Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PROSEDUR PEMBELAJARAN:
KEGIATAN PRA DAN AWAL PEMBELAJARAN

MATA KULIAH STRATEGI & METODOLOGI PEMBELAJARAN PAI

Dosen Pengampu : Dr. Abdul Roni, M.Pd.I

Disusun oleh:
1. DAVID SAPUTRA
2. IDIL FITRAH
3. SYAIPUL BAHRI

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM AN-NUR LAMPUNG

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ialah dengan
cara melalui perbaikan proses pengajaran. Dimana didalamnya terdapat kegiatan
belajar dan mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar
mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tujuan untuk memenuhi tuntutan zaman yang
menuntut agar tercipta anak didik yang mampu membawa zaman ini lebih baik lagi,
lebih maju dan berkembang dari pada zaman yang telah lalu dan zaman sekarang dan
mampu mengembangkannya.

Dalam kaitannya dengan tuntutan pendidikan yang harus mampu melahirkan dan
menyiapkan anak didik yang berkualitas, Guru adalah personel yang menduduki
posisi penting dan strategis dalam rangka pengembangan sumberdaya manusia dan
yang selalu dituntut untuk terus mengikuti perkembangan konsep-konsep baru dalam
dunia kepengajaran tersebut. Demikian pula para supervisor pendidikan, pengawas
dan pengelola lembaga pendidikan juga seyogyanya juga selalu mengikuti
perkembangan itu.

Tentunya untuk menjadikan pendidikan tersebut bermutu atau untuk meningkatkan


mutu pendidikan dengan semua proses yang ada didalamnya, termasuk pengajaran
yang dilakukan guru/ pendidik atau team pendidik dalam lembaga itu harus benar-
benar membuat suatu langkah atau tahapan-tahapan dalam pengajaran yang
disesuaikan oleh kondisi dan psikologi anak didik, agar pengajaran yang dilakukan
bisa efisien dan efektif. Dalam makalah ini sedikit banyak akan membahas tentang
tahapan-tahapan pembelajaran yang semoga dengan adanya makalah ini bisa

2
mendatangkan banyak manfaat untuk kita semua, khususnya untuk para
guru/pendidik atau calon guru/calon pendidik. Aamin.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran?

2. Bagaimanakah tahapan-tahapan pembelajaran yang mampu menjadikan


pembelajaran itu efisien dan efektif?.

1.3 Tujuan Penulisan

1. Dapat mengetahui, Apa Itu Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran

2. Dapat mengetahui tahapan-tahapan dalam proses pengajaran.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kegiatan Pra Pembelajaran

Proses pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila guru dapat


mengkondisikan kegiatan belajar secara efektif. Kondisi tersebut harus dimulai dari
tahapan pembelajaran. Kegiatan pra pembelajaran (prainstruksional) adalah kegiatan
pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkn siswa mengikuti
pelajaran. Kegiatan pra pembelajaran biasanya bersifat umum dan tidak berkaitan
langsung dengan kompetensi atau materi yang akan dibahas dalam kegiatan inti
pembelajaran.

Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap prapembelajaran di antaranya adalah
sebagai berikut.

1. Menciptakan sikap dan suasana kelas yang menarik

Kondisi belajar dapat dipengaruhi oleh sikap guru di depan kelas. Guru harus
memperlihatkan sikap yang menyenangkan supaya siswa tidak merasa tegang, kaku,
bahkan takut mengikuti pembelajaran. Kondisi yang menyenangkan ini harus
diciptakan mulai dari awal pembelajaran sehingga menyenangkan ini harus
diciptakan mulai dari awal pembelajaran hingga siswa akan mampu melakukan
aktifitas belajar dengan penuh percaya diri tanpa ada tekanan yang dapat menghambat
kreativitasnya.

4
2. Memeriksa kehadiran siswa

Kegiatan yang biasa dilakukan guru pada pertama pembelajaran adalah mengecek
kehadiran siswa. Untuk menghemat waktu dalam mengecek kehadiran siswa, guru
dapat mengajukan pertanyaan kepada siswa yang hadir tentang siswa yang tidak hadir
dan alasan ketidakhadirannya. Dengan selalu mengecek kehadiran, secara tidak
langsung guru telah memberikan motivasi terhadap siswa, berdisiplin dalam

mengikuti pelajaran, dan membiasakan diri memberitahukan ketidakhadirannya


kepada guru baik secara lansung maupun melalui temannya secara lisan atau tertulis.

3. Menciptakan kesiapan belajar siswa

Kegiatan belajar perlu didasari oleh kesiapan dan semangat belajar siswa.
Kesiapan belajar siswa merupakan salah satu prisip belajar yang sangat berpengaruh
terhadap proses dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru perlu membantu
pengembangan kesiapan belajar dan menumbuhkan semangat siswa dalam
belajarnya.

Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan dan
semangat siswa dalam belajar, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/sumber


belajaryang diperlukan dalam kegiatan belajar.

b. Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam belajar.

c. Menunjukkan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar.

d. Mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal sampai akhir
pembelajaran.

e. Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran


dan minat siswa.

5
f. Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat
melakukannya.

4. Menciptakn suasana belajar yang demokratis

Untuk menciptakan suasana yang belajar yang demokratis guru harus


membimbing siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani berpendapat atau
berani mengeluarkan ide-ide, dan berani memperlihatkan unjuk kerja (performace).
Kegiatan yang dapat dilakukan guru pada kegiatan prapembelajaran dantaranya
mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab siswa atau meminta siswa
berpendapat atau mengeluarka gagasan. Suasanya yang demokratis harus
dikondisikan sejak awal pembelajaran. Guru harus selalu memberikan kesempatan
pada siswa untuk melakukan kreativitas. Pemberian kesempatan seperti ini akan
memingkinkan guru untuk mengembangkan bakat dan kenggulan yang dimiliki oleh
siswa.

B. Kegiatan Awal Pembelajaran

Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam


memasuki kegiatan inti pembelajaran. Selain itu kegiatan awal dilaksanakan untuk
membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran,
memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas atau kegiatan yang akan
dilaksanakan dan menunjukkan hubungan antara pengalaman anak dengan materi
yang akan dipelajari.

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam tahap kegiatan awal


pembelajaran. Diantaranya sebagai berikut:

1. Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa

Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa merupakan kegiatan yang perlu


dilaksanakan pada setiap tahapan kegiatan pembelajaran. Khususnya pada tahap awal
pembelajaran, siswa perlu difokuskan perhatiannya pada materi yang akan dibahas.
6
Untuk itu, guru hendaknya melakukan kegiatan yang dapat menarik perhatian siswa.
Msalnya dengan menyampaikan cerita yang menimbulkan pertanyaan, menunjukkan
gambar atau alat peraga, pengajuan pertanyaan atau alat peraga yang menarik
perhatian dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Dengan tumbuhnya motivasi
pada siswa, proses pembelajaran akan berlangsung lebih mudah.

2. Memberi Acuan

Dalam kaitan dengan kegiatan awal pembelajaran, memberi acuan diartikan


sebagai upaya guru dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran
umum tentang hal-hal yang akan dipelajari dan kegiatan yang akan ditempuh selama
pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam memberi
acuan, diantaranya sebagai berikut.

a. Memberitahukan tujuan(kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi


yang akan dipelajari

Kegiatan yang paling awal yang perlu dilakukan guru sebelum membahas
pelajaran adalah memberitahukan tujuan atau kemampuan yang diharapkan dikuasai
siswa setelah pembelajaran dilakukan atau garis besar materi yang akan dipelajari
siswa. Dengan informasi tersebut siswa akan memperoleh gambaran yang jelas
tentang kemampuan yang dikuasai dan ruang lingkup materi yang akan dipelajari.

b. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa

Dengan menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan selam pembelajaran


berlangsung, siswa akan terarah usahanya untuk mencapai kemampuan atau
menguasai topik-topik tersebut. Misalnya jika dalam pembelajaran akan
digunakan diskusi maka guru harus menyampaikan teknik/prosedur diskusi tersebut
jika yang digunakn eksperimen maka guru harus menyampaikan teknik/prosedur
eksperimen atau jika pembelajaran akan berlangsung dengan kerja kelompok maka
guru membentuuk kelompok dan menyampaikan teknik atau prosedur kerja
kelompok tersebut, dan begitu pula tentang strategi-strategi lainnya.

7
3. Membuat Kaitan

Siswa akan tertarik terhadap pelajaran yang diberikan apabila mereka melihat
kaitan atau hubungan dengan apa yang telah dikenal atau sesuai dengan pengalaman
mereka terdahulu atau sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Oleh karena itu
salah satu cara untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang
akan dipelajari adalah dengan membuat kaitan.

a. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari


sebelumnya

Apabila materi yang akan dibahas memiliki kaitan langsung atau menuntut
penguasaan siswa terhadap materi sebelumnya maka kegiatan awal pembelajaran
dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah
dipelajari siswa. Dengan menunjukkan hubungan antara apa yang telah dipelajari
siswa dengan materi yang akan dipelajari, siswa akan memperoleh gambaran yang
utuh tentang materi dan siswa melihat bahwa materi dan siswa melihat bahwa materi
yang dipelajari tidak berdiri tetapi saling berkaitan.

b. Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari.

Siswa akan termotivasi untuk mengikuti pelajaran apabila mereka melihat


manfaat yang akan diperoleh apabila mereka menguasai materi tersebut. Untuk itu,
pada kegiatan awal pembelajaran guru hendaknya menunjukkan kaitan antara
penguasaan kompetensi atau materi yang dipelajari dengan kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya, apabila guru akan membahas tentang makanan
bergizi, guru dapat menunjukkan manfaat pelajaran tersebut bagi pertumbuhan tinggi
dan berat badan siswa.

c. Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang


akan dibahas

Pada kegiatan awal pembelajaran guru dapat meminta siswa untuk


mengemukakan pengalamannya yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.

8
Misalnya ketika akan membahas tentang bentuk pemukaan bumi, guru dapat meminta
anak untuk mengemukakan pengalaman berliburnya (kepantai atau kepegunungan).
Dengan melihat kaitan antara apa yang akan dipelajari dengan pengalaman yang
dimiliki, diharapkan siswa akan termotivasi dan memusatkan perhatiannya pada
pelajaran yang akan berlangsung.

4. Melaksanakan Tes Awal

Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana
materi atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa. Informasi
ini akan digunakan oleh guru untuk menentukan dari mana pembahasan materi baru
akan dimulai. Tes awal dapat dilakukan dengan cara lisan yang ditujukan pada
beberapa siswa yang dianggap representatif (mewakili) seluruh siswa.

Dalam keseluruhan proses pembelajaran, alokasi waktu atau untuk kegiatan awal
pembelajaran relatif singkat. Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki kemampuan
untuk menciptakan kondisi awal pembelajaran yang efektif yang mendukung proses
dan hasil pembelajaran yang optimal. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus
dilakukan oleh guru sejalan dengan tugasnya di sekolah, khususnya dalam
melaksanakan kegiatan awal pembelajaran diantaranya adalah guru hendaknya :

a. Memahami latar belakang (termasuk kemampuan) siswa,

b. Dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga perhatian siswa


terpusat pada pelajaran yang akan diikutinya.

c. Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun individu,

d. Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehigga siswa merasakan


adanya suasana belajar yang aman dan menyenangkan,

e. Memberikan penguatan kepada siswa

f. Menanamkan disiplin pada siswa.

9
C. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Klasikal

Pembelajaran klasikal dapat digunakan apabila materi pelajaran lebih


bersifat informasi atau fakta. Selain itu pembelajaran klasikal terutama ditujukan
untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam proses pembelajaran.

Alternatif metode yang sering digunakan dalam pembelajaran klasikal adalah metode
ceramah, dan tanya jawab bervariasi atau metode lain yang dianggap sesuai dengan
karakteristik materi pelajaran.

Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran klasikal, guru harus memiliki


kemampuan mengelola pembelajaran klasikal yang dilandasi oleh implementasi
prinsip-prinsip pembelajaran klasikal.

1. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Klasikal

Berikut ini beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam pembelajaran klasikal.

a. Sistematis

Dalam pembelajaran klasikal, bahan pelajaran harus disajikan secara berurutan


dan selalu berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan. Sajian bahan pelajaran
dapat disampaikan mulai dari yang mudah sampai pada yang sulit atau dari yang
sifatnya konkret sampai pada yang abstrak.

b. Perhatian dan aktivitas

Prinsip ini menuntut bahwa dalam pembelajaran klasikal guru harus selalu
memberikan perhatian terhadap aktivitas siswa secara menyeluruh dalaam kelas.
Disamping itu guru juga harus mampu membangkitkan perhatian siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.

10
c. Media pembelajaran

Keunggulan media pembelajaran adalah dapat mengurangi verbalisme siswa


terhadap informasi yg diberikan oleh guru. Banyak objek sekitar yang dapat dijadikan
sebagai media atau sumber belajar, apalagi pembelajaran yang efektif adalah berbasis
kontekstual artinya semua objek yang ada di lingkungan siswa yang dianggap sesuai
dengan karateristik materi dan tujuan pembelajaran.

d. Latihan atau penugasan

Latihan dan penugasan perlu diberikan pada siswa tetapi tidak berlebihan. Karena
jika tidak sesuai dengan kemampuan siswa akan menjadikan beban siswa dan
menyebabkan frustasi sehingga tujuan pemberian latihan dan tugas tidak tercapai.

2. Kegiatan inti dalam pembelajaran klasikal

Pertama, menyajikan (presentasi) bahan pelajaran dengan ceramah


bervariasi. Kedua, melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran dengan cara menghubungkan atau
mengaitkan materi yang sedang dipelajari dengan situasi nyata atau dengan bahan
pelajaran yang lain ayau dengan bahan pelajaran yang menggambarkan sebab akibat.

Pada akhir pembelajaran klasikal, guru dapat meminta siswa untuk melakukan
kegiatan berikut:

a. Aplikasi bahan pelajaran yang telah dipelajari dengan cara tertulis atau lisan.

b. Menyimpulkan bahan pelajaran yang telah dipelajari.

11
4. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Kelompok

Pembelajaran kelompok merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain dalam


bentuk kelompok dengan jumlah siswa sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar.
Pembelajaran kelompok cenderung digunakan dalam pembelajaran dengan
pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dan dilandasi oleh pendekatan
konstruktivis. Pembelajaran kelompok memungkinkan siswa untuk memngumpulkan
informasi dan membangun pengetahuan secara bekerja sama.

Pembelajaran kelompok sering disebut dengan pembelajaran kooperatif (cooperatif


learning). Berdasarkan teori, pembelajaran kelompok akan lebih memudahkan siswa
menemukan dan memahami konsep-konsep yang dianggap sulit. Stevens dan Slavin
(1995) menyatakan bahwa siswa yang belajar dengan pembelajaran kooperatif
selama periode 2 tahun ajaran menunjukkan hasil belajar yang lebih baik
dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diorganisasikan secara tradisional.
Melalui belajar kelompok siswa tidak hanya mendapat kesempatan untuk
mengembangkan konsep, tetapi juga mengembangkan aktivitas sosial, sikap dan nilai
(Depdikbud, 1990).

Kesempatan siswa untuk membina rasa tanggung jawab, rasa toleransi peluangnya
lebih besar akan dapat diperoleh melalui kegiatan belajar kelompok. Lebih jauh siswa
akan memahami lebih materi pelajaran yang bersifat problematis dengan alternatif
penyelesaiannya.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok


diantaranya diskusi, kerja kelompok, pemecahan masalah, inkuiri, diskaveri, simulasi,
dan observasi. Dalam pelaksanaannya pembelajaran kelompok membutuhkan waktu
yang relatif lebih banyak. Oleh karenanya guru perlu memperhatikan alokasi waktu
yang disediakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

12
1. Prinsip-prinsip pembelajaran kelompok

a. Adanya topik dan permasalahan

Tujuan utama pembelajaran kelompok sesuai dengan esensi pembelajaran


kooperatif yaitu membentuk siswa untuk memiliki kemampuan bekerja sama serta
memiliki sikap toleransi bertanggung jawab. Oleh karena itu, materi harus
mengandung permasalahan maupun proyek yang harus dipecahkan atau diselesaikan
oleh siswa melalui kerja sama sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Dengan demikian tugas guru pada prinsipnya adalah mengarahkan atau
mengkondisikan kegiatan belajar sehingga siswa mampu bekerja sama dalam
memecahkan permasalahan atau mengkaji bahan pelajaran, tugas maupun proyek
yang ditugaskan guru.

b. Pembentukan kelompok

Karakteristik siswa yang perlu diperhatikan dalam pembentukan kelompok


diantaranya kepandaian, jenis kelamin, kelancaran berbicara, dan kekuatan (kondisi
fisik). Sementara itu, Semiawan dkk. (1987) mengemukakan bahwa berdasarkan
pendekatan CBSA, pengelompokan siswa dapat dilakukan berdasarkan kesenangan
berkawan, kemampuan, dan minat.

Setelah pengelompokan dilakukan, siswa diminta untuk menentukan ketua kelompok,


penulis/ sekretaris atau pelapor, dan anggota kelompok dengan jumlah kelompok dan
anggota setiap kelompok sesuai kebutuhan.

c. Kerja sama

Adanya kerja sama merupakan salah satu prasyarat utama yang harus dipenuhi
dalam pembelajaran kelompok. Pembelajaran kelompok dilaksanakan untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam bekerja sama, rasa solidaritas, rasa
toleransi, dan tanggung jawab. Oleh karena itu, aktivitas bekerja sama merupakan hal
utama yang harus terjadi dalam pembelajaran kelompok.
13
d. Perhatian

Selama kegiatan pembelajaran kelompok berlangsung, guru harus memperhatikan


siswa secara kelompok sekaligus siswa sebagai individu dalam kelompok. Setiap
perhatian yang diberikan dapat membangkitkan perhatian dan keterlibatan siswa
dalam kegiatan kelompoknya meskipun diarahkan pada siswa secara individu.

e. Motivasi

Guru harus memberikan motivasi dan bimbingan terhadap siswa dalam kelompok
untuk menunjang keberhasilan belajar secara kelompok. Motivasi siswa akan muncul
apabila guru dapat memberikan suasana belajar yang kondusif, menyenangkan dan
efektif.

f. Sumber belajar dan fasilitas

Salah satu aspek yang memberikan daya dukung yang kuat terhadap keberhasilan
belajar kelompok adalah kelengkapan sumber belajar. Misalnya untuk menyelesaikan
permasalahan diperlukan data/ bahan informasi sebagai bahan kajian, data atau kajian
tersebut dapat diperoleh dengan mudah. Atau untuk kerja kelompok siswa
memerlukan fasilitas untuk kerja (praktik), fasilitas tersebut tersedia di sekolah atau
disediakan siswa.

Ketersediaan sumber belajar atau fasilitas yang diperlukan akan menunjang


keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal. Oleh karena itu sumber
belajar dan fasilitas harus diupayakan oleh pihak sekolah guna optimalisasi belajar
secara kelompok.

g. Latihan dan tugas

Untuk memperkuat hasil kerja atau hasil belajar kelompok, guru harus
memberikan tugas dan latihan pada semua siswa secara individu yang diorganisasi
secara efektif dalam belajar kelompok.

14
2. Kegiatan inti dalam pembelajaran kelompok

Metode yang sering digunakan dalam belajar kelompok adalah metode diskusi.
Metode ini membina siswa untuk belajar secara sistematis berdasarkan pada prosedur
yang harus ditempuh. Metode diskusi ini juga perlu ditunjang oleh metode lain seperti
ceramah dan tanya jawab. Berikut contoh prosedur pembelajaran kelompok dengan
metode diskusi.

Pada kegiatan pendahuluan guru dapat menyampaikan tujuan yang dicapai dan topik
pembelajaran yang akan dibahas dalam kegiatan kelompok. Langkah berikutnya guru
mengelompokkan siswa sesuai kriteria dan memberikan penjelasan pada siswa
tentang tahapan belajar. Setelah semua siswa memahami tugas dan kegiatan yang
harus dilakukan dalam kelompok, selanjutnya siswa melakukan diskusi sebagai
kegiatan inti pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Pertama, merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan


pembelajaran oleh siswa di bawah bimbingan guru.

Kedua, mengidentifikasi masalah atau sub-submasalah berdasarkan permasalahan


yang telah dirumuskan.

Ketiga, analisis masalah berdasarkan sub-submasalah. Dalam tahap ini siswa


dikondisikan secara inddividu dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan dan
persialaan sampai mencapai satu kesepakatan untuk menjawab persoalan kelompok.

Keempat, menyusun laporan oleh masing-masing kelompok.

Kelima, melaporkan hasil diskusi kelompok kecil pada seluruh kelompok dilanjutkan
diskusi kelas yang langsung dibimbing oleh guru sekaligus melaksanakan penguatan
pemahaman konsep dan prinsip yang diperoleh dari diskusi.

Pada akhir kegiatan, siswa di bawah bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi
berdasarkan maslaah dan sub-submaslah. Selama kegiatan kelompok guru hendaknya
memonitoring, dan memberi bimbingan atau bantuan apabila kelompok mengalami
hambatan atau kesulitan dalama mengerjakan tugas kelompok. Di samping itu, guru
15
juga perlu memberi motivasi dan perhatian supaya pembelajaran optimal. Dengan
perhatian dan bimbingan guru, siswa akan dapat melakukan kegiatan secara efektif
dan efisien.

C. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Perseorangan

Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses pembelajaran yang


mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa secara individu. Implementasi KBK
(Kurikulum Berbasis Kompetensi), yang di dalamnya mencakup implementasi
diversifikasi kurikulum, menuntut adanya penyesuaian pembelajaran dengan potensi
siswa. Diversifikasi kurikulum merupakan suatu kurikulum yang dapay memperluas,
memperdalam, dan menyesuaikan dengan keragaman kondisi dan kebutuhan, baik
menyangkut potensi siswa maupun lingkungan. Salah satu pendekatan pembelajaran
yang memungkinkan dapat memfasilitasi penyesuaian dengan potensi siswa
(diversifikasi kurikulum) adalah pembelajaran perseorangan. Dengan menerapkan
pembelajaran perseorangan siswa dapat belajar secara optimal sesuai potensi yang
dimilikinya.

Kegiatan pembelajaran perseorangan ditujukan untuk manampung pengayaan dan


perbaikan (Depdikbud: 1990: 39). Program pengayaan (enrichment) perlu diberikan
pada siswa yang memiliki prestasi/ kemampuan yang melebihi dari teman sekelasnya.
Proogram pengayaan dapat dilakukan oleh setiap siswa yang programnya disesuaikan
dengan kondisi siswa dan sekolah yang bersangkutan.

Sementara itu kegiatan perbaikan (remedial) dilaksanakan untuk membantu siswa


yang kurang berhasil atau yang prestasi belajarnya di bawah rata-rata teman
sekelasnya. Program perbaikan juga disediakna utnuk siswa yang ketinggalan
pelajarannya karena tidak masuk dengan alasan izin atau sakit.

Pembelajaran perseorangan pada dasarnya dilandasi oleh prinsip-prinsip belajar


tuntas (mastery learning). Pada umumnya pembelajaran perseorangan diterapkan
dalam pemberian tugas dan atau latihan. Dalam pelaksanaanya setelah
menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan pengarahan tentang tahapan

16
atau teknik belajar yang harus ditempuh oleh siswa (kegiatan awal pembelajaran),
langkah selanjutnya (kegiatan inti ppembelajaran) yang dilaksanakan guru adalah
sebagai berikut.

Pertama, menjelaskan secara singkat materi pelajaran yang akan ditugaskan atau
dilatihkan pada siswa.

Kedua, memberikan lembar kerja atau tugas. Pada tahap ini guru memberikan
bimbingan atau arahan yang sistematis secara lisan dan tertulis. Selain itu, guru juga
hendaknya memberikan stimulus supaya siswa mampu melakukan interaksi dan
asosiasi sehingga tugas dapat dilaksanakan secara optimal.

Ketiga, memantau dan menilai kegiatan siswa, pada kesempatan ini guru memantau
kegiatan yang dilakukan siswa dan memberikan bimbingan apabila ada yang
mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas/ latihan.

Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru memberikan dan menilai tugas yang telah
dikerjakan siswa serta memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa. Selain itu guru
juga dapat membuat kesimpulan bersama-sama siswa tentang pelajaran yang
ditugaskan.

Selama kegiatan berlangsung, guru hendaknya banyak memberikan penguatan


terhadap kegiatan dan hasil yang dicapai siswa sehingga perhatian siswa terhadap
kegiatan belajar akan meningkat. Selain itu, melalui penguatan guru dapat
membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa, dapat mengontrol, dan
memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang baik, serta dapat mendorong
munculnya tingkah laku yang produktif.

17
D. KEGIATAN AKHIR DAN TINDAK LANJUT PEMBELAJARAN

Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran dilakukan untuk meyakinkan guru
terhadap penugasan kompetensi oleh siswa dan upaya pemantapan penguasaan
kompetensi yang diharapkan.

A. Kegiatan Akhir Pembelajaran

Kegiatan akhir pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup
pelajaran, akan tetapi yang lebih penting adalah untuk mengetahu penguasaan siswa
terhadap kompetensi yang diterapkan. Dengan melakukan kegiatan akhir
pembelajaran, guru akan mengetahui kompetensi yang sudah dan yang belum
dikuasai oleh siswa. Kegiatan yang bisa dilakukan guru adalah memberikan tes, baik
lisan maupun tertulis. Selain itu guru melakukan kegiatan akhir pembelajaran agar
siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi yang sudah
dipelajarinya. Kegiatan tersebut berupa kegiatan meninjau kembali penguasaan siswa.

1. Meninjau kembali penugasan siswa

Untuk meninnjau penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari siswa, guru
dapat melakukan dua cara yaitu merangkum (menyimpulkan) pokok materi atau
membuat ringkasan materi pelajaran. Kegiatan merangkum atau meringkas sebaiknya
dilakukan oleh siswa di bawah bimbingan guru, sehingga pada saat siswa membuat
rangkuman atau ringkasan itu salah atau kurang sempurna, maka guru dapat
membetulkan atau menyempurnakan rangkuman atau ringkasan yang dibuat siswa.
Dalam melaksanakan kegiatan membuat rangkuman atau ringkasan, hendaknya
memperhatikan kriteria berikut.

a. Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar

b. Singkat, jelas dan bahasa (tulisan/ lisan) mudah dipahami

18
c. Kesimpulan/ rangkuman/ ringkasan tidak keluar dari topik yang telah dibahas

d. Dapat menggunakan waktusesingkat mungkin

Pada dasarnya kegiatan meninjau kembali penguasaan siswa ini dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini dapat dilakukan pada setiap penggal
kegiatan atau setelah satu topik dibahas. Selain untuk memantapkan penguasaan
siswa terhadap pokok-pokok materi yang dipelajari, rangkuman atau ringkasan akan
sangat berguna sekali bagi siswa yang tidak memiliki buku sumber atau siswa yang
lambat belajar mareka karena dapat mempelajarinya kembali.

2. Melaksanakan penilaian

Melalui kegiatan penilaian akhir, guru akan mengetahui tercapi tidaknya kemampuan
yang diharapkan dikuasai siswa. Oleh karena itu guru perlu memiliki kemampuan
dalam menilai hasil belajar siswa. Untuk mengetahui penguasaan siswa, guru dapat
memberikan tes atau meminta siswa membuat ringkasan atau kesimpulan dari materi
yang telah dibahas.

Memberikan tes merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan guru. Untuk
itu, guru perlu memiliki kemampuan mengembangkan alat evaluasi untuk mengukur
hasil belajar siswa. Tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran disebut tes akhir
(post test), yaitu tes yang ditujukan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap materi yang telah dipelajari.

Guru perlu mengidentifikasi kegiatan teknikyang dianggap tepat untuk menilai


penguasaan siswa karena waktu yang tersedia untuk kegiatan akhir dan tindak lanjut
relatif singkat. Apabila waktu yang dimiliki tidak banyak, guru dapat menunjuk
beberapa siswa yang dinggap representatif (mewakili) seluruh siswa untuk menjawab
pertanyaan secara lisan atau membuat kesimpulan. Atau apabila waktunya cukup
banyak dan memadai, guru dapat melakukan penilaian secara tertulis.

B. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut pembelajaran

19
Berdasarkan hasil kegiatan akhir, guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil tes, guru dapat mengetahui
ketercapaian tujuan pembelajaran oleh siswa baik secara individual maupun kelas.
Dengan memperhatikan penguasaan siswa, guru perlu melakukan kegiatan tindak
lanjut. Kegiatan tindak lanjut pembelajaran dapat dilakukan di luar jam pelajaran
seasuai dengan alokasi waktu yang tersedia. Pada prinsipnya, kegiatan tindak lanjut
pembelajaran dilaksanakan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. Berikut ini
kegiatan tindak lanjut pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru sebagai tersebut.

1. Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah

Dalam memberikan tugas dan latihan, guru perlu memperhatikan waktu yang tersedia
dan kemampuan yang dimiliki siswa. Pemberian tugas tidak boleh melampaui batas
kemampuan siswa, sebab dapat membuat siswa frustasi, jenuh bahkan dapat
menurunkan motivasi serta minat belajarnya. Oleh karena itu, pemberian tugas harus
berdasarkan pada perencanaan yang efektif dan terpadu. Artinya setiap pemberian
tugas harus berorientasi pada kompetensi yang dicpai dan bermanfaat bagi siswa.
Tugas yang diberikan siswa harus fleksibel dan perlu diintegrasikan (terpadu) dengan
mata pelajaran yang lain.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam memberikan tugas kepada
siswa. Pertama, guru hendaknya menentukan dan memnjelaskan secara singkat
tentang topik tugas yang dikerjakan oleh siswa. Kedua, guru perlu menjelaskan
tentang tahapan tugas-tugas yang harus dikerjakan berdasarkan lembaran tugas. Guru
hendaknya mmemberikan gambaran alternatif penyelesaian tugas tersebut. Ketiga,
guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang tugas yang belum
dipahaminya. Guru hendaknya menegaskan tentang kriteria dan batas waktu
penyelesaian tugas tersebut. Keempat, guru menjelaskan tentang proses penyelesaian
tugas apakah dilaksanakan di sekolah atau di rumah, sesuai karakteristik tugas yang
bersangkutan. Kelima, siswa diminta untuk mengerjakan dan menyerakan tugas
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Keenam, guru harus memeriksa dan
membahas setiap tugas yang diberikan. Dengan membahas dan memeberikan balikan

20
terhadap hasil tugas yang dikerjakan, siswa akan mengetahui keberhasilan tugas yang
dikerjakannya atau kesalahan yang harus diperbaiki. Pembahasan hasil tugas ini juga
dapat dilakukan bersama-sama siswa melalui presentasi dan diskusi hasil tugas.
Hal ini akan memberikan motivasi kepada siswa untuk mengerjakan dengan lebih
baik tugas berikutnya.

2. Membahas kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa

Dari hasil evaluasi yang dilakukan, guru mengetahui kemampuan yang sudah dan
yang belum dikuasai siswa. Sebagai tindak lanjut dari adanya kemampuan yang
belum dikuasai sisw, guru hendaknya merancang kegiatan untuk membantu siswa
menguasai kemampuan yang belum dikuasai tersebut. Ada dua kemungkinan
kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk membantu siswa menguasai kompetensi
yang belum dikuasainya. Pertama, membahas kembali materi yang belum dikuasai
siswa pada saat itu juga apabila waktunya tersedia. Atau, kedua, membahas kembali
materi tersebut pada pertemuan berikutnya apabila membutuhkan waktu yang relatif
lama. Untuk pembahasan kembali pada pertemuan berikutnya, guru hendaknya
membuat desain tindak lanjut pembelajaran yang mencakup rumusan tujuan atau
kompetensi yang akan dicapai, kegaitan belajar, evaluasi, serta sumber belajar yang
diperlukan. Desain tersebut didasarkan dari hasil penilaian yang telah dilakukan.

3. Membaca materi pelajaran tertentu

Kegiatan lain yang dapat dilakukan guru pada tahap tindak lanjut adalah memberikan
tugas kepada siswa untuk membaca buku sumber pelajaran lain yang membahas topik
yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Siswa yang belum menguasai
materi dapat ditugaskan untuk membaca buku lain agar dapat memahami materi yang
dibahas. Serta siswa yang sudah menguasai kompetensi, dapat ditugaskan membaca
sumber buku lain untuk memperluas wawasan terhadap topik yang telah dipelajari.
Supaya tugas dikerjakan oleh siswa secara optimal, maka guru sebaiknya mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa atau meminta siswa membuat
laporan hasil bacaannya. Perlu diperhatikan, bahwa kegiatan tindak lanjut ini tidak

21
dapat dilaksanakan pada siswa di kelas rendah karena siswa belum dapat membaca
dengan lancar.

4. Memberikan motivasi atau bimbingan belajar

Di samping memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa, guru juga hendakknya


memberikan bimbingan kepada siswa agar mereka mampu memperbaiki
kekurangannya. Bimbingan tersebut dapat berupa arahan atau petunjuk yang jelas
sehingga tugas yang diberikan dapat dikerjakan secara optimal oleh siswa. Balikan
dan bimbingan ini akan menjadi motivasi atau dorongan kepada siswa untuk terus
belajar.

5. Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang

Apabila hasil penilaian diketahui bahwa siswa sudah menguasai kemampuan yang
telah ditetapkan, kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah mengemukakan
atau memberikan gambaran pada siswa tentang topik bahasan atau kompetensi yang
akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang. Cara ini dilakukan untuk
membimbing atau mengarahkan siswa dalam kegiatan belajar yang dilakukan di luar
jam pelajaran dan diharapkan siswa akan mempelajari terlebih dahulu di rumah
materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya sebelum mengikuti pelajaran di
sekolah. Untuk mendukung kegiatan tersebut guru perlu memberikan alternatif
kegiatan belajar secara sistematis yang perlu dilakukan siswa di luar jam pelajaran.
Selain itu dengan menyampaikan topik yang akan dibahas pada pertemuan
berikutnya, diharapkan siswa akan mencari informasi melalui media maupun sumber
belajar lainnya untuk dibahas pada pertemuan tersebut.

Setelah guru menganggap kegiatan akhir dan tindak lanjut selesai dilaksanakan secara
optimal dan sesuai waktu yang ditentukan maka guru selanjutnya menutup pelajaran.
Apabila jam pelajaran berlangsung pada jam yang paling akhir maka harus dibiasakan
siswa menutup pelajaran dengan berdoa.

Demikian hal yang perlu dilakukan guru pada tahap kegiatan akhir dan tindak lanjut.
Sehubungan dengan waktu yang relatif singkat pada tahap ini, maka perlu

22
merencanakan serta melaksanakan kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran
secara efektif, efisien, fleksibel dan sistematis sehingga siswa memperoleh hasil
belajar yang optimal.

23
BAB III

KESIMPULAN

A. Penutup

Proses pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila guru dapat mengkondisikan
kegiatan belajar secara efektif. Kondisi tersebut harus dimulai dari tahapan
pembelajaran. Kegiatan pra pembelajaran (prainstruksional) adalah kegiatan
pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkn siswa mengikuti
pelajaran. Kegiatan pra pembelajaran biasanya bersifat umum dan tidak berkaitan
langsung dengan kompetensi atau materi yang akan dibahas dalam kegiatan inti
pembelajaran.

. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Klasikal

Pembelajaran klasikal dapat digunakan apabila materi pelajaran lebih


bersifat informasi atau fakta. Selain itu pembelajaran klasikal terutama ditujukan
untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam proses pembelajaran

Alternatif metode yang sering digunakan dalam pembelajaran klasikal adalah metode
ceramah, dan tanya jawab bervariasi atau metode lain yang dianggap sesuai dengan
karakteristik materi pelajaran.

24
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2004). Buku Pedoman Umum Pengembangan Silabus . depdknas.

Ella, Y. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Pakar Raya.

Hamalik, O. (2009). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. jakarta:

bumi aksara.

Ibrahim, N. S. (1996). Perencanaan Pengajaran. jakarta: Rineka Cipta.

Majid, A. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004: Pertanyaan & Jawaban. Jakarta: Grasido.

Nurmaliyah, S. L. (2010). Perencanaan Pembelajaran. Malang: UIN-Maliki Press.

Sanjaya, W. (2011). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Prenada Media Grup.

Sumantri, M. (1988). Kurikulum dan Pengajaran. jakarta: Proyek LPTK.

25

Anda mungkin juga menyukai