HERNAWATI
NURMA MULIA
BARDAINE PUTRI
MISRAWATI
RAHMAWATI
Artinya: Fikih adalah kumpulan (ketetapan) hukum syara’ yang berkenaan dengan
perbuatan manusia, yang diambil dari dalil-dalilnya yang jelas dan terperinci.
Jadi fikih itu berkaitan dengan berbagai ketentuan hukum syara’, baik yang telah
ditetapkan langsung oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya di dalam al-Qur’an dan al-Hadits
maupun berbagai ketetapan maupun hukum syara’ yang ditetapkan oleh para ahli fikih
atau mujtahid dari masa ke masa.
Hukum syara’ adalah sejumlah ketentuan hukum yang mengatur semua perbuatan
manusia yang meliputi nilai dan ukurannya, namun ia tidak mencakup persoalan yang
berhubungan dengan aqidah. Dalam pada itu, hukum syara’ haruslah didasarkan pada
dalil-dalil yang terperinci yang dijadikan pijakan dan merupakan sumber pembentukan
hukum syara’.
Selanjutnya definisi ushul fikih menurut Qutub Mustafa Sanu’ dalam kitab Mu’jam
Mustalahat adalah:
Artinya : Ushul fikih adalah kaidah-kaidah kulliyyah yang digunakan oleh seorang
mujtahid untuk memahami nash al-kitab dan al-sunnah.
Ushul fikih merupakan metodologi atau teori yang tidak hanya digunakan untuk
memahami hukum-hukum syara’ saja, melainkan juga dapat berfungsi untuk
menetapkan dan menghasilkan hukum-hukum syara’ yang bersifat furu’iyah.
Dapat dikatakan pula bahwa perbuatan seorang mukallaf itu berkaitan erat
dengan taklif syar’i yang menjadi beban seorang mukallaf dalam berbagai aspek
kehidupannya (ibadah, mu’amalah, dan Jinayah)
Aspek ibadah menyangkut hubungan vertikal antara manusia dengan Allah Swt.
Ibadah ada 2 jenis yaitu: istilah ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah. Ibadah
mahdhah adalah ibadah yang memiliki syarat dan rukun yang ditentukan oleh syari’at
dan pelaksanaannya dijelaskan dalam al-Qur’an dan al-Hadits seperti sholat, zakat,
puasa, dan haji. Sedangkan Ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang sifat, bentuk,
kaifiat dan waktunya tidak dijelaskan secara rinci, namun al-Qur’an dan al-Hadits hanya
memberikan dorongan atau motivasi yang tinggi agar manusia berkeinginan yang tinggi
mengerjakan kebajikan dan amal shaleh dalam berbagai hal dan kesempatan semata
hanya mengharapkan ridlo Allah Swt. seperti saling tolong-menolong dalam berbuat
kebaikan, mencari ilmu, meringankan beban sesama yang terkena musibah, dan lain
sebagainya.
Selanjutnya dalam ilmu fikih dibahas juga permasalahan ‘uqubah yang berkaitan
dengan tindak pidana dan kejahatan serta sanksi-sanksinya, seperti pembunuhan,
pencurian, perampokan, penganiayaan, dan lain sebagainya.
Dalil-dalil yang ada dalam al-Qur’an dan al-Hadits kajiannya berkaitan dengan
berbagai bentuk karakteristik lafazd nash, yaitu :
a. Mengetahui kaidah-kaidah dan cara-cara yang digunakan oleh para fuqaha’ atau
mujtahid dalam istimbath hukum syara’.
b. Untuk memperoleh kemampuan dalam melakukan istinbath hukum dari dalil-
dalilnya, terutama bagi mujtahid.
c. Bagi mujtahid khususnya, akan membantu mereka dalam melakukan istimbath
hukum dari dalil-dalil nash.
d. Mempelajari ushul fikih adalah merupakan jalan untuk memelihara agama dan
sendi-sendi hukum syari’at beserta dalil-dalilnya.
e. Mampu menerapkan kaidah-kaidah ushul fikih dalam menghadapi dan
menjawab kasus-kasus baru yang tidak ditemukan dalilnya dalam nash secara
tekstual.