Anda di halaman 1dari 4

Kondisi iklim Benua

Eropa yang dingin maka


KEDATANGAN BANGSA EROPA DI NUSANTARA
orang Eroma
membutuhnkan rempah-
rempah sebagai bahan
baku obat, parfum,
makanan, dan yang
Kota dagang
terpenting adalah
konstantinopel yang pengawet makanan.
menghubungkan dunia
Barat dan Timur ditutup
oleh kekaisaran Turki Penemuan-
penemuan
baru dalam
bidang
Baca selengkapnya pengetahuan
di artikel "Sejarah (penemuan
Latar Belakang kompas, peta,
Kedatangan Bangsa dan buku-buku
Eropa ke perjalanan para
Indonesia", https://tir pelaut Eropa )
to.id/ghnZ

Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Latar


Belakang Kedatangan Bangsa Eropa ke
Indonesia", https://tirto.id/ghnZ

1.Berdasarkan informasi diatas menurut kalian apakah Latar belakang kedatangan Bangsa Eropa ke
Nusantara jika dilihat dari berkembangnya ilmu pengetahuan?

o kondisi alam di Benua Eropa yang dingin menyebabkan rempah-rempah tidak dapat
dibudidayakan dalam sekala besar
o Ambisi orang-orang Eropa untuk mendapatkan kekayaan dari perdagangan rempah-rempah
o Menurunnya jumlah pasokan rempah-rempah dari perdagangan di kota konstantinopel
o Pembukltian-pembuktian teori heliosentrisme yang diperkenalkan oleh Nicolas Copernicus dan
didukung oleh Galileo Galilei
o Semangat reconquesta dan penyebaran agama nasrani ke berbagai penjuru dunia
2. Interpret and Integrate
Mengembalikan Kejayaan Rempah Nusantara, Negara
Alokasikan Anggaran 5,5 T
Jakarta - Jauh sebelum abad masehi pada jaman romawi, Indonesia, sudah dikenal di seantero dunia
walau tidak semua suku bangsa yang langsung datang untuk berniaga, namun produk rempah Indonesia
yang diperdagangkan di Jalur Sutera hingga jalur Dupa Romawi atau Hindustan hingga Afrika Timur
Ethiopia sekitar abad 5 SM hingga abad 11 Masehi yang dikenal dengan kekuasaan Laut Merah.
Pergolakan politik dan kekuasaan yang berubah dengan bangkitnya Dinasti Turki Utsmani 1453 M, yang
menutup jalur darat perniagaan rempah-rempah ke Eropa, mendorong jalur maritim menjadi dominan
serta menjadi awal ekspedisi bangsa eropa mencari sumber rempah-rempah ke nusantara.
Lada, cengkeh, pala, kapulaga, kunyit, jahe, kulit kayu nanis serta kapur barus (getah kamper) dan
kemenyan mendorong petualangan bangsa Eropa di nusantara.
Indonesia sendiri memiliki 3 fase sejarah kebangsaan yang diawali dengan fase Hindu, Budha dan Islam
hingga Kolonial pada fase Hindu dikenal dengan Kerajaan Majapahit sedang Budha dengan Sriwijaya dan
fase Kesultanan Islam. 
Bangsa Eropa memulai ekspedisi mencari tempat asal rempah-rempah yang selama ini mereka dapatkan
di negeri Mediterania atau Turki sekarang, namun karena pusat niaga di kota Constantinopel dikuasai
dinasti Turki Ustmani dan jalur masuk rempah ke eropa terganggu yang memunculkan niat bangsa-
bangsa eropa seperti Portugis, Inggris, Spanyol dan Belanda untuk mencari langsung sumber rempah
dengan melakukan ekspedisi yang terkenal dengan sebutan Ekspedisi Timur Jauh.
Sejarah mencatat Ekspedisi Eropa pertama mendarat di Ternate adalah bangsa Portugis pada tahun 1512
setelah menaklukkan kota Malaka tahun 1511.
Armada Portugis yang dipimpin Alfonso de Albuquerque mengutus Antonio Albreu dan Francisco Serrao
memimpin armada untuk menemukan sumber rempah di Maluku dalam perjalanan menuju Maluku
armada ini singgah di Madura, Bali dan Lombok dengan menggunakan nakhoda-nakhoda jawa.
Akhirnya armada portugis tiba di Banda terus menuju Maluku Utara hingga tiba di Ternate, disambut
Sultan Ternate serta diberi ijjn tinggal dan membangun benteng.
Bangsa Portugis adalah Bangsa Eropa yang pertama hadir di Maluku 1511 - 1570, melakukan kontak
dagang sebelum diusir akibat perseteruan dengan Kesultanan Ternate dan Bangsa Belanda melalui serikat
dagang VOC.
Penghujung abad 16 di awal abad 17 Peta Kekuasaan di jalur Rempah Nusantara berubah diawali dari
bangkrutnya VOC Serikat Dagang Belanda yang selama ini mengasai semua sumber rempah nusantara
beralih kepada Pemerintah Kolonial Belanda. 
Fase ini juga di ikuti dengan "Revolusi Industri" di Eropa yang turut membawa perubahan besar dari
komoditas perkebunan, hal tersebut ditandai dengan pembukaan kebun-kebun yang memenuhi kebutuhan
industri Eropa seperti karet, sawit dan kakao.
Indonesia di era Joko Widodo-Jusuf Kalla, bersama Kabinet Kerja, Kerja, Kerja sukses mewujudkan
swasembada pangan terutama beras, jagung, bawang merah dan cabai, 4 komoditas ini dulu selalu
membuat gonjang-ganjing harga karena lebih dari 50 persen kebutuhan dalam negeri harus di impor
akibatnya angka inflasi menjadi ikut terdongkrak.
Kerja keras petani, penyuluh, pemda, stakeholder, sarana prasarana Pertanian, Bulog, Jajaran
Kementerian Pertanian dan TNI/POLRI, dibawah  Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, belum tiga
tahun 4 komoditas strategis dapat diselesaikan tuntas bahkan menorehkan sejarah baru untuk indonesia
yang mampu mengekspor beras ke Papua Nugini 10.000 ton serta mengekspor bawang merah 5600 ton ke
negara yang biasanya justru menjadi sunber impor bawang merah dan beras. 
Jagung, Indonesia rutin setiap tahun di sandari kapal-kapal kargo dari Amerika dan Argentina untuk
membongkar jagung impor hingga 3,6 juta ton, namun sejak 2016 hingga saat ini rutinitas itu berubah,
impor jagung kita 0 persen demikian juga dengan bawang merah dan cabai komoditas yang rutin
meramaikan pasar impor, kini semua itu tinggal cerita walau masih ada kelompok-kelompok yang sulit
percaya dengan segala daya upaya pemerintah sekarang ini.
11 Komoditas strategis yang menjadi target pemerintah sudah on the track, pencapaian pembangunan
pertanian Indonesia malah mendapat apresiasi dari negara lain, peringkat ketahanan pangan dan
keberlangsungan usaha tani Indonesia juga langsung melonjak bahkan berada diatas Amerika Serikat
yang sudah jauh lebih maju dari Indonesia.
Kondisi rempah Indonesia saat ini memang menunjukkan tren penurunan ekspor, berdasarkan data BPS
tahun 2016 periode Januari hingga November, nilai total ekspor rempah Indonesia 653, 3 juta USD turun
dibandingkan nilai ekspor tahun 2015 pada periode yang sama 770, 42 juta USD, kecuali vanili yang naik
dari 14,41 juta USD tahun 2015 menjadi 62,08 juta USD pada periode yang sama tahun 2016, 
Ketua Dewan Rempah Indonesia yang juga mantan Direktur Jenderal Perkebunan 2009 - 2016. Gamal
Nasir, mengatakan bahwa kondisi perkebunan rempah milik rakyat sudah memprihatinkan pada
umumnya kurang terawat dan usia tanaman sudah melewati batas usia tanaman membuat produktivitas
menurun ditambah kondisi cuaca yang tidak kondusif mengakibatkan serangan hama meningkat pada
akhirnya kualitas produksi juga turut menurun.
Gamal Nasir, menyambut baik program pemerintah untuk tanaman rempah dan hortikultura dengan
alokasi anggaran 5,5 Triliun untuk itu dewan rempah akan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian
dan Pemda dalam pemetaan komoditas serta lahan-lahan petani yang harus segera mendapatkan
penanganan untuk memperbaiki kondisi perkebunan rempah rakyat, Gamal Nasir, menambahkan bahwa
komoditas perkebunan termasuk tanaman rempah adalah primadona ekspor pertanian Indonesia, kita
tidak boleh melupakan sejarah, sumbangsih komoditas perkebunan seperti karet, sawit, kakao, kopi dan
tanaman rempah adalah sumber devisa negara, menyumbang PDB Nasional rata-rata 20 persen sejak
1970 hingga sekarang.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, bergerak cepat melaksanakan Instruksi Presiden,
mengumpulkan semua Kepala Dinas dari sentra-sentra produksi rempah Indonesia. Provinsi Aceh hingga
Papua dan berkoordinasi dengan Kepala Daerah, Mentan meminta agar anggaran yang disediakan benar-
benar dimanfaatksn untuk meningkatkan produksi serta fokus hanya di wilayah sentra produksi, bahkan
bila respon pemerintah daeah kurang lebih baik tidak di ikutkan dalam program "Mengembalikan
Kejayaan Rempah Nusantara", anggaran ini khusus "Kita tidak akan melakukan kesalahan seperti yang
lalu-lalu, anggaran dibagikan tanpa melihat potensi dan respon pemerintah daerah, ini uang rakyat tegas
Mentan hampir disetiap kegiatan. 
Andi Amran juga sangat berhati-hati hingga meminta seluruh aparat hukum terlibat mulai dari penyediaan
bibit tanaman, "Saya sedih ada wilayah di Sumatera" yang mendapatkan bantuan pemerintah namun
setelah 4 tahun usia tanaman baru diketahui bahwa bibit yang diterima petani 70 persen palsu dan tidak
dapat berproduksi, jangan pernah terulang hal seperti ini. Bibit hasil penangkaran petani tidak masalah
untuk digunakan "Saya meminta Dinas Perkebunan mengawal bibit hasil penangkaran petani" segera
sertifikasi bila layak dan memenuhi spesifikasi bibit, tegas Mentan Andi Amran Sulaiman pada saat Rapat
Koordinasi Teknis di daerah sentra produksi rempah baru-baru ini. Saya akan kawal kegiatan ini mulai
dari awal hingga pertanaman, sama dengan program Upsus Pajale yang sudah kita laksanakan.

Sumber: https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=2219
Pertanyaan Fakta Opini
Bangsa Portugis adalah Bangsa Eropa yang pertama hadir di
Maluku 1511 - 1570
Antonio Albreu dan Francisco Serrao adalah tokoh yang
memimpin armada untuk menemukan sumber rempah di Maluku
ekspor rempah-rempah Indonesia tahun 2016 menunjukkan tren
penurunan
kondisi perkebunan rempah milik rakyat sudah memprihatinkan
pada umumnya kurang terawat dan usia tanaman sudah melewati
batas usia tanaman

3. Reflect and Evaluate


Sejarah telah mencatat bahwa kekayaan Kepulauan Nusantara begitu luar biasa. Banyak sejarawan yang
menyatakan bahwa kekayaan bumi Nusantara ini dapat diibaratkan sebagai “mutiara dari timur”. Oleh
karena itu, tidak mengherankan kalau Kepulauan Nusantara atau Indonesia ini menarik perhatian kongsi-
kongsi dagang Eropa untuk menguasainya. Setelah membaca dari teks yang sudah dipaparkan diatas,
setujukah kamu dengan pernyataan para sejarawan tersebut?

o Setuju
o tidak setuju

Jelaskan alasanmu!

Anda mungkin juga menyukai