SEJARAH INDONESIA
SEJARAH DUNIA /
PEMINATAN
PROGRAM ILMU SOSIAL
KELAS XI
SEMESTER I
[Year]
DISUSUN OLEH
LIA DWI SUSANTI, S.Pd.
BAB 1
PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN
IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA
MATERIKELASXIIPSSEMESTER1/SMAN1PASIRSAKTI/LDS Page 2
SEJARAH INDONESIA
b. Bangsa Eropa yang melakukan penjelajahan
Bangsa Portugis, tokoh yang melakukan penjelajahan diantaranya:
1) Bartholomeu Diaz (1450-1500), berhasil mengarungi samudra hingga ke Benua Afrika
(Tanjung Harapan) pada tahun 1486.
2) Vasco da Gama (1469-1524), berhasil mendarat di Calkuta India pada 22 Mei 1498.
3) Alfonso d’ Albuquerque (1453-1515), berhasil mendarat di Malaka dan merebutnya pada
tahun 1511.
Bangsa Spanyol, tokoh yang melakukan penjelajahan diantaranya:
1) Christopher Columbus (1451-1506), bersama Amerigo Vespucci menemukan Benua
Amerika.
2) Ferdinand Magelhaens (1519-1521), melakukan ekspedisi hingga ke Kepulauan Filipina
pada tahun 1920.
3) Ferdinand Cortez, berhasil menduduki Mexico tahun 1519 dengan menaklukkan suku
Indian yaitu Kerajaan Aztec dan suku Maya di Yucatan.
4) Pizzaro, berhasil menaklukkan kerajaan Indian di Peru yaitu suku Inca tahun 1530.
Bangsa Inggris, tokoh yang melakukan penjelajahan diantaranya:
1) Sir Francis Drake (1577-1580), melakukan pelayaran keliling dunia hingga memborong
rempah-rempah di Ternate.
2) Pilgrim Fathers, melakukan pelayaran pada tahun 1607 hingga mendarat di Amerika
Utara.
3) Sir James Lancester berhasil mendarat di Aceh dan Penang pada tahun 1591, pada tahun
1602 berhasil mendarat di Aceh yang dilanjutkan ke Banten.
4) Sir Henry Middleton, pada tahun 1604 berhasil mendarat di Ternate, Tidore, Ambon dan
Banda.
5) William Dampier, pada tahun 1688 berhasil mendarat di Australia kemudian melanjutkan
pelayaran dengan menelusuri pantai ke arah Utara.
6) James Cook, pada tahun 1770 berhasil mendarat di Pantai Timur Australia sehingga
diklaim sebagai penemu Benua Australia.
Bangsa Belanda, tokoh yang melakukan penjelajahan diantaranya:
1) Barentz, pada tahun 1594 mencari daerah Timur (Asia) melalui jalur lain yaitu ke Utara.
2) Cornelis de Houtman, pada tahun 1595 ia melalui jalur orang-orang Portugis dan pada
tahun 1596 berhasil mendarat di Banten.
3) Jacob van Neck, berhasil mendarat di Banten pada 28 November 1598 dan berhasil
mendapatkan rempah-rempah yang banyak. Sehingga banyak pedagang Belanda yang
datang ke Indonesia.
4) Abel Tasman, berhasil berlayar mencapai perairan di sebelah Tenggara Australia dan
menemukan Pulau Tasmania pada tahun 1642.
VOC ialah Perusahaan Dagang Hindia Timur atau Kongsi Dagang Belanda yang dibentuk
pada 20 Maret 1602 atas prakarsa dari dua tokoh Belanda yakni Pangeran Maurits,dan Johan
van Olden Barnevelt yang terdiri dari berbagai macam perusahaan kecil yang dipersatukan
untuk melakukan perdagangan di Samudra Hindia.
Tujuan dibentuknya VOC
Menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang lain.
Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan bangsa-bangsa Eropa
lainnya maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
Membantu pemerintah Belanda yang berjuang menghadapi Spanyol yang masih menduduki
Belanda.
Agar dapat leluasa melaksanakan tugasnya maka VOC juga diberi hak-hak Istimewa yang
disebut dengan Hak Octroi dari sini jugalah alasan mengapa VOC disebut sebagai Negara
dalam Negara adapun hal tersebut meliputi :
Monopoli Perdagangan
MATERIKELASXIIPSSEMESTER1/SMAN1PASIRSAKTI/LDS Page 3
SEJARAH INDONESIA
Mencetak dan Mengedarkan Uang
Mengangkat dan memberhentikan Pegawai
Mengadakan Perjanjian Dengan Raja-Raja
Memiliki Tentara untuk Mempertahankan Diri
Mendirikan Benteng
Menyatakan Perang Dan Damai
Mengangkat Dan Memberhentikan Penguasa-Penguasa Setempat
VOC dipimpin oleh Gubernur Jenderal, Sebagai Gubernur Jenderal yang pertama yaitu
Gubernur Jenderal Pieter Both (1610-1614) yang berkedudukan di Ambon, namun VOC
beranggapan Ambon terlalu jauh dari Selat sehingga kurang strategis dijadikan pangkalan
dagang yang kuat, sehingga perhatian VOC tertuju ke Jayakarta.
Beberapa gubernur jenderal VOC yang dianggap berhasil usaha dagang dan kolonisasi antara
lain:
Jan Pieterszoon Coen (1619-1629), ia dikenal sebagai pendiri Kota Batavia dan peletak
dasar imperialisme Belanda di Indonesia. Ia dikenal pula dengan rencana kolonisasinya
dengan memindahkan orang-orang Belanda bersama keluarganya ke Indonesia. Hal itu
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja Belanda di Indonesia.
Antonio van Diemen (1636-1645), ia berhasil memperluas kekuasaan VOC ke Malaka
pada tahun 1641. Ia juga mengirimkan misi pelayaran yang dipimpin oleh Abel Tasman ke
Australia, Tasmania, dan Selandia Baru.
Joan Maetsycker (1653-1678), ia berhasil memperluas kekuasaan VOC ke Semarang,
Padang, Manado.
Cornelis Speelman (1681-1684), ia berhasil menghadapi perlawanan Sultan Hasanudin
dari Makasar, pemberontakan Trunojoyo di Mataram, dan mengalahkan Sultan Ageng
Tirtayasa dari Banten.
Dalam melaksanakan pemerintahan, VOC menerapkan sistem pemerintahan tidak langsung
(indirect rule) dengan memanfaatkan sistem feodalisme yang sudah berkembang di Indonesia.
Politik Ekonomi VOC:
Verplichte Leverantie, yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah
ditetapkan oleh VOC. Peraturan ini melarang rakyat menjual hasil buminya selain kepada
VOC.
Contingenten, yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.
Peraturan tentang ketentuan areal dan jumlah tanaman rempah-rempah yang boleh
ditanam.
Ekstirpasi, yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi
kelebihan produksi yang dapat menyebabkan harganya merosot.
Pelayaran Hongi, yaitu pelayaran dengan perahu kora-kora (perahu perang) untuk
mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan VOC dan menindak pelanggarnya.
Kemunduran dan Kebangkrutan VOC terjadi sejak awal Abad ke 18 yang disebabkan oleh
dari faktor ekstern dan faktor intern berikut adalah penjelasannya :
Faktor Intern:
Utang VOC yang sangat besar
Banyak Korupsi yang dilakukan oleh pegawai-pegawai VOC
Anggaran Pegawai terlalu besar akibat semakin luasnya wilayah kekuasaan VOC
Pemberian deviden (keuntungan) kepada pemegang saham walaupun usahanya mengalami
kemunduran.
Faktor Ekstern:
Biaya Perang yang teramat besar
Persaingan dengan Kongsi Dagang Negara lainnya, seperti kongsi dagang Portugis
(Compagnie des Indies) dan kongsi dagang Inggris (East Indian Company)
Berkembangnya paham liberalisme (kebebasan) yang menghendaki adanya perdagangan
bebas
Pendudukan Prancis pada tahun 1795.
MATERIKELASXIIPSSEMESTER1/SMAN1PASIRSAKTI/LDS Page 4
SEJARAH INDONESIA
VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan saldo kerugian sebesar 134,7 juta
gulden. Selanjutnya semua utang dan kekayaan VOC diambil alih oleh pemerintahan
Kerajaan Belanda
MATERIKELASXIIPSSEMESTER1/SMAN1PASIRSAKTI/LDS Page 5
SEJARAH INDONESIA
3) Menemukan bunga Rafflesia-Arnoldi.
4) Merintis adanya Kebun Raya Bogor.
Karena adanya perubahan politik di Eropa, mengakibatkan pemerintahan di Indonesia juga
berubah. Menyerahnya Kaisar Louis Napoleon Bonaparte kepada Inggris membuat Belanda lepas
dari Perancis. Pada tahun 1814, Belanda dan Inggris melakukan pertemuan di London yang
hasilnya termuat dalam Convention of London yang berisi penyerahan kembali daerah kekuasaan
kepada pihak Belanda yang dulu direbut Inggris termasuk Indonesia. Penyerahan wilayah Hindia
Belanda dari Inggris kepada Belanda berlangsung di Batavia pada tanggal 19 Agustus 1816.
Inggris diwakili oleh John Fendall dan Belanda diwakili oleh Mr. Ellout, van der Capellen dan
Buyskes.
MATERIKELASXIIPSSEMESTER1/SMAN1PASIRSAKTI/LDS Page 6
SEJARAH INDONESIA
pokoknya berisi tentang: Pribumi diberi hak memiliki tanah dan menyewakannya kepada
pengusaha swasta; Pengusaha dapat menyewa tanah dari gubernemen dalam jangka waktu 75
tahun. Selain UU Agraria 1870, pemerintah Belanda juga mengeluarkan UU Gula (Suiker
Wet) tahun 1870. Isi dari UU ini yaitu: Perusahaan-perusahaan gula milik pemerintah akan
dihapus secara bertahap; Pada tahun 1891 semua perusahaan gula milik pemerintah harus
sudah diambil alih oleh swasta.
Politik etis
Politik ini dikemukakan oleh van Deventer dan disebut politik balas budi karena Belanda
memiliki banyak utang budi kepada rakyat Indonesia yang dianggap telah membantu
kemakmuran Belanda. Dalam politik ini berisi tentang tiga hal yang sering disebut Trilogi van
Deventer. Isi dari trilogi van Deventer yaitu: Irigasi (pengairan); Edukasi (pendidikan);
Migrasi (perpindahan penduduk).
B. Perubahan Politik, Ekonomi, Sosial, dan Budaya Akibat Perluasan Kolonialisme dan
Imperialisme di Indonesia
1. Di bidang politik, pengaruh kekuasaan Belanda semakin kuat karena intervensi yang intensif
dalam masalah-masalah istana. Aneksasi wilayah juga mengakibatkan menyempitnya wilayah
kekuasaan pribumi.
2. Di bidang ekonomi, penghasilan penguasa pribumi dari upeti dan hasil bumi makin berkurang.
Kewajiban rakyat untuk mengolah tanah sesuai aturan pemerintah kolonial juga mengakibatkan
runtuhnya perekonomian rakyat.
3. Di bidang demografi, pada tahun 1900 penduduk Jawa telah mencapai hampir 28,5 juta jiwa.
Perkembangan penduduk pada abad ke-19 dipengaruhi oleh faktor, antara lain: (1) membaiknya
tingkat hidup pribumi, (2) meluasnya pelayanan kesehatan, (3) terwujudnya ketertiban dan
perdamaian oleh pemerintah Belanda.
4. Di bidang sosial, kedudukan dan perekonomian penguasa pribumi melemah sehingga derajat dan
kehormatannya pun menurun.
5. Di bidang budaya, makin meluasnya pengaruh kehidupan Barat dalam lingkungan kehidupan
tradisional. Tata cara kehidupan Barat seperti bergaul, gaya hidup, cara berpakaian, dan
pendidikan mulai dikenal di kalangan atas atau istana. Beberapa tradisi di lingkungan istana
mulai luntur.
MATERIKELASXIIPSSEMESTER1/SMAN1PASIRSAKTI/LDS Page 7
SEJARAH INDONESIA
C. Perlawanan di Berbagai Daerah dalam Menentang Dominasi Asing
MATERIKELASXIIPSSEMESTER1/SMAN1PASIRSAKTI/LDS Page 8
SEJARAH INDONESIA
f. Pemberontakan Untung Surapati (1686 – 1706)
Untung Surapati bersekutu dengan Sunan Amangkurat II untuk melawan VOC. Untuk meredam
pemberontakan Untung Surapati, VOC mengutus Kapten Tack ke Mataram, namun gagal. Sunan
Amangkurat II berterima kasih kepada Untung Surapati dengan memberikan daerah Pasuruan
dan menetapkannya menjadi Bupati di sana dengan gelar Adipati Wiranegara. Pada 1803 Sunan
Amangkurat II meninggal dan digantikan oleh putranya yang bergelar Sunan Amangkurat III,
pamannya yang bernama Pangeran Puger menginginkan tahta raja di Mataram. Dia kemudian
bersekutu dengan VOC, dan kemudian membuat perjanjian dengan VOC, dengan menyerahkan
sebagian wilayah kekuasaan Mataram. Pada 1705 Pangeran Puger dinobatkan menjadi Sunan
Mataram dengan gelar Sunan Pakubuwana I, setelah itu dimulailah peperangan antara Sunan
Pakubuwana I dengan Untung Surapati yang dibantu Sunan Amangkurat III. Pada 1706, VOC
berhasil melumpuhkan Untung Surapati di Kartasura.
MATERIKELASXIIPSSEMESTER1/SMAN1PASIRSAKTI/LDS Page 9
SEJARAH INDONESIA
Belanda berhasil menguasai Pagarruyung, bekas kedudukan kerajaan Minangkabau, namun
gagal merebut pertahanan Paderi di Lintau, Sawah Lunto dan Kapau, Bukittinggi. Untuk
mensiasati hal ini, belanda mengajak berunding Tuanku Imam Bonjol (pemimpin Paderi)
pada 1824, namun perjanjian dilanggar oleh Belanda.
Saat pertempuran Diponegoro, Belanda menarik pasukannya di Sumatra Barat untuk menunda
penyerangan pada kaum Paderi, dan memusatkan perhatian di Sumatra Barat untuk
menangkap Tuanku Imam Bonjol.
Dengan serangan yang gencar, kota Bonjol jatuh ke tangan Belanda pada September 1832,
dan pada 11 Januari 1833, dapat direbut kembali oleh kaum Paderi. Pertempuran berkobar di
mana – mana, dan golongan adat berbalik melawan. Sehingga Belanda memerintahkan Sentot
Alibasha Prawirodirjo (bekas panglima perang diponegoro) untuk memerangi Paderi, tetapi
tidak mau dan bekerja sama dengan kaum Paderi.
Pada 25 Oktober 1833, Belanda melakukan Maklumat Plakat Panjang, yang berisi ajakan
kepada penduduk Sumatra Barat untuk berdamai dan menghentikan perang. Namun pada Juni
1834, Belanda kembali menyerang kaum Paderi. Pada 16 Agustus 1837, Tuanku Imam Bonjol
jatuh ke tangan Belanda, dan berhasil meloloskan diri.
Pada 25 Oktober 1837, Tuanku Imam Bonjol berunding di Palupuh. Namun Belanda
berhianat dengan menangkap dan membuangnya ke Cianjur, Ambon, dan terakhir kota dekat
Manado. Dia wafat pada usia 92 tahun dan dimakamkan di Tomohon, Sulawesi Utara.
e. Perang Aceh
Aceh dihormati oleh Inggris dan Belanda melalui Traktat London pada 1824, karena Terusan
Suez dibuka, yang menyebabkan kedudukan Aceh menjadi Strategis di Selat Malaka dan
menjadi incaran bangsa barat. Untuk mengantisipasi hal itu, Belanda dan Inggris
menandatangani Traktat Sumatra pada 1871.
MATERIKELASXIIPSSEMESTER1/SMAN1PASIRSAKTI/LDS Page 10
SEJARAH INDONESIA
Melihat gelagat ini, Aceh mencari bantuan ke luar negeri. Belanda yang merasa takut disaingi
menuntut Aceh untuk mengakui kedaulatannya di Nusantara. Namun Aceh menolaknya,
sehingga Belanda mengirim pasukannya ke Kutaraja yang dipimpin oleh Mayor Jendral J.H.R
Kohler. Penyerangan tersebut gagal dan Jendral J.H.R Kohler tewas di depan Masjid Raya
Aceh.
Serangan ke – 2 dilakukan pada Desember 1873 dan berhasil merebut Istana kerajaan Aceh di
bawah pimpinan Letnan Jendral Van Swieten. Walaupun telah dikuasai secara militer, Aceh
secara keseluruhan belum dapat ditaklukkan. Oleh karena itu, Belanda mengirim Snouck
Hurgronye untuk menyelidiki masyarakat Aceh.
Pada 1891, Aceh kehilangan Teuku Cik Ditiro, lalu pada 1893, Teuku Umar menyerah
kepada Belanda, namun pada Maret 1896, ia kabur dan bergabung dengan para pejuang
dengan membawa sejumlah uang dan senjata. Pada 11 Februari 1899, Teuku Umar tewas di
Meulaboh. Kemudian perjuangannya dilanjutkan oleh istrinya, Cut Nyak Dhien.
Pada November 1902, Belanda menangkap 2 isteri Sultan Daudsyah dan anak – anaknya.
Belanda memberi 2 pilihan, menyerah atau keluarganya dibuang. Lalu pada 1 Januari 1903,
Sultan Daudsyah menyerah. Demikian pula Panglima Polim pada September 1903. Pada
1905, Cut Nyak Dhien tertangkap di hutan, Cut Nyak Meutia gugur pada 1910. Baru pada
1912, perang Aceh benar – benar berakhir.
f. Perang Bali
Pulau Bali dikuasai oleh kerajaan Klungkung yang mengadakan perjanjian dengan Belanda
pada 1841 yang menyatakan bahwa kerajaan Klungkung di bawah pemerintahan Raja Dewa
Agung Putera adalah suatu negara yang bebas dari kekuasaan Belanda.
Pada 1844, perhu dagang Belanda terdampar di Prancak, wilayah kerajaan Buleleng dan
terkena hukum Tawan Karang yang memihak penguasa kerajaan untuk menguasai kapal dan
isinya. Pada 1848, Belanda menyerang kerajaan Buleleng, namun gagal.
Serangan ke – 2 pada 1849, di bawah pimpinan Jendral Mayor A.V Michies dan Van
Swieeten berhasil merbut benteng kerajaan Buleleng di Jagaraga. Pertempuran ini diberi nama
Puputan Jagaraga.
Setelah Buleleng ditaklukkan, banyak terjadi perang puputan antara kerajaan – kerajaan Bali
dengan Belanda untuk mempertahankan harga diri dan kehormatan. Diantaranya Puputan
Badung (1906), Puputan Kusamba (1908), dan Puputan Klungkung (1908).
g. Perang Banjarmasin
Sultan Adam menyatakan secara resmi hubungan kerajaan Banjarmasin – Belanda pada 1826
sampai beliau meninggal pada tahun 1857. sepeninggal Sultan Adam, terjadi perebutan
kekuasaan oleh 3 kelompok :
Kelompok Pangeran Tamjid Illah, cucu Sultan Adam.
Kelompok Pangeran Anom, Putra Sultan Adam.
Kelompok Pangeran Hidayatullah, cucu Sultan Adam.
Di tengah kekacauan tersebut, terjadi perang Banjarmasin pada 1859 yang dipimpin Pangeran
Antasari, seorang putra Sultan Muhammad yang anti Belanda. Dalam melawan Belanda,
Pangeran Antasari dibantu oleh Pangeran Hidayatullah.
Pada 1862, Pangeran Hidayatullah ditangkap dan dibuang ke Cianjur. Dalam pertempuran
dengan Belanda pada tahun tersebut, Pangeran Antasari tewas.
MATERIKELASXIIPSSEMESTER1/SMAN1PASIRSAKTI/LDS Page 11