Anda di halaman 1dari 24

Kerja Sama Internasional Pada

Organisasi UNESCO (United Nations


Educational, Scientific, And Cultural
Organization)

Oleh
Teguh Prasetiyo
110210302045

1. Latar Belakang Berdirinya UNESCO
UNESCO (United Nations Educational,
Scientific, and Cultural Organization), adalah
badan khusus PBB yang didirikan pada 1945
dan menangani bidang Organisasi Pendidikan,
Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan dalam
lingkup internasional
Tujuan didirikannya organisasi ini adalah
untuk mendukung perdamaian dan keamanan
dengan mempromosikan kerja sama antar
negara melalui pendidikan, ilmu pengetahuan,
dan budaya dalam rangka meningkatkan rasa
saling menghormati yang berlandaskan kepada
keadilan, peraturan hukum, HAM, dan
kebebasan hakiki.
Misi UNESCO antar lain adalah
a. Untuk memberikan kontribusi pada
pembangunan perdamaian,
b. Pemberantasan kemiskinan,
c. Pembangunan berkelanjutan dan dialog antar
budaya melalui pendidikan, ilmu
pengetahuan, budaya, komunikasi dan
informasi
2. Sejarah Didirikannya Organisasi
UNESCO
Pada awal 1942, dalam masa perang,
pemerintah negara-negara Eropa, bertemu di
Inggris untuk Konferensi para wakil Menteri
tentang organisasi internasional yang fokus
pada bidang pendidikan.
Perang Dunia II masih jauh dari selesai, namun
negara-negara sedang mencari cara dan sarana
untuk merekonstruksi sistem pendidikan
mereka sekali perdamaian dipulihkan.
Atas usul CAME, sebuah Konferensi PBB untuk
pembentukan sebuah organisasi pendidikan dan
kebudayaan (ECO/ CONF) diselenggarakan di
London dari 01-16 November 1945.
Pada kenverensi tersebut telah berkumpul wakil
dari empat puluh empat negara yang memutuskan
untuk membuat sebuah organisasi yang akan
mewujudkan suatu budaya dari perdamaian
Konstitusi UNESCO, mulai berlaku pada
tanggal 4 November 1946 setelah ada ratifikasi
oleh dua puluh negara: Australia, Brasil,
Kanada, Cina, Cekoslowakia, Denmark,
Republik Dominika, Mesir, Perancis, Yunani,
India, Lebanon, Meksiko , Selandia Baru,
Norwegia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki,
Inggris dan Amerika Serikat.

3. Perkembangan Badan-Badan Dalam
Organisasi UNESCO
a. Konferensi Umum
Terdiri dari wakil dari Negara Anggota
Organisasi. Dilakukan setiap dua tahun, dan
dihadiri oleh Negara Anggota Associate. Setiap
negara memiliki satu suara, terlepas dari tingkat
kontribusinya terhadap anggaran.
Konferensi Umum dilakukan untuk menentukan
kebijakan dan garis-garis utama kerja Organisasi.
Tugasnya adalah untuk mengatur program dan
anggaran UNESCO.
b. Badan Eksekutif
Para Dewan Eksekutif, menjamin manajemen
keseluruhan dari UNESCO. Fungsi dan tanggung
jawab Dewan Eksekutif berasal dari konstitusi
dan arahan yang ditetapkan oleh Konferensi
Umum. Badan Eksekutif bertemu dua kali
setahun.
Setiap dua tahun Konferensi Umum memberikan
tugas khusus kepada Dewan. Fungsi lain
merupakan bagian dari perjanjian yang dibuat
antara UNESCO dan PBB, badan-badan khusus
dan organisasi antar pemerintah lainnya.
4. Peran UNESCO Pada Dunia
Internasional
a. Pada Bidang Pendidikan
Misi :
memberikan kepemimpinan internasional untuk
menciptakan masyarakat belajar.
mengembangkan kemitraan untuk memperkuat
pendidikan.
memfasilitasi pengembangan kemitraan dan
kemajuan monitor, terhadap Pendidikan untuk Semua
golongan .

Program UNESCO
Memberikan prioritas utama untuk mendukung
pencapaian pendidikan untuk semua (PUS)
Menyediakan kepemimpinan global dan regional
di bidang pendidikan,
Peningkatan kualitas pendidikan inklusif,
pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan,
pembelajaran orang dewasa dan pendidikan
tinggi.
Memberikan bimbingan untuk mengubah sistem
pendidikan di era globalisas
b. Bidang Ilmu Pengetahuan Alam
a. Pendukung untuk ilmu pengetahuan;
b. Bertindak sebagai platform untuk berbagi
ide dan pengaturan standar;
c. Mempromosikan dialog antara ilmuwan
dan pembuat kebijakan, dan
d. Mengkatalisis inisiatif inovatif dalam ilmu
pengetahuan diseluruh dunia, khususnya di
Afrika.

Pusat untuk pelaksanaan pekerjaan
UNESCO dalam ilmu alam:
Internasional Program Hidrologi (IHP)
Intergovernmental Oceanographic
Commission (IOC)
Manusia dan Program Biosfer (MAB)
International Geosciences Programme (IGCP)
International Basic Sciences Programme (IBSP)
.
c. Pada Bidang Sosial
a. mentukan apa yang harus dilakukan dalam
hubungan internasional terkait dengan etika
dan hak asasi manusia
b. mengantisipasi kemungkinan apa yang bisa
diambil terkait dengan filsafat
c. Mempelajari fenomena apa yang ada pada
masyarakat secara teliti terkait dengan
penelitian ilmu empiris sosial
d. Pada Bidang Etika Sains dan Teknologi
Mempromosikan konvensi internasional
dan instrumen yang terkait dengan
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia;
Mengembangkan prinsip-prinsip etika
dan menyusun rekomendasi bagi para
pembuat keputusan;
Lanjutan
Mengembangkan pendekatan pendidikan
untuk menginformasikan opini publik
tentang implikasi hak asasi manusia,
termasuk dampak dari globalisasi;
Menerapkan peran penasehat dalam
pengembangan kapasitas nasional.
e. Dalam Bidang Budaya
Pelaksanaan Konvensi Warisan Dunia diperkuat
melalui fungsi efektif dari badan yang
mengaturnya;
Warisan Dunia sifat lebih efektif dilindungi
terhadap tantangan global baru dan ancaman;
Menjaga hidup warisan, terutama melalui promosi
dan pelaksanaan Konvensi 2003
Pengetahuan tentang sejarah Afrika dan dari
tragedi perdagangan budak diperkuat dan
disebarluaskan.

Kapasitas negara anggota untuk menjaga
warisan budaya takbenda untuk pengembangan
masyarakat yang bersangkutan diperkuat
Kesadaran akan pentingnya menjaga warisan
budaya takbenda meningkat.
Kapasitas LDC untuk perlindungan dan
konservasi benda budaya bergerak
ditingkatkan sebagai bagian integral dari upaya
pembangunan nasional
f. Konsep Pendidikan Menurut UNESCO
Learning to know (belajar mengetahui)
Tidak sekedar mengetahui apa yang bermakna tetapi
juga sekaligus mengetahui apa yang tidak bermanfaat
bagi kehidupannya
Learning to do (belajar melakukan sesuatu)
Pendidikan membekali manusia tidak sekedar untuk
mengetahui, tetapi lebih jauh untuk terampil berbuat
atau mengerjakan sesuatu sehingga menghasilkan
sesuatu yang bermakna bagi kehidupan
Learning to be (belajar menjadi sesuatu)
Hal ini erat sekali kaitannya dengan bakat,
minat, perkembangan fisik, kejiwaan, tipologi
pribadi anak serta kondisi lingkungannya.
Learning to live together (belajar hidup
bersama)
Untuk itu semua, pendidikan di Indonesia
harus diarahkan pada peningkatan kualitas
kemampuan intelektual dan profesional serta
sikap, kepribadian dan moral.

5. Peran UNESCO Bagi Indonesia
UNESCO merupakan organisasi pendidikan,
ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang
berada dibawah naungan PBB. Menetri
Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia sudah
berhasil mematenkan 3 budaya tradisional
Indonesia di UNESCO, yaitu: diakui Unesco
pada 7 november 2003 sebagai masterpiece of
oral and intangible haritage of humanity
Lanjutan
Keris diakui Unesco pada 25 november 2005
sebagai karya agung warisan kemanusiaan
milik seluruh bangsa didunia. Batik diakui
Unesco pada 2 oktober 2009 sebagai warisan
kemanusiaan untuk budaya Lisan dan
nonbendawi (masterpiece of oral and
intangible haritage of humanity)
Diakuinya 3 kebudayaan Indonesia
tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi
Indonesia untuk melestarikan
keberadaannya agar tidak punah tergerus
masuknya kebudayaan modern.


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai