TENTANG :
LOGIKA MATEMATIKA
DISUSUN OLEH :
NORMALITA YURIKA
NIM: 1711102106039
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Saya dapat mengerjakan
makalah Logika Matematika ini dengan baik dan lancar.
Salawat dan Salam senantiasa dipanjatkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW sebagai Uswatun Hasanah bagi hidup dan kehidupan kita di muka
bumi ini. Penyusun juga mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan, baik materi maupun penyajian serta penulisan yang tidak sesuai. Untuk
itu Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya, dan Saya juga mengharapkan kritik
dan juga sarannya kepada semua pihak demi kesempurnaan penulisan makalah ini
dan perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang. Terima kasih.
.
Barabai, Juli 2021
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2
2.1 PENGERTIAN LOGIKA ................................................................ 2
2.2 KALIMAT PERNYATAAN ........................................................... 3
2.3 KALIMAT TERBUKA .................................................................. 4
2.4 INGKARAN .................................................................................. 5
2.5 KONJUNGSI .................................................................................. 6
2.6 DISJUNGSI .................................................................................... 7
2.7 IMPLIKASI .................................................................................... 9
2.7 BIIMPLIKASI ................................................................................ 11
2.8 KONVERS, INVERS DAN KONTRAPOSISI .............................. 13
2.9 PENARIKAN KESIMPULAN ....................................................... 14
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 12
3.1 KESIMPULAN ................................................................................ 18
3.2 SARAN ............................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
I. PENGHUBUNG KALIMAT
Satu atau lebih proposisi dapat dikombinasikan untuk menghasilkan proposisi
baru lewat penggunaan operator logika. Proposisi baru yang dihasilkan dari
kombinasi tersebut disebut dengan proposisi majemuk (compound composition),
sedangkan proposisi yang bukan merupakan hasil dari kombinasi proposisi
lain disebut proposisi atomik. Proposisi majemuk tersusun dari sejumlah proposisi
atomik.
Dalam logika dikenal 5 buah penghubung,antara lain:
Simbol Arti Bentuk
¬ Tidak/Not/Negasi Tidak………….
Ù Dan/And/Konjungsi ……..dan……..
Ú Atau/Or/Disjungsi ………atau…….
Þ Implikasi Jika…….maka…….
Û Bi-Implikasi ……..bila dan hanya bila……..
2
5. Hukum involusi (negasi ganda): 6. Hukum penyerapan (absorpsi):
~(~p) Û p p Ú (p Ù q) Û p
p Ù (p Ú q) Û p
3
2. Tentukan kalimat Pernyataan yang bernilai Benar (b) dan Salah (s)!
a. Surabaya mendapat julukan kota pahlawan
b. Ada dua belas bulan dalam setahun
c. 75 habis dibagi 4
d. Bunga Mawar berwarna merah
e. Tokyo adalah ibu kota negara Jepang
3. Tentukan Kalimat Bukan Pernyataan, Pernyataan Benar, Pernyataan Salah
a. Bunga Melati berwarna putih
b. 3x + 4 = 8
c. Pagi ini hujan turun
d. Kemarin saya pergi kerumah nenek
e. Mobil itu beroda satu
4
Di atas telah diberikan definisi-definisi dari pernyataan, variabel, konstanta, dan
kalimat terbuka. Pernyataan yang menjelaskan istilah-istilah di atas disebut kalimat
definisi. Pada kalimat definisi tidak boleh terdapat kata-kata yang belum jelas
artinya, apalagi kata yang sedang didefinisikan.
Beberapa istilah yang perlu diketahui.
1. Variabel
· Huruf x disebut variable. Sebuah variable mewakili sembarang anggota dalam
semesta pembicaraan ( himpunan pengganti ).
Misalkan himpunan pengganti adalah :
{ 1 , 2 , 3 , 4 } maka :
x = 1 => 12 – 5.1 + 4 = 0 ( benar )
x = 2 => 22 – 5.2 + 4 = 0 ( salah )
x = 3 => 32 – 5.3 + 4 = 0 ( salah )
x = 4 => 42 – 5.4 + 4 = 0 ( benar )
· Pengganti variable yang menyebabkan kalimat terbuka bernilai benar disebut
penyelesaian, dan himpunan semua penyelesaian itu disebuthimpunan penyelesaian.
Pada contoh diatas HP = { 1 , 4 }
2. Konstanta
Pada kalimat ”x2 – 5x + 4 = 0 ”, bilangan-bilangan 1 , – 5 , 4 dan 0
disebutkonstanta. Suatu konstanta hanya mewakili anggota tertentu dalam semesta
pembicaraan.
2.4 INGKARAN
A. Pengertian
Negasi atau ingkaran adalah pernyataan yang bernilai benar jika pernyataan
semula salah, dan sebaliknya.
B. Cara Menentukan Negasi
Untuk menentukan negasi dari kalimat, ada 2 hal yang harus dipenuhi.
Pertama struktur kalimat. Antara kalimat semula dengan negasinya harus menunjukk
anperlawanan. Kedua benar salahnya juga harus berlawanan. Jika kalimat semula be
rnilaibenar, maka negasinya harus bernilai salah demikian sebaliknya. Atas dasar itu,
makadalam menentukan negasi,
kita tidak bias hanya mengandalkan lawan kata. Kalau dalambahasa Indonesia,
naik lawannya turun. Dalam matematika,
itu salah. Naik lawannya tidaknaik. Sepintas tampaknya sama, tapi itu sangat beda.
Contoh:
· Ada orang berkacamata >< Tidak ada orang berkacamata
Bagaimana jika di jawab “Ada orang tidak berkacamata”
Penjelasan :
Sepintas tampak betul, tapi itu salah
Kenapa salah?
Secara bahasa memang sudah menunjukkan perlawanan,
tapi dari sisi kebenaranbelum menunjukkan perlawanan. Ada orang berkacamata,
kalimat itu benar karenamemang ada orang yang berkacamata. Ada orang
tidak berkacamata, kalimat ini benarjuga, karena kita tau, memang ada
5
orang yang tidak pakai kacamata. Negasi kalimatbernilai benar harus bernilai salah.
Maka negasi yang tepat adalah “Tidak ada orangberkacamata”.
Menentukan negasi dilakukan dengan menambah kata “tidak” di tempat yang
tepat ataumenghilangkannya jika kalimatnya sudah memuat kata “tidak”.
C. Lambang Negasi
Contoh :
1. p : Jakarta ibu kota negara RI.
~p : Tidak benar bahwa Jakarta ibu kota Negara RI.
~p : Jakarta bukan ibu kota negara RI.
2. q : 2 + 5 = 10
~q : tidak benar bahwa 2 + 5 = 10
~q : 2 + 5 tidak sama dengan 10
2.5 KONJUNGSI
Konjungsi adalah kalimat majemuk yang terdiri dari dua pernyataan
misalnya pdan q yang digabungkan dengan kata hubungkan dengan kata hubung
logika “dan” dinotasikan “p^q”.
· Misalkan p dan q adalah pernyataan. Konjungsi dari p dan q adalah pernyataan
majemuk “p dan q”,yang dilambangkan dengan p^q. Pernyataan
majemuk p^q bernilai benar apabila p dan q keduanya benar. Pernyataan
majemuk p^q bernilai salah apabila salah satu p atau q salah, atau p dan q keduanya
bernilai salah. Table kebenaran disajikan dalam tabel 1.1.
Contoh:
1. p: Ani sakit
q: Ani tidak masuk sekolah
p^q: Ani sakit dan tidak masuk sekolah
2. p:2+3>5
q:5-2=3
p^q: 2 + 3 > 5 dan 5 - 2 = 3
CONTOH SOAL:
Buatlah bentuk konjungsi dari p dan q, serta tentukan nilai kebenaranya!
1. p: 5 adalah bilangan prima
q: 5 adalah bilangan ganjil
2. p: -2 + 3 = 1
q: 6 – 4 < 2
6
3. p : -3 > -7
q:3<5
Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan berikut!
1. 3x - 2x = x dan 3 adalah bilangan prima
2. 2 + 5 = 7 dan 7 adalah bilangan genap
3. 5 = -5 dan 3 < 6
4. 2 x 3 = 6 dan 7 x 2 > 14
2.6 DISJUNGSI
Dua pernyataan dapat digabungkan oleh perkataan ”atau” (maksudnya ”dan
atau”) sehingga menjadi pernyataan majemuk yang disebut disjungsi dari pernyataan
semula. Bila dua pernyataan itu ialah p dan q maka disjungsi dari p dan q ditulis
p v q, dibaca ”p atau q”.
Definisi : Bila p atau q atau kedua-duanya merupakan pernyataan yang benar,
maka p v q merupakan pernyataan yang benar ; yang lainnya salah.
Jadi dijungsi dari dua pernyataan itu salah bila kedua komponen pernyataannya
merupakan pernyataan-pernyataan yang salah.
Contoh :
1. Adi duduk di kelas III SMU atau Adi berusia 18 tahun
2. Pak Budi berumur 50 tahun atau 51 tahun
Kedua kalimat tersebut merupakan disjungsi. Disjungsi contoh a
disebut disjungsi inklusif, (karena Adi mungkin kelas III SMU dan umurnya 18
tahun terjadi bersama-sama). Pada contoh b, tak mungkin terjadi keduanya (bila
umur pak Budi 50 tahun, tak mungkin 51 tahun). Disjungsi seperti ini
dinamakan disjungsi eklusif. Dalam matematika yang banyak dipakai
adalah disjungsi inklusif.
P q pvq
B B B
B S B
S B B
S S S
Tabel disjungsi inklusif:
7
Nilai dan tabel kebenaran disjungsi :
Sebuah hotel mencari karyawan yang ”pandai menari atau pandai menyanyi”
Misalkan: p = ”pandai menari”
q = ”pandai menyanyi”
maka tabel pelamar (yang dapat mendaftar atau tidak) adalah :
P q pvq
B B B
B S B
S B B
S S S
Si A: pandai nari & nyanyi
Si B: hanya pandai nari
Si C: hanya nyanyi
Si D: tak pandai nari & nyanyi
B: diterima S: ditolak
Dari tabel dapat dilihat suatu disjungsi bernilai salah jika kedua komponennya
bernilai salah.
Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
p : Surabaya adalah ibukota Jawa Timur.
8
Tabel nilai kebenaran Disjungsi
P q (pvq)
B B B
B S B
S B B
S S S
Contoh:
“ Semua bilangan prima adalah ganjil atau semua grafik fungsi kuadrat
memotong sumbu X “
Jawab :
· p : Semua bilangan prima adalah ganjil
· q : Semua grafik fungsi kuadrat memotong sumbu X
· (p v q) : Semua bilangan prima adalah ganjil atau semua grafik fungsi kuadrat
memotong sumbu X
2.7 IMPLIKASI
I. Pengertian Implikasi (Kondisional atau Proposisi Bersyarat)
Misalkan ada 2 pernyataan p dan q, untuk menunjukkan atau membuktikan
bahwa jika p bernilai benar akan menjadikan q bernilai benar juga, diletakkan kata
“JIKA” sebelum pernyataan pertama lalu diletakkan kata “MAKA” sebelum
pernyataan kedua sehingga didapatkan suatu pernyataan majemuk yang disebut
dengan
“IMPLIKASI /PERNYATAAN BERSYARAT / KONDISIONAL / HYPOTHETIC
AL dengan notasi "→".
Proposisi p disebut anteseden (premis / hipotesa / kondisi) dan proposisi q
disebut konsekuen (konklusi / kesimpulan).Sedangkan bentuk proposisinya
adalah “ jika p,maka q ” dan ditulis dengan notasi p ® q.
Notasi tersebut dapat dibaca:
1. Jika p maka q
2. q jika p
3. p adalah syarat cukup untuk q
4. q adalah syarat perlu untuk p
9
q : Dia dianggap mengundurkan diri
bentuk implikasi : Jika dia tidak mendaftar ulang, maka dia dianggap mengundurkan
diri
d. p : kita tidak mengerjakan tugas
q : kita tidak mendapatkan nilai
bentuk implikasi : Jika kita tidak mengerjakan tugas, maka kita tidak akan
mendapatkan nilai
B B B
B S S
S B B
S S B
Kasus 1: Nilai ujian akhir anda di atas 80 (hipotesis benar) dan anda mendapat nilai
A untuk kuliah tersebut(konklusi benar).
\ pernyataan dosen benar.
Kasus 2: Nilai ujian akhir anda di atas 80 (hipotesis benar) tetapi anda tidak
mendapat nilai A (konklusi salah).
\ dosen berbohong (pernyataannya salah).
Kasus 3: Nilai ujian akhir anda di bawah 80 (hipotesis salah) dan anda mendapat
nilai A (konklusi benar).
\ dosen tidak dapat dikatakan salah (Mungkin ia melihat kemampuan anda secara
rata-rata bagus sehingga ia tidak ragu memberi nilai A).
Kasus 4: Nilai ujian akhir anda di bawah 80 (hipotesis salah) dan anda tidak
mendapat nilai A (konklusi salah).
\ dosen benar.
· Cara-cara mengekspresikan implikasi p ® q:
(a) Jika p, maka q
(b) Jika p, q
(c) p mengakibatkan q (p implies q)
(d) q jika p
(e) p hanya jika q
(f) p syarat cukup untuk q (hipotesis menyatakan syarat
cukup(sufficient condition) )
10
(g) q syarat perlu untuk p (konklusi menyatakan syarat perlu(necessary
condition)
( h) q bilamana p (q whenever p)
2.7 BIIMPLIKASI
I. Pengertian Biimplikasi
Biimplikasi adalah gabungan dua pernyataan dengan bentuk kondisional (sebab-
akibat), dimana sebab dan akibatnya dapat dipertukarkan. Pernyataan sebabnya
mengakibatkan pernyataan akibat dan juga sebaliknya. Untuk membedakannya
dengan implikasi, operator biimplikasi dilambangkan dengan “⇔”, sedangkan
pengalimatannya menggunakan bentuk “…. (pernyataan pertama) jika dan hanya
jika …. (pernyataan kedua)”. Dalam keseharian biimplikasi biasanya memakai
bentuk pengalimatan “jika… (pernyataan pertama) maka … (pernyataan
kedua), demikian pula sebaliknya”.
11
P q p→q q→p (p → q) ˄ (q → p)
B B B B B
B S S B S
S B B S S
S S B B B
Penyelesaian:
(1) “B”, karena 8 + 7 = 15 bernilai benar dan 15 ˃ 2 + 8 juga bernilai benar.
(2) “S”, karena 7 membagi habis 15 bernilai salah dan 7 suatu bilangan prima bernilai
benar.
(3) “B”, karena Tutik adalah presiden RI bernilai salah dan Semarang Ibu Kota RI
bernilai salah.
(4) “S”, karena 16 kelipatan 8 bernilai benar dan 7 faktor dari 16 bernilai salah.
P Q ~p ~q p↔q p ˄ ~q q˄ ~ (p ↔ q) (p ˄ ~q) ˅
~p (q ˄ ~p)
B B S S B S S S S
B S S B S B S B B
S B B S S S B B B
S S B B B S S S S
Contoh:
Tuliskan negasi dari biimplikasi berikut ini!
(1) 7 suatu bilangan prima jika dan hanya jika 7 membagi habis 42
12
(2) Amin dibelikan sepeda jika dan hanya jika Amin tidak nakal
Penyelesaian:
(1) 7 suatu bilangan prima dan tidak membagi habis 42, atau 7 membagi habis 42 dan
7 bukan suatu bilangan prima.
(2) Amin dibelikan sepeda dan Amin nakal atau Amin tidak nakal dan Amin tidak
dibelikan sepeda.
B. Invers
Invers adalah sebuah proposisi dengan arti berlawanan dari sesuatu.
· Jika suatu bentuk implikasi p à q diubah menjadi ~ p à ~ q disebut invers.
Contoh :
Tentukan invers dari pernyataan berikut :
a) Jika turun hujan maka ayah tidak dapat berangkat kerja.
b) Jika cuaca mendung maka saya membawa payung.
Penyelesaian :
a) Jika tidak turun hujan maka ayah dapat berangkat kerja.
b) Jika cuaca tidak mendung maka saya tidak membawa payung.
C. Kontraposisi
Kontraposisi adalah sebuah proposisi yang menyangkal subyek asli dari
bertentangan predikat.
· Jika suatu bentuk implikasi p à q diubah menjadi ~ q à ~ p disebut kontraposisi.
Contoh :
Tentukan kontraposisi dari pernyataan berikut :
a) (p à q) →(p à q)
b) Jika Sari makan maka dia menjadi kenyang.
Penyalesaian :
a) ~( p à q)→~(p à q)
b) Jika Sari tidak kenyang maka dia tidak makan.
13
Untuk melihat hubungan nilai kebenaran antara implikasi, konvers, invers dan
kontraposisi, Perhatikan tabel kebenaran di bawah ini :
B B B B B B
B S S B B S
S B B S S B
S S B B B B
14
b) Argumen terdiri dari dua kelompok pernyatan, yaitu premis (pernyataan-pernyataan
sebelum kesimpulan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Bila konjungsi dari premis-premis berimplikasi konklusi maka argumentasi itu
dikatakan berlaku atau sah.Sebaliknya, bila konjungsi dari premis-premis tidak
berimplikasi konklusi maka argumentasi itu dikatakan tidak sah. Jadi suatu
argumentasi dikatakan sah kalau premis-premisnya benar maka konklusinya juga
benar. Beberapa cara penarikan kesimpulan, diantaranya adalah Modus Ponens,
Modus Tollens, dan Silogisme.
1. Modus Ponens
Jika benar dan p benar maka q benar.
Skema argumen dapat ditulis sebagai berikut
Premis 1 : p q : Benar
Premis 2 : p : Benar
15
Dalam bentuk implikasi, modus tollens dapat dituliskan sebagai , sah atau
tidaknya modus tollens dapat diuji dengan tabel kebenaran sebagai berikut :
B B S S B S B
B S S B S S B
S B B S B S B
S S B B B B B
3. Silogisme
Dari premis-premis dan dapat ditarik konklusi . Penarikan kesimpulan seperti ini
disebut kaidah silogisma . Skema argumnya dapat dinyatakan sebagai berikut :
Premis 1 : p q : Benar
Premis 2 : q r :Benar
16
Contoh:
1. Jika Rina sakit maka Rina menangis
Rina tidak menangis
Jawab :
Jawab:
Jika Ani rajin belajar maka Ani memperoleh hadiah ( silogisme)
p: Ani rajin belajar → q: Ani naik kelas
q: Ani naik kelas → r: Ani memperoleh hadiah
Jawab :
Bu Tutik pergi kuliah (modus ponens)
p: Bu Tutik tidak mengajar → q: Bu Tutik pergi kuliah
p: Bu Tutik tidak mengajar
17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
18
DAFTAR PUSTAKA
www.4shared.com/office/.../makalah_pembelajaran_logika_ma.html
m4ri4ni.files.wordpress.com/2011/12/logika-matematika1.doc
ucu-syarief.blogspot.com/.../makalah-tentang-logika-matematika.html
ebookbrowse.com/ma/makalah-logika-matematika
19