Anda di halaman 1dari 13

ISLAM DAN MASYARAKAT MADANI

Dosen Pengampu :
Drs. Amar Tarmizi, Mpd

KELOMPOK 1

Dimas rahdan harsi : 188130134


Prayogo ramadan : 188130033
Muhhamad Arif hidayat : 188130003
Dirga Iqbal Ramadan : 188130045
Norman Julian : 188130081
Muahammad Fani Irawan : 188130023

TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan kami semua
kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Penidikan Agama yang
berjudul “Islam Dan Masyarakat Madani.” dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan.
Tersusunnya karya ilmiah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih
dan Penyayang membalas budi baik yang tulus dan ihklas kepada semua pihak.
Tak ada gading yang tak retak, untuk itu kamipun menyadari bahwa makalah yang telah
kami susun dan kami kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-kekurangan baik
dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka pintu yang selebar-lebarnya
kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi
penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila di dalam karya ilmiah ini terdapat
hal-hal yang dianggap tidak berkenan di hati pembaca mohon dimaafkan.

Medan,8 Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1 latar belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Masalah ..................................................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3
2.1 Konsep Masyarakat Madani .................................................................................................. 3
2.1.1 Pengertian (Civil Society) ............................................................................................... 3
2.1.2 Pengertian Masyarakat Madani ...................................................................................... 3
2.2 Karakteristik Masyarakat Madani Menurut Islam ................................................................ 4
2.2.1 Ruang Publik Yang Bebas (Free Public Sphere) ............................................................ 4
2.2.2 Demokratis...................................................................................................................... 5
2.2.3 Toleran ............................................................................................................................ 5
2.2.4 Pluralisme ....................................................................................................................... 5
2.2.5 Keadilan Sosial (Socialn Justice) ................................................................................... 6
2.3 Peranan Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani............................................ 6
BAB III ........................................................................................................................................... 8
PENUTUP....................................................................................................................................... 8
3.1 Simpulan................................................................................................................................ 8
3.2 Saran ...................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Masyarakat madani dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang beradab dalam
membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya. Kata madani sendiri berasal dari bahasa
arab yang artinya civil atau civilized (beradab). Masyarakat madani merupakan sistem sosial yang
subur berdasarkan konsep yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individual.

Makna Masyarakat sipil adalah terjemahan dari civil society. Konsep civil society lahir dan
berkembang dari sejarah perkumpulan masyarakat. Cicero adalah orang Barat yang pertama kali
menggunakan kata societies civilis dalam filsafat politiknya. Konsep civil society pertama kali
dipahami sebagai negara state. Secara historis, istilah civil society berakar dari pemikir Montesque,
JJ. Rousseau, John Locke, dan Hubbes. Ketiga orang ini mulai menata suatu bangunan masyarakat
sipil yang mampu mencairkan otoritarian kekuasaan monarchi-absolut dan ortodoksi gereja (Lary,
2003).

Islam sendiri memiliki padangan khusus pada masyarakat madani, dalam segala segi.
Seperti halnya karakteristik masyarakat madani menurut Islam. Masyarakat madani sangan
menjunjung tinggi nilai-nilai islam. Dalam segala hal mereka terapkan berdasarkan ketentuan
Islam. Seperti halnya dalam politik mereka sangat menerapkan keadillan. Seperti yang di jelaskan
oleh Q.S. Saba’ ayat 15 yang berbunyi “Sesungguhnya bagi kaum Saba´ ada tanda (kekuasaan Tuhan)
di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada
mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan
bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah
Tuhan Yang Maha Pengampun"
Mayoritas penduduk di Indonesia beragama Islam. Selaku mayoritas, sepantasnya umat
Islam mampu memberi warna khusus dalam kehidupan beragama dan bermasyarakt di Indonesia.
Islam sebagi agama mayoritas membawa ajaran yang menggatur kehidupan masyarakat,
mencakup aspek hukum, sosial, ekonomi, pendidikan, budaya dan sebagainya.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada telah diuraikan dirumusan masalah yang
dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Apa yang dimasksud konsep masyarakat madani ?


2. Apa karakteristik masyarakat madani menurut Islam ?
3. Bagaimana peranan umat Islam dalam mewujudakn masyarat madani ?

1.3 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan pada petunjuk sebelumnya dapat
diketahui bahwa tujuan dari perumusan masalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud konsep masyarakat madani


2. Untuk mengetahui apa karakteristik masyarakat madani menurut Islam
3. Untuk mengetahui bagaimana peranan umat Islam dalam mewujudkan masyarakat madani

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Masyarakat Madani

Konsep masyarakat madani terdapat dua pengertian yaitu perngertian civil society dan
pengertian masyarakat madani. Penjelasanya sebagai berikut :

2.1.1 Pengertian (Civil Society)


Konsep masyarakat madani merupakan penerjemahan atau pengislaman konsep civil
society. Pertama kali diungkapkan oleh Anwar Ibrahim dan dikembangkan di Indonesia oleh
Nurcholish Madjid. Pemaknaan civil society sebagai masyarakat madani merujuk pada konsep dan
bentuk masyarakat Madinah yang dibangun Nabi Muhammad. Masyarakat Madinah dianggap
sebagai legitimasi historis ketidakbersalahan pembentukan civil society dalam masyarakat muslim
modern.

Makna Masyarakat sipil adalah terjemahan dari civil society. Konsep civil society lahir dan
berkembang dari sejarah perkumpulan masyarakat. Cicero adalah orang Barat yang pertama kali
menggunakan kata societies civilis dalam filsafat politiknya. Konsep civil society pertama kali
dipahami sebagai negara state. Secara historis, istilah civil society berakar dari pemikir Montesque,
JJ. Rousseau, John Locke, dan Hubbes. Ketiga orang ini mulai menata suatu bangunan masyarakat
sipil yang mampu mencairkan otoritarian kekuasaan monarchi-absolut dan ortodoksi gereja (Lary,
2003).

2.1.2 Pengertian Masyarakat Madani


Civil society diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan sebutan masyarakat sipil
atau masyarakat madani. Kata madani berasal dari kata Madinah, yaitu sebuah kota tempat hijrah
Nabi Muhammad SAW. Madinah berasal dari kata “madaniyah” yang berarti peradaban. Oleh karena itu
masyarakat madani berarti masyarakat yang beradap.Masyarakat madani adalah sebuah tatanan
masyarakat sipil civil society yang mandiri dan demokratis, masyarakat madani lahir dari proses
penyemaian demokrasi, hubungan keduanya ibarat ikan dengan air, disini ini membahas tentang
masyarakat madani yang umumnya dikenal dengan istilah masyarakat sipil civil society,
pengertiannya, ciri-cirinya, sejaraha pemikiran, karakter dan wacana masyarakat sipil di Barat dan

3
di Indonesia serta unsur-unsur di dalamnya. Allah telah memberi gambaran dari masyarakat
madani di dalam Al-Queran dengan firman-Nya. Q.S. Saba’ ayat 15
ٞۖ
ۡ ۡ١٥ۡ‫ۡو َربٌّ ۡ َغفُور‬ َ ۡ‫ۡوٱش ُك ُروۡاْۡلَهۥُۡۡبَلدَة‬
َ ‫طيِبَة‬ َۡ ‫ۡربِ ُكم‬
َ ‫ق‬ِ ‫نۡرز‬
ِ ‫ۡم‬ِ ْ‫الۡ ُكلُوا‬
ٞۖ ٖ ‫ۡو ِش َم‬
َ ‫ين‬ َ ‫لَقَدۡۡ َكانَ ۡ ِل‬
ِ ‫سبَ ٖإۡفِيۡ َمس َكنِ ِهمۡ َءايَةۡ َج َّنت‬
ٖ ‫َانۡ َعنۡيَ ِم‬
Sesungguhnya bagi kaum Saba´ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka
yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah
olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya.
(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun" (Q.S.
Saba’ ayat 15)
2.2 Karakteristik Masyarakat Madani Menurut Islam
Penyebutan karakteristik masyarakat madani dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa
dalam merealisasikan wacana masyarakat madani diperlukan persyaratan-pesyaratan yanag
menjadi nilai universal dalam penegakan masyarakat madani. Prasyarat ini tidak bisa dipisahkan
satu sama lain atau hanya mengambil salah satunya saja, melainkan merupakan satu kesatuan yang
integral yang menjadi dasar dan nilai bagi eksistensi masyarakat madani. Karakteristik tersebut
antara lain adanya Free Publik Sphere, Demokratis, Toleransi, Pluralisme, dan Keadilan Sosial
social justice (Azra, 2003).

2.2.1 Ruang Publik Yang Bebas (Free Public Sphere)


Yang dimaksud dengan free public sphere adanya ruang publik yang bebas sebagai sarana
dalam mengemukakan pendapat. Pada ruang publikyanag bebaslah individu dalam posisinya yang
setara mampu melakukan transaksi-transaksi wacana dan praksis politik tanpa mengalami distorasi
dan kekhawatiran. Aksentuasi prasyarat ini dikemukakan oleh Arendt dan Habermas. Lebih lanjut
dikatakan bahwa ruang publik secara teoritis bisa diartikan sebagai wilayah dimana masyarakat
sebagai warga negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik. Warga negara berhak
melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat berkumpul serta
mempublikasikan informasi kepada publik.
Sebagai sebuah prasyarat, maka untuk mengembangkan dan mewujudkan masyarakat madani
dalam sebuah tatanan masyarakat, maka free publik shpere menjadi salah satu bagian yang harus
diperhatikan. Karena dengan menafikan adanya ruang publik yang bebas dalam tatanan
masyarakat madani, maka akan memungkinkan terjadinya pembungkaman kebebasan warga
negara dalam menyalurkan aspirasinya yang berkenaan dengan kepentingan umum oleh penguasa
yang tiranik dan otoriter.

4
2.2.2 Demokratis
Demokratis merupakan satu entitas yang menjadi penegak wacana masyarakat madani,
dimana dalam menjalani kehidupan, warga negara memiliki kebebasan penuh untuk menjalankan
aktivitas kesehariannya,termasuk dalam berinteraksi dalam lingkunganya. Demokratis berarti
derngan masyarakat dapat berlaku santun dalam pola hubungan interaksi masyarakat sekitarnya
dengan tidak mempertimbangkan suku, ras, dan agama. Prasayart demokratis ini banyak
dikemukakan oleh para pakar yang mengkaji fenomena masyarakat madani. Bahkan fenomena
masyarakat madani. Bahkan demokrasi merupakan salah satu syarat mutlak bagi penegak
masyarakat madani, penekanan demokrasi (Demokratis) di sini dapat mencakup sebagai bentuk
aspek kehidupan seperti politik, sosial, budaya, pendidikan, ekonomi dan sebagainya (Azra, 2003).

2.2.3 Toleran
Toleran merupakan sikap yang dikembangkan dalam masyarakat madani untuk
menunjukan sikap saling menghargai dan menghormati aktivitas yang dilakukan oleh orang lain.
Toleransi ini memungkinkan akan adanya kesabaran masing-masing individu untuk menghargai
dan menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh sekelompok masyrakat lain yang
berbeda. Toleransi menurut Nurcholis Madjid merupakan persoalan ajaran dan kewajiban
melaksanakan ajaran itu. Jika toleransi menghasilkan adanya tata cara pergaulan yang “enak”
antara berbagai kelompok yang berbeda-beda, maka hasil itu harus dipahami sebagai “hikmah”
atau “manfaat” dari pelaksanaan ajaran yang benar. Azyumardi Azra pun menyebutkan bahwa
masyarakat madani civil society lebih dari sekedar gerakan-gerakan pro demokrasi, masyarakat
madani juga mengacu ke kehidupan yang berkualitas dan tamaddun civility. Civilitas
meniscayakan toleransi, yakni kesediaan individu-individu untuk menerima pandangan-
pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda.

2.2.4 Pluralisme
Sebagai sebuah prasyarat penegakan masyarakat madani, maka pluralisme harus dipahami
secara mengakar dengan menciptakan sebuah tatanan kehiduapn yang menghargai dan menerima
kemajemukan dalam konteks kehidupan sehari-hari. Pluralisme tidak bisa dipahami hanya dengan
sikap mengakui dan menerima kenyataan masyarakat dan mejemuk, tetapi harus disertai dengan
sikap yang tulus untuk menerima kenyataan pluralisme itu sebagai bernilai positif, merupakan
rahmat Tuhan. Menurut Nurcholish Madjid, konsep pluralisme ini merupakan prasyarat bagi

5
tegaknya masyarakat madani. Pluralisme menurutnya pertalian sejati kebinekaan dalam ikatan-
ikatan keadaban genuine engagement of diversities within the bonds of civility. Bahkan pluralisme
adalah juga suatu keharusan bagi keselamatan umat manusia antara lain melalui mekanisme
pengawasan dan pengimbangan. Lebih lanjut Nurcholish mengatakan bahwa sikap penuh
pengertian kepada orang lain itu diperlukan dalam masyarakat yang mejemuk, yakniu masyarakat
yang tidak monolitik. Apalagi sesungguhnya kemajemukan masyarakat itu sudah merupakan
dekrit Allah dan design-Nya untuk umat manusia. Jadi tidak ada masyarakat yang tunggal,
monolitik, sama, dan sebangun dalam segal segi (Azra, 2003).

2.2.5 Keadilan Sosial (Socialn Justice)


Keadilan dimaksudkan untuk menyebutkan keseimbangan dan pembagian yang
proporsional terhdap hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup seluruh aspek
kehidupan. Hal ini, memungkinkan tidak adanya monopoli dan pemusatan salah satu aspek
kehidupan pada satu kelompok masyarakat. Secara esensial, masyarakat memiliki hak yang
ditetapkan oleh pemerintah.

2.3 Peranan Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani


Umat islam harus berprestasi dan berperan dalam mewujudkan tatanan sosial-politik yang
demokratis dan sistem ekonomi yang adil. Hal itu penting, karena keduanya merupakan prasyarat
utama bagi terciptanya kesejahteraan sosial, dan kondisi sosial yang dicirikan oleh budaya yang
beragam, hubungan timbal balik dan kesediaan untuk saling memahami dan saling menghargai.
Hal itu tidak akan terwujud bila umat islam tidak memperbaiki imannya terlebih dahulu, yaitu
pandangan dan sikap hidup dengan Al-Qur’an menurut sunnah Rasul. Jika tidak maka masyarakat
madani hanyalah sebuah masyarakat yang hanya bisa dimimpikan tetapi tidak dapat direalisasikan
oleh umat Islam di seluruh dunia.

Makna utama dari internasional madani adalah masyarakat yang menjadikan nilai-nilai
peradaban sebagai ciri yang utama. Karena itu dalam sejarah pemikiran filsafat, sejak filsafat
yunani sampai masa filsafat islam juga dikenal istilah madinah atau polis yang berarti kota, yaitu
masyarakat yang maju dan berperadaban. Masyarakat madani menjadi simbol idealisme yang
diharapkan oleh masyarakat Di dalam Al-Qur’an Allah memberikan ilustrasi masyarakat ideal.

6
Peranan umat islam di Indonesia untuk mewujudkan masyarakat madani sangat diperlukan
dikarenakan umat islam merupakan masyarakat mayoritas. Untuk mewujudkan harus ada upaya–
upaya yang perlu dilakukan yaitu :
1. Keniscayaan peranan umat islam
Umat islam adalah umat yang diberikan oleh Allah di antara pemeluk agama yang lainnya.
Umat islam memiiki aturan hidup yang sempurna dan sesuai dengan fitrah hidupnya. Dalam
konteks masyarakat Indonesia, dimana umat islam adalah mayoritas maka sudah sangat pasti
peranan umat islam sangat menentukan.
2. Keniscayaan sistem ekonomi dan kesejahteraan umat
Sistem ekonomi islam menggunakan prinsip ekonomi yang diasaskan dan dibatasi oleh ajaran
islam. Diman dalam Al-Qur’an dan Hadits dipelajari adanya motif laba (protif) dalam kegiatan
ekonomi, namun terbatasi oleh syarat-syarat moral kehidupan. Kehidupan sosial dan pembatasan
pada setiap diri masyakat. Islam mengharamkan riba, tipu daya, pemaksaan, dan eksploitasi
berlebihan dan muderat. Islam lebih mengedepankan ekonomi pasar untuk mengembangkan harta.
Sebab harta bukan saja untuk kesejahteraan pribadi tetapi juga melihat kesejahteraan sosial dalam
kehidupan bermasyarakat.
3. Zakat dan wakaf sebagai instrumen kesejahteraan umat
Dalam ajaran islam ada dua dimensi hubungan yang harus dipelihara yaitu hubungan manusia
dengan Allah dan hubungan manusia lain dalam kehidupan bermasyarakat, kedua hubungan ini
harus berjalan seimbang dan penuh dengan aturan. Dengan terlaksanakannya hubungan tersebut
maka manusia akan sejahtera baik dunia maupun akhirat. Untuk mencapai tujuan itu, maka
diadakan zakat, sedekah, infaq, hibah dan wakaf. Dengan pengelolaan zakat dan wakaf dengan
baik maka akan terwujud masyarakat madani yaitu masyarakat akan sejahtera sosial ekonomi.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Cilvil society adalah suatu masyarakat beradab dalam membangun, menjalani, dan
memaknai kehidupannya namun, tidak berdasarkan ketuhanan. Konsep civil society pertama kali
dipahami sebagai negara state. Secara historis, istilah civil society berakar dari pemikir Montesque,
JJ. Rousseau, John Locke, dan Hubbes. Ketiga orang ini mulai menata suatu bangunan masyarakat
sipil yang mampu mencairkan otoritarian kekuasaan monarchi-absolut dan ortodoksi gereja. Dan
konsep ini banyak di anut oleh negara-negara otoriter.
Masyarakat madani merupakan konsep dan bentuk masyarakat Madinah yang di bangun
Nabi Muhammad. Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-
nilai kemanusiaan, maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi dengan berdasarkan
ketuhanan. Dan konsep ini diterapkan pada negara negara islami dan negara yang menjunjung
tinggi nilai keagaman.
Masyarakat madani diperlukan persyaratan-pesyaratan yanag menjadi nilai universal
dalam penegakan masyarakat madani. Prasyarat ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain atau hanya
mengambil salah satunya saja, melainkan merupakan satu kesatuan yang integral yang menjadi
dasar dan nilai bagi eksistensi masyarakat madani. Karakteristik tersebut antara lain adanya Ruang
Publik Yang Bebas (Free Publik Sphere, Demokratis), Toleransi, Pluralisme, dan Keadilan Sosial
(social justice)
Sesuai dengan kedudukan selaku mayoritas penduduk Indonesia, umat Islam Indonesia
memiliki peran besar mewujudkan masyarakat madani melalui pengamatan ajaran dinul islam
dalam segala aspek kehidupan, sehingga bang Indonesia dapat hidup damai meraih kesejahteran.
3.2 Saran
Sebagai seorang pemula, kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Karena saran dan kritik
itu akan bermanfaat bagi kami untuk memperbaiki atau memperdalam kajian ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran Al-Karim, Departemen Agama Republik Indonesia

Azra, A. (2003). Demokrasi, hak asasi manusia, dan masyarakat madani. Jakarta: ICCE UIN
Syarif Hidayatullah.

Lary, D. (2003). Developing Democracy Toward Consolidation. Jakarta: IRE Press Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai