Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TENTANG :
LOGIKA MATEMATIKA

DISUSUN OLEH :
NORMALITA YURIKA
NIM: 1711102106039

STKOM SAPTA COMPUTER


BARABAI
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Saya dapat mengerjakan
makalah Logika Matematika ini dengan baik dan lancar.
Salawat dan Salam senantiasa dipanjatkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW sebagai Uswatun Hasanah bagi hidup dan kehidupan kita di muka
bumi ini. Penyusun juga mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan, baik materi maupun penyajian serta penulisan yang tidak sesuai. Untuk
itu Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya, dan Saya juga mengharapkan kritik
dan juga sarannya kepada semua pihak demi kesempurnaan penulisan makalah ini
dan perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang. Terima kasih.
.
Barabai, Juli 2021
Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2
2.1 PENGERTIAN LOGIKA ................................................................ 2
2.2 KALIMAT PERNYATAAN ........................................................... 3
2.3 KALIMAT TERBUKA .................................................................. 4
2.4 INGKARAN .................................................................................. 5
2.5 KONJUNGSI .................................................................................. 6
2.6 DISJUNGSI .................................................................................... 7
2.7 IMPLIKASI .................................................................................... 9
2.7 BIIMPLIKASI ................................................................................ 11
2.8 KONVERS, INVERS DAN KONTRAPOSISI .............................. 13
2.9 PENARIKAN KESIMPULAN ....................................................... 14
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 12
3.1 KESIMPULAN ................................................................................ 18
3.2 SARAN ............................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Belakangan ini, ilmu matematika telah berkembang pesat. Bukan hanya sebatas
hitung menghitung menggunakan skala statistik, nilai, angka-angka real, kalkulus
dan peluang. Akan tetapi, perkembangan ilmu matematika juga terjadi didasarkan
pada penalaran – penalaran yang logis atas sistem matematis.
Penalaran yang dilakukan oleh para ahli matematik diperoleh atas realita
kehidupan yang nyata yang dirasakan oleh manusia. Perkembangan dan aplikasi dan
bagian matematik ini sangat dirasakan oleh manusia di berbagai kehidupan.
Penalaran inilah dalam bahasa matematika sering disebut logika.
Logika merupakan suatu aktivitas manusia yang berkaitan dengan penggunaan
akal dan pikiran sehingga menghasilkan suatu penalaran dengan kebenaran –
kebenaran yang dapat dibuktikan secara matematis. Meskipun tanpa perhitungan
melalui angka-angka atau dengan statistik, tetapi dapat diuji dan masuk akal akan
kebenarannya.
Berbagai macam peralatan elektronik yang ada di sekitar kita, merupakan contoh
nyata dari kemampuan manusia dalam menerapkan disiplin ilmu logika matematika
di berbagai bidang kehidupan. Diantaranya seperti listrik, komputer, televisi dan
radio dikembangkan atas dasar dan aturan logika matematika sederhana yang
dibentuk dalam sebuah rangkaian elektronik yaitu menggunakan rangkaian benar
yang biasanya dinyatakan dengan on dan off.
Berikut ini akan penulis uraiakan salah satu sub pokok kajian logika matematika
tentang konjungsi, disjungsi, implikasi dan biimplikasi. Kajian lokasi ini semua
terlepas dari pernyataan – pernyataan yang konkret. Biasanya pernyataan –
pernyataan tersebut ditulis dengan huruf p dan q dengan suatu ketentuan umum
mengenai tabel kebenaran yang biasa ditulis dengan huruf B dan pernyataan yang
salah dengan huruf S

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dalam makalah ini akan dibahas sebagai berikut
PENGERTIAN LOGIKA
KALIMAT PERNYATAAN
KALIMAT TERBUKA
INGKARAN
KONJUNGSI
DISJUNGSI
IMPLIKASI
BIIMPLIKASI
KONVERS, INVERS DAN KONTRAPOSISI
PENARIKAN KESIMPULAN

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN LOGIKA


Berasal dari bahasa yunani “LOGOS” yang berarti kata, ucapan, atau
alasan. Logika adalah metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan
penalaran. Logika mengkaji prinsip-prinsip penalaran yang benar dan penalaran
kesimpulan yang absah. Ilmu ini pertama kali dikembangkan sekitar 300 SM oleh
ARISTOTELES dan dikenal sebagai logika tradisioanal atau logika klasik. Dua ribu
tahun kemudian dikembangkan logika modern oleh GEORGE BOOLE dan DE
MORGAN yang disebut dengan Logika Simbolik karena menggunakan simbol-
simbol logika secara intensif.
Logika adalah ilmu untuk berpikir dan menalar dengan benar. Logika Matematika
atau Logika Simbol ialah logika yang menggunakan bahasa Matematika, yaitu
dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol- simbol.
Keuntungan atau kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas, univalent/bermakna
tunggal, dan universal/dapat dipakai dimana-mana.

I. PENGHUBUNG KALIMAT
Satu atau lebih proposisi dapat dikombinasikan untuk menghasilkan proposisi
baru lewat penggunaan operator logika. Proposisi baru yang dihasilkan dari
kombinasi tersebut disebut dengan proposisi majemuk (compound composition),
sedangkan proposisi yang bukan merupakan hasil dari kombinasi proposisi
lain disebut proposisi atomik. Proposisi majemuk tersusun dari sejumlah proposisi
atomik.
Dalam logika dikenal 5 buah penghubung,antara lain:
Simbol Arti Bentuk
¬ Tidak/Not/Negasi Tidak………….
Ù Dan/And/Konjungsi ……..dan……..
Ú Atau/Or/Disjungsi ………atau…….
Þ Implikasi Jika…….maka…….
Û Bi-Implikasi ……..bila dan hanya bila……..

II. HUKUM-HUKUM LOGIKA


· Disebut juga hukum-hukum aljabar proposisi.
1. Hukum identitas: 2. Hukum null/dominasi:
pÚFÛp pÙFÛF
pÙTÛp pÚTÛT

3. Hukum negasi: 4. Hukum idempoten:


p Ú ~p Û T pÚpÛp
p Ù ~p Û F pÙpÛp

2
5. Hukum involusi (negasi ganda): 6. Hukum penyerapan (absorpsi):
~(~p) Û p p Ú (p Ù q) Û p
p Ù (p Ú q) Û p

7. Hukum komutatif: 8. Hukum asosiatif:


pÚqÛqÚp p Ú (q Ú r) Û (p Ú q) Ú r
pÙqÛqÙp p Ù (q Ù r) Û (p Ù q) Ù r

9. Hukum distributif: 10. Hukum De Morgan:


p Ú (q Ù r) Û (p Ú q) Ù (p Ú r) ~(p Ù q) Û ~p Ú ~q
p Ù (q Ú r) Û (p Ù q) Ú (p Ù r) ~(p Ú q) Û ~p Ù ~q

2.2 KALIMAT PERNYATAAN


Kalimat Pernyataan
Pengertian Kalimat Pernyataan adalah suatu kalimat deklaratif yang bernilai
benar saja atau salah saja, tetapi tidak sekaligus benar dan salah.
Contoh 1 (Pernyataan yang benar) :
a. Al-Quran adalah sumber hukum pertama umat Islam
b. Jika x = 2, maka 2x = 4
c. 2 adalah bilangan asli
Contoh 2 (Pernyataan yang salah) :
a. Batu adalah benda cair
b. Setiap bilangan prima adalah ganjil
Contoh 3 (Bukan pernyataan) :
a. x + 3 = 0
b. Rapikan tempat tidurmu!
Istilah-istilah lain untuk pernyataan adalah kalimat matematika tertutup, kalimat
tertutup, kalimat deklaratif, statement, atau proposisi. Sedangkan istilah lain
untuk kalimat yang bukan pernyataan adalah kalimat matematika terbuka atau
kalimat terbuka. Namun ada beberapa ahli logika dalam bukunya
yang membedakan istilah pernyataan dan istilah proposisi. Hal ini berhubungan
dengan pemakaiannya. Istilah pernyataan (statement) digunakan untuk menyatakan,
sedangkan istilah proposisi (proposition) digunakan untuk kalimat tertutup. Akan
tetapi pada umumnya para ahli logika tidak membedakan pengertian pernyataan dan
pengertian proposisi. Dalam makalah ini istilah proposisi tetap diartikan sebagai
kalimat tertutup, sedangkan kalimat pernyataan akan dipakai untuk keperluan
tertentu umumnya sama seperti buku-buku lainnya, bahwa istilah kalimat
pernyataan tidak dibedakan dengan pengertian proposisi.
Latihan
1. Tulislah masing-masing tiga buah contoh
a. Penyataan yang benar
b. Pernyataan yang salah
c. Bukan pernyataan

3
2. Tentukan kalimat Pernyataan yang bernilai Benar (b) dan Salah (s)!
a. Surabaya mendapat julukan kota pahlawan
b. Ada dua belas bulan dalam setahun
c. 75 habis dibagi 4
d. Bunga Mawar berwarna merah
e. Tokyo adalah ibu kota negara Jepang
3. Tentukan Kalimat Bukan Pernyataan, Pernyataan Benar, Pernyataan Salah
a. Bunga Melati berwarna putih
b. 3x + 4 = 8
c. Pagi ini hujan turun
d. Kemarin saya pergi kerumah nenek
e. Mobil itu beroda satu

2.3 KALIMAT TERBUKA


Pengertian Kalimat Terbuka adalah kalimat yang mengandung variabel. Dalam
matematika yang dimaksud dengan kalimat terbuka adalah kalimat yang belum
mempunyai nilai kebenaran. Dalam kehidupan sehari-hari kalimat terbuka biasanya
berbentuk kalimat tanya atau kalimat perintah. Sedangkan dalam matematika
kalimat terbuka berbentuk persamaan atau pertidaksamaan.
Contoh Kalimat Terbuka :
a. Manusia makan nasi
b. 7x – 1 = 12
c. x2 – 16 > 0
Perhatikan kalimat terbuka ” x2– 5x + 4 = 0 ”
Perhatikan kalimat berikut ini :
a. Manusia makan nasi.
b. . . . memakai sepatu.
c. 4 + x = 7
d. 4 + . . . = 7
e. p < 5
Kalimat-kalimat seperti a sampai dengan e di atas disebut kalimat terbuka. Jika
variabel dalam kalimat terbuka sudah diganti dengan konstanta yang sesuai, maka
kalimat yang terjadi dapat disebut kalimat tertutup.
Definisi : Kalimat terbuka adalah kalimat yang mengandung variabel, dan jika
variabel tersebut diganti konstanta dari semesta yang sesuai maka kalimat itu akan
menjadi kalimat yang bernilai benar saja atau bernilai salah saja (pernyataan).
Kalimat terbuka seperti c, d, dan e, disebut kalimat matematika (ada yang
menyebut kalimat bilangan). Kalimat matematika yang masih mengandung variabel
dan menggunakan tanda “=” seperti kalimat c dan d disebut persamaan. Kalimat e
yang menggunakan tanda “<” disebut pertidaksamaan (sebutan ini juga berlaku
untuk kalimat matematika yang masih mengandung variabel dan menggunakan
tanda ”>” atau “≠”
Jika variabel pada kalimat matematika itu sudah diganti dengan konstanta dan
kalimat matematika itu menggunakan tanda “=” maka kalimat yang terjadi disebut
kesamaan. Sedang kalimat matematika yang tidak mengandung variabel dan
menggunakan tanda “<”, “>” atau “≠” disebut ketidaksamaan.

4
Di atas telah diberikan definisi-definisi dari pernyataan, variabel, konstanta, dan
kalimat terbuka. Pernyataan yang menjelaskan istilah-istilah di atas disebut kalimat
definisi. Pada kalimat definisi tidak boleh terdapat kata-kata yang belum jelas
artinya, apalagi kata yang sedang didefinisikan.
Beberapa istilah yang perlu diketahui.
1. Variabel
· Huruf x disebut variable. Sebuah variable mewakili sembarang anggota dalam
semesta pembicaraan ( himpunan pengganti ).
Misalkan himpunan pengganti adalah :
{ 1 , 2 , 3 , 4 } maka :
x = 1 => 12 – 5.1 + 4 = 0 ( benar )
x = 2 => 22 – 5.2 + 4 = 0 ( salah )
x = 3 => 32 – 5.3 + 4 = 0 ( salah )
x = 4 => 42 – 5.4 + 4 = 0 ( benar )
· Pengganti variable yang menyebabkan kalimat terbuka bernilai benar disebut
penyelesaian, dan himpunan semua penyelesaian itu disebuthimpunan penyelesaian.
Pada contoh diatas HP = { 1 , 4 }
2. Konstanta
Pada kalimat ”x2 – 5x + 4 = 0 ”, bilangan-bilangan 1 , – 5 , 4 dan 0
disebutkonstanta. Suatu konstanta hanya mewakili anggota tertentu dalam semesta
pembicaraan.

2.4 INGKARAN
A. Pengertian
Negasi atau ingkaran adalah pernyataan yang bernilai benar jika pernyataan
semula salah, dan sebaliknya.
B. Cara Menentukan Negasi
Untuk menentukan negasi dari kalimat, ada 2 hal yang harus dipenuhi.
Pertama struktur kalimat. Antara kalimat semula dengan negasinya harus menunjukk
anperlawanan. Kedua benar salahnya juga harus berlawanan. Jika kalimat semula be
rnilaibenar, maka negasinya harus bernilai salah demikian sebaliknya. Atas dasar itu,
makadalam menentukan negasi,
kita tidak bias hanya mengandalkan lawan kata. Kalau dalambahasa Indonesia,
naik lawannya turun. Dalam matematika,
itu salah. Naik lawannya tidaknaik. Sepintas tampaknya sama, tapi itu sangat beda.
Contoh:
· Ada orang berkacamata >< Tidak ada orang berkacamata
Bagaimana jika di jawab “Ada orang tidak berkacamata”

Penjelasan :
Sepintas tampak betul, tapi itu salah
Kenapa salah?
Secara bahasa memang sudah menunjukkan perlawanan,
tapi dari sisi kebenaranbelum menunjukkan perlawanan. Ada orang berkacamata,
kalimat itu benar karenamemang ada orang yang berkacamata. Ada orang
tidak berkacamata, kalimat ini benarjuga, karena kita tau, memang ada

5
orang yang tidak pakai kacamata. Negasi kalimatbernilai benar harus bernilai salah.
Maka negasi yang tepat adalah “Tidak ada orangberkacamata”.
Menentukan negasi dilakukan dengan menambah kata “tidak” di tempat yang
tepat ataumenghilangkannya jika kalimatnya sudah memuat kata “tidak”.
C. Lambang Negasi

Operasi ini merupakan operasi uner yang dilambangkan dengan tanda


"~" atau "¬".Ingkaran pernyataan p adalah ~p atau dibaca "tidak benar bahwa p"
atau "non p" atau"negasi dari p".

Contoh :
1. p : Jakarta ibu kota negara RI.
~p : Tidak benar bahwa Jakarta ibu kota Negara RI.
~p : Jakarta bukan ibu kota negara RI.

2. q : 2 + 5 = 10
~q : tidak benar bahwa 2 + 5 = 10
~q : 2 + 5 tidak sama dengan 10

2.5 KONJUNGSI
Konjungsi adalah kalimat majemuk yang terdiri dari dua pernyataan
misalnya pdan q yang digabungkan dengan kata hubungkan dengan kata hubung
logika “dan” dinotasikan “p^q”.
· Misalkan p dan q adalah pernyataan. Konjungsi dari p dan q adalah pernyataan
majemuk “p dan q”,yang dilambangkan dengan p^q. Pernyataan
majemuk p^q bernilai benar apabila p dan q keduanya benar. Pernyataan
majemuk p^q bernilai salah apabila salah satu p atau q salah, atau p dan q keduanya
bernilai salah. Table kebenaran disajikan dalam tabel 1.1.

Contoh:
1. p: Ani sakit
q: Ani tidak masuk sekolah
p^q: Ani sakit dan tidak masuk sekolah

2. p:2+3>5
q:5-2=3
p^q: 2 + 3 > 5 dan 5 - 2 = 3

CONTOH SOAL:
Buatlah bentuk konjungsi dari p dan q, serta tentukan nilai kebenaranya!
1. p: 5 adalah bilangan prima
q: 5 adalah bilangan ganjil
2. p: -2 + 3 = 1
q: 6 – 4 < 2

6
3. p : -3 > -7
q:3<5
Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan berikut!
1. 3x - 2x = x dan 3 adalah bilangan prima
2. 2 + 5 = 7 dan 7 adalah bilangan genap
3. 5 = -5 dan 3 < 6
4. 2 x 3 = 6 dan 7 x 2 > 14

2.6 DISJUNGSI
Dua pernyataan dapat digabungkan oleh perkataan ”atau” (maksudnya ”dan
atau”) sehingga menjadi pernyataan majemuk yang disebut disjungsi dari pernyataan
semula. Bila dua pernyataan itu ialah p dan q maka disjungsi dari p dan q ditulis
p v q, dibaca ”p atau q”.
Definisi : Bila p atau q atau kedua-duanya merupakan pernyataan yang benar,
maka p v q merupakan pernyataan yang benar ; yang lainnya salah.
Jadi dijungsi dari dua pernyataan itu salah bila kedua komponen pernyataannya
merupakan pernyataan-pernyataan yang salah.
Contoh :
1. Adi duduk di kelas III SMU atau Adi berusia 18 tahun
2. Pak Budi berumur 50 tahun atau 51 tahun
Kedua kalimat tersebut merupakan disjungsi. Disjungsi contoh a
disebut disjungsi inklusif, (karena Adi mungkin kelas III SMU dan umurnya 18
tahun terjadi bersama-sama). Pada contoh b, tak mungkin terjadi keduanya (bila
umur pak Budi 50 tahun, tak mungkin 51 tahun). Disjungsi seperti ini
dinamakan disjungsi eklusif. Dalam matematika yang banyak dipakai
adalah disjungsi inklusif.

Tabel disjungsi eklusif:


P Q pvq
B B S
B S B
S B S
S S B

P q pvq
B B B
B S B
S B B
S S S
Tabel disjungsi inklusif:

7
Nilai dan tabel kebenaran disjungsi :
Sebuah hotel mencari karyawan yang ”pandai menari atau pandai menyanyi”
Misalkan: p = ”pandai menari”
q = ”pandai menyanyi”
maka tabel pelamar (yang dapat mendaftar atau tidak) adalah :

P q pvq
B B B
B S B
S B B

S S S
Si A: pandai nari & nyanyi
Si B: hanya pandai nari
Si C: hanya nyanyi
Si D: tak pandai nari & nyanyi
B: diterima S: ditolak
Dari tabel dapat dilihat suatu disjungsi bernilai salah jika kedua komponennya
bernilai salah.
Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
p : Surabaya adalah ibukota Jawa Timur.

q : Surabaya adalah kota pahlawan.


Dua pernyataan itu dapat dirangkai dengan menggunakan kata sambung
atau menjadi :
“Surabaya adalah ibukota Jawa Timur atau Surabaya adalah kota pahlawan”
Dua pernyataan yang dirangkai dengan cara seperti itu disebut disjungsi. Jadi
dapat disimpulkan bahwa Disjungsi merupakan pernyataan yang dibentuk dari dua
pernyataan p dan qyang dirangkai dengan menggunakan kata hubung atau.
Disjungsi pernyataan p dan pernyataan q dapat ditulis sebagai berikut :
“p v q” (dibaca p atau q)
Ada dua macam jenis disjungsi, yaitu disjungsi eksklusif dan disjungsi
inklusif.Disjungsi Eksklusif adalah dijungsi yang bersifat menyisih, dapat dituliskan
sebagai p v q (dibaca : p atau q, tetapi tidak p dan q). Disjungsi Inklusif yaitu
disjungsi yang bersifat mencakup, dapat dituliskan sebagai p v q (dibaca p atau q,
atau p dan q).
Nilai kebenaran disjungsi p v q dapat ditentukan melalui definisi berikut.:
· p v q benar, jika salah satu diantara p dan q benar atau p dan q dua-duanya benar
· p v q salah, jika p da q dua-duanya salah
Berdasarkan definisi diatas, tabel kebenaran disjungsi p v q dapat ditunjukkan
seperti pada tabel berikut ini:

8
Tabel nilai kebenaran Disjungsi
P q (pvq)

B B B

B S B

S B B

S S S
Contoh:
“ Semua bilangan prima adalah ganjil atau semua grafik fungsi kuadrat
memotong sumbu X “
Jawab :
· p : Semua bilangan prima adalah ganjil
· q : Semua grafik fungsi kuadrat memotong sumbu X
· (p v q) : Semua bilangan prima adalah ganjil atau semua grafik fungsi kuadrat
memotong sumbu X

2.7 IMPLIKASI
I. Pengertian Implikasi (Kondisional atau Proposisi Bersyarat)
Misalkan ada 2 pernyataan p dan q, untuk menunjukkan atau membuktikan
bahwa jika p bernilai benar akan menjadikan q bernilai benar juga, diletakkan kata
“JIKA” sebelum pernyataan pertama lalu diletakkan kata “MAKA” sebelum
pernyataan kedua sehingga didapatkan suatu pernyataan majemuk yang disebut
dengan
“IMPLIKASI /PERNYATAAN BERSYARAT / KONDISIONAL / HYPOTHETIC
AL dengan notasi "→".
Proposisi p disebut anteseden (premis / hipotesa / kondisi) dan proposisi q
disebut konsekuen (konklusi / kesimpulan).Sedangkan bentuk proposisinya
adalah “ jika p,maka q ” dan ditulis dengan notasi p ® q.
Notasi tersebut dapat dibaca:
1. Jika p maka q
2. q jika p
3. p adalah syarat cukup untuk q
4. q adalah syarat perlu untuk p

II. Contoh Implikasi


a. p : saya lulus ujian
q : saya mendapat hadiah dari ayah
bentuk implikasi : Jika saya lulus ujian, maka saya mendapat hadiah dari ayah
b. p : suhu mencapai 80°C
q : udara terasa panas
bentuk implikasi : Jika suhu mencapai 80°C, maka udara akan terasa panas
c. p : Dia tidak mendaftar ulang

9
q : Dia dianggap mengundurkan diri
bentuk implikasi : Jika dia tidak mendaftar ulang, maka dia dianggap mengundurkan
diri
d. p : kita tidak mengerjakan tugas
q : kita tidak mendapatkan nilai
bentuk implikasi : Jika kita tidak mengerjakan tugas, maka kita tidak akan
mendapatkan nilai

III. Tabel Kebenaran Implikasi


p Q p®q

B B B
B S S
S B B
S S B

Ø Penjelasan (dengan contoh)


Dosen: “Jika nilai ujian akhir anda 80 atau lebih, maka anda akan mendapat nilai A
untuk kuliah ini”.
Apakah dosen anda mengatakan kebenaran atau dia berbohong? Mari kita tinjau
empat kasus berikut ini:

Kasus 1: Nilai ujian akhir anda di atas 80 (hipotesis benar) dan anda mendapat nilai
A untuk kuliah tersebut(konklusi benar).
\ pernyataan dosen benar.
Kasus 2: Nilai ujian akhir anda di atas 80 (hipotesis benar) tetapi anda tidak
mendapat nilai A (konklusi salah).
\ dosen berbohong (pernyataannya salah).
Kasus 3: Nilai ujian akhir anda di bawah 80 (hipotesis salah) dan anda mendapat
nilai A (konklusi benar).
\ dosen tidak dapat dikatakan salah (Mungkin ia melihat kemampuan anda secara
rata-rata bagus sehingga ia tidak ragu memberi nilai A).
Kasus 4: Nilai ujian akhir anda di bawah 80 (hipotesis salah) dan anda tidak
mendapat nilai A (konklusi salah).
\ dosen benar.
· Cara-cara mengekspresikan implikasi p ® q:
(a) Jika p, maka q
(b) Jika p, q
(c) p mengakibatkan q (p implies q)
(d) q jika p
(e) p hanya jika q
(f) p syarat cukup untuk q (hipotesis menyatakan syarat
cukup(sufficient condition) )

10
(g) q syarat perlu untuk p (konklusi menyatakan syarat perlu(necessary
condition)
( h) q bilamana p (q whenever p)

Contoh : Proposisi-proposisi berikut adalah implikasi dalam berbagai bentuk:


(a) Es yang mencair di kutub mengakibatkan permukaan air laut naik.
(b) Orang itu mau berangkat jika ia diberi ongkos jalan.
(c) Ahmad bisa mengambil matakuliah Teori Bahasa Formal hanya jika ia
sudah lulus matakuliah Matematika Diskrit.
(d) Syarat cukup agar pom bensin meledak adalah percikan api dari rokok.
(e) Syarat perlu bagi Indonesia agar ikut Piala Dunia adalah dengan mengontrak
pemain asing kenamaan.
(f) Banjir bandang terjadi bilamana hutan ditebangi.

2.7 BIIMPLIKASI
I. Pengertian Biimplikasi
Biimplikasi adalah gabungan dua pernyataan dengan bentuk kondisional (sebab-
akibat), dimana sebab dan akibatnya dapat dipertukarkan. Pernyataan sebabnya
mengakibatkan pernyataan akibat dan juga sebaliknya. Untuk membedakannya
dengan implikasi, operator biimplikasi dilambangkan dengan “⇔”, sedangkan
pengalimatannya menggunakan bentuk “…. (pernyataan pertama) jika dan hanya
jika …. (pernyataan kedua)”. Dalam keseharian biimplikasi biasanya memakai
bentuk pengalimatan “jika… (pernyataan pertama) maka … (pernyataan
kedua), demikian pula sebaliknya”.

Dalam pengertian lain disebutkan bahwa, adalah pernyataan majemuk yang


menggunakan penghubung logika " … jika dan hanya jika … " dan diberi lambang
" ⇔" atau " ↔ ".
Biimplikasi dari pernyataan p dan q ditulis " p ⇔q " atau "p ↔ q" dibaca "p jika
dan hanya jika q " dan sering juga dibaca " p equivalen q " dimana p adalah syarat
perlu dan cukup bagi q.

II. Tabel nilai kebenaran biimplikasi


p Q p ⇔q
B B B
B S S
S B S
S S B

Biimplikasi dapat dikatakan berasal dari implikasi “ p → q” dan konversnya,


yaitu “q → p”.Dibentuk konjungsi antara implikasi dan konversnya tersebut, yaitu
“(p → q) ˄ (q → p)”.

· Tabel kebenaran dari konjungsi “(p → q) ˄ (q → p)”

11
P q p→q q→p (p → q) ˄ (q → p)
B B B B B
B S S B S
S B B S S
S S B B B

Memperhatikan nilai-nilai kebenaran dari “(p → q) ˄ (q → p)” nilai-nilai


kebenaran “p” dan “q” pada tabel diatas kita dapat menyimpulkan bahwa nilai
kebenaran dari “(p → q) ˄ (q → p)” hanya B apabila nilai kebenaran dari p sama
dengan nilai kebenaran q, dan bernilai S apabila nilai-nilai kebenaran dari p dan q
berbeda.
Contoh:
Tentukan nilai kebenaran dari Biimplikasi berikut:
(1) 8 + 7 = 15 jika dan hanya jika 15 ˃ 2 + 8
(2) 7 membagi habis 15 jika dan hanya jika 7 suatu bilangan prima.
(3) Tutik adalah presiden RI jika dan hanya jika Semarang Ibu Kota RI
(4) 16 kelipatan 8 jika dan hanya jika 7 faktor dari 16

Penyelesaian:
(1) “B”, karena 8 + 7 = 15 bernilai benar dan 15 ˃ 2 + 8 juga bernilai benar.
(2) “S”, karena 7 membagi habis 15 bernilai salah dan 7 suatu bilangan prima bernilai
benar.
(3) “B”, karena Tutik adalah presiden RI bernilai salah dan Semarang Ibu Kota RI
bernilai salah.
(4) “S”, karena 16 kelipatan 8 bernilai benar dan 7 faktor dari 16 bernilai salah.

II. Negasi Dari Suatu Biimplikasi


Jika biimplikasi semula dinyatakan sebagai “p ↔ q “ maka “ ~ (p ↔ q)”
bukan “~p ↔ ~q”.
Biimplikasi “p ↔ q “ adalah singkatan dari “(p → q) ˄ (q → p)” maka
~ (p ↔ q) = ~ [(p → q) ˄ (q → q)]
= ~ (p → q) ˅ (p → q)
= (p ˄ ~q) ˅ (q ˄ ~p)

· Tabel nilai kebenaran negasi biimplikasi:

P Q ~p ~q p↔q p ˄ ~q q˄ ~ (p ↔ q) (p ˄ ~q) ˅
~p (q ˄ ~p)
B B S S B S S S S
B S S B S B S B B
S B B S S S B B B
S S B B B S S S S

Contoh:
Tuliskan negasi dari biimplikasi berikut ini!
(1) 7 suatu bilangan prima jika dan hanya jika 7 membagi habis 42
12
(2) Amin dibelikan sepeda jika dan hanya jika Amin tidak nakal

Penyelesaian:
(1) 7 suatu bilangan prima dan tidak membagi habis 42, atau 7 membagi habis 42 dan
7 bukan suatu bilangan prima.
(2) Amin dibelikan sepeda dan Amin nakal atau Amin tidak nakal dan Amin tidak
dibelikan sepeda.

2.8 KONVERS, INVERS DAN KONTRAPOSISI


Dari pernyataan yang berupa implikasi p à q dapat dibuat pernyataan implikasi
baru sebagai berikut :
A. Konvers
Konvers adalah sebuah proposisi yang timbul dari mempertukarkan hal lain,
seperti dengan menempatkan predikat untuk subjek, dan subjek predikat.
· Jika suatu bentuk implikasi p à q diubah menjadi q à p disebut konvers.
Contoh :
Tentukan konvers dari pernyataan berikut :
a) Jika kamu rajin belajar maka akan naik kelas.
b) Jika habis dibagi 2 maka bilangan itu adalah bilangan genap.
Penyelesaian :
a) Jika naik kelas maka kamu rajin belajar.
b) Jika bilangan itu adalah bilangan genap maka habis dibagi 2.

B. Invers
Invers adalah sebuah proposisi dengan arti berlawanan dari sesuatu.
· Jika suatu bentuk implikasi p à q diubah menjadi ~ p à ~ q disebut invers.
Contoh :
Tentukan invers dari pernyataan berikut :
a) Jika turun hujan maka ayah tidak dapat berangkat kerja.
b) Jika cuaca mendung maka saya membawa payung.

Penyelesaian :
a) Jika tidak turun hujan maka ayah dapat berangkat kerja.
b) Jika cuaca tidak mendung maka saya tidak membawa payung.
C. Kontraposisi
Kontraposisi adalah sebuah proposisi yang menyangkal subyek asli dari
bertentangan predikat.
· Jika suatu bentuk implikasi p à q diubah menjadi ~ q à ~ p disebut kontraposisi.
Contoh :
Tentukan kontraposisi dari pernyataan berikut :
a) (p à q) →(p à q)
b) Jika Sari makan maka dia menjadi kenyang.
Penyalesaian :
a) ~( p à q)→~(p à q)
b) Jika Sari tidak kenyang maka dia tidak makan.

13
Untuk melihat hubungan nilai kebenaran antara implikasi, konvers, invers dan
kontraposisi, Perhatikan tabel kebenaran di bawah ini :

Implikasi Konvers Invers Kontraposisi


P Q
pàq qàp ~p à ~q ~q à ~p

B B B B B B

B S S B B S

S B B S S B

S S B B B B

Dari tabel di atas ternyata :


Ø Implikasi ekuivalen dengan kontraposisinya atau ditulis :
p à q ≡ ~q à ~p
Dengan kata lain jika implikasi bernilai benar maka kontraposisinya juga bernilai
benar atau jika implikasi bernilai salah maka kontraposisinya juga bernilai salah.
Ø Konvers suatu implikasi ekuivalen dengan inversnya atau ditulis :
q à p ≡ ~p à~q
Dengan kata lain jika konvers bernilai benar maka inversnya juga bernilai benar
atau jika konvers bernilai salah maka inversnya juga bernilai salah.
Contoh :
Tentukan konvers, invers, dan kotraposisi dari pernyataan berikut ini :
1. Jika harga bahan bakar minyak naik maka harga bahan pokok naik.
2. Jika x ˃ 4 maka x² ≥ 16
Penyelesaian :
1. Konvers : jika harga bahan pokok naik maka harga bahan bakar minyak naik.
Invers : jika harga bahan bakar minyak tidak naik maka harga
bahan pokok tidak naik.
Kontraposisi : jika harga bahan pokok tidak naik maka harga bahan bakar minyak
tidak naik.
2. Konvers : jika x2 ≥ 16 maka x ˃ 4
Invers : jika x ≤ 4 maka x2 ˂ 16
Kontraposisi : jika x2 ˂ 16 maka x ≤ 4

2.9 PENARIKAN KESIMPULAN


Suatu proses penarikan kesimpulan terdiri atas beberapa pernyataan yang
diketahui (disebut premis), Kemudian dengan memakai prinsip logika dapat
diturunkan suatu pernyataan baru yang ditarik dari premis-premis semula (disebut
kesimpulan / konklusi). Penarikan seperti itu disebut argumentasi.
a) Argumen adalah serangkaian pernyataan-pernyataan yang mempunyai ungkapan-
ungkapan pernyataan “penarikan kesimpulan”

14
b) Argumen terdiri dari dua kelompok pernyatan, yaitu premis (pernyataan-pernyataan
sebelum kesimpulan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Bila konjungsi dari premis-premis berimplikasi konklusi maka argumentasi itu
dikatakan berlaku atau sah.Sebaliknya, bila konjungsi dari premis-premis tidak
berimplikasi konklusi maka argumentasi itu dikatakan tidak sah. Jadi suatu
argumentasi dikatakan sah kalau premis-premisnya benar maka konklusinya juga
benar. Beberapa cara penarikan kesimpulan, diantaranya adalah Modus Ponens,
Modus Tollens, dan Silogisme.

1. Modus Ponens
Jika benar dan p benar maka q benar.
Skema argumen dapat ditulis sebagai berikut
Premis 1 : p q : Benar
Premis 2 : p : Benar

Jadi : q : Benar (Konklusi)


Dalam bentuk implikasi, argumentasi tersebut dapat dituliskan
sebagai . Argumentasi ini dikatakan sah kalau pernyataan
implikasi merupakan tautologi. Tautologi adalah sebuah
pernyataanmajemuk yang selalu benar untuk semua kemungkinan nilai kebenaran
dari pernyataan-pernyataan komponennya.
Tabel nilai kebenaran dari
P q
B B B B B
B S S S B
S B B S B
S S B S B

Dari table tampak bahwa merupakan tautologi, jadi argumen


tersebut sah.
Contoh :
1. Jika Siti naik kelas maka Siti dibelikan sepeda.
Siti naik kelas.

Siti dibelikan sepeda


2. Modus Tollens
Jika benar dan benar maka p benar.
Skema argumen dapat ditulis sebagai berikut:
Premis 1 : p q : Benar
Premis 2 : ~q : Benar

Jadi :~p : Benar (Konklusi)

15
Dalam bentuk implikasi, modus tollens dapat dituliskan sebagai , sah atau
tidaknya modus tollens dapat diuji dengan tabel kebenaran sebagai berikut :

Tabel nilai kebenaran


P q ~p ~q

B B S S B S B
B S S B S S B
S B B S B S B
S S B B B B B

Dari tabel tampak bahwa merupakan tautologi. Jadimodus


tollens merupakan argumentasi yang sah .
Contoh :
1. Jika Andi lulus ujian maka Andi memperoleh hadiah

Andi tidak lulus ujian

3. Silogisme
Dari premis-premis dan dapat ditarik konklusi . Penarikan kesimpulan seperti ini
disebut kaidah silogisma . Skema argumnya dapat dinyatakan sebagai berikut :
Premis 1 : p q : Benar
Premis 2 : q r :Benar

Jadi : p r : Benar (Konklusi)


Dalam bentuk implikasi, silogisme dapat dituliskan sebagai sah atau tidaknya
silogisme dapat diuji dengan tabel kebenaran sebagai berikut :
Tabel nilai kebenaran .
p Q r
B B B B B B B B
B B S B S S S B
B S B S B B S B
B S S S B S S B
S B B B B B B B
S B S B S B S B
S S B B B B B B
S S S B B B B B

Dari tabel tampak bahwa merupakan tautologi.


Jadi silogisme merupakan argumentasi yang sah.

16
Contoh:
1. Jika Rina sakit maka Rina menangis
Rina tidak menangis

Jawab :

Rina tidak sakit (modus tollens)


p : Rina sakit → q : Rina menangis.
~q : Rina tidak menangis.

~p : Rina tidak menangis.

2. Jika Ani rajin belajar maka Ani naik kelas.


Jika Ani naik kelas maka Ani memperoleh hadiah.

Jawab:
Jika Ani rajin belajar maka Ani memperoleh hadiah ( silogisme)
p: Ani rajin belajar → q: Ani naik kelas
q: Ani naik kelas → r: Ani memperoleh hadiah

p: Ani rajin belajar → r: Ani memperoleh hadiah

3. Jika Bu tutik tidak mengajar maka Bu Tutik pergi kuliah


Bu Tutik tidak mengajar

Jawab :
Bu Tutik pergi kuliah (modus ponens)
p: Bu Tutik tidak mengajar → q: Bu Tutik pergi kuliah
p: Bu Tutik tidak mengajar

q: Bu Tutik pergi kuliah

17
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Makalah ini dimulai dengan pembahasan mengenai pengertian logika, karena


pengetahuan tentang logika ini sangat sering digunakan di dalam kehidupan nyata
sehari-hari, di dalam mata pelajaran matematika sendiri maupun mata pelajaran
lainnya. Isi makalah ini tidak hanya menekankan pada penghafalan rumus atau
teorema semata-mata, namun sudah berusaha untuk memberi kemudahan bagi para
pembaca. Sebagai contoh, tabel kebenaran untuk p → q tidak langsung diberikan
dengan begitu saja, namun dengan contoh yang menurut penulis dapat memberi
kemudahan bagi para pembaca untuk lebih memahaminya. Begitu juga tentang valid
atau tidak validnya suatu argumen atau suatu penarikan kesimpulan.

3.2 SARAN

Diharapkan mahasiswa berikutnya dapat mengembangkan makalah ini supaya


lebih sederhana dan lebih mudah dimengerti. Diharapkan mahasiswa dapat
memahamai mata kuliah logika matematika dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan nyata.

18
DAFTAR PUSTAKA

www.4shared.com/office/.../makalah_pembelajaran_logika_ma.html
m4ri4ni.files.wordpress.com/2011/12/logika-matematika1.doc
ucu-syarief.blogspot.com/.../makalah-tentang-logika-matematika.html
ebookbrowse.com/ma/makalah-logika-matematika

19

Anda mungkin juga menyukai