisa
memahami keadaan Bumi yang begitu tersakiti.

Alur cerita pada akhir juga terlalu monoton dan mudah tertebak. Ini mengakibatkan
banyak pembaca tidak menyelesaikan membaca karena bosan.

8.Penutup

Simpulan dari resensi ini adalah, Penulisan kisah dan narasinya dinilai jelas dan detail. Penulis
mampu mendeskripsikan seluruh latar suasana, waktu, dan tempat dengan jelas, sehingga
pembaca dapat mengimajinasikan tiap adegannya dengan mudah. Penulis juga dinilai telah
membangun karakter tokoh yang kuat. Penulis juga memberikan sejumlah pesan yang tersirat.
Novel yang menyajikan kisah yang sangat menarik, mampu menyayat hati, dan memberikan
pelajaran hidup.

Anda mungkin juga menyukai