Anda di halaman 1dari 2

KOLONIALISME DAN PERLAWANAN BANGSA INDONESIA

1. Kolonialisme
Istilah kolonialisme berasal dari kata koloni yang berarti satu kawasan di luar negara induk.
Secara umum kolonialisme merupakan satu bentuk pemerintahan atas sebuah wilayah jajahan. Bisa
juga diartikan sebagai usaha untuk mendapatkan wilayah dengan cara paksaan atau damai.
Tujuan utama dari kolonialisme ialah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi negara induk. Awalnya
bangsa dari negara induk memberi barang dagangan dari penduduk lokal.
2. Imperialisme
Tujuannya adalah untuk mengeksploitasi sumber daya yang ada di negara-negara tersebut untuk
memperkaya negara penguasa.

Latar Belakang Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia


Berdasarkan sumber dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, ada
beberapa hal yang melatar belakangi kedatangan bangsa Eropa ke wilayah Nusantara.
1. Jatuhnya Konstantinopel pada Tahun 1453 M ke Tangan Turki Usmani
Jatuhnya Konstantinopel merupakan titik balik bagi perkembangan ekonomi dan politik di negara-
negara Eropa.
Konstantinopel sendiri adalah ibukota Kekaisaran Romawi Timur yang merupakan pelabuhan transit
perdagangan antara Eropa dan Asia.
Setelah Konstantinopel jatuh ke tangan Turki Usmani, maka riwayat Kekaisaran Romawi pun
berakhir dan menyebabkan berbagai dampak bagi bangsa-bangsa Eropa, diantaranya:
1. Wilayah ini tertutup untuk perdagangan bangsa-bangsa Eropa.
2. Italia tidak memiliki kedudukan perdagangan di Konstantinopel.
3. Wilayah ini tidak bisa dijadikan sebagai jalur perdagangan dari Asia sehingga hal itu bisa
membuat kehidupan ekonomi bangsa Eropa Barat dan Timur terancam.
2. Merosotnya Kegiatan Perdagangan dan Perekonomian Eropa
Salah satu akibat dari jatuhnya Konstantinopel adalah terputusnya jalur perdagangan rempah-
rempah ke Eropa. Hal tersebut disebabkan oleh peraturan yang dibuat oleh bangsa Turki Usmani
yang menyulitkan lalu lintas pelayaran bangsa Eropa.
Keadaan tersebut mendorong bangsa Eropa mencari cara lain untuk mendapatkan rempah-rempah
dari negara-negara utama yang menghasilkan rempah-rempah.
Salah satu negara penghasil rempah-rempah terbaik adalah wilayah Nusantara
Berbagai rempah-rempah yang digemari oleh bangsa Eropa antara lain lada, pala, cengkeh, dan lain
sebagainya.
Dari perdagangan tersebut lama-lama muncul niat dari bangsa Eropa untuk menguasai daerah
penghasil rempah-rempah.
4. Berbagai Penemuan di Bidang Teknologi
Pada awal abad ke-15, bangsa-bangsa Eropa mencapai kemajuan di bidang teknologi yang
memudahkan aktivitas penjelajahan samudera demi menemukan dunia baru.
Penemuan kompas memicu penjelajahan-penjelajahan baru.
Saat itu kompas merupakan perangkat utama yang digunakan sebagai navigasi untuk menemukan
arah di permukaan bumi.
Kompas yang paling tua disebut sebagai kompas magnetik. Sistem pengoperasiannya didasarkan
pada prinsip arah matahari atau bintang.
Berawal dari penjelajahan untuk menemukan dunia dunia baru, muncul pula nafsu untuk menguasai
dunia baru penghasil rempah-rempah demi memperoleh keuntungan dalam bidang ekonomi dan
kejayaan politik.
Era penjelajahan oleh bangsa-bangsa Eropa tersebut menjadi awal mula kolonialisme dan
Imperialisme di Indonesia.
5. Semangat Bangsa-bangsa Eropa untuk Melanjutkan Perang Salib
Bangsa-bangsa Eropa memiliki ambisi untuk menyebarkan agama Kristen ke wilayah timur termasuk
wilayah Nusantara.
Hal tersebut didasarkan pada beberapa faktor seperti kekayaan (gold), kejayaan (glory), dan misi
menyebarkan agama (gospel).
Negara-negara Eropa yang Menerapkan Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia
1. Portugis
Dibawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque, tibalah bangsa Portugis di Malaka pada tahun 1500-an.
Tujuan utama kedatangannya adalah untuk mendapatkan rempah-rempah.
Pada tahun 1511 Malaka berhasil dijadikan sebagai pusat perdagangan rempah-rempah terbesar di
Asia.
2. Spanyol
Pada tahun 1521 Sebastian del Cano berhasil sampai di Tidore, tapi tidak disambut dengan baik
karena dianggap menyalahi Perjanjian Tordesillas.
Untuk meluruskan masalah tersebut, maka pada tahun 1529, Spanyol dan Portugis membuat
Perjanjian Saragosa.
3. Belanda
Pada tahun 1596, Belanda pertama kali mendarat di Banten dengan dipimpin oleh Cornelis de
Houtman.
Dikarenakan sikap bangsa Belanda yang tidak ramah dan keinginannya untuk menguasai
perdagangan di daerah Banten, maka Sultan Banten pun murka dan mengusirnya.
Meskipun demikian, Belanda tidak jera dan datang kembali ke Maluku pada tahun 1598 sampai
dengan tahun 1600.
Kedatangan tersebut dipimpin oleh Jacob van Neck dan berhasil membawa banyak rempah-rempah
ke Belanda.
Keberhasilan Jacob van Neck membawa banyak rempah-rempah ke Belanda menyebabkan makin
maraknya perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Nusantara.
4. Inggris
Pada tahun 1604 James Cook dan Sir Henry Middleton melakukan penjelajahan untuk mencari
rempah-rempah dengan mengarungi perairan Cabo da Roca serta pulau Canary.
James Cook tiba di Batavia pada tahun 1770.
Sementara Sir Henry Middleton menjelajahi perairan Afrika Selatan hingga Samudra Hindia yang
akhirnya tiba di daerah Sumatra dan menuju ke Banten sekitar akhir tahun 1604.
Kemudian, melanjutkan pelayaran ke Ambon pada tahun 1605.
Setibanya di Ambon, dia melanjutkan perjalanannya ke Ternate dan Tidore. Di sana dia berhasil
mendapatkan banyak rempah-rempah sesuai keinginannya. Jenis rempah-rempah tersebut seperti
cengkeh dan lada.

Anda mungkin juga menyukai