PROSEDUR PEMBELAJARAN:
KEGIATAN PRA DAN AWAL PEMBELAJARAN
Disusun oleh:
1. DAVID SAPUTRA
2. IDIL FITRAH
3. SYAIPUL BAHRI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ialah dengan
cara melalui perbaikan proses pengajaran. Dimana didalamnya terdapat kegiatan
belajar dan mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar
mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tujuan untuk memenuhi tuntutan zaman yang
menuntut agar tercipta anak didik yang mampu membawa zaman ini lebih baik lagi,
lebih maju dan berkembang dari pada zaman yang telah lalu dan zaman sekarang dan
mampu mengembangkannya.
Dalam kaitannya dengan tuntutan pendidikan yang harus mampu melahirkan dan
menyiapkan anak didik yang berkualitas, Guru adalah personel yang menduduki
posisi penting dan strategis dalam rangka pengembangan sumberdaya manusia dan
yang selalu dituntut untuk terus mengikuti perkembangan konsep-konsep baru dalam
dunia kepengajaran tersebut. Demikian pula para supervisor pendidikan, pengawas
dan pengelola lembaga pendidikan juga seyogyanya juga selalu mengikuti
perkembangan itu.
2
mendatangkan banyak manfaat untuk kita semua, khususnya untuk para
guru/pendidik atau calon guru/calon pendidik. Aamin.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap prapembelajaran di antaranya adalah
sebagai berikut.
Kondisi belajar dapat dipengaruhi oleh sikap guru di depan kelas. Guru harus
memperlihatkan sikap yang menyenangkan supaya siswa tidak merasa tegang, kaku,
bahkan takut mengikuti pembelajaran. Kondisi yang menyenangkan ini harus
diciptakan mulai dari awal pembelajaran sehingga menyenangkan ini harus
diciptakan mulai dari awal pembelajaran hingga siswa akan mampu melakukan
aktifitas belajar dengan penuh percaya diri tanpa ada tekanan yang dapat menghambat
kreativitasnya.
4
2. Memeriksa kehadiran siswa
Kegiatan yang biasa dilakukan guru pada pertama pembelajaran adalah mengecek
kehadiran siswa. Untuk menghemat waktu dalam mengecek kehadiran siswa, guru
dapat mengajukan pertanyaan kepada siswa yang hadir tentang siswa yang tidak hadir
dan alasan ketidakhadirannya. Dengan selalu mengecek kehadiran, secara tidak
langsung guru telah memberikan motivasi terhadap siswa, berdisiplin dalam
Kegiatan belajar perlu didasari oleh kesiapan dan semangat belajar siswa.
Kesiapan belajar siswa merupakan salah satu prisip belajar yang sangat berpengaruh
terhadap proses dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru perlu membantu
pengembangan kesiapan belajar dan menumbuhkan semangat siswa dalam
belajarnya.
Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan dan
semangat siswa dalam belajar, diantaranya adalah sebagai berikut:
d. Mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal sampai akhir
pembelajaran.
5
f. Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat
melakukannya.
2. Memberi Acuan
Kegiatan yang paling awal yang perlu dilakukan guru sebelum membahas
pelajaran adalah memberitahukan tujuan atau kemampuan yang diharapkan dikuasai
siswa setelah pembelajaran dilakukan atau garis besar materi yang akan dipelajari
siswa. Dengan informasi tersebut siswa akan memperoleh gambaran yang jelas
tentang kemampuan yang dikuasai dan ruang lingkup materi yang akan dipelajari.
7
3. Membuat Kaitan
Siswa akan tertarik terhadap pelajaran yang diberikan apabila mereka melihat
kaitan atau hubungan dengan apa yang telah dikenal atau sesuai dengan pengalaman
mereka terdahulu atau sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Oleh karena itu
salah satu cara untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang
akan dipelajari adalah dengan membuat kaitan.
Apabila materi yang akan dibahas memiliki kaitan langsung atau menuntut
penguasaan siswa terhadap materi sebelumnya maka kegiatan awal pembelajaran
dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah
dipelajari siswa. Dengan menunjukkan hubungan antara apa yang telah dipelajari
siswa dengan materi yang akan dipelajari, siswa akan memperoleh gambaran yang
utuh tentang materi dan siswa melihat bahwa materi dan siswa melihat bahwa materi
yang dipelajari tidak berdiri tetapi saling berkaitan.
8
Misalnya ketika akan membahas tentang bentuk pemukaan bumi, guru dapat meminta
anak untuk mengemukakan pengalaman berliburnya (kepantai atau kepegunungan).
Dengan melihat kaitan antara apa yang akan dipelajari dengan pengalaman yang
dimiliki, diharapkan siswa akan termotivasi dan memusatkan perhatiannya pada
pelajaran yang akan berlangsung.
Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana
materi atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa. Informasi
ini akan digunakan oleh guru untuk menentukan dari mana pembahasan materi baru
akan dimulai. Tes awal dapat dilakukan dengan cara lisan yang ditujukan pada
beberapa siswa yang dianggap representatif (mewakili) seluruh siswa.
Dalam keseluruhan proses pembelajaran, alokasi waktu atau untuk kegiatan awal
pembelajaran relatif singkat. Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki kemampuan
untuk menciptakan kondisi awal pembelajaran yang efektif yang mendukung proses
dan hasil pembelajaran yang optimal. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus
dilakukan oleh guru sejalan dengan tugasnya di sekolah, khususnya dalam
melaksanakan kegiatan awal pembelajaran diantaranya adalah guru hendaknya :
9
C. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Klasikal
Alternatif metode yang sering digunakan dalam pembelajaran klasikal adalah metode
ceramah, dan tanya jawab bervariasi atau metode lain yang dianggap sesuai dengan
karakteristik materi pelajaran.
Berikut ini beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam pembelajaran klasikal.
a. Sistematis
Prinsip ini menuntut bahwa dalam pembelajaran klasikal guru harus selalu
memberikan perhatian terhadap aktivitas siswa secara menyeluruh dalaam kelas.
Disamping itu guru juga harus mampu membangkitkan perhatian siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
10
c. Media pembelajaran
Latihan dan penugasan perlu diberikan pada siswa tetapi tidak berlebihan. Karena
jika tidak sesuai dengan kemampuan siswa akan menjadikan beban siswa dan
menyebabkan frustasi sehingga tujuan pemberian latihan dan tugas tidak tercapai.
Pada akhir pembelajaran klasikal, guru dapat meminta siswa untuk melakukan
kegiatan berikut:
a. Aplikasi bahan pelajaran yang telah dipelajari dengan cara tertulis atau lisan.
11
4. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Kelompok
Kesempatan siswa untuk membina rasa tanggung jawab, rasa toleransi peluangnya
lebih besar akan dapat diperoleh melalui kegiatan belajar kelompok. Lebih jauh siswa
akan memahami lebih materi pelajaran yang bersifat problematis dengan alternatif
penyelesaiannya.
12
1. Prinsip-prinsip pembelajaran kelompok
b. Pembentukan kelompok
c. Kerja sama
Adanya kerja sama merupakan salah satu prasyarat utama yang harus dipenuhi
dalam pembelajaran kelompok. Pembelajaran kelompok dilaksanakan untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam bekerja sama, rasa solidaritas, rasa
toleransi, dan tanggung jawab. Oleh karena itu, aktivitas bekerja sama merupakan hal
utama yang harus terjadi dalam pembelajaran kelompok.
13
d. Perhatian
e. Motivasi
Guru harus memberikan motivasi dan bimbingan terhadap siswa dalam kelompok
untuk menunjang keberhasilan belajar secara kelompok. Motivasi siswa akan muncul
apabila guru dapat memberikan suasana belajar yang kondusif, menyenangkan dan
efektif.
Salah satu aspek yang memberikan daya dukung yang kuat terhadap keberhasilan
belajar kelompok adalah kelengkapan sumber belajar. Misalnya untuk menyelesaikan
permasalahan diperlukan data/ bahan informasi sebagai bahan kajian, data atau kajian
tersebut dapat diperoleh dengan mudah. Atau untuk kerja kelompok siswa
memerlukan fasilitas untuk kerja (praktik), fasilitas tersebut tersedia di sekolah atau
disediakan siswa.
Untuk memperkuat hasil kerja atau hasil belajar kelompok, guru harus
memberikan tugas dan latihan pada semua siswa secara individu yang diorganisasi
secara efektif dalam belajar kelompok.
14
2. Kegiatan inti dalam pembelajaran kelompok
Metode yang sering digunakan dalam belajar kelompok adalah metode diskusi.
Metode ini membina siswa untuk belajar secara sistematis berdasarkan pada prosedur
yang harus ditempuh. Metode diskusi ini juga perlu ditunjang oleh metode lain seperti
ceramah dan tanya jawab. Berikut contoh prosedur pembelajaran kelompok dengan
metode diskusi.
Pada kegiatan pendahuluan guru dapat menyampaikan tujuan yang dicapai dan topik
pembelajaran yang akan dibahas dalam kegiatan kelompok. Langkah berikutnya guru
mengelompokkan siswa sesuai kriteria dan memberikan penjelasan pada siswa
tentang tahapan belajar. Setelah semua siswa memahami tugas dan kegiatan yang
harus dilakukan dalam kelompok, selanjutnya siswa melakukan diskusi sebagai
kegiatan inti pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Kelima, melaporkan hasil diskusi kelompok kecil pada seluruh kelompok dilanjutkan
diskusi kelas yang langsung dibimbing oleh guru sekaligus melaksanakan penguatan
pemahaman konsep dan prinsip yang diperoleh dari diskusi.
Pada akhir kegiatan, siswa di bawah bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi
berdasarkan maslaah dan sub-submaslah. Selama kegiatan kelompok guru hendaknya
memonitoring, dan memberi bimbingan atau bantuan apabila kelompok mengalami
hambatan atau kesulitan dalama mengerjakan tugas kelompok. Di samping itu, guru
15
juga perlu memberi motivasi dan perhatian supaya pembelajaran optimal. Dengan
perhatian dan bimbingan guru, siswa akan dapat melakukan kegiatan secara efektif
dan efisien.
16
atau teknik belajar yang harus ditempuh oleh siswa (kegiatan awal pembelajaran),
langkah selanjutnya (kegiatan inti ppembelajaran) yang dilaksanakan guru adalah
sebagai berikut.
Pertama, menjelaskan secara singkat materi pelajaran yang akan ditugaskan atau
dilatihkan pada siswa.
Kedua, memberikan lembar kerja atau tugas. Pada tahap ini guru memberikan
bimbingan atau arahan yang sistematis secara lisan dan tertulis. Selain itu, guru juga
hendaknya memberikan stimulus supaya siswa mampu melakukan interaksi dan
asosiasi sehingga tugas dapat dilaksanakan secara optimal.
Ketiga, memantau dan menilai kegiatan siswa, pada kesempatan ini guru memantau
kegiatan yang dilakukan siswa dan memberikan bimbingan apabila ada yang
mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas/ latihan.
Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru memberikan dan menilai tugas yang telah
dikerjakan siswa serta memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa. Selain itu guru
juga dapat membuat kesimpulan bersama-sama siswa tentang pelajaran yang
ditugaskan.
17
D. KEGIATAN AKHIR DAN TINDAK LANJUT PEMBELAJARAN
Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran dilakukan untuk meyakinkan guru
terhadap penugasan kompetensi oleh siswa dan upaya pemantapan penguasaan
kompetensi yang diharapkan.
Kegiatan akhir pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup
pelajaran, akan tetapi yang lebih penting adalah untuk mengetahu penguasaan siswa
terhadap kompetensi yang diterapkan. Dengan melakukan kegiatan akhir
pembelajaran, guru akan mengetahui kompetensi yang sudah dan yang belum
dikuasai oleh siswa. Kegiatan yang bisa dilakukan guru adalah memberikan tes, baik
lisan maupun tertulis. Selain itu guru melakukan kegiatan akhir pembelajaran agar
siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi yang sudah
dipelajarinya. Kegiatan tersebut berupa kegiatan meninjau kembali penguasaan siswa.
Untuk meninnjau penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari siswa, guru
dapat melakukan dua cara yaitu merangkum (menyimpulkan) pokok materi atau
membuat ringkasan materi pelajaran. Kegiatan merangkum atau meringkas sebaiknya
dilakukan oleh siswa di bawah bimbingan guru, sehingga pada saat siswa membuat
rangkuman atau ringkasan itu salah atau kurang sempurna, maka guru dapat
membetulkan atau menyempurnakan rangkuman atau ringkasan yang dibuat siswa.
Dalam melaksanakan kegiatan membuat rangkuman atau ringkasan, hendaknya
memperhatikan kriteria berikut.
18
c. Kesimpulan/ rangkuman/ ringkasan tidak keluar dari topik yang telah dibahas
Pada dasarnya kegiatan meninjau kembali penguasaan siswa ini dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini dapat dilakukan pada setiap penggal
kegiatan atau setelah satu topik dibahas. Selain untuk memantapkan penguasaan
siswa terhadap pokok-pokok materi yang dipelajari, rangkuman atau ringkasan akan
sangat berguna sekali bagi siswa yang tidak memiliki buku sumber atau siswa yang
lambat belajar mareka karena dapat mempelajarinya kembali.
2. Melaksanakan penilaian
Melalui kegiatan penilaian akhir, guru akan mengetahui tercapi tidaknya kemampuan
yang diharapkan dikuasai siswa. Oleh karena itu guru perlu memiliki kemampuan
dalam menilai hasil belajar siswa. Untuk mengetahui penguasaan siswa, guru dapat
memberikan tes atau meminta siswa membuat ringkasan atau kesimpulan dari materi
yang telah dibahas.
Memberikan tes merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan guru. Untuk
itu, guru perlu memiliki kemampuan mengembangkan alat evaluasi untuk mengukur
hasil belajar siswa. Tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran disebut tes akhir
(post test), yaitu tes yang ditujukan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap materi yang telah dipelajari.
19
Berdasarkan hasil kegiatan akhir, guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil tes, guru dapat mengetahui
ketercapaian tujuan pembelajaran oleh siswa baik secara individual maupun kelas.
Dengan memperhatikan penguasaan siswa, guru perlu melakukan kegiatan tindak
lanjut. Kegiatan tindak lanjut pembelajaran dapat dilakukan di luar jam pelajaran
seasuai dengan alokasi waktu yang tersedia. Pada prinsipnya, kegiatan tindak lanjut
pembelajaran dilaksanakan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. Berikut ini
kegiatan tindak lanjut pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru sebagai tersebut.
Dalam memberikan tugas dan latihan, guru perlu memperhatikan waktu yang tersedia
dan kemampuan yang dimiliki siswa. Pemberian tugas tidak boleh melampaui batas
kemampuan siswa, sebab dapat membuat siswa frustasi, jenuh bahkan dapat
menurunkan motivasi serta minat belajarnya. Oleh karena itu, pemberian tugas harus
berdasarkan pada perencanaan yang efektif dan terpadu. Artinya setiap pemberian
tugas harus berorientasi pada kompetensi yang dicpai dan bermanfaat bagi siswa.
Tugas yang diberikan siswa harus fleksibel dan perlu diintegrasikan (terpadu) dengan
mata pelajaran yang lain.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam memberikan tugas kepada
siswa. Pertama, guru hendaknya menentukan dan memnjelaskan secara singkat
tentang topik tugas yang dikerjakan oleh siswa. Kedua, guru perlu menjelaskan
tentang tahapan tugas-tugas yang harus dikerjakan berdasarkan lembaran tugas. Guru
hendaknya mmemberikan gambaran alternatif penyelesaian tugas tersebut. Ketiga,
guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang tugas yang belum
dipahaminya. Guru hendaknya menegaskan tentang kriteria dan batas waktu
penyelesaian tugas tersebut. Keempat, guru menjelaskan tentang proses penyelesaian
tugas apakah dilaksanakan di sekolah atau di rumah, sesuai karakteristik tugas yang
bersangkutan. Kelima, siswa diminta untuk mengerjakan dan menyerakan tugas
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Keenam, guru harus memeriksa dan
membahas setiap tugas yang diberikan. Dengan membahas dan memeberikan balikan
20
terhadap hasil tugas yang dikerjakan, siswa akan mengetahui keberhasilan tugas yang
dikerjakannya atau kesalahan yang harus diperbaiki. Pembahasan hasil tugas ini juga
dapat dilakukan bersama-sama siswa melalui presentasi dan diskusi hasil tugas.
Hal ini akan memberikan motivasi kepada siswa untuk mengerjakan dengan lebih
baik tugas berikutnya.
Dari hasil evaluasi yang dilakukan, guru mengetahui kemampuan yang sudah dan
yang belum dikuasai siswa. Sebagai tindak lanjut dari adanya kemampuan yang
belum dikuasai sisw, guru hendaknya merancang kegiatan untuk membantu siswa
menguasai kemampuan yang belum dikuasai tersebut. Ada dua kemungkinan
kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk membantu siswa menguasai kompetensi
yang belum dikuasainya. Pertama, membahas kembali materi yang belum dikuasai
siswa pada saat itu juga apabila waktunya tersedia. Atau, kedua, membahas kembali
materi tersebut pada pertemuan berikutnya apabila membutuhkan waktu yang relatif
lama. Untuk pembahasan kembali pada pertemuan berikutnya, guru hendaknya
membuat desain tindak lanjut pembelajaran yang mencakup rumusan tujuan atau
kompetensi yang akan dicapai, kegaitan belajar, evaluasi, serta sumber belajar yang
diperlukan. Desain tersebut didasarkan dari hasil penilaian yang telah dilakukan.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan guru pada tahap tindak lanjut adalah memberikan
tugas kepada siswa untuk membaca buku sumber pelajaran lain yang membahas topik
yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Siswa yang belum menguasai
materi dapat ditugaskan untuk membaca buku lain agar dapat memahami materi yang
dibahas. Serta siswa yang sudah menguasai kompetensi, dapat ditugaskan membaca
sumber buku lain untuk memperluas wawasan terhadap topik yang telah dipelajari.
Supaya tugas dikerjakan oleh siswa secara optimal, maka guru sebaiknya mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa atau meminta siswa membuat
laporan hasil bacaannya. Perlu diperhatikan, bahwa kegiatan tindak lanjut ini tidak
21
dapat dilaksanakan pada siswa di kelas rendah karena siswa belum dapat membaca
dengan lancar.
5. Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang
Apabila hasil penilaian diketahui bahwa siswa sudah menguasai kemampuan yang
telah ditetapkan, kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah mengemukakan
atau memberikan gambaran pada siswa tentang topik bahasan atau kompetensi yang
akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang. Cara ini dilakukan untuk
membimbing atau mengarahkan siswa dalam kegiatan belajar yang dilakukan di luar
jam pelajaran dan diharapkan siswa akan mempelajari terlebih dahulu di rumah
materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya sebelum mengikuti pelajaran di
sekolah. Untuk mendukung kegiatan tersebut guru perlu memberikan alternatif
kegiatan belajar secara sistematis yang perlu dilakukan siswa di luar jam pelajaran.
Selain itu dengan menyampaikan topik yang akan dibahas pada pertemuan
berikutnya, diharapkan siswa akan mencari informasi melalui media maupun sumber
belajar lainnya untuk dibahas pada pertemuan tersebut.
Setelah guru menganggap kegiatan akhir dan tindak lanjut selesai dilaksanakan secara
optimal dan sesuai waktu yang ditentukan maka guru selanjutnya menutup pelajaran.
Apabila jam pelajaran berlangsung pada jam yang paling akhir maka harus dibiasakan
siswa menutup pelajaran dengan berdoa.
Demikian hal yang perlu dilakukan guru pada tahap kegiatan akhir dan tindak lanjut.
Sehubungan dengan waktu yang relatif singkat pada tahap ini, maka perlu
22
merencanakan serta melaksanakan kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran
secara efektif, efisien, fleksibel dan sistematis sehingga siswa memperoleh hasil
belajar yang optimal.
23
BAB III
KESIMPULAN
A. Penutup
Proses pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila guru dapat mengkondisikan
kegiatan belajar secara efektif. Kondisi tersebut harus dimulai dari tahapan
pembelajaran. Kegiatan pra pembelajaran (prainstruksional) adalah kegiatan
pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkn siswa mengikuti
pelajaran. Kegiatan pra pembelajaran biasanya bersifat umum dan tidak berkaitan
langsung dengan kompetensi atau materi yang akan dibahas dalam kegiatan inti
pembelajaran.
Alternatif metode yang sering digunakan dalam pembelajaran klasikal adalah metode
ceramah, dan tanya jawab bervariasi atau metode lain yang dianggap sesuai dengan
karakteristik materi pelajaran.
24
DAFTAR PUSTAKA
bumi aksara.
25