Anda di halaman 1dari 22

MODUL SEDERHANA SEJARAH INDONESIA UNTUK SMA KELAS XI :

KOLONIALISME DAN
IMPERIALISME BANGSA
EROPA DI INDONESIA

NI LUH PUTU MITA MAHAYANI, S.PD.


KOMPETENSI DASAR

3.1 Menganalisis proses masuk dan


perkembangan penjajahan bangsa Eropa
(Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) ke
Indonesia

4.1 Mengolah informasi tentang proses


masuk dan perkembangan penjajahan bangsa
Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) ke
Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk
cerita sejarah
LAHIRNYA KOLONIALISME DAN
IMPERIALISME BANGSA EROPA

Masa penjelajahan bangsa Eropa ke Asia dan Afrika berlangsung sekitar Abad XV
dan XVI yang sering dinamakan Zaman Penjelajahan (The Age of Discovery) dalam Sejarah
Eropa. Dari penjelajahan inilah bangsa Eropa memulai kolonialisme dan imperialisme.
Awalnya, kolonialisme dan imperialisme Eropa bukan dilatarbelakangi ambisi
menguasai bangsa-bangsa di Asia dan Afrika. Mereka membeli barang-barang yang
langka di psar Eropa, terutama rempah-rempah dan sesekali menjual hasil produksi
mereka kepada bangsa Asia-Afrika.

Penjelajahan bangsa Eropa mengarungi samudra dipelopori oleh bangsa Portugis


yang kemudian berkembang dengan membawa semangat imperialisme kuno, yaitu Gold,
Glory dan Gospel. Ada beberapa faktor yang mendorong bangsa Eropa melakukan
penjelajahan samudra yang kemudian berujung pada kolonialisme dan imperialism di
Asia dan Afrika, yakni sebagai berikut:

1. KONSTANTINOPEL DIKUASAI TURKI UTSMANI (KEKAISARAN OTTOMAN)

Tahun 1453, Konstantinopel


dikuasai oleh Kesultanan Turki Utsmani
(Ottoman). Sultan Mehmed II, penguasa
Ottoman menjalankan politik yang
mempersulit pedagang Eropa beraktivitas
di daerah kekuasaannya. Akibatnya, satu-
satunya akses bangsa Eropa ke Asia
melalui darat terputus.
Lalu lintas perdagangan rempah-rempah dan produk-produk khas lain dari Asia,
seperti gading dan batu mulia turun drastic, padahal permintaan akan barang-barang
tersebut di Eropa sangat tinggi. Hal ini tetu saja mempengaruhi perekonomian bangsa-
bangsa di Eropa. Dipelopori oleh Portugis, bangsa-bangsa Eropa berusaha mencari
sumber-sumber dan rute-rute baru untuk mendapatkan rempah-rempah.

Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Ottoman mengakhiri kekuasaan Kekaisaran Romawi


Timur. Ia juga menjadi sinyal perubahan besar bagi peradaban manusia.

2. Berkembangnya teknologi pelayaran


Bangsa Portugis mencapai kemajuan yang sangat pesat dalam teknologi, terutama
teknologi pelayaran. Mereka adalah bangsa Eropa pertama yang mengguakan rasi
Bintang Salib Selatan untuk berlayar di sebelah selatan khatulistiwa. Mereka juga dapat
melukiskan peta-peta Asia dan bahkan peta dunia yang sebelumnya belum pernah
mereka jelajahi.
Pada abad XV, bangsa Portugis di bawah Henry “Sang Nvigator” mengembangkan
kapal penjelajah samudra yang dikenal dengan Karavel. Kapal jenis ini mampu bergerak
cepat dan menjelajah jauh hingga menyebrangi Samudra Atlantik, namun memiliki daya
angkut yang kecil.

3. BERKEMBANGNYA MERKANTILISME DI EROPA


Merkantilisme adalah teori ekonomi yang menyatakan kesejahteraan suatu
negara ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang dimiliki serta besarnya volume
perdagangan global suatu Negara. Aset ekonomi atau modal Negara itu berupa jumlah
mineral berharga, seperti emas, perak dan komoditas lainnya yang dimiliki Negara.
Paham merkantilisme dapat diringkas dalam tiga butir pokok sebagai berikut :
Sasaran utamanya adalah mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya
Berfokus pada neraca perdagangan surplus, yakni memperoleh keuntungan
besar dari perdagangan luar negeri (ekspor)
Negara, bukan swasta, menjadi pelaku utama serta pengendali perekonomian
negara.
Merkantilisme berkembang pada abad XV-XVII di Eropa dan dianut oleh banyak
Negara, seperti Portugal, Spanyol, Inggris, Perancis dan Belanda. Awalnya mereka
berdagang dengan sesame bangsa Eropa, namun lambat laun mereka mengarahkan
perhatiannya pada sumber-sumber logam mulia dan komoditas-komoditas berharga
lainnya di luar Eropa. Satu sama lain bersaing mendapatkan emas dan perak sebanyak-
banyaknya di luar Eropa. Itulah cikal-bakal lahirnya imperialisme-kolonialisme ke
negara-negara Asia-Afrika-Amerika Selatan.
Selain logam mulia, rempah-rempah seperti cengkih dan pala menjadi incaran
negara-negara yang menganut kebijakan merkantilisme, karena komoditas tersebut
sangat laku di pasaran Eropa. Inilah yang melahirkan era penjajahan samudera serta
muncul serikat dagang, seperti EIC (EAST India Company), yaitu serikat dagang Inggris
di India dan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie), serikat dagang Hindia Timur
miliki Belanda. Sehingga mereka dapat melakukan monopoli perdagangan rempaaah-
rempah.

4. SEMBOYAN IMPERIALISME KUNO BANGSA EROPA


❖ GOLD
Pelayaran bangsa Eropa didasari motif ekonomi, yaitu kegiatan pedagangan
global dalam mencari komoditas yang aku di pasaran Eropa, tetapi tidak dihasilkan
oleh negara itu sendiri. Komoditas rempah-rempah ternyata sanat laku di pasar
Eropa karena banyak dibutuhkan orang dan harganya sangat mahal jika dibeli dari
dagang perantara. Semanagt gold, juga didasari keinginan pedagang Eropa untuk
memperoleh komoditas penting langsung dari pusatnya. Sehingga keuntungan lebih
besar akan diperoleh jika dapat menemukan sumbernya langsung daripada melalui
para pedagang perantara.

❖ GLORY
Adalah semangat untuk membangun kembali kejayaan bangsanya dengan
kekuatan sendiri. Untuk membangun kejayaan bangsanya, dilakukanlah penaklukan-
penaklukan wilayah dan kerajaan-kerajaan lokal sehingga dapat mempeluas
kekuasaan. Seperti yang dilakukan oleh bangsa Portugis, setiap melakukan
penaklukan wilayah, akan menancapkan Padaro (Prasasti yang berukuran besar
yang memuat lambing Kerajaan Porugal). Selain sebagai symbol tercapainya
perjanjian kerja sama dengan penguasa lokal, juga dianggap symbol kejayaan bangsa
Portugis.
❖ GOSPEL
Merupakan motif lain yang dilandasi adanya keinginan untuk menyebarkan
agama Kristen ke seluruh dunia. Sebenarnya tidak semua bangsa Eropa yang
melakukan penjelajahan samudra didorong semagat menyebarkan agama. Misalnya
adalah Belanda, ketika VOC memerintah di Indonesia, mereka membatasi Pendeta
Protestan yang berjumlah kurang dari seribu di seluruh wilayah VOC di Asia.
Portugis dan Spanyol adalah Katolik di Indonesia adalah
bangsa yang memiliki semangat Fransiskus Xaverius.
menyebarkan Katolik di wilayah
jajahan. Karena sebagai negara yang
menganut Katolik sangat taat
terhadap Paus sebagai pemimpin
agama tertinggi. Karena bagi mereka
ketaatan terhadap Paus sama
dengan ketaatan terhadap Tuhan.
Paus menyerukan agar dalam setiap
pendudukan wilayah, diikuti dengan
tugas untuk menyebarkan agama
Katolik. Maka dari itu, setiap
ekspedisinya selalu
mengikutsertakan Missionaris.
Hampir di setiap kota benteng di
Asia yang didirikan bangsa Portugis
terdapat gereja.
Salah satu missionaris yang
terkenal menyebarkan agama Sumber Grafis : Tirto.id

PROSES KEDATANGAN BANGSA


EROPA KE INDONESIA
Penduduk Nusantara sudah dikenal sebagai pelayar-pelayar yang tangguh yang
sanggup mengarungi lautan lepas dalam rangka melakukan perdagangan dari masa
praaksara. Pusat-pusat perdagagan tumbuh pesat di pesisir Sumatera dan Jawa. Tradisi
berlayar dan berdagang diperkirakan dibawa oleh nenek moyang orang Indonesia dari
Yunan Selatan dan Vietnam.

Aktivitas perdagangan memasuki babak baru pada masa kerajaan Hindu-Budha


dan mengalami perkembangan pesat masa kerajaan Islam di Indonesia. Kerajaan-
kerajaan Nusantara banyak berhubungan dengan India, Tiongkok, Tanah Genting Kra,
Pahang, Vietnam dan Thailand.

Dikenalnya Maluku sebagai daerah penghasil rempah-rempah sudah dari masa


Kerajaan Singasari. Kemungkinan rempah-rempah ini juga dijual ke kerajaan-kerajaan
lainnya atau saudagar-saudagar asing dari India, Tiongkok, dan Arab. Kelak saudagar-
saudagar asing ini mengenal keberadaan Maluku sebagai pusat rempah-rempah dan
berlayar sendiri ke tempatnya.

Rempah-rempah yang disukai oleh bangsa Eropa, yang biasa didapatkan di


Konstantinopel merupakan rempah-rempah yang di beli oleh saudagar-saudagar
Tiongkok, Arab, dan Melayu dari Banda Neira (Maluku). Rempah-rempah ini dikapalkan
ke Teluk Persia, diangkut ke kawasan Laut Tengah, lalu didistribusikan ke seluruh Eropa
melalui Konstantinopel, Venesia, Genoa.

Gambar : Peta Jalur Pelayaran Bangsa Eropa di Dunia

1. MASUKNYA BANGSA PORTUGIS KE INDONESIA


Tahun 1509: Portugis pertama datang ke Nusantara, dengan mendarat di Malaka.
Portugis kemudian menaklukkan Malaka tahun 1511 dan datang ke Maluku pada
tahun 1512.
Jalur pelayaran yang dilewati Portugis adalah:
Portugal -> Samudera Atlantik -> pesisir barat Afrika -> Semenanjung Harapan ->
Samudera Hindia -> India -> Selat Malaka -> Indonesia

2. MASUKNYA BANGSA SPANYOL KE INDONESIA


Tahun 1521: Spanyol mencapai Indonesia ketika tiba di Maluku dipimpin Juan
Sebastian Elcano.
Jalur pelayaran yang dilewati Spanyol adalah:
Spanyol -> Samudera Atlantik -> pesisir timur Amerika Selatan -> Selat Magellan ->
Samudera Pasifik -> Filipina -> Tidore (Indonesia)

3. MASUKNYA BANGSA BELANDA KE INDONESIA


Tahun 1596: Belanda mencapai Indonesia ketika tiba di Banten, dipimpin Cornelis De
Houtman.
Jalur pelayaran yang dilewati Belanda adalah :
Belanda -> Samudera Atlantik -> pesisir barat Afrika -> Semenanjung Harapan ->
Samudera Hindia -> India -> Selat Sunda -> Banten (Indonesia)

4. MASUKNYA BANGSA INGGRIS KE INDONESIA

Tahun 1602: Inggris mencapai Indonesia ketika tiba di Aceh, dipimpin James
Lancaster.

Jalur pelayaran yang dilewati Inggris adalah :

Inggris -> Samudera Atlantik -> pesisir barat Afrika -> Semenanjung Harapan ->
Samudera Hindia -> Kepulauan Nicobar -> Aceh (Indonesia)

VEREENIGDE OOST INDISCHE


COMPAGNIE (VOC)
Keberhasilan ekspedisi van Neck dan van Warwyck pada tahun 1600-an merebut
hegemoni perda gangan rempah-rempah di Ambon dan Kepulauan Banda dari bangsa
Portugis telah membuka jalan bagi para pedagang Belanda lainnya. Sehingga datanglah
para saudagar lainnya yang membuat persaingan antarpedagang tidk dapt dihindarkan.
Akibatnya tingkat penawaran yang melebihi permintaan membuat harga rempah-
rempah jatuh yang berimplikasi pada kerugian.

A. PEMBENTUKAN VOC
PENCETUS >> TUJUAN DIBENTUKNYA VOC >>

Johan van Oldebarnevelt 1. Menghindari terjadinya persaingan tidak


sehat di antara pedagang – pedagang
Belanda
2. Memperkuat posisi Belanda dalam
menghadapi persaingan dengan serikat
dagang Erpa lainnya, seperti EIC dari
Inggris
3. Memonopoli perdagangan rempah-rempah
di Nusantara
TANGGAL DIBENTUK >> 4. Membantu pemerintah Belanda yang
20 Maret 1602 sedang berjuang melawan pendudukan
Spanyol (sebagai keuatan revolusi dalam
VOC dipimpin oleh dewan yang perang 80 tahun)
beranggotakan 17 direktur sehingga
disebut “ Dewan Tujuh Belas” (Heeren HAK OKTROI (Hak Istimewa VOC) >>
Seventien).
1. Menjadi wakil sah pemerintahan Belanda
Pemimpin tertinggi VOC berpangkat di Asia
Gubernur Jenderal yang juga bagian 2. Melakukan monopoli perdagangan
dari Heeren Seventie. Heeren XVII 3. Mencetak dan mengedarkan mata uang
sendiri
merupakan para tuan dari 17 provinsi
4. Mengadakan perjanjian serta
yang ada di Belanda sebagai pemiliki mengumumkan perang dengan negara
saham VOC. lain
5. Menjalankan kekuasaan kehakiman
Markas besar Dewan ini 6. Memungut pajak
berkedudukan di Amsterdam. 7. Memiliki angkatan perang sendiri
8. Menyelenggarakan pemerintahan sendiri
B. KEBIJAKAN-KEBIJAKAN VOC DI NUSANTARA
Dengan hak-hak istimewa tersebut, VOC bertindak sebagaimana layaknya sebuah
negara. Dalam waktu 5 tahun VOC telah memiliki 15 armada yang terdiri dari 65 kapal.
Selama VOC memerintah di Nusantara, berikut garis besar kebijakan yang pernah
diterapkan :
❖ Memberlakukan dua jenis pajak kepada rakyat >>
CONTINGENTEN VERPLICHTE LEVERANTIE

Pajak wajib berupa hasil bumi yang Penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang
langsung dibayarkan kepada VOC telah ditentukan VOC. (wajib menjual)

❖ Menyingkirkan pedagang-pedagang lain, baik dari negara-negara lain maupun


pedagang Jawa, Melayu, Arab, dan Tiongkok dari aktivitas perdagangan rempah-
rempah di Nusantara. Guna memonopoli perdagangan rempah-rempah di
Indonesia
❖ Menentukan luas areal penanaman rempah-rempah serta menentukan jumlah
tanaman rempah-rempah.
❖ Melakukan kebijakan ekstirpasi >>

Menebang kelebihan jumlah tanaman agar produksinya


tidakberlebihan sehingga harga tetap dapat dipertahankan

Untuk mendukung kebijakan ini, VOC memberlakukan kebijakan Hongi Tochten


( Pelayaran Hongi) >>

Sistem keamanan berupa pelayaran yang dibentuk untuk mengawasi dan mencegah pelanggaran
pedagang rempah-rempah di Nusantara sehingga menjaga keberlangsungan monopoli rempah-rempah

❖ Mewajibkan kerajaan-kerajaan yang telah terikat perjanjian dengan VOC untuk


mnyerahkan utpeti setiap tahun kepada VOC
❖ Mewajibkan rakyat menanam tanaman tertentu, terutama kopi dan hasilnya
dijual kepada VOC dengan harga yang sudah ditentukan oleh VOC >>

Preanger Stelsel adalah kebijakan yang mewaibkan penanaman


kopi (tanam paksa) kepada rakyat Priangan (Tanah Sunda).
Agar kebijakan-kebijakan tersebut dapat berjalan dengan baik, VOC menerapkan
dua hal penting :

❖ Tidak segan-segan melakukan tindak kekerasan terhadap siapa saja yang berani
menentang kebijakan-kebijakannya.
❖ Menerapkan politik devide et impera (pecah belah). Salah satu caranya adalah
dengan melakukan intervensi terhadap urusan internal kerajaan.

Selain hal di atas, VOC juga menerapkan beberapa cara untuk meningkatkan
eksploitasi kekayaan alam (masa pemerintahan J.P. Coen), yaitu :
1. Merebut pasaran produksi pertanian, biasanya dengan memaksakan
monopoli, seperti monopoli rempah-rempah di Maluku
2. Tidak ikut aktif secara langsung dalam kegiatan produksi hasil pertanian
3. Selalu mengincar dan berusaha keras untuk menduduki tempat-tempat yang
memiliki posisi strategis
4. VOC melakukan intervensi terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara
5. Lembaga-lembaga pemerintahan tradisional/ kerajaan masih tetap
dipertahankan dengan harapan bisa dimanfaatkan.

C. GUBERNUR JENDERAL VOC

No. Nama Foto Memulai Jabatan Mengakhir Keterangan


i Jabatan
Masa VOC (1610–1799)
1. Pieter Both 19 Desember 6
1610 November
1614

2. Gerard Reynst 7 November 1615


1614

3. Laurens Reael[5] 1615 20 Mei


1619
4. Jan Pieterszoon 25 Oktober 1617 31 Januari
Coen[6] (diangkat) 1623
30 April 1618
(dikonfirmasikan
)
21 Mei 1619
(resmi)
5. Pieter de 1 Februari 1623 30
Carpentier[7] September
1627

6. Jan Pieterszoon 3 Oktober 1624 21


Coen[6] (diangkat) September
30 September 1629
1627 (resmi)

7. Jacques Specx[8][9] 22 September 17 April


1629 1632

8. Hendrik 18 April 1632 1 Januari


Brouwer[10] 1636

9. Antonio van 1 Januari 1636 19 April


Diemen[11][12] 1645

Cornelis van der 19 April 1645 7 Oktober 1645: Sementara


Lijn[13][14] 10 Oktober 1646 1650 menggantikan
(resmi) Antonio van
Diemen yang
meninggal
dunia.
10 Carel 26 April 1650 19 Mei
. Reyniersz[15] (diangkat) 1653
8 Oktober 1651
(resmi)
11 Joan 19 Mei 1653 1678
. Maetsuycker[16]

12 Rijckloff van 1678 24


. Goens[16] November
1681

13 Cornelis 25 November 11 Januari


. Speelman[17][18] 1681 1684

14 Johannes 11 Januari 1684 24


. Camphuys[19][20][21 September
] 1691

15 Willem van 17 Desember 14


. Outhoorn[22][23][24] 1690 (diangkat) Agustus
24 September 1704
1691 (resmi)

16 Joan van Hoorn[25] 15 Agustus 1704 29


. Oktober
1709

17 Abraham van 30 Oktober 1709 17


. Riebeeck[26] November
1713

18 Christoffel van 17 November 12


. Swol[27] 1713 November
1718

Hendrick 13 November 7 Juli 1725 1718: Sementara


Zwaardecroon[28] 1718 menggantikan
10 September Christoffel van
1720 (resmi) Swol yang
meninggal
dunia.
19 Mattheus de 16 Oktober 1724 1 Juni
. Haan[29] (diangkat) 1729
8 Juli 1725
(resmi)

20 Diederik 1 Juni 1729 28 Mei


. Durven[30] 1732

21 Dirk van Cloon[30] 28 Mei 1732 10 Maret


. 1735

22 Abraham 11 Maret 1735 3 Mei


. Patras[31] 1737

23 Adriaan 3 Mei 1737 6


. Valckenier[32] November
1741

24 Johannes 6 November 28 Mei


. Thedens[33] 1741 1743

25 Gustaaf Willem 29 Mei 1743 1


. baron van November
Imhoff[34] 1750

26 Jacob Mossel[35] 1 November 15 Mei


. 1750 1761

27 Petrus Albertus 15 Mei 1761 28


. van der Parra[36] Desember
1775
28 Jeremias van 28 Desember 3 Oktober
. Riemsdijk[24] 1775 1777

Reinier de 4 Oktober 1777 1 1777: Sementara


Klerk[37] 9 Oktober 1778 September menggantikan
(resmi) 1780 Jeremias van
Riemsdijk yang
meninggal
dunia.
29 Willem Arnold Maret 1780 17
. Alting[38] (pejabat Februari
sementara) 1797
1 September
1780 (resmi)
30 Pieter Gerardus 16 Agustus 1796 31 Pada masa
van (diangkat) Desember pemerintahanny
Overstraten[39] 17 Februari 1797 1799 a terjadi
(ambil alih) peralihan
22 Januari 1798 kekuasaan dari
(resmi) VOC ke
pemerintahan
Kerajaan
Belanda di
bawah
kekuasaan
Napoleon
Bonaparte.
Sumber : Wikipedia

Gubernur Jenderal merupakan jabatan tertinggi yang bertugas mengendalikan


kekuasaan di negeri jajahan VOC. Dalam kurun waktu 1602 sampai 1799, sudah tentu
yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal VOC bukan hanya satu atau dua orang saja,
seperti yang terlihat di atas ada banyk nama yang pernah menjabat Gubernur Jenderal
VOC. Namun yang banyak diketahui hanya dua Gubernur Jenderal, yaitu Pieter Both dan
J.P. Coen. Karena dua Gubernur Jenderal ini merupakan yang pertama dan peletak
kebijakan-kebijakan VOC nantinya.

❖ PIETER BOTH
>> Ditunjuk sebagai Gubernur
Jenderal VOC pertama pada
November 1610-1614.
>> Tugas utamanya adalah
menciptakan monopoli
perdagangan di pulau-pulau di
Hindia Belanda.
>> Membangun markas besar
VOC di Ambon.
>> Memilih Jayakarta sebagai
basis administrasi dan
perdagangan

❖ J. P. COEN

>> Ditunjuk sebagai Gubernur kemudian digunakan untuk


Jenderal pada tahun 1619. menyerang Jayakarta pada tahun
1619.
>> Memindahkan markas besar
VOC dari Ambon ke Jayakarta. >> Jayakarta kemudian diganti
namanya menjadi Batavia
>> J.P. Coen menyerang Jayakarta
karena merasa dipermalukan
pasukan Banten dan Inggris di
Jayakarta. Membangun tembok
diantara Nassau Huis dan
Mauritius Hius dan didalamnya
ditempatkan meriam. Bangunan ini
kemudian menjadi benteng yang

Jan Pieterszoon Coen lahir tanggal 8 Januari 1587. Sejarah mencatat, J.P. Coen
adalah Gubernur Jenderal VOC pendiri Kota Batavia.
Jan Pieterszoon Coen adalah Gubernur Jenderal
VOC yang pernah menjabat dua kali, yakni pada
1619-1623 dan 1627-1629. Lahir pada 8
Januari 1587, J.P. Coen merupakan salah satu
orang yang paling berpengaruh dalam perjalanan
sejarah Nusantara selama berada dalam
cengkeraman imperialisme Belanda.
Untuk merealisasikan monopoli perdagangan di
Maluku, J.P. Coen melakukan hal berikut :

1. Mengusir orang Inggris di Pulau Run yang


diam-diam tetap melakukan perdagangan
dengan penduduk Banda
2. Mengusir dan melenyapkan penduduk asli
Banda
3. Menerapkan kebijakan ekstirpasi

D. Runtuhnya KEKUASAAN VOC

Dibubarkan >> 31 Desember 1799

Penyebab >>

FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL


Terjadi korupsi di semua tingkatan birokrasi, dari pegawai Berdirinya Republik Bataaf di bawah Napoleon
rendah sampai pejabat tinggi VOC Bonaparte (Prancis) pada tahun 1795
Sebagian pegawai VOC ikut serta dalam kegiatan
perdagangan rempah-rempah demi kepentingan pribadi
Perdagangan gelap merajalela yang menerobos monopoli
perdagangan VOC
Anggaran biaya untuk pegawai sangat besar
Biaya perang yang digunakan untuk menanggulangi
perlawanan rakyat
Adanya persaingan dengan serikat dagang seperti EIC
Pemasukan yang kecil disertai utang yang menumpuk
PEMERINTAHAN DI HINDIA
BELANDA PASCA VOC

A. MASUKNYA PENGARUH PRANCIS DAN INGGRIS


❖ MASA PEMERINTAHAN REPUBLIK BATAAF
Dengan berkobarnya Revolusi Prancis, berdampak terhadap beberapa
bangsa Eropa, salah satunya Belanda. Muncul kelompok patriot yang
menghendaki perlunya negara kesatuan. Pada awal tahun 1795, pasukan Prancis
menyerbu Belanda dan Raja Willem V melarikan diri ke Inggris. Belanda dikuasai
Perancis. Dibentuklah pemerintahan baru sebagai bagian dari Prancis yang
dinamakan Republik Bataaf (1795-1811) yang dipimpin oleh Louis Napoleon
yang merupakan saudara Napoleon Bonaparte.
Louis Napoleon khawatir Jawa yang merupakan jajahan Belanda jatuh ke
tangan Inggris. Karena Inggris telah mengambil alih beberapa wilayah jajahan
Belanda di Indonesia berdasarkan “Surat-Surat Kew” yang dikeluarkan oleh Raja
Willem V. Napoleon mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur
Jenderal Hindia Belanda. Dalam kurun waktu 1806 sampai 1811, Nusantara di
bawah pemerintahan Prancis

❖ PEMERINTAHAN HERMAN WILLEM DAENDELS (1808-1811)


Tugas Utama >>
Mempertahankan Pulau Jawa agar
tidak jatuh ke tangan Inggris

Tugas lainnya >>


Memperbaiki keadaan tanah jajahan
dari berbagai aspek

Daendels adalah manta advokat, kaum patriot dan


berpandangan liberal. Berasal dari Belanda, namun
sangat dipengaruhi Semangat Revolusi Perancis. Maka
dari itu Daendels ingin menghapuskan praktik-praktik
feodalistik.
Kebijakan-Kebijakan Daendels dalam upaya melaksanakan tugas utamanya >>

1. Membangun Jalan Raya Pos dari Anyer sampai 6. Membangun rumah sakit dan tangsi-tangasi
Panarukan militer yang baru
2. Mendirikan benteng-benteng pertahanan : 7. Membagi Pulau Jawa menjadi Sembilan prefektur
➢ Benteng Lodwijk (Surabaya) setara keresidenan
➢ Benteng Meester Cornelis (Batavia)
3. Membangun Pangkalan Angkatan Laut di Merak dan 8. Mengangkatpara Bupati di seluruh Jawa menjadi
Ujung Kulon pegawai pemerintah

4. Membangun angkatan perang yang terdiri dari 9. Menaikkan gaji pegawai agar tetap loyal kepada
orang-orang pribumi pemerintah colonial dan menindak pegawai yang
korup dengan hukuman yang berat
5. Mendirikan : 10. Mendirikan badan pengadilan yang disesuaikan
➢ Pabrik senjata di Surabaya dengan adat istiadat yang berlaku
➢ Pabrik meriam di Semarang
➢ Sekolah Militer di Batavia

Dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan di atas, tentu saja Daendels


membutuhkan biaya yang sangat besar. Untuk itu Daendels menerapkan beberapa
cara untuk memperoleh biaya dan memperoleh keuntungan :

1. Menjual tanah-tanah kepada pihak swasta atau partikelir (Orang Eropa dan
Cina) lengkap dengan penduduknya.

2. Semakin menggencarkan pelaksanaan sistem penanaman kopi di Priangan


(Preangerstelsel) dengan menaikkan kuota produksi dan menurunkan harga
pembelian
3. Tetap menerapkan aturan penyerahan sebagian hasil bumi sebagai pajak
(Contingenten) dan penjualan paksa hasil bumikepada pemerintah dengan
harga yang telah ditetapkan
4. Menerapkan wajib kerja (verplichte diensten) yang memberikan manfaat
besar bagi Belanda

Pada tahun 1811, Daendels dipanggil kembali ke


Belanda karena dianggap gagal melaksanakan tugas,
yang dilatarbelakangi beberapa hal :
1. Kekejaman dan kesewenang-weangan Daendels
menimbulkan kebencian rakyat maupun orang
Eropa
2. Sikap otoriter terhadap raja-raj lokal memicu
Gambar : Peta Jalan Raya Pos
pelawanan
3. Penyelewengan dalam penjualan tanah pada
pihak swasta
4. Keburukan dalam sistem administrasi
pemerintahan
❖ PEMERINTAHAN JANSSEN (1811)
Daendels yang dipanggil kembali ke Belanda, kemudian digantikan oleh
Gubernur Jenderal Jan Willem Janssens yang hanya menjabat dari 20 Februari
sampai 18 September 1811.
Janssens berusaha memperbaiki keadaan yang ditinggalkan Daendels,
namun ternyata tak mampu membendung serangan dari Inggris. Inggris sudah
menguasai beberapa daerah di Hindia Belanda, selain itu Inggris menyerang Pulau
Jawa dari darat dan laut. Inilah yang kemudian membuat Janssens pada akhirnya
menyerah terhadap Inggris dengan menandatangani perjanjian yang disebut
Kapitulasi Tuntang (1811) yang berisi >>

1. Pulau Jawa dan Sekitarnya yang dikuasai Belanda jatuh ke tangan


Inggris
2. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
3. Orang-orang Belanda dapat dipekerjakan dalam pemerintahan Inggris
4. Hutang Belanda tidak menjadi tanggungan Inggris
5.

❖ KOLONIALISME INGGRIS DI INDONESIA


Dengan ditandatangani Kapitulasi Tuntang beralihlah kekuasaan di
Indonesia dibawah pemerintahan Inggris. Gubernur Jenderal Lord Minto yang
berkedudukan di India kemudian mengangkat Thomas Stamford Raffles untuk
memerintah di Indonesia sebagai Letnan Gubernur. Selama pemerintahannya
Raffles sangat menekankan asas-asas liberal,yaitu kebebasan, kesetaraan derajat
manusia, dan supremasi hokum

Gambar : Thomas Stamford Raffles


Kebijakan yang diterapkan >>
1. Menghapus kerja paksa dan melarang perdagangan budak
2. Memberi kebebasan pada rakyat untuk menentukan tanaman yang ditanam
3. Menghapus contingenten dan verplichte leverantie yang sudah diterapkan sejak zaman
VOC
4. Memperkenalkan sistem sewa tanah Landrent. Harga sewa ditetapkan pemerintah
setelah mempertimbangkan kondisi tanah dan dibayar secara tunai
5. Pemungutan pajak sewa tanah dilakukan per kepala (tiap orang, bukan seluruh desa)
6. Bupati diangkat sebagai pegawai pemerintah, dan jabatan diwariskan turun-temurun
dihapus
7. Membagi Pulau Jawa menjadi 16 keresidenan, dan ini berlangsung sampai tahun 1964
8. Membentuk sistem pemerintahan dan sistem peradilan yang mengacu pada sistem
yang dilaksanakan di Inggris.

>> Raffles menerapkan sistem-sistem kerajaan Inggris, bahwa tanah adalah milik
raja, sedangkan rakyat sebagai penyewa.
>> Raffles berusaha mengubah dari ekonomi barang menjadi ekonomi uang, maka
dari itu pembayaran pajak dilakukan dengan uang, walupun juga dapat dibayar
dalam bentuk barang
>> Raffles mengharapkan rakyat Indonesia meningkatkan taraf hidupnya,
sehingga mampu membeli barang industry Inggris (Indonesia dijadikan pasar)

Selain hal di atas, hal lain yang menonjol dari pemerintahan Raffles adalah di
bidang ilmu pengetahuan >>

Raffles melakukan Menemukan spesies Meneliti Bersama istrinya,


penelitian tentang Bunga Bangkai di peninggalan kuno, Olivia Mariamne
Jawa yang dituli Bengkulu yang seperti Candi merintis Kebun Raya
dalam buku "Hsitory kemudian diberi Prambanan dan Bogor sebagai
of Java" yang nama Rafflesia Candi Borobudur. kebun biologi
diterbitkan di Arnoldi Selain itu
London pada tahun memindahkan
1817 Prasasti Airlangga ke
Kalkuta
Berakhirnya Kekuasaan Raffles di Indonesia Raffles juga gagal menerapkan sistem sewa tanah
dikarenakan :
Hanya memerintah kurun waktu 1811-1816. Hal ini dikarenakan ➢ Terbentur sistem sosial nudaya dan tradisi
kekalahan Prancis dalam Pertempuran Leipzig. Kekalah Prancis Jawa
berarti kemerdekaan bagi Belanda. Hal ini membuka ruang ➢ Belum adanya kepastian hukum atas tanah
perundingan Inggris dan Belandaa yang terwujud pada Konvensi ➢ Rakyat belum terbiasa menggunakan uang
London (1814). ➢ Masa pemerintahan singkat
B. Masa kekuasaan kerajaan belanda

Dengan dilaksanakan Konvensi London, maka kembalilah hak Belanda atas


koloni-koloninya, termasuk Nusantara. Perlu dipahami, bahwa Konvensi London
bukan menandakan Inggris menyerah terhadap Belanda, namun kesepakatan
bersama karena merupaka koalisi dalam menghadapi Prancis.

Kondisi Belanda pasca kembalinya Indonesia ke tangan Belanda


sesungguhnya dalam kondisi krisis, yang diakibatkan biaya perang menghadapi Prancis
dan hutang-hutang VOC.

Anda mungkin juga menyukai