Diajukan untuk Menuntaskan Tugas Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI Semester Genap
Tahun 2020
DISUSUN OLEH:
SMAN 1 PANGKALPINANG
Jalan Usman Ambon Nomor 1, Taman Sari, Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. karena atas izin-Nya sajalah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Strategi dan Bentuk Perjuangan
Bangsa Indonesia dalam Upaya Mempertahankan Kemerdekaan dari Ancaman
Sekutu dan Belanda” dengan sebaik mungkin dan tanpa hambatan yang berarti.
Adapun makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata pelajaran
Sejarah Indonesia yang diampu oleh Ibu Dra. Anis Faridah.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai negara yang baru saja merdeka, tentu Indonesia masih rentan dengan
penjajahan bangsa asing maupun pemberontakan di dalam negeri. Belum lama Indonesia
menikmati kemerdekaan, bangsa Indonesia sudah mendapatkan gangguan dari Belanda.
Berawal dari kedatangan Sekutu (AFNEI atau Allied Forces Netherland East Indies) ke
Indonesia yang bertujuan melucuti Jepang, namun ternyata diketahui bahwa sekutu telah
diboncengi Belanda dalam hal ini NICA atau Netherland Indies Civil Administration.
Rakyat Indonesia menjadi cemas dan terganggu oleh Belanda yang bermaksud
menegakkan kembali pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia. Rakyat Indonesia
kembali berjuang dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari pihak
Sekutu dan Belanda melalui berbagai strategi terutama melalui perlawanan bersenjata
dan diplomasi.
Adapun masalah yang akan dijadikan sebagai pokok bahasan dapat dirumuskan
sebagai berikut.
a. Bagaimana reaksi bangsa Indonesia dan tujuan Sekutu (AFNEI atau Allied
Forces Netherland East Indies) datang ke Indonesia?
b. Bagaimana upaya perlawanan bangsa Indonesia dalam mempertahankan
keemerdekaan Indonesia dari ancaman pihak Sekutu dan Belanda?
1
1.3 Tujuan
Untuk memberi kejelasan terhadap arah bahasan, maka dirumuskan tujuan sebagai
berikut.
a. Untuk mengetahui reaksi bangsa Indonesia dan tujuan Sekutu (AFNEI atau
Allied Forces Netherland East Indies) datang ke Indonesia.
b. Untuk mengetahui upaya perlawanan bangsa Indonesia dalam
mempertahankan keemerdekaan Indonesia dari ancaman pihak Sekutu dan
Belanda.
c. Untuk menambah semangat dan wawasan kebangsaan dengan mengetahui
sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dikutip dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Jepang menyerah tanpa
syarat pada Sekutu dalam Perang Dunia II pada 15 Agustus 1945. Artinya sebagai
pemenang Perang Dunia II, Sekutu memiliki hak atas kekuasaan Jepang di berbagai
wilayah yang pernah dikuasai Jepang. Terutama wilayah yang sebelumnya jajahan
negara-negara yang masuk kelompok Sekutu, termasuk Belanda yang pernah menguasai
Indonesia. Sementara itu, bangsa Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya
saat terjadi adanya kekosongan kekuasaan (vacuum of power) pada tanggal 17 Agustus
1945. Tentara Jepang yang masih ada di Indonesia diminta oleh pihak Sekutu untuk
menjaga kondisi Indonesia sama seperti sebelumnya, yaitu saat dijajah oleh Belanda
(status quo).
3
2.2 Bentuk Perjuangan dalam Mempertahankan Kemerdekaan
Akibat masuknya pihak Sekutu yang diboncengi oleh Belanda, bangsa Indonesia
yang saat itu baru saja memproklamasikan kemerdekaan harus mempertahankan
kemerdekaan dari berbagai pihak terutama Jepang, Sekutu dan Belanda. Adapun upaya
bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaannya tercermin dalam perlawanan
bersenjata dan jalur diplomasi. Adapun upaya bangsa Indonesia mempertahankan
kemerdekaan melalui perlawanan bersenjata, yaitu sebagai berikut.
4
Pada tanggal 27 September 1945, KNI Daerah Yogyakarta
mengumumkan bahwa kekuasaan di daerah itu telah berada di tangan
Pemerintahan RI. Kepala Daerah Yogyakarta yang dijabat oleh Jepang (Cokan)
harus meninggalkan kantornya di jalan Malioboro. Tanggal 5 Oktober 1945,
gedung Cokan Kantai berhasil direbut dan kemudian dijadikan sebagai kantor
Komite Nasional Indonesia Daerah.
Satu hari setelah perebutan gedung Cokan Kantai, para pejuang
Yogyakarta ingin melakukan perebutan senjata dan markas Osha Butai di
Kotabaru. Sekitar pukul 03.00 WIB tanggal 7 Oktober 1945, terjadilah
pertempuran antara rakyat, pemuda, dan kesatuan dengan tentara Jepang di
Yogyakarta. Butaico Pingit segera menghubungi TKR dan menyatakan
menyerah, dengan jaminan anak buahnya tidak disiksa.
Akhirnya pada tanggal 7 Oktober 1945 sekitar pukul 10.00, markas
Jepang di Kotabaru secara resmi diserahkan ke tangan Yogyakarta. Dalam
pertempuran itu, pihak Indonesia yang gugur 21 orang dan 32 orang luka-luka.
Sedangkan dari pihak Jepang, 9 orang tewas dan 15 orang luka-luka. Setelah
markas Kotabaru jatuh, usaha perebutan kekuasaan meluas. R.P. Sudarsono
kemudian memimpin perlucutan senjata Kaigun di Maguwo. Dengan
berakhirnya pertempuran Kotabaru dan dikuasainya Maguwo, maka
Yogyakarta berada di bawah kekuasaan RI.
5
3. Akan dibentuk kontak biro agar kerja sama berjalan lancar.
4. Inggris hanya akan melucuti senjata Jepang.
6
Gambar 1. Pertempuran Surabaya
Sumber: https://sosok.grid.id/read/411913658/bukan-hanya-mallaby-jenderal-inggris-ini-
juga-mati-kojol-di-pertempuran-surabaya-karena-remehkan-senjata-para-pejuang-
republik?page=all
Melalui siaran radio yang dipancarkan dari Jl. Mawar No.4 Bung Tomo
membakar semangat juang arek-arek Surabaya. Kontak senjata pertama terjadi
di Perak sampai pukul 18.00. Pasukan Sekutu di bawah pimpinan Jenderal
Mansergh mengerahkan satu Divisi infantri sebanyak 10.000 - 15.000 orang
dibantu tembakan dari laut oleh kapal perang penjelajah “Sussex” serta pesawat
tempur “Mosquito” dan “Thunderbolt”. Setiap tanggal 10 November bangsa
Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Hal ini sebagai penghargaan atas jasa
para pahlawan di Surabaya yang mempertahankan tanah air Indonesia dari
kekuasaan asing.
7
Pasukan Angkatan Muda di bawah Pimpinan Sastrodihardjo yang
diperkuat pasukan gabungan dari Ambarawa, Suruh dan Surakarta
menghadang Sekutu di desa Lambu. Dalam pertempuran di Ambarawa ini
gugurlah Letnan Kolonel Isdiman, Komandan Resimen Banyumas. Dengan
gugurnya Letnan Kolonel Isdiman, komando pasukan dipegang oleh Kolonel
Soedirman, Panglima Divisi di Purwokerto. Kolonel Soedirman mengkoordinir
komandan-komandan sektor untuk menyusun strategi penyerangan terhadap
musuh. Pada tanggal 12 Desember 1945 pasukan TKR berhasil mengepung
musuh yang bertahan di benteng Willem, yang terletak di tengah-tengah kota
Ambarawa. Selama 4 hari 4 malam kota Ambarawa di kepung. Karena merasa
terjepit maka pada tanggal 15 Desember 1945 pasukan Sekutu meninggalkan
Ambarawa menuju ke Semarang.
8
Pemuda Medan dengan gigih membalas setiap aksi yang dilakukan pihak
Inggris dan NICA. Pada tanggal 10 Desember 1945 pasukan Sekutu
melancarkan serangan militer secara besar-besaran dengan menggunakan
pesawat-pesawat tempur. Pada bulan April 1946 pasukan Inggris berhasil
mendesak pemerintah RI ke luar Medan. Gubernur, Markas Divisi TKR,
Walikota RI pindah ke Pematang Siantar. Walaupun belum berhasil menghalau
pasukan Sekutu, rakyat Medan terus berjuang dengan membentuk Laskar
Rakyat Medan Area.
9
Akhirnya, para pejuang Bandung meninggalkan Kota Bandung walaupun
dengan berat hati. Sebelum meninggalkan Kota Bandung terlebih dahulu para
pejuang Republik Indonesia menyerang ke arah kedudukan-kedudukan Sekutu
sambil membumihanguskan kota Bandung bagian Selatan. Peristiwa ini
kemudian dikenal dengan Bandung Lautan Api.
10
Di Manado, berita proklamasi pertama kali diterima di markas besar
tentara Jepang yang berkedudukan di Minahasa. Di markas itu terdapat alat-
alat sarana komunikasi yang mempekerjakan tenaga Indonesia diantaranya
adalah A.S. Rombot. Saat itu, Rombot sedang mendapat tugas untuk menerima
berita Domei dari Tokyo. Pada saat itulah berita tentang proklamasi yang
disebarkan diseluruh penjuru dunia itu diketahuinya, tepatnya pada 18 Agustus
1945. Berita itu kemudian disebarkan ke Sangit Talaud, Bolaang Mongondow,
dan Gorontalo.
Setelah berita proklamasi kemerdekaan tersebar keseluruh penjuru
Sulawesi, sejak itupula bendera merah putih mulai berkibar menjadi lambang
Indonesia merdeka. Cita-cita yang sudah lama diinginkan oleh rakyat pun
terwujud. Di Sulawesi Tenggara misalnya, bendera merah putih dikibarkan
pada 17 September 1945 dengan dipimpin oleh D. Andi Kasim. Di Lasusua
bendera bendera merah putih dikibarkan pada 5 Oktober 1945 yang dihadiri
oleh kepala distrik Patampanua dan beberapa pimpinan pemuda RI dari Luwu.
11
Pada awalnya, Pertempuran Margarana dipicu pada tanggal 2 dan 3 Maret
1946, pada saat itu, kurang lebih 2.000 tentara Belanda mendarat di Bali. Ketika
Belanda sampai di Bali, pemimpin Laskar Bali, Kolonel I Gusti Ngurah Rai
sedang menghadap ke Markas Tertinggi TKR di Yogyakarta, dengan tujuan
untuk membicarakan masalah pembinaan Resimen Sunda Kecil dan cara-cara
untuk menghadapi Belanda. Ketika kembali dari Yogya, I Gusti Ngurah Rai
menemukan pasukannya dalam keadaan porak-poranda. Ini disebabkan oleh
serangan pasukan Belanda. Ngurah Rai terus berusaha untuk mengumpulkan
kembali pasukannya dan menyerang Belanda. Perang sampai habis atau
puputan inilah yang kemudian mengakhiri hidup I Gusti Ngurah Rai.
12
Gambar 4. Perjanjian Linggarjati
Sumber: https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/28/190000069/tokoh-
perjanjian-linggarjati?page=all
b. Agresi Militer I
Perjanjian Linggarjati yang telah disepakati tanggal 25 Maret 1947 hanya
berlangsung sekitar 4 bulan. Karena Belanda melanggarnya dan mulai
melancarkan serangan serentak di beberapa daerah di Indonesia dengan sebutan
“Operatie Product”. Terjadi perbedaan penafsiran pada 21 Juli 1947, Belanda
melakukan serangan militer yang disebut sebagai Agresi Militer Belanda I.
TNI melawan serangan agresi Belanda tersebut menggunakan taktik gerilya.
TNI berhasil membatasi gerakan Belanda hanya di kota-kota besar saja dan di
jalan raya. Untuk menyelesaikan masalah Indonesia-Belanda, pihak PBB
membentuk Komisi yang dikenal dengan Komisi Tiga Negara (KTN). Tugas
KTN adalah menghentikan sengketa RI-Belanda.
13
Indonesia diwakili oleh Australia, Belanda diwakili oleh Belgia, dan
Amerika Serikat sebagai penengah. Adapun delegasinya adalah sebagai
berikut:
1) Australia (mewakili Indonesia), diwakili oleh Richard Kirby.
2) Belgia (mewakili Belanda), diwakili oleh Paul Van Zeland.
3) Amerika Serikat (netral), diwakili oleh Dr. Frank Graham.
c. Perjanjian Renville
Atas usul KTN maka pada tanggal 8 Desember 1947 dilaksanakan
perjanjian antara Indonesia dan Belanda di atas kapal Renville milik AS yang
sedang berlabuh di Jakarta.
1) Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Amir Syarifuddin.
2) Delegasi Belanda dipimpin oleh R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo.
3) Delegasi Australia dipimpin oleh Richard C. Kirby.
4) Delegasi Belgia dipimpin oleh Paul van Zeeland.
5) Delegasi Amerika Serikat dipimpin oleh Frank Porter Graham.
Setelah melalui perdebatan dan permusyawaratan dari tanggal 8
Desember 1947 sampai 17 Juni 1948 maka diperoleh persetujuan Renville. Isi
dari Perjanjian Renville, antara lain sebagai berikut.
1) Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia sampai dengan
terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS).
2) Sebelum RIS dibentuk, Belanda dapat menyerahkan sebagian
kekuasaannya kepada pemerintah federal.
3) RIS mempunyai kedudukan sejajar dengan Negara Belanda dalam Uni
Indonesia-Belanda.
4) Republik Indonesia merupakan bagian dari RIS.
Kerugian-kerugian yang diderita Indonesia dari perjanjian Renville, yaitu
sebagai berikut.
1. Indonesia terpaksa menyetujui dibentuknya Negara Indonesia serikat
melalui masa peralihan.
2. Indonesia kehilangan sebagian daerahnya karena garis Van Mook
terpaksa harus diakui sebagai daerah kekuasaan Belanda.
3. Pihak republik harus menarik seluruh pasukannya yang ada di daerah
kekuasaan Belanda dan dari kantong-kantong gerilya masuk daerah RI.
14
4. Wilayah RI menjadi semakin sempit dan dikurung oleh daerah-daerah
kekuasaan Belanda.
5. Terjadi perpindahan TNI ke pusat pemerintahan di Yogyakarta.
6. Terjadinya pemberontakan DI/TII.
7. Terjadinya pemberontakan PKI di Madiun 1948.
8. Jatuhnya kabinet Amir Syarifudin diganti dengan Moh.Hatta.
d. Agresi Militer II
Pada 18 Desember 1948, Belanda di bawah pimpinan Dr. Bell
mengumumkan bahwa Belanda tidak terikat lagi oleh Persetujuan Renville.
Pada 19 Desember 1948 Belanda mengadakan Agresi Militer II ke ibu kota
Yogyakarta. Dalam agresi itu Belanda dapat menguasai Yogyakarta. Presiden
Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditawan dan diasingkan ke
Pulau Bangka. Beliau lalu mengirimkan mandat lewat radio kepada Mr.
Syaffruddin Prawiranegara. Isinya agar membentuk Pemerintah Darurat
Republik Indonesia (PDRI) di Bukit Tinggi, Sumatra Barat.
Pada 1 Maret 1949 pasukan Indonesia mengadakan serangan umum ke
Yogyakarta. Penyerangan ini dipimpin Letkol. Soeharto. Serangan ini dikenal
juga dengan "Serangan Umum 1 Maret". Dalam penyerangan ini Tentara
Republik Indonesia dalam serangan ini berhasil menduduki Kota Yogyakarta
selama 6 jam. Serangan Umum ini dilakukan dengan mengkonsentrasikan
pasukan dari sektor Barat (Mayor Ventje Samual), Selatan dan Timur (Mayor
Sarjono) dan Sektor Kota (Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki).
Serangan umum ini membawa hasil yang memuaskan sebab para pejuang
dapat menguasai kota Yogyakarta selama 6 jam yakni jam 06.00 sampai jam
12.00. Berita Serangan Umum ini disiarkan RRI yang sedang bergerilya di
daerah Gunung Kidul, yang dapat ditangkap RRI di Sumatera, selanjutnya dari
Sumatera berita itu disiarkan ke Yangoon dan India. Keesokan harinya
peristiwa itu juga dilaporkan oleh R. Sumardi ke PDRI di Buktitinggi melalui
radiogram dan juga disampaikan pula kepada Maramis. (Diplomat RI di New
Delhi, India) dan L.N. Palar (Diplomat RI di New York, Amerika Serikat).
Adanya serangan umum ini menunjukkan upaya bangsa Indonesia agar
keberadaan Republik Indonesia sebagai negara berdaulat diakui di dunia.
15
e. Perjanjian Roem-Royen
Perjanjian ini merupakan perjanjian setelah adanya agresi militer yang
dilakukan oleh pihak Belanda dan serangan umum sebagai balasan dari pihak
Indonesia. Salah satu kesepakatan yang dicapai adalah Indonesia bersedia
menghadiri KMB (Konferensi Meja Bundar) yang akan dilaksanakan di Den
Haag, Belanda. Untuk menghadapi KMB dilaksanakan Konferensi Inter-
Indonesia yang bertujuan untuk mengadakan pembicaraan antara badan
permusyawaratan federal (BFO/Bijenkomst Voor Federal Overleg) dengan RI
agar tercapai kesepakatan mendasar dalam menghadapi KMB. Komisi PBB
yang menangani Indonesia digantikan UNCI. UNCI berhasil membawa
Indonesia-Belanda ke meja perjanjian pada tanggal 7 Mei 1949 yang dikenal
dengan persetujuan Belanda dari Indonesia, yaitu sebagai berikut.
1) Menyetujui kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta.
2) Menghentikan gerakan militer dan membebaskan para tahanan republik.
3) Menyetujui kedaulatan RI sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat.
4) Menyelenggarakan KMB segera sesudah pemerintahan RI kembali ke
Yogyakarta.
Adapun yang menjadi persetujuan Indonesia dari Belanda, yaitu sebagai
berikut.
1) Mengeluarkan perintah untuk menghentikan perang gerilya.
2) Bekerja sama dalam mengembalikan perdamaian, menjaga ketertiban
dan keamanan.
3) Ikut serta dalam KMB di Den Haag.
Setelah adanya perjanjian ini baik Indonesia maupun Belanda sama-sama
menjalankan kesepakatan yang telah ditentukan. Peristiwa-peristiwa penting
terkait realisasi Roem-Royen Statement, antara lain.
1) Penarikan tentara Belanda secara bertahap dari Yogyakarta dari 24 Juni
sampai 29 Juni 1949.
2) Pemerintah RI kembali ke Yogyakarta tanggal 1 Juli 1949.
3) Presiden, wakil presiden dan para pejabat tinggi Negara kembali ke
Yogyakarta tanggal 6 Juli 1949.
4) Jendral Sudirman kembali ke Yogyakarta tanggal 10 Juli 1949.
16
f. Konferensi Meja Bundar
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai negara yang baru saja merdeka, Indonesia masih rentan dengan penjajahan
bangsa asing maupun pemberontakan di dalam negeri. Belum lama Indonesia menikmati
kemerdekaan, bangsa Indonesia sudah mendapatkan gangguan dari Belanda. Berawal
dari kedatangan Sekutu (AFNEI atau Allied Forces Netherland East Indies) ke Indonesia
yang bertujuan melucuti Jepang, namun ternyata diketahui bahwa sekutu telah
diboncengi Belanda dalam hal ini NICA atau Netherland Indies Civil Administration.
Rakyat Indonesia menjadi cemas dan terganggu oleh Belanda yang bermaksud
menegakkan kembali pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia. Rakyat Indonesia
kembali berjuang dalam rangka mempertahankan kemerdekaan dari pihak Sekutu dan
Belanda.
Perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dilakukan
melalui perlawanan bersenjata dan jalur diplomasi. Perlawanan bersenjata meliputi
perjuangan Rakyat Semara, pengambilalihan Kekuasaan Jepang di Yogyakarta,
Pertempuran 10 November di Surabaya, Pertempuran Palangan Ambarawa, Pertempuran
Medan Area, Bandung Lautan Api, berita Proklamasi di Sulawesi dan Pertempuran
Margarana di Bali. Sedangkan wujud perjuangan diplomasi antara lain rangkaian
Perjanjian Linggarjati, Agresi Militer I, Perjanjian Renville, Agresi Militer II, Perjanjian
Roem-Royen dan Konferensi Meja Bundar.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah keilmuan penulis dan seluruh
pembaca. Penulis merasa bahwa di dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan. Oleh sebab itu, masih diperlukan pengkajian dan pembenahan ulang terhadap
keseluruhan isi makalah ini. Sekian dan terimakasih.
18
DAFTAR PUSTAKA
9bpgs. 2016. Perang Puputan Margarana, Bali. Dikutip pada 9 April 2020 dari SMPK Penabur
GS: https://9bpgs.wordpress.com/2016/02/25/perang-puputan-margarana-bali/
Putri, Arum Sutrisni. 2020. Kedatangan Sekutu dan Belanda pada Awal Kemerdekaan. Dikutip
pada 9 April 2020 dari Kompas.com: https://www.kompas.com/skola/read/2020
/03/20/130000169/kedatangan-sekutu-dan-belanda-pada-awal-kemerdekaan?page=all
19
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Nomor Handphone : 0812-1345-1407
Alamat Email : amanda.keisyha@gmail.com
Pendidikan :
Riwayat Organisasi :
20