Sejarah Indonesia 2 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kemudahan dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan Buku Sejarah Indonesia 2 untuk Sekolah Menengah Atas dan
Sederajat.
Dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 yang mengacu pada sistem
belajar tuntas dan sistem pembelajaran aktif, diperlukan berbagai informasi
penunjang sebagai bahan literasi untuk mengembangkan kreatifitas dan keaktifan
peserta didik. Untuk mendukung Kurikulum 2013, maka dibutuhkan banyak
referensi sebagai bekal tenaga pendidik dan peserta didik untuk mengembangkan
kemampuannya semaksimal mungkin.
Buku Sejarah Indonesia 2 ini ditujukan kepada para guru sejarah dan
peserta didik agar lebih baik dan maksimal dalam mempelajari Sejarah Indonesia
sebagaimana tuntutan Kurikulum 2013. Buku ini juga memuat latihan soal yang
dapat mendukung pemahaman peserta didik dalam memahami dan mencapai
Standar Kompetensi yang diharapkan.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Kepala Sekolah dan rekan-rekan guru SMA Negeri 1 Sentani yang telah
memberikan dukungan moril kepada penulis hingga selesainya buku ini. Semoga
dengan tersusunnya Buku Sejarah Indonesia 2 ini dapat memberikan manfaat
kepada guru sebagai tenaga pendidik dan para peserta didik dalam mendukung
kegiatan belajar mengajar yang lebih baik dan dalam skala yang lebih luas dapat
meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Penulis menyadari bahwa Buku Sejarah Indonesia 2 ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, masukan, kritik dan saran tetap penulis harapkan demi
kesempurnaan Buku Sejarah Indonesia 2 ini ke depan.
Penulis,
Motto …………………………………………………………………….. 3
INDONESIA …………………………………………………. 96
1. Bangsa Portugis
2. Bangsa Spanyol
a. Daendels
a. Bidang Ekonomi
b. Bidang Politik
d. Bidang Sosial
e. Bidang Agama/Budaya :
f. Sosial/Demografi :
3. Perlawanan Banten
a. Sebab perlawanan:
VOC ingin menguasai Banten, karena sejak abad ke-17
Banten menjadi pusat perdagangan yang ramai. VOC hanya
bisa membangun Bandar dan beberapa benteng pertahanan
di Batavia, diantaranya benteng Noordwijk.
c. Akhir perlawanan:
1671, Sultan Ageng Tirtayasa melakukan perubahan dalam
birokrasi Kerajaan Banten. Sultan Haji diangkat sebagai
raja pembantu (tugasnya: bertanggung jawab terhadap
urusan dalam negeri Banten), sementara itu Sultan Ageng
Tirtayasa dan Pangeran Arya Purbaya bertanggung jawab
atas urusan luar negeri Banten. Pemisahan kekuasaan ini
dimanfaatkan VOC untuk mempraktikkan politik devide et
impera/memecah belah.
VOC menghasut Sultan Haji, dengan mengatakan bahwa
Pangeran Arya Purbaya yang akan naik tahta menggantikan
Sultan Ageng Tirtayasa. Hasutan ini menyebabkan Sultan
Haji khawatir dan mencurigai Sultan Ageng Tirtyasa dan
Pangeran Arya Purbaya
b. Proses perlawanan :
1634, VOC memblokade Pelabuhan Somba Opu, tapi
usaha ini gagal karena kapal Makassar berukuran kecil
sehingga dengan gesit mencari jalur baru
1654, VOC kembali menyerang Makassar, tapi gagal
karena rakyat Makassar memberikan perlawanan sengit
di bawah pimpinan Sultan Hasanuddin
1666, VOC mengerahkan armada yang besar untuk
menaklukakan Makassar. VOC mendapat bantuan dari
c. Akhir perlawanan:
VOC memaksa Sultan Hasanuddin menandatangani
Perjanjian Bongaya, yang isinya :
1. VOC memperoleh hak monopoli rempah-rempah di
Makassar
2. VOC boleh mendirikan benteng pertahanan di
Makassar
3. Wilayah kekuasaan Kerajaan Goa-Tallo di luar
Makassar menjadi milik VOC
4. Aru Palakka diakui sebagai Raja Bone
Sultan Hasanuddin tidak ingin melaksanakan isi
perjanjian Bongaya karena menurutnya perjanjian
Bongaya bertentangan dengan adat masyarakat
Makassar
Sultan Hasanuddin kembali menghimpun kekuatan
rakyat untuk melawan VOC, tapi perlawanannya
berhasil dihentikan oleh VOC sehingga Sultan
Hasanuddin harus menepati isi Perjanjian Bongaya
b. Proses perlawanan:
Fase I (1821-1825) :
Kaum Padri dipimpin Tuanku Pasamah dan Tuanku Nan
Receh
Kaum Padri menang
Fase II (1825-1830):
Kolonel De Srues mengutus Sulaiman Aljufri
(saudagar keturunan Arab) untuk meminta agar
Tuanku Imam Bonjol berdamai dengam Belanda
Perjanjian Padang (15 November 1825):
kesepakatan damai antara kaum Padri dengan
Belanda, ditandatangani oleh Tuanku Nan Receh
dan Tuanku Lintau
Perjanjian membuat kecewa kaum adat, karena
Belanda damai dengan kaum Padri
Fase III (1830-1838) :
Belanda menerapkan taktik Benteng Stelsel untuk
mempersempit gerak kaum Padri
Berawal dari diterapkannya hukum tawan karang yang menjadi hak bagi
setiap kerajaan-kerajaan di Bali,menurut hukum tawan karang, setiap kapal yang
terdampar di wilayah kekuasaan mereka berhak dirampas muatannya,hal ini tentu
menyebabkan kemarahan Belanda dikarenakan banyak kapal mereka yang
terdampar di perairan Bali kemudian di rampas oleh raja-raja Bali,sehingga
merugikan perekonomian Belanda yang berakibat pada sulitnya perluasan
wilayah.
Belanda yang sejak awal ingin menguasai Bali pun mangajukan perjanjian
agar memberi keringanan terhadap kapal-kapal Belanda dengan menawarkan
berbagai macam negosiasi dan rayuan,namun kerajaan karangasem dan kerajaan
Buleleng tetap menolaknya dan tetap ingin melakukan perlawanan.
Dengan di pimpin oleh I Gusti Ngurah Made Karangasem dan patihnya I Gusti
Ketut Jelantik,rakyat Bali berperang melawan Belanda,dengan mengobarkan
6. Perang Banjar
A. Pengertian
Pergerakan Nasional Indonesia memiliki pengertian sebagai berikut :
a) Pergerakan
Maksud dari kata “Pergerakan” meliputi segala macam aksi
dengan menggunakan “organisasi” untuk menentang penjajahan dan
mencapai kemerdekaan. Dengan organisasi ini menunjukkan bahwa
aksi tersebut disusun secara teratur, dalam arti ada pemimpinnya,
anggota, dasar, dan tujuan yang ingin dicapai.
b) Nasional
Istilah “Nasional” menunjuk sifat dari pergerakan, yakni semua
aksi dengan organisasi yang mencakup semua aspek kehidupan, seperti
ekonomi, sosial, politik, budaya, dan kultural.
B. Faktor Eksternal
1. Kemenangan Jepang melawan Rusia dalam perang tahun 1905.
2. Berkembangnya paham-paham baru seperti Liberalisme,
Sosialisme/Komunisme, Nasionalisme, dan Pan Islamisme.
3. Kebangkitan nasional bangsa-bangsa Asia-Afrika seperti Indi
oleh Mahatma Gandhi, Turki oleh Mustafa Kemal Pasha Attar
Tuk, China oleh Dr. Sun Yat Sen.
a. Muhammadiyah
● Tujuan: keagamaan , kebudayaan-pendidikan, sosial-politik
● Berdiri tanggal 18 November 1912, oleh: Muhammad Darwis (K.H
Ahmad Dahlan) di Kampung KaumanYogyakarta.
● Latar belakang berdirinya : kondisi umat Islam yang masih percaya
mistis dan belum menerapkan ajaran Islam secara murni.
● Konsep Muhammadiyah: konsep Wahabiyah (Arab). Konsep ini
ditandai dengan berdirinya organisasi modern, lembaga
pendidikan, serta penerbitan surat kabar dan bulletin keagamanan.
● Usaha-usaha Muhammadiyah: mendirikan sekolah, sekolah yang
pertama didirikan yaitu: Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiah.
● Pada 1914, Muhammadiyah mendapat status badan hukum oleh
Belanda tapi ruang geraknya dibatasi hanya di Yogyakarta (karena
Belanda khawatir terhadap perkembangan organisasi yang
bercorak Islam)
● K.H. Ahmad Dahlan tetap menyebarkan pengaruh Muhammadiyah
dengan cara menggantikan nama cabang Muhammadiyah di luar
Yogyakarta, seperti:
1. Nurul Islam di Pekalongan
2. Al Munir di Ujung Pandang
3. Sidiq Amanah Tabligh Fatonah di Surakarta
b. Nahdiatul Ulama (NU)
● Didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 Surabaya
● Tokoh Utama yang berperan : K.H. Wahab Chasbullah dan K.H.
Hasyim Asyhari
● Tujuan:
a. Membela Kepentingan kaum muslim dan para kyai tradisional
b. Mendukung kemajuan sekolah-sekolah Islam tradisional
c. Memelihara dan menyantuni fakir miskin
Pada tanggal 1 Maret 1942, sebelum matahari terbit, Jepang mulai mendarat di
tiga tempat di Pulau Jawa, yaitu di Banten, Indramayu, dan Rembang, masing-
masing dengan kekuatan lebih kurang satu divisi. Pada awalnya, misi utama
pendaratan Jepang adalah mencari bahan-bahan keperluan perang. Pendaratan ini
nyatanya disambut dengan antusias oleh rakyat Indonesia. Kedatangan Jepang
memberi harapan baru bagi rakyat Indonesia yang saat itu telah menaruh
kebencian terhadap pihak Belanda. Tidak adanya dukungan terhadap perang
gerilya yang dilakukan oleh Belanda dalam mempertahankan Pulau Jawa ikut
memudahkan pendaratan tentara Jepang. Melalui Indramayu, dengan cepat Jepang
berhasil merebut pangkalan udara Kalijati untuk dipersiapkan sebagai pangkalan
pesawat. Hingga akhirnya tanggal 9 Maret tahun Showa 17, upacara serah terima
kekuasaan dilakukan antara tentara Jepang dan Belanda di Kalijati.
3. Bidang Militer
Jepang menyadari perlunya bantuan penduduk setempat dalam rangka
mempertahankan kedudukannya di kawasan Asia. Pada bulan April 1943,
pemerintah militer Jepang secara intensif mulai mengorganisir barisan
pemuda. Barisan pemuda ini berciri semi militer maupun militer. Tujuan
Jepang adalah untuk mendidik dan melatih para pemuda agar mampu
mempertahankan tanah air Indonesia dari serangan pasukan Sekutu.
5. Perlawanan PETA
a. Perlawanan PETA di Blitar (29 Februari 1945).
Perlawanan ini dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, Syodanco Muradi,
dan Dr. Ismail. Perlawanan ini disebabkan karena persoalan pengumpulan
padi, Romusha maupun Heiho yang dilakukan secara paksa dan di luar
batas perikemanusiaan. Sebagai putera rakyat para pejuang tidak tega
melihat penderitaan rakyat. Di samping itu sikap para pelatih militer
Jepang yang angkuh dan merendahkan prajurit-prajurit Indonesia.
Perlawanan PETA di Blitar merupakan perlawanan yang terbesar di Jawa.
Pada 16 Juli 1945, para pemimpin Sekutu bertemu dalam Konferensi Potsdam,
Jerman. Perang melawan Jepang merupakan salah satu dari berbagai isu yang
dibicarakan dalam konferensi itu. Akhirnya, para pemimpin Sekutu memutuskan
mengeluarkan pernyataan yang disebut Deklarasi Potsdam yang menegaskan
Jepang harus menyerah tanpa syarat.
Pemerintah Jepang menolak dan tak menerima dari ultimatum dari Sekutu
tersebut. Sehari kemudian, surat-surat kabar Jepang melaporkan, negeri itu
menolak isi Deklarasi Potsdam. Sebelumya, selebaran berisi pernyataan Deklarasi
Postdam dijatuhkan pesawat-pesawat Sekutu di atas wilayah Jepang.
Akibatnya, dua kota besar Jepang luluh lantah dengan puluhan ribu orang
menjadi korban tewas dan luka. Setelah dua kota itu dijatuhi bom atom,
Pemerintah Jepang belum bisa menentukan langkahnya. Tak adanya reaksi
pemerintah Jepang membuat Sekutu berencana melakukan invasi militer. Kapal-
kapal perang AS bahkan sudah mulai menembakkan meriam mereka ke pantai
Jepang. Pada 13 Agustus, sejumlah pesawat B-29 dikirim untuk menjatuhkan
selebaran-selebaran di atas Jepang.
Selebaran ini berisi tawaran kepada Jepang untuk menyerah kepada Sekutu.
Lalu pada 14 Agustus 1945, pemerintah Jepang menggelar pertemuan dengan
beberapa perwira militer senior untuk segera menentukan sikap.
Dari anggota tersebut dikenal sebagai empat serangkai yaitu Ir. Soekarno,
Moh. Hatta, KH.Mas Mansyur dan Ki Hajar Dewantoro. Empat serangkai
diberi kepercayaan untuk memimpin gerakan Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
yang dibentuk 9 Maret 1943 , atas usul Ir. Sorkarno. Tujuan Putera ialah
mempersatukan rakyat Jawa untuk menghadapi serangan Sekutu yang
semakin dekat dengan Indonesia (Jawa). Tugas Putera menggerakan tenaga
dan kekuatan rakyat untuk memberi bantuan kepada usaha-usaha untuk
mencapai kemenangan akhir dalam perang Asia Timur Raya.
Karena pada saat itu bangsa Indonesia dalam kondisi yang sangat lemah,
sehingga jalan yang terbaik yang ditempuh adalah dengan bekerjasama dengan
Jepang, kerjasama ini hanyalah sebuah siasat untuk mempercepat proses
kemerdekaan Indonesia yang telah lama diperjuangkan.
Kehidupan Politik
Sejak pagi hari pada tanggal 17 Agustus 1945 telah diadakan
persiapanpersiapan di rumah Ir. Soekarno di Pegangsaan Timur 56 untuk
menyambut proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kurang lebih 1000 orang telah
hadir untuk menyaksikan peristiwa yang maha penting itu. Pada pukul 10 kurang
lima menit Hatta datang dan langsung masuk ke kamar Soekarno. Kemudian
kedua pemimpin itu menuju ke ruang depan, dan acara segera dimulai tepat pada
jam 10 sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Soekarno membacakan
naskah proklamasi yang sudah diketik dan ditandatangani bersama dengan Moh.
Hatta.
Kehidupan Ekonomi
Pada zaman pendudukan Jepang, seluruh potensi ekonomi Indonesia
diarahkan kepada kepentingan perang.sehingga wilayah RI mengalami keadaan
ekonomi yang sangat kacau. Untuk sementara waktu, Pemerintah mengambil
kebijaksanaan mengakui beberapa macam uang sebagai tanda pembayaran yang
sah di wilayah RI yakni: uang De Javasche Bank, uang pemerintah Hindia
Belanda dan uang Jepang. Selanjutnya pemerintah pada bulan oktober 1946
mengeluarkan uang kertas RI yang terkenal dengan nama ORI. Karena uang
Jepang telah merosot harganya maka nilai tukarnya disesuaikan, yaitu 1000 rupiah
uang Jepang ditukar dengan 1 rupiah uang ORI. Pengaturan ekonomi Indonesia
didasarkan kepada pasal 33 UUD 1945, maka semua perusahaan yang vital
dikuasai oleh negara. Pemerintah juga mengawasi seluruh kegiatan ekonomi
termasuk kegiatan swasta
3. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa terjadi tanggal 20 November sampai tanggal 15
Desember 1945, antara pasukan TKR dan Pemuda Indonesia melawan pasukan
Sekutu (Inggris). Pertempuran Ambarawa dimulai dari insiden yang terjadi di
Magelang pada tanggal 26 Oktober 1945. Pada tanggal 20 November 1945 di
Ambarawa pecah pertempuran antara pasukan TKR di bawah pimpinan Mayor
Sumarto melawan tentara Sekutu. Pertempuran Ambarawa mengakibatkan
2. Perjanjian Renvile
Dalam upaya membantu menyelesaikan sengketa antara Indonesia dan Belanda
maka DK PBB mendesak diadakannya gencatan senjata yang terjadi 4 Agustus
1947 serta membentuk komisi tiga Negara (KTN), Negara-negara tersebut
adalah:
a). Australia (tunjukan Indonesia), diwakili oleh Richard Kirby.
b). Belgia (tunjukan Belanda) diwakili oleh Paul Van Zeelan.
c). Amerika Serikat (netral), diwakili oleh Dr. Frank Graham.
Atas usul KTN maka pada tanggal 8 Desember 1947 dilaksanakan Perjanjian
antara Indonesia dan Belanda di atas kapal Renville milik AS yang sedang
berlabuh di Jakarta.
3. Perjanjian Roem-Royen
Perjanjian ini merupakan Perjanjian pendahuluan sebelum KMB. Salah satu
kesepakatan yang dicapai adalah Indonesia bersedia menghadiri KMB yang akan
dilaksanakan di Den Haag negeri Belanda. Untuk menghadapi KMB dilaksanakan
konferensi inter Indonesia yang bertujuan untuk mengadakan pembicaraan antara
badan permusyawaratan federal (BFO/Bijenkomst Voor Federal Overleg) dengan
RI agar tercapai kesepakatan mendasar dalam menghadapi KMB.
Wakil RI dan BFO ber hak memilih Presiden RIS. Negara bagian yang berjumlah
16 berhak mengisi keanggotaan di Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
(MPRS). Kedua Majelis ini juga setuju untuk membentuk panitin persiapan
ESSAY:
Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan tepat !
1. Jelaskan latar belakang (pemicu) terjadinya Perang Pasifik (Perang Dunia II) !
2. Tuliskan dan berikan penjelasan tentang organisasi-organisasi semi militer dan
militer bentukan Jepang (Cukup 5 saja) !
3. Berikan penjelasan 3 (tiga) Dampak Negatif dan Dampak Positif Pendudukan
Jepang di Indonesia !
4. Jelaskan kaitan terjadinya peristiwa “Rengasdengklok” dengan perumusan teks
proklamasi di Rumah Laksamana Maeda!
5. Jelaskan makna proklamasi bagi Bangsa Indonesia!
Gayo, Iwan
1991 Buku Pintar Seri Senior. Jakarta: Upaya Warga Negara.
H. Hart, Michael
1991 Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah (The 100,
a ranking of the most influential persons in history). Jakarta: Pustaka
Jaya
Pringgodigdo, A. K
1966 Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, Jakarta: Pustaka Rakyat.
Rusdiyanto, Bambang
2004 Strategi Sukses Sejarah. Yokyakarta: Primagama (FP2PG).
Sartono Kartodirdjo
1970 Sejarah Nasional Indonesia Jilid V, Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Sartono Kartodirjo
1975 Sejarah Nasional Indonesia VI, jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Sartono Kartodirdjo
1992 Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional Jilid
2, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Suhartini
2017 Modul Pembelajaran Sejarah Wajib, Jakarta: SMA Islam Al Azhar
Press.
Susilowati, Eni
2010 Kresna, Kreatif, Sukses, dan Inovatif: Sejarah untuk SMA Kelas X.
Klaten: Sinar Mandiri.
Tim Penyusun
2005 Sejarah, Kurikulum Berbasis Kompetensi. Klaten: Cempaka Putih.
Tim Penyusun PR
2008 Sejarah untuk SMA dan MA. Klaten: PT Intan Pariwara.